• Tidak ada hasil yang ditemukan

CHAPTER V CONCLUSIONS, IMPLICATIONS, AND

APPENDIX 5. In-Depth Interview 1 Amara

Name : Ms. Amara

Location : Sanata Dharma University Day and Date : Friday, 18 February 2016 Time : 15.00-16.47

Role Interview Transcript Code

R1 Sebelum saya tanya mengenai pengalaman membuat app Android, bisa ceritakan pengalam belajar bahasa Inggris ketika kamu di SMP dan SMA dulu?

Amara1 Kalau dulu waktu SMP, lebih banyak belajar vocab dan grammar. Dan saya senang itu (laughing). Dan waktu itu ada mencongak juga. Mencongak itu yang misalnya kita

menghafal kosa kata di rumah, terus besoknya dites, ditanya artinya apa. Itu lumayan membantu sih kalau dulu

(laughing). Kalau pas SMA ada banyak aktifitas, misalnya debat, publik speaking, diskusi, dan presentasi. Terus kegiatannya banyak membahas grammar, terus dikenalkan teks, bermacam-macam teks. Tapi nggak ada aktifitas seperti games, atau aktifitas yang menarik-menarik seperti jaman sekarang. Tapi, kalau SMA sudah lumayan bagus daripada SMP. Kalau dibanding sekarang ya beda sekali ya.

ELT- EB

R2 Kalau dibandingkan dengan aktifitas pembelajaran sekarang bagaimana?

Amara2 Kalau sekarang, seperti saya ketika mengajar biasanya menggunakan media pendukung, seperti website untuk pembelajaran bahasa Inggris, power point, atau video, atau applikasi di tablet atau handphone untuk pembelajaran anak- anak.

Dengan menggunakan media-media seperti itu, anak-anak jadi lebih termotivasi dan tertarik buat belajar, lebih mudah memahami juga. Kadang saya juga menggunakan games yang ada di web, atau game applikasi yang ada di handphone atau tablet. Kalau sekarang kan anak-anak sudah banyak yang bawa laptop atau tablet ke sekolah, mereka bahkan lebih canggih dari guru-gurunya (laughing), beda dengan jaman dulu. Jadi aktifitasnya bisa menggunakan laptop atau tablet. Misalnya menggunakan aplikasi game bahasa Inggris di tablet atau misalnya ketika mereka belajar writing teks, kalau dulu kan langsung menulis di kertas. Misalnya belajar

ELT- TB

ELT- BF

mengenai analytical exposition, sekarang mereka bisa disuruh untuk membuat presentasi di PPT, dikasi gambar, atau video begitu. Kan lebih menarik kalau seperti itu. Jadi guru sebaiknya lebih memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran saja kalau jaman sekarang.

R3 Lalu bisa ceritakan pengalamannya dalam membuat applikasi Android untuk pembelajaran bahasa Inggris? Amara3 Urutannya seperti step di R and D. Jadi awalnya need

analysis dulu. Saya interview guru dan siswanya untuk mengumpulkan data tentang kebutuhan mereka dan ekspektasi mereka terhadap proses pembelajaran bahasa Inggris itu seperti apa. Terus kan investigate silabusnya. Lha baru membuat materi. Menentukan materinya apa. Pilih-pilih materinya yang cocok dan yang sama kaya yang dipelajari di kelas. Sebenernya dulu tuh saya masih gambling karena dulu applikasi saya untuk anak SMP, lalu ternyata setelah Grand Seminar, saya disuruh membuat untuk tingkat yang lebih tinggi. Itu karena mungkin asumsinya karena anak-anak SMP kan biasanya nggak bawa HP ke sekolah, mungkin ya. Jadi amannya ya membuat untuk yang anak SMA aja. Untuk anak SMA, kelas XI. Saya awalnya investige the syllabus dulu karena waktu itu kan semester genap 2015. Terus saya mencoba mencari materi yang sesuai dengan semester itu. Kemudian karena disuruh untuk mengembangkan speaking skill, jadi saya ambil materi yang speaking skill, seperti ekspresi-ekspresi. Lalu saya membuat materinya dulu. Tapi ternyata pembuatan materinya juga lama (laughing).

