• Tidak ada hasil yang ditemukan

CHAPTER V CONCLUSIONS, IMPLICATIONS, AND

APPENDIX 3. In-Depth Interview 1 Senja

Location : Solaria, Malioboro Mall Day and Date : Saturday, 19 February 2016 Time : 15.05-16.27

Role Interview Transcript Code

R1 Saya mulai dengan pertanyaan mengenai pengalamanmu ketika belajar bahasa Inggris di SMP dan SMA ya. Bisa tolong ceritakan bagaimana pengalamanmu dulu?

Senja1 Kalau dulu kan yang dipelajari lebih simple-simple. Misalnya kan yang dipelajari prosedur melakukan sesuatu, tapi itu juga simple banget. Kalau dibandingkan dengan yang sekarang ya lebih kompleks yang sekarang. Dan kalau secara segi

penyampaian juga beda. Kalau dulu kan banyak hafalan rumus grammar, misalnya Present Tense, Past Tense, gitu gitu. Kalau sekarang kan lebih banyak yang contoh-contoh kalimat, terus praktek ngomong langsung. Kalau dulu pas saya SMP dan SMA, saya belum berani ngomong dengan bahasa Ingris. Saya masih nggak PD untuk ngomong,

ngomong di depan kelas juga masih menggunakan skrip. Dari segi kePDan untuk berbicara ya sangat kurang sekali. Kalau sekarang, seperti di sekolah saya kan banyak prakteknya, untuk meningkatkan kepercayaan diri anak-anak. Kalau di sekolah saya sekarang kan memang bahasa sehari-harinya bahasa Inggris, jadi mungkin itu juga mempengaruhi kepercayaan diri mereka ya, mungkin lho.

R2 Lalu untuk aktifitas-aktifitasnya bagaimana?

Senja2 Jaman saya sekolah itu yang saya ingat ya paling-paling aktifitasnya nyanyi, mencatat materi, mencatat rumus. Games itu jarang sekali. Kemudian jarang sekali dikasi cerita-cerita fiksi dan non-fiksi. Listening juga jarang sekali. Karena memang listeningnya dulu itu .... kalau pas SMP malah nggak ada listening. Kalau SMA ada listening, kan ada lab bahasa juga kalau SMA. Di SAM juga kebetulan kan ada kelas bahasa, jadi ya ada lab bahasanya. Jadi kami diberi latihan listening sama guru di lab bahasa. Listeningnya juga waktu itu sangat spesik, dipakai untuk persiapan tes TOEIC. Jadi untuk aktifitas yang lain ya nggak ada. Seringnya ngerjain LKS atau mencatat, ya gitu-gitu. Kegiatan di luar jarang, speaking juga jarang banget. Jadi lebih monoton dibanding sekarang. R3 Menurut Senja, pembelajaran bahasa Inggris seperti apa sih

yang cocok untuk anak-anak jaman sekarang?

Senja3 Kalau menurut saya ya misalnya yang lebih menarik, banyak menggunakan teknologi. Apalagi anak-anak sekarang sudah jago memakai aplikasi-aplikasi di HP. Dengan memakai teknologi, misalnya HP, sangat membantu mereka dalam berperan aktif di proses belajar, nggak hanya yang seperti tadi saya contohkan waktu saya sekolah. Misalnya memakai aplikasi handphone untuk pembelajaran bahasa Inggris. Di sekolah saya, kami juga sering mendownload applikasi games untuk pembelajaran di iPad lalu nanti anak-anak diminta mencoba. Di sekolah saya juga memakai program komputer untuk pengajaran bahasa Inggris, saya lupa namanya apa. Lalu contoh lain, saya dan guru-guru bahasa Inggris juga sering mengedit game Who Wants to be Millionaire, lalu

menggunakan PPT buat mengajar, lalu juga kadang mendengarkan lagu dan menonton video. Anak-anak itu sangat tertarik kalau memakai unsur games dan teknologi, jadi kita harus bisa mengemas bahan pembelajaran menjadi lebih menarik.

