• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Perdagangan Internasional

Kebijakan perdagangan internasional adalah tindakan atau kebijaksanaan pemerintah dalam perekonomian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk dari perdagangan internasional. Dalam menjaga kelancaran dan kestabilan perdagangan internasional tersebut, instrumen kebijakan pemerintah antara lain :

1. Kebijakan perdagangan internasional

Meliputi tindakan pemerintah terhadap rekening yang sedang berjalan (current account) dari neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor dan impor barang atau jasa. Misalnya tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dan sebagainya.

2. Kebijakan Pembayaran internasional

Meliputi tindakan pemerintah terhadap rekening modal (capital account) dalam neraca pembayaran internasional. Contohnya adalah pengawasan terhadap lalu lintas devisa (exchange control) atau pengaturan lalu lintas nilai tukar dalam jangka panjang.

3. Kebijakan bantuan luar negeri

Tindakan atau kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yang bertujuan untuk membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain.

2.1.4 Impor

Impor merupakan perdagangan memasukkan barang dari luar negeri ke wilayah pabeanan suatu negara dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Impor sering dilakukan sebagi alternatif kebijakan memenuhi kebutuhan dalam negeri atas suatu barang apabila produksi domestik akan barang tersebut tidak memadai. Impor suatu negara ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya daya saing negara tersebut dan kurs valuta asing. Namun penentu impor yang utama adalah pendapatan masyarakat suatu negara. Fungsi impor dapat dinyatakan dalam persamaan (Sukirno, 2004: 223) :

M = mY ... (3) M = M = M0 + mY ... (4) Dimana M adalah nilai impor, M0 adalah impor otonom dan m adalah kecondongan mengimpor marginal yaitu persentase dari tambahan pendapatan yang digunakan untuk membeli barang impor. Impor otonom ditentukan oleh faktor-faktor di luar pendapatan nasional seperti kebijakan proteksi dan daya saing negara-negara lain dari negara pengimpor.

Namun, impor tidak selalu dipengaruhi oleh pendapatan saja namun turut dipengaruhi faktor lain yang berkaitan dengan keseimbangan permintaan dan penawaran yang terjadi, misalnya perubahan faktor-faktor lain seperti kebijakan

perdagangan internasional pada negara pengimpor, kebijakan perdagangan internasional pada negara pengekspor, inflasi, ekspor negara lain serta faktor lain yang terkait yang dapat menggeser fungsi impor. Persamaan impor dapat disusun dari fungsi impor. Pada persamaan permintaan impor, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi impor antara lain:

1. Konsumsi

Faktor konsumsi dimasukkan kedalam persamaan permintaan impor karena diduga turut mempengaruhi permintaan impor itu sendiri. Konsumsi yang meningkat dengan produksi yang menurun atau peningkatannya masih dibawah konsumsi memberikan peluang terhadap kebijakan impor dan peluang pasar bagi para importir dalam negeri untuk memenuhi kekurangan konsumsi yang ada. Peningkatan konsumsi yang terjadi akan menyebabkan peningkatan impor dan sebaliknya.

2. Harga

Permintaan merupakan jumlah barang dan jasa yang bersedia dibeli pada tingkat harga tertentu untuk memperoleh barang dan jasa yang dimintanya. Permintaan pasar baik domestik maupun internasional menunjukkan jumlah dari komoditi yang diminta per periode waktu pada berbagai harga alternatif oleh semua individu di dalam pasar. Interaksi di antara permintaan dan penawaran akan menentukan keadaan keseimbangan pasar. Keseimbangan permintaan dan penawaran akan menetukan tingkat harga yang berlaku di pasar dan kuantitas barang yang akan diperjualbelikan dan diproduksi (Sukirno, 2005:97).

Harga impor turut dalam fungsi permintaan impor karena faktor harga merupakan faktor utama dalam fungsi permintaan ceteris paribus. Harga impor sejalan dengan fungsi permintaan memiliki hubungan negatif dengan permintaan impor itu sendiri. Namun hal ini dapat tidak terjadi apabila permintaan impor merupakan permintaan yang harus dilakukakan atas dasar faktor lain yang lebih mempengaruhi permintaan daripada faktor harga. Dimana pada umumnya impor dilakukan dikarenakan tidak mampunya kebijakan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan nasional sehingga harus turut menerima bantuan dari negara lain khususnya dalam perdagangan internasional itu sendiri. Jadi, meskipun harga barang impor naik, apabila impor dilakukan karena tingkat kebutuhannya yang bersifat penting maka permintaan akan tetap naik.

