• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Karakteristik Biologi

4.3.2. Indeks Keanekaragaman, Keseragaman dan Dominansi

sedangkan stasiun Cibinong kelimpahannya berkisar 3.952 – 19.206 sel/cm2 dengan rata-rata 10.390 sel/cm2.

Gambar 21. Kelimpahan perifiton pada perairan Sungai Ciliwung.

Rentang kisaran kelimpahan yang besar di stasiun Kp. Jogjogan dan Cibinong menunjukkan kelimpahan yang diperoleh dalam setiap pengamatan (pengambilan sampel) sangat fluktuatif. Semakin meningkatnya kelimpahan yang diperoleh dari setiap lokasi penelitian merupakan hal yang wajar karena kondisi perairannya memiliki konsentrasi bahan pencemar terutama unsur hara yang semakin meningkat mulai dari Gunung Mas hingga Cibinong.

Berdasarkan komposisi dan kelimpahan perifiton yang diperoleh di perairan Sungai Ciliwung, maka dapat diketahui kondisi perairan sungai dari hasil perhitungan beberapa indeks sepereti: indeks keanekaragaman, indeks keseragaman maupun indeks dominansinya.

4.3.2. Indeks Keanekaragaman, Keseragaman dan Dominansi

Hasil perhitungan indek keanekaragaman perifiton perairan Sungai Ciliwung hulu hingga tengah (Gambar 22), dimana Kp. Pensiunan memiliki nilai indek keanekaragaman yang lebih rendah daripada stasiun yang lain dengan nilai indeks berkisar 1,79 – 2,94 dengan rata-rata 2,42. Sedangkan stasiun Gunung Mas kisaran indeksnya 2,05 – 3,13 dengan rata-rata 2,89, nilai indeks untuk Kp. Jogjogan diperoleh 2,46 – 3,23 dengan rata-rata 2,95 dan stasiun Cibinong kisaran nilainya 2,52 – 3,17 dengan rata-rata 2,96. Kisaran nilai indeks keanekaragaman menurut klasifikasi Odum (1971) dikategorikan dalam Keanekaragaman sedang

(2,3026 < H < 6,9078) dimana penyebaran tiap jenis perifiton yang ditemukan dan kestabilan komunitas dalam kondisi sedang, sehingga komunitas perifiton yang ada memiliki kecenderungan mudah berubah. Kondisi ini sangat dimungkinkan karena lokasi Kp. Pensiunan berada di kawasan kebun teh yang lebih terbuka dengan sedikit gangguan dari aktivitas pengambilan batu oleh masyarakat yang menjadikan lokasi ini rentan mengalami perubahan.

Gambar