Jadi kita sebagai guru bahasa Inggris juga harus lebih familiar dengan teknologi, karena sekarang anak-anak itu lebih

canggih dari gurunya. Karena anak-anak sekarang kan beda dengan anak-anak dulu, anak-anak sekarang kan lebih kritis, lebih aktif, dan suka hal-hal yang baru yang berbau teknologi dengan internet, komputer atau tablet. Anak-anak di sekolah saya itu lebih suka belajar jika diberikan game-game di internet atau handphone, atau browsing materi di komputer, atau membuat project di applikasi handphone, misalnya membuat poster, lalu presentasi caranya, yang seperti itu pokoknya. Jadi ini dengan saya belajar membuat applikasi ini ya harapan saya, bisa membantu anak-anak dalam

pembelajaran mereka, biar bisa lebih termotivasi dalam belajar bahasa Inggris juga.

ELT- BF ELT- TB ELT- BF

R4 Ok, sekarang kalau pengalamanmu dalam membuat applikasi Android untuk pembelajaran bahasa Inggris? Bagaimana pengalaman Senja?

Senja4 Kalau dari awal gini. Kemarin kan sempat 1 semester saya sempat tidak membuat dan mengerjakan apapun, karena memang pada saat itu memang saya berharap ada salah satu teman yang nanti bisa membantu. Seperti itu. Terus, karena gurunya kan juga pindah tugas ke luar kota, ke Kalimantan. Lalu saya iseng-iseng minta bantuan temen sekelas saya untuk membantu membuat applikasi. Nah dari situ, saya bertemu dan merencanakan apa yang akan dibuat duluan. Pengalaman saya pada saat itu dari down menjadi bersemangat karena sudah ada yang mau membantu mengajari membuat applikasi.

ELT- MO

Seperti itu. Nah, dari situ saya merasa senang dan bersemangat. Kemudian saya langsung bergerak, action. Langsung bergerak dan merencanakan apa yang akan saya buat.

R5 Lalu setelah itu?

Senja5 Awalnya saya bertemu dengan teman saya, dan kemudian saya yang meminta bantuan dan dia setuju, dan menawarkan apakah akan dibuatkan semua atau akan melihat. Karena ini untuk tujuan pendidikan dan mungkin saya juga ingin belajar bagaimana membuat supaya nanti kalau saya lulus juga tahu sedikit tentang bagaimana membuat aplikasi itu, jadi saya memilih untuk didampingi. Seperti itu. Setelah itu teman saya bilang, "Ooo ya sudah, kalau begitu, nanti kita rencanakan kapan dan seperti apa applikasi yang akan kamu buat" seperti itu. Jadi saya membuat rencana dan saya tuangkan ke tulisan- tulisan di buku coret-coretan. Jadi seperti membuat mindmap, nanti apa saja yang akan ada di applikasinya, isinya apa aja, dan nanti bagaimana membuatnya. Seperti itu. Jadi

perencanaan. Setelah bertemu, kemudian merencanakan mau seperti apa applikasinya, dan isinya seperti apa, setelah itu saya meminta ijin ke kampus dan meminta surat-surat penelitian. Kemudian saya pergi ke sekolah untuk mencari silabus di sekolah tersebut agar nantinya applikasi yang saya bangun itu sesuai dengan apa yang dibutuhkan di sekolah tersebut. Seperti itu. Lalu setelah dari sekolah, saya memilih dan memilah materi. Apa saja yang akan diajarkan. Yang akan saya masukkan di dalam appliaksi saya. Karena ini kan

applikasi untuk skill speaking, jadi saya hanya memilih skill yang ada di silabus yang berhubungan dengan berbicara.

ELT- MO

R6 Apa dasar pemilihan materinya?