DAA- RD

R4 Yang membuat lama waktu bikin materinya apa sih? Amara4 Memilih materinya. Jadi saya harus mengemas materinya

seperti apa, itu waktu itu yang saya masih bingung. Saya masih nyusun-nyusun materi, tapi kok ternyata waktunya nggak nyandak. Pas itu udah akhir semester, jadi saya stop bikin materi semester Genap 2015 dan langsung bikin yang semester Ganjil 2016. Terus browsing audio listening dari internet, minta tolong beberapa teman untuk recording. Dan akhirnya saya bisa selesai membuat content materinya bulan November kemarin. Ya lumayan lah ... (silent) lumayan lama (laughing). Itulah yang membuat lama waktu membuat materi. Nah setelah selesai buat materinya, saya baru buat applikasinya.

DAA- RD

R5 Materi tersebut diambil dari buku apa saja ya?

Amara5 Beberapa buku sih. Awalnya saya pakai buku BSE. Lalu saya rasa kok masih kurang, jadi saya tambahin buku lain. Saya beli buku English Zone, dari Erlangga, untuk

tambahannya. Terus juga buku dari Intan Pariwara, judulnya PR Bahasa Inggris. Saya pilih materinya yang berhubungan

dengan kemampuan berbicara. Saya pilih materi-materi language functionnya, seperti expressing bla bla bla. Terus saya bikin lessonnya, terus mulai bikin.

R6 Pertimbangan pemilihan materinya apa ya?

Amara6 Saya mengikuti silabus yang diberikan sekolah. Saya cuma ambil dari silabus saja materinya. Yang saya pakai ya silabus semester 1 dan 2. Jadi materinya persis dengan materi yang diajarin di kelas.

R7 Lalu pertimbangannya dalam membuat applikasi untuk melatih speaking skill, seperti tadi yang kamu ceritakan, apa?

Amara7 (laughing) Karena disuruh SEAMOLEC. Kami kan mahasiswa SEAMOLEC, waktu diseminasi di Jakarta, diwajibkan membuat applikasi Android. Karena jaman sekarang kan sudah banyak murid yang pakai HP, jadi memanfaatkan HP itu. Dan harapannya, dengan HP itu, anak-anak bisa latihan ngomong bahasa Inggris. Lha, jadilah kesepakatan untuk buat applikasi speaking. Jadi untuk meningkatkan speaking skill murid-murid.

R8 Bisa ceritakan proses pembuatan materinya?

Amara8 Awalnya saya memilih-milih materi. Saya lihat silabusnya dulu, lalu saya bikin lesson. Setelah bikin lesson, saya berpikir mau bagaimana mengemas materinya. Lalu saya memutuskan untuk membuat susunannya menjadi Let's Start, Let's Practice, Let's Have Fun, biar anak-anak juga nggak suntuk ketika memakai applikasinya. Saya kemas seperti itu biar anak-anak tertarik menggunakan

applikasinya. Saya bikin Let's Start itu tujuannya agar anak- anak bisa build the knowledge of the fieldnya dulu,

knowledge mereka sebelum belajar tentang lesson itu. Terus Let's Practice itu buat exercise-exercisenya, jadi lebih ke latihan-latihan speaking sama mereka juga bisa latihan listening dengan audio yang saya masukkan ke applikasi. Latihan listeningnya juga masih berhubungan sama topik speakingnya, misalnya tentang "Expressing Opinion", terus nanti listeningnya ya tentang itu juga. Exercisenya juga nanti tentang "Expressing Opinion". Rencana saya awalnya sih ada situation-situation, terus anak-anak bisa rekam percakapan mereka di applikasinya. Nanti mereka buat dialog atau role-play. Tapi sampai sekarang, fitur itu masih diperbaiki. Jadi intinya semua aktivitasnya itu dibuat biar mereka bisa meningkat speaking skillnya, jadi materi yang saya masukkan dan pilih ya materi yang relevan dengan tujuan itu. Untuk meningkatkan speaking anak-anak.