3. Pendapatan Nasional

Perdagangan internasional pada hakekatnya berpengaruh pada perekonomian nasional maupun internasional. “Pengaruh perdagangan internasional terhadap pendapatan nasional dinyatakan sebagai net ekspor (X-M) berarti neraca perdagangan surplus (surplus balance of trade), sedangkan apabila terjadi net impor (M-X) maka neraca perdagangan defisit (deficit balancen of trade) (Sumanjaya et al, 2008:58).

Variabel pendapatan nasional dimasukkan kedalam persamaan permintaan impor karena diduga berhubungan postif dengan permintaan impor apabila dikaitkan dengan tingkat konsumsi. Apabila pendapatan meningkat diduga akan turut meningkatkan permintaan impor melalui peningkatan tingkat konsumsi. Sukirno (2005:115) dalam buku makro ekonominya mendefinisikan

tentang fungsi konsumsi yang menyatakan bahwa “Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan dispossible) perekonomian tersebut”.

Pendapatan yang diperoleh tersebut pada umumnya dimanfaatkan untuk memenuhi konsumsi dalam upaya mencapai kesejahteraan pribadi maupun kelompok. Maka sejalan dengan konsep tersebut, apabila pendapatan seseorang mengalami peningkatan pada umumnya tingkat konsumsi yang dilakukan juga akan turut meningkat. Hal tersebut berkaitan dengan perubahan tingkat kebutuhan sejalan perubahan pendapatan yang merubah selera atau pola gaya hidup yang dilihat dari tingkat pendapatannya.

4. Produks i Domestik

Produksi yang sedikit dan tidak mampu memenuhi permintaan konsumsinya menyebabkan adanya defisit permintaan sehingga membuka peluang bagi impor oleh pemerintah maupun pihak terkait untuk mencukupi permintaan yang ada. Variabel ini dapat dimasukkan kedalam persamaan permintaan impor karena diduga berpengaruh negatif terhadap impor itu sendiri. Apabila produksi dalam negeri menurun dan konsumsi meningkat maka diguga akan meningkatkan permintaan impor di Indonesia. Karena penurunan produksi akan memperbesar peluang bagi para importir untuk menambah volume impor yang masuk untuk memenuhi konsumsi yang ada. Sebaliknya, apabila produksi meningkat dan mampu memenuhi permintaan dalam negeri tentu saja permintaan impor akan barang tersebut akan berkurang.

5. Nilai Tukar

Nilai tukar (exchange rate) digunakan sebagai perbandingan nilai atau harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Indonesia sebagai salah satu negara yang juga menganut sistem perekonomian terbuka yang turut dalam perdagangan internasional menjadikan nilai tukar sebagai variabel yang berpengaruh terhadap harga, tingkat suku bunga, neraca pembayaran dan transaksi berjalan. Kurs pertukaran valuta asing adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan apakah barang-barang di negara lain adalah “lebih murah” atau “lebih mahal” dari barang-barang yang dproduksi dalam negeri (Sukirno, 2006:397).

Apabila nilai tukar mengalami fluktuasi yang tidak terkendali dapat menyebabkan kesulitan bagi pedagang maupun produsen melakukan perencanaan usaha yang maksimal terutama bagi para pelaku pasar internasional yang mendatangkan bahan produksi dari luar negeri atau menjual barangnya ke pasar ekspor. Hal tersebut pula lah yang menjadi dasar utama tujuan perbankan dalam menjaga kestabilan nilai tukar rupiah guna mencapai kestabilan perekonomian.

Perdagangan antarnegara dimana masing-masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs (Salvatore, 2008:67). Nilai tukar mempengaruhi kebijakan masing-masing negara pengimpor maupun pengekspor. Perubahan nilai tukar tergantung pada tingkat perubahan permintaan dan penawaran akan valuta asing tersebut. Variabel nilai tukar dimasukkan dalam persamaan permintaan impor karena diduga memiliki

pengaruh negatif terhadap permintaan impor itu sendiri. Dimana apabila nilai tukar semakin mahal terhadap mata uang lain (Rupiah melemah) maka akan berpengaruh terhadap kenaikan harga, yang akan berpengaruh lanjut terhadap penurunan permintaan impor dan sebaliknya.

Dokumen terkait