Senja6 Nah, dari speaking skill kan ada yang beberapa topik dan saya hanya memilih hal-hal yang menurut saya general, yang lebih banyak dibutuhkan di dalam percakapan sehari-hari. Seperti itu. Jadi percakapan-percakapan yang sering digunakan sehari-hari. Yang sering ditemui di kehidupan sehari-hari. Itu yang saya anggap "general". Seperti itu. Jadi ada yang seperti misalnya "Introduction", seperti itu. Jadi pokoknya yang saya anggap general. Kemudian saya masukkan ke dalam applikasi. Jadi saya memilih materi semester 1 dan 2 yang saya anggap general, dan kemudian saya masukkan ke dalam konten untuk applikasi. Seperti itu.

R7 Lalu setelah memilih materi, apa yang dilakukan selanjutnya? Senja7 Saya membuat materinya dulu, menyiapkan semua materinya. Apa yang akan saya masukkan ke dalam konten applikasinya nantinya. Saya kompile materinya dari beberapa sumber kemudian beberapa dari materinya cuma saya tulis manual

DAA- RD

aja. Bahkan ada yang saya dapat dari worksheet atau misalnya pdf, file-file, seperti itu. Nah itu nanti langsung saya

pindahkan saja. Jadi saya nggak perlu buat ulang materinya, gitu lho. Untuk audio, saya tinggal cari-cari video di internet, kemudian diubah ke audio. Seperti itu. Dan dipotong-potong Misalnya untuk yang conversation, dipotong per kalimat. Kemudian dikecilkan sizenya, supaya nanti nggak menuhin memori di applikasi. Supaya applikasinya nggak terlalu berat. Gambar juga saya cuma cari di internet, ambil aja, kemudian dikecilkan, dikompress juga supaya nanti applikasinya ringan. Karena kalau nanti applikasinya berat, selain nanti

nginstallnya terlalu lama, nanti juga mberat-mberatin HP yang akan dipakai buat install applikasinya. Misalnya nanti pas ke user, nanti HPnya user jadi lemot, atau lama sekali. Jadi mempengaruhi juga. Jadi memang diusahakan membuat file yang kecil biar sizenya applikasi tuh tidak terlalu besar. Jadi semua materinya itu saya kompile aja. Lha untuk kompile materinya itu, saya menyiapkan 2 buku.

R8 Buku apa saja?

Senja8 Yang 1 khusus untuk mengkompile materi, dan yang 1 khusus untuk mencatat applikasinya. Misalnya yang kurang apa, terus yang harus dikerjakan apa.

R9 Setelah materinya selesai dipilih, apa yang dikerjakan berikutnya?

Senja9 Setelah semua materinya selesai dikumpulkan, saya membuat “rumahnya” dulu. Seperti folder-folder. Jadi nanti misalnya ada berapa unit, terus nanti tiap unit isinya apa. Lha kaya gitu. Terus setelah itu sambil mengkompile materi dan

memasukkan konten ke applikasinya. Seperti itu. R10 Bisa ceritakan ketika mulai membuat applikasinya itu?

Senja10 Awalnya buat interfacenya dulu. Jadi kalau yang biasa, seperti gambar, atau background itu dibuat di menu “Design”. Nah terus juga menu-menunya. Menu-menunya itu yang saya maksud “rumah-rumahannya” tadi.

R11 Menu apa saja yang dibuat?

Senja11 Menu-menunya tu contohnya kaya "Vocabulary", "Mini dictionary", dan lainnya. Nah misalnya kalau “Mini dictionary" diklik kan akan keluar List view. Jadi nanti di program App Inventor, di menu “Design”, dibuat dulu list viewnya. Setelah list viewnya selesai, saya tinggal mengetik isinya atau konten materinya aja. Semua isinya saya

masukkan dan ketik di List viewnya itu, nanti otomatis semua akan muncul di List View ketika tampil di HP. Terus kalau membuat menu-menunya itu saya sekalian membuat button- button di applikasinya, lalu mulai berpikir backgroundnya yang sesuai, warna yang sesuai. Lalu membuat menu dan

background, juga menentukan buttonnya akan warna apa, desainnya dan layoutnya seperti apa. Jadi memang emmm ... selain menu, layout, dan juga desain, saya juga menentukan mau pake List view apa mau pake button, mau pake "filling the blanks", atau mau "true flase", atau mau pake apa. Itu semua saya tentukan dari awal dulu. Seperti kalau mau buat baju kan pasti ada polanya. Saya buat pola-polanya dulu. Misalnya di "filling the blanks", saya sudah siapkan kalimat pertamanya apa, terus blanknya juga sudah direncanakan dimana saja. Misal di kalimat pertama, blanknya di tengah, lalu kalimat kedua di awal kalimat. Dan ketika membuat dari semua latihan itu, yang paling repot adalah ketika membuat "filling the blanks".