DAA- RD

R9 Kenapa kok di applikasinya dibuat 9 lesson, apakah ada pertimbangan tertentu?

Amara9 Itu sesuai silabus dan materi semester 1 dan 2. Dalam 1 semester kan ada 5 unit. Jadi yang 1-5 itu untuk yang Semester Ganjil, lalu yang 6-9 itu Semester 2.

R10 Setelah semua materi dipilh dan terkumpul, yang dilakukan selanjutnya apa?

Amara10 Lalu saya menentukan screennya dulu sambil bikin storyboardnya. Storyboard sangat membantu

mendiskripsikan cara kerja applikasinya. Saya buat activity dan design tiap lesson di PPT, saya jelaskan per screen, seperti yang kemarin saya berikan itu. Karena saya nggak bisa pakai Corel Draw dll, jadi ya pakai PPT aja. Terakhir- terakhir baru saya pakai MS Word untuk storyboardnya. Di PPT saya bikin kotak-kotak aja, terus tiap kotak/ activity nanti isinya apa. Karena saya nggak terlalu bisa design- design, jadi saya buat aja pakai kotak-kotak dan lajur ke bawah untuk lesson 1, 2, 3, 4, 5. Terus habis itu masuk satu- satu ke tiap lesson. Lesson 1 isinya kan Let's Start. Terus Let's Start nanti diisi tentang penjelasan lesson 1 itu tentang apa aja, terus dikasi gambar. Terus Let's practice, saya bikin exercise-exercisenya. Dan seterusnya kaya gitu. Jadi

storyboardnya/ coret-coretannya, saya buat di PPT. Setelah semua jadi, lalu saya buat table-tabel storyboardnya di Word.

Setelah itu, saya langsung mulai buat applikasinya memakai App Inventor. Saya mulai dengan Screen 1 dulu. Screen 1 isinya kan Home Screen. Saya bikin judulnya, caranya klik 'Label' terus didrag dan drop. Terus saya ketik judul saya. Terus yang kedua, saya insert picture, saya masukkan icon applikasi saya.Terus bikin button 'Start' dan 'About'. Lalu setelah selesai Screen 1, saya buat Screen 2. Screen 2 itu misalnya kalau 'Start' diklik, apa yang terjadi? Setelah klik 'Start', muncul screen baru. Jadi saya bikin label lagi, lalu saya ketik nama applikasi saya di label. Terus habis itu bikin button 1 - 5, untuk lesson 1 - 5. Terus habis itu masuk ke Lesson 1 dulu. Lesson 1 saya kasi penjelasan dulu tentang apa, dan saya kasi gambar di bawahnya. Terus ada tombol 'Next' yang saya buat. Itu caranya tinggal insert image saja. Terus setelah itu, masuk ke yang Lesson 1 yang contentnya. Lalu yang di Let's Practice, saya buat label tulisan "Listen" dulu, tapi belum saya masukkan audionya. Jadi waktu buat applikasi kemarin, saya buat semua designnya dulu, kalau semua designnya sudah selesai, saya balik lagi ke Lesson 1, terus masuk ke Block. Karena saya kalau langsung masuk ke Block, nanti nggak selesai-selesai, tambah lama bikin

applikasinya. Karena saya kan nggak bisa. Jadi mending saya bikin dulu designnya sampai akhir, baru bikin

DAA- RD

DAA- AI

Blocknya. Saya bikin designnya kebanyakan sendiri, kalau blocknya kebanyakan dibantu tutor. Dulu saya pernah coba buat Blocknya juga, terus saya nggak bisa dan stuck, akhirnya malah lama. Tapi tiap Screen harus dikasi nama dulu, biar nggak bingung, diganti nama folder screennya, biar nggak bingung. Di App Inventor itu kan ada 2 menu. Satu menu yang untuk desain, dan yang satu lagi menu block. Menu block itu untuk yang rumus-rumusnya. R11 Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat

desainnya?