R12 Kenapa?

Senja12 Karena setiap kalimat itu harus dibuat secara manual. Misalnya kalimatnya harus diketik satu-satu. Karena kalau diketik semua dalam satu label, nanti akan bablas kalimatnya, akan terpotong. Jadi nggak bisa dibaca. Bahkan dengan satu- satu diketik pun, kadang ada yang melebihi spacenya. Jadi kita harus bisa memperkirakan, biar pas di spacenya. Kalau misalnya belum pas, ya diedit lagi sampai pas. Jadi bisa sampai berkali-kali edit, baru bisa. Misalnya ini (showing the application), "explanation". Ini juga saya buat, saya harus satu-satu masukinnya. Misalnya kalimat pertama yang "-ed" ini dulu saya masukkan satu-satu. Karena kalau nggak satu- satu, nanti dia akan mepet banget disini. Ada satu lagi sebenernya yang membuat repot dan paling susah, yang bentuk "multiple choice". Kenapa saya nggak memilih menggunakan "multiple choice", karena memang harus satu- satu memasukkannya. Jadi memakan waktu sangat lama. Applikasi punya saya ini kan saya buat sesederhana mungkin. Ini saya buat sederhana saja sudah makan banyak waktu. R13 Tadi Senja mengatakan kalau awalnya kamu menentukan

background atau interfacenya dulu, bisa diceritakan pengalaman Senja memasukkan background atau interfacenya?

Senja13 Nah itu kan di App Inventor ada menu "Designer". Besok di interview yang berikutnya saya tunjukkan aja ya mbak, biar bisa liat. Nah di App Inventor itu kan ada list of menu di sebelah kiri dan kanan. Nah saya tinggal milih, ada pilihannya disana. Ketika saya membuat background buat app saya, saya tinggal pilih gambar dan warnanya aja, terus klik klik. Cukup mudah kalau hanya untuk membuat background. Terus pas saya membuat label, itu tinggal menggunakan "Drag and Drop" saja. Tinggal drag saja labelnya dan ditulis. Button juga seperti itu, semuanya hanya tinggal "Drag and Drop" saja

DAA- AI

sebenernya. Nah yang di menu "Designer" itu cukup mudah dan bisa dikerjakan sendiri karena saya tau beberapa

komponen yang biasanya saya pakai. Cuma nanti kalau di "Block"nya kan ada menu tersendiri untuk "block"nya dan agak rumit, kuncinya adalah harus hafal dan tahu perintah- perintahnya.

R14 Lebih rumitnya bagaimana?

Senja14 Untuk "Block"nya itu kita harus tau rumus-rumus atau perintah-perintahnya. Karena kita yang membuat dan

menyetting perintahnya. Jadi disana nanti ada button macem- macem, misalnya ada "Logic", kemudian ada "Variable", dan lain-lain. Lha nanti kita tinggal memilih yang mana,

perintahnya apa. Lha nanti tinggal dipasang-pasangkan puzzlenya. Karena memang hanya seperti membuat puzzle. Mungkin nanti lain kali saya juga bisa menunjukkan tampilan applikasi saya di App Inventor bagaimana. Sebenernya cuma "Drag and Drop" aja, sebenernya memang simple, namun kita kan juga harus tau instruksinya apa. Itu yang membuat lebih susah dan membuat saya nggak mengerjakan applikasinya (laughing). Karena ya memang nggak bisa sembarangan memasangkan puzzlenya, karena ada perintah khususnya apa. Itu yang buat susah, "memainkan" blocknya itu, dan

menentukan perintahnya apa.

DAA- CL

R15 Bisa kasi contoh perintahnya misalnya seperti apa? Senja15 Di "Block"nya itu kan ada "Number". Itu kan merupakan

perintah, misalnya kalau saya mengisi angka 1 atau 0, nanti hasilnya akan beda. Jadi misalnya dulu saya pernah buat yang "Vocabulary Quiz" di applikasi saya, yang seperti ini

(showing the application). Nah ketika saya klik button "Next", waktu itu tidak bisa langsung ganti ke screen berikutnya. Waktu itu harus diklik dua kali, harusnya kan sekali klik langsung bisa ngganti. Itu karena saya salah mengisi

perintahnya. Yang harusnya saya isi 1 atau 0, malah terbalik angkanya. Saya lalu nanya ke tutor saya ternyata dia bilang, "Coba mbak itu diganti angkanya". Cuma discreen shoot sekali aja terus saya jadi tau kesalahan saya. Jadi cuma gara- gara 1 satu angka salah aja, memang berpengaruh sekali di applikasinya. Pernah juga dulu saya kurang angkanya, lalu tidak bisa jalan applikasinya.

R16 OK, lalu setelah tadi selesai membuat backgroundnya, apa yang dilakukan berikutnya?

Senja16 Saya langsung memasukkan materinya. Saya sih membuatnya tidak urut. Maksudnya gini, jadi semua screen saya buat dulu, design-designnya. Lalu setelah itu baru mengisi content materinya. Content yang pertama saya masukkan yang Mini Dictionary dan Vocabulary. Karena dua itu yang saya anggap

paling mudah. Karena cuma memasukkan list kata-kata aja. Jadi nanti ketika kata-kata itu diklik, bunyi, lalu user bisa mencoba menirukan pronounciationnya. Lalu nanti ada

feedbacknya benar atau salah. Itu yang pertama kali saya buat. Lalu setelah itu, saya baru memasukkan screen yang

grammar, misalnya seperti latihan True False. Itu kan agak gampang blocknya. Setelah itu, Filling the Blanks. Setelah itu Vocabulary Quiz. Jadi yang gampang-gampang dulu, yang susah nanti dikerjakan belakangan. Yang belakangan itu seperti membuat score di vocabulary quiz. Sudah saya buat waktu itu, tapi scorenya belum bisa muncul. Itu memang agak susah, jadi saya kerjakan belakangan. Yang susah saya nanya tentor, terus biasanya dibantu untuk finishingnya.

R17 Lalu yang buat lama itu apa sih?

Senja17 Ya kadang nggak jalan applikasinya, kadang error-error. Terus kadang ada rumus yang salah, terus jadi nggak bisa dijalankan. Seperti yang tadi saya perlihatkan ke Mbak. Yang harusnya ditekan "Next" terus bisa masuk ke screen

berikutnya, tapi malah harus di klik 2 kali. Atau masalah lain yang pernah saya alami misalnya scorenya nggak bisa

muncul, ketika diklik "Score", nggak ada score yang muncul. Lalu juga pernah feedback nggak muncul. Kaya gitu, Mbak. Sebenarnya dalam membuat applikasinya saya bikin sendiri, tapi saya dikasi contoh sama tutor saya. Dikasi contoh blocknya seperti apa. Saya jadi cuma tinggal mencontoh. Cuma tinggal mencontoh, tapi ternyata juga ada yang missed. Lalu setelah dicek sama tutor saya, ternyata saya kurang sesuatu hal yang simple. Seperti waktu dulu memasukkan audio di conversation. Saya kan sudah memasukkan audionya semua. Cuma ternyata audio itu belum saya upload di menu "Designer" App Inventornya, jadi ketika dipencet kok nggak bisa. Saya bingung, kok sudah saya upload ternyata masih belum bisa. Lha itu ternyata karena saya kurang memasukkan audionya di menu "Designer". Jadi memang harus sangat telaten, teliti. Melatih kesabaran sebenarnya, jadi lebih sabar dan teliti (laughing).