Amara11 Lumayan lama sih. Karena waktu itu saya juga bingung menentukan desainnya mau seperti apa. Mau didesain seperti apa, saya waktu itu masih bingung. Kebanyakan mikir saya, jadi bingung. Enaknya dibuat seperti apa, mau dikasi gambar apa, dan lain-lain. Ada punya temen saya itu bagus banget, banyak gambar dan lain-lain.

R12 Lalu setelah membuat desain, apa yang dilakukan?

Amara12 Setelah desainnya selesai, saya membuat background. Lalu setelah selesai background, saya masuk ke block. Saya membuat block-blocknya. Nah itu bagian yang susah sekali. Susahnya karena itu pakai rumus. Bentuknya block itu seperti puzzle dan memakai prinsip "Drag and Drop". Misalnya "Jika halaman ini dibuka, maka akan keluar apa". Saya juga agak sulit mengerjakannya, jadi saya minta bantuan tentor saya untuk memberi tahu cara masuk- masukin ke blocknya.

DAA- AI

R13 Kesulitannya apa dalam membuat block itu? Amara13 Karena saya kan bukan orang IT dan nggak punya

pengetahuan yang cukup dalam mengenai pembuatan applikasi Android. Jadi saya liat aja udah ngeblank. Susah memasukkan-masukkan blocknya itu. Jadi saya kemarin didampingi tentor dalam masuk-masukin blocknya. Pas saya buat soal multiple choice, saya kan nggak tahu cara buat Blocknya. Ternyata kan harus klik 'Control'. Jadi kalau di menu Block kan ada banyak button. Tiap button ada

blocknya dan ada instruksi, ‘rumus’ istilahnya. Lha itu saya yang nggak tahu dan nggak paham. Yang bikin sulit itu ya harus menentukan block dan kode yang mana, terus dipasang-pasangkan sama apa. Misalnya setelah masukin warna ini, terus masukin warna apa lagi. Itu yang bikin sulit. Kan di menu Block itu banyak warna, dan setiap warna kan punya arti atau perintah yang beda, itu yang saya nggak paham. Menurut saya semua kesulitan terbesar ya itu, dalam memilih kode-kode, menentukan rumus di Block itu.

DAA- CL

R14 Yang dibuat di menu Blocknya itu apa aja?

blok itu, dimasukkan dalam bloknya itu. Nah

memasukkannya itu yang sulit karena memakai instruksi. Jadi semua soal-soal, jawaban, atau task itu dimasukkan di dalam Blocknya, bukan di Design. Kalau membuat label atau kata-kata, itu dibuat di Design. Kalau Block itu sudah pakai rumus atau instruksi. Dalam 1 screen itu, ketika buat blocknya itu bisa banyak banget, bisa numpuk-numpuk. Di block itu kan sudah ada menu, rumus-rumusnya. Sebenernya kita tinggal drag rumus-rumusnya, lalu didrop dan dipasang- pasangkan. Jadi saya nggak perlu nulis rumusnya, tinggal "Drag and Drop" rumusnya, lalu disusun-susun gitu. Tapi karena saya bingung, misalnya untuk memasukkan ini, saya harus ambil rumus apa. Kan saya bingung. Sepertinya memang gampang, tapi sebetulnya sulit. Meskipun tinggal "Drag and Drop", tapi beberapa kali saya juga gagal Misalnya dulu awal-awal membuat applikasi ini, saya membuat tombol navigasi "Next". Tombol itu sudah saya buat di menu “Design”, tapi di menu “Block”, nggak saya isi dengan instruksi, lalu ya waktu dicoba, nggak bisa diklik. Jadi waktu diklik “Next” ya error. Ya itu sebenarnya juga karena saya kurang teliti, jadi ada yang kelewatan dan nggak bisa jalan. Susahnya itu di pembuatan Blocknya itu, kalau saya.

DAA- CL

R15 Lalu setelah membuat blocknya, apa yang dilakukan? Amara15 Pada dasarnya ya saya berkutat di dua itu terus. Di Design

dan Block menu. Cuma itu terus. Memperbaiki desain, interface, atau, ngedit di menu Design. Kalau mengedit edit kontennya ya di Block menu. Ya udah, setelah itu saya terus ngutek-utek itu aja sampai semua konten masuk. Sampai berpuluh-puluh screen karena kan applikasi saya kan Lessonnya banyak. Kemarin setelah applikasi hampir selesai, saya juga menghapus satu task, karena saya pikir kok terlalu banyak, jadi saya hapus. Untuk menghapusnya, tinggal mengubah navigasinya, dari blocknya itu. Jadi hanya diedit bagian itu saja.

R16 Jadi pembuatan applikasi dari awal sampai akhir itu terjadi kapan?

Amara16 Jadi dari April 2015 sampai akhir Januari 2016. Jadi

pembuatan materi dan applikasi itu dari April sampai Januari kemarin itu.

R17 Pernah nggak mengalami pengalaman yang serupa dengan ini?

Amara17 Sebenarnya kalau tentang penggunaan teknologi dalam pengajaran, saya dapat ketika kuliah di SEAMOLEC ini. Karena dulu kan pernah belajar tentang Moodle, Edmodo emmm ... udah itu aja. Kalau membuat applikasi Android

ELT- EB

belum pernah, baru ini aja. Hmm … dulu kami anak-anak SEAMOLEC pernah ke Jakarta juga sih, tapi disana diajarin yang tentang iOS, bukan tentang Android. Kalau pas diajarin iOS itu nggak diajarin buat applikasinya sih tapi (silent) hmmm … apa ya, saya agak lupa. iOS itu nanti dihubungkan sama apa gitu, saya lupa, terus bikin activitynya dari situ. Lebih menarik sih kalau tentang iOS daripada tentang Android. Tapi memang nggak diajarin buat applikasi iOS. Jadi kalau pengalaman serupa membuat applikasi, belum pernah ada. Dulu waktu semester 3, pernah diajarin di kelas, mata kuliah Android. Waktu itu diajarin Android developing program. Waktu itu yang diajarin cara membuka App

Inventor. Lalu dijelaskan kalau ada 2 bagian utama disitu, bagian Design dan bagian Block. Bagian Design itu untuk designnya, tapi ya terbatas. Nggak bisa bagus sekali seperti applikasi-applikasi lain di Play Store karena memang fitur di App Inventor kan terbatas. Terus bagian Block itu tentang logika dan rumus. Tapi waktu awal masih belum diajarin tentang Blocknya. Jadi masih disuruh membuat design- designnya. Misalnya waktu itu disuruh bikin interface untuk materi-materi bahasa Inggris. Terus diajarin dari Screen 1, isinya mau gimana dan mau seperti apa. Lalu diajarin juga cara membuat backgroundnya. Terus diajarin juga kalau mau diberi picture, diklik apa. Terus masuk Screen 2, misalnya mau ada berapa lesson, diajarin Mas Okky juga itu. Jadi step by step. Lalu setelah itu diajarin tentang membuat activity, misalnya multiple choice quiz, True and False, dan Filling the Blanks. Baru setelah itu semua, di bagian akhir-akhir semester, diajarin Blocknya.Jadi pengalamannya ya Cuma di semester 3 itu.

R18 Bagaimana pengalaman diajarin App Inventor dan pengalaman selama kuliah mendukung dalam pembuatan applikasimu ini?

Amara18 Lumayan mendukung sekali. Jadi waktu membuat applikasi sudah sedikit-sedikit tahu yang dasar-dasarnya. Karena kan ada pengalaman sama pengetahuan yang dulu pernah

diajarin waktu kuliah semester 1 sampai 3. Misalnya tau cara buat interface, bikin label button, dan tau gimana insert image. Jadi at least bisa lah, nggak yang tidak bisa sama sekali. Paling kendalanya waktu saya buat applikasi itu ya di Block Editor Menu itu … blok-bloknya … yang saya sama sekali nggak bisa. Kalau design itu masih lumayan, saya masih bisa membuat sendiri.