R18 Kapan error-error itu terjadi?

Senja18 Pas saya membuat block yang simple, seperti ini (showing the application). Misalnya ini kan cuma ada dua label, "Start" dan "Exit", nanti perintah di blocknya akan kaya gini "Kalau tombol Start dipencet, nanti akan membuka screen

berikutnya." atau misalnya "kalau tombol Exit dipencet, nanti akan keluar dari menu itu dan kembali ke Home" misalnya seperti itu. Nah, kalau membuat yang simple seperti ini jarang sekali error.

application), ada banyak exercise, itu lebih sering error-error, nggak bisa jalan. Dulu pernah waktu saya membuat Grammar exercises, pas ditekan tombol "Check", kan harusnya scorenya keluar, tapi kok scorenya nggak keluar. Nah ternyata saya dulu kurang satu hal simple aja, terus membuat tidak jalan. Lalu setelah saya cek lagi, ya bisa jalan. Jadi memang ya harus benar-benar teliti. Kalau orangnya teliti ya akan lebih smooth jalannya, tapi kalau misalnya nggak teliti ya akan lebih sering error. Karena memang harus teliti dalam blocknya dan warnanya, perintahnya. Warna-warna ijo, ungu, merah, dan lainnya itu buat membantu kita.

CL

R19 Dari pengalaman Senja, mengapa kok ada yang error-error? Senja19 Ya karena saya kurang teliti, nggak ngerti blocknya … dan

nggak paham logikanya (laughing). Kenyataannya sepertinya mudah, tinggal jiplak saja, tapi kok tetep aja ada yang salah. Strateginya supaya kemarin agak cepat mengerjakan itu ya seperti tadi yang saya jelaskan itu. Satu exercise dikerjakan dulu sampai blocknya selesai. Kemudian untuk exercise yang lain, tutor saya nggak perlu ngasi tau lagi carannya. Tinggal nyonto block yang sama aja. Dan nanti tutor saya tinggal ngecek apakah jalan atau nggak blocknya. Kalau nggak jalan, pasti saya ada yang salah atau kurang. Seperti itu, Mbak. Jadi cara kerja saya itu gini, dikasi contoh, kemudian saya

mengerjakan, setelah selesai lalu discreen shoot, lalu tinggal nyonto dari situ karena tipe exercisenya kan banyak yang sama.

DAA- ST

R20 Tadi Senja kan sudah menceritakan kendala dalam membuat applikasinya. Lalu kalau kendala yang paling besar dalam membuat applikasi ini apa sih?

Senja20 Kalau saya kendala atau kesulitan yang paling susah banget itu ya pas membuat blocknya. Perintah-perintahnya itu lho. Kalau menu "Designer" yang di App Inventor itu gampang lah. Gampang karena cuma masuk-masukin background, button, atau apa gitu. Tinggal pilih gambar, lalu dimasukkan di background. Nggak pakai logika-logika. Tapi kalau udah masuk ke menu "Block" itu susah banget. Harus teliti, harus apa ... emmm ... logikanya harus jalan, dan harus apal perintah-perintahnya. Walaupun saya udah dikasi contoh blocknya, tapi kok ya masih error, saya juga kadang merasa bingung, kok sepertinya tadi saya udah memasukkan dengan benar, kok ya masih nggak jalan. Jadi memang "Block"nya itu yang membuat saya emmm ... yang paling susah, tantangan paling besar ya di block itu.

DAA- CL

R21 Pembuatan block itu kapan sih?

Senja21 Kira-kira bulan November 2015. Setelah saya mengumpulkan materi, terus saya kan awalnya buat interface applikasi, bikin

menu, dan lain-lain. Kemudian memasukkan materi. Setelah materi saya masukkan, saya sekalian nge-block. Di applikasi saya, latihan-latihannya kan banyak yang sama, jadi ya tinggal di screen shoot aja, lalu tinggal menjiplak atau mengkopi. Jadi

Dokumen terkait