ELT- EB

R19 Karena ini pengalaman pertama buat kamu, terus dulu tantangan terbesarnya apa dalam membuat applikasi ini?

terbesarnya ya karena susah ya, jadi kalau kemarin saya pas nggak ada waktu untuk mengerjakannya, karena saya kan kerja, ya sudah ... nggak saya kerjakan, saya tinggal. Karena saking susahnya, jadi saya pusing (laughing). Dan untuk membuat applikasinya kan butuh waktu yang lama dan konsistensi. Dan juga butuh internet yang cepat dan lancar. Jadi nggak bisa kalau dikerjakan di kos atau di kampus.

CL

R20 Terus dimana mengerjakan applikasinya?

Amara20 Jadi saya harus mencari tempat yang internetnya cepat. Misalnya ke coffeshop atau tempat-tempat nongkrong untuk cari WiFi. Saya pernah mengerjakan di kampus, mau

membuka App Inventor aja susah dan lama. Jadi tantangan saya yang terbesar yaitu males untuk ngerjainnya karena harus cari tempat yang internetnya lancar untuk ngerjainnya. Dan juga karena itu butuh waktu yang nggak sebentar, jadi saya kan harus meluangkan waktu juga mengerjakan ini. Sekali dalam seminggu, saya biasanya meluangkan waktu sampai seharian untuk mengerjakan ini. Sedangkan kan saya punya kerjaan lain, seperti mengajar dan ngelesi. Jadi itu yang membuat saya lama menyelesaikan applikasi ini.

DAA- CL

R21 Tadi kamu bilang kalau mengerjakan applikasi ini susah. Bisa diceritakan susahnya dimana dan gimana?

Amara21 Saya jujur bingung ketika membuat ini di awal-awal. Susahnya itu juga karena saya kan bukan orang IT. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Terus saya juga nanya ke temen dan ke Mas O. Karena kalau nggak bertanya, saya nggak bisa mengerjakannya sendiri. Tapi kemarin itu, mungkin teman-teman kan juga sibuk, jadi saya semakin menunda-nunda untuk menyelesaikan applikasinya. Jadi bikin lama juga (laughing). Terus kalau pas ada niat ngerjain, saya buka laptop, eee ... ternyata saya nggak bisa buat sesuatu, terus saya nanya ke temen tapi nggak ada jawaban. Akhirnya ya nggak saya kerjain (laughing). Jadi ya itu, saya nggak bisa dilepas sendiri, akhirnya saya minta bantuan tentor saya untuk mengerjakan app ini … biar saya juga bisa mengerjakan dengan rutin. Setelah itu saya selalu dipandu tentor saya ketika mengerjakan. Diberi tahu, begini atau begitu caranya. Terutama yang di "Block" itu, yang memakai rumus-rumus dan logika.

ELT- MO

R22 Kenapa kok harus dipandu?

Amara22 Karena saya nggak paham. Saya nggak ngerti. Waktu dulu kuliah tentang App Inventor juga gitu, nggak paham. Misalnya dulu pernah ada tugas disuruh membuat emmm ... activity seperti "Multiple choice". Sudah diajarin, tapi saya masih tetap bingung. Lalu sudah lupa-lupa juga caranya. Karena kurangnya pengetahuan saya tentang IT, terutama

tentang membuat applikasi Android ini.

R23 Bisa ceritakan pengalaman ketika kamu dipandu, yang kamu masih ingat.

Amara23 Sebenarnya dari awal membuat applikasi ini, saya minta dipandu terus. Untuk ambil rumus yang ada di Block itu, saya selalu nanya ke tentor. Tapi kalau yang gampang- gampang, saya masih bisa sendiri. Kalau yang sudah sulit, seperti kemarin waktu saya buat Score, biar bisa

memunculkan score ketika users selesai mengerjakan soal latihan, itu saya telpon tentor saya dan minta dipandu

langsung. Jadi pas saya buka App Inventor, saya janjian dulu sama tentor biar bisa telpon dan biar dia bisa langsung ngasi instruksi. Misalnya dia ngasi instruksi "Coba masuk ke Block, terus klik yang 'Control', terus pilih yang ini". Jadi dia ngasi instruksi, pilih warna ini, klik ini, seperti itu. Dia

Dokumen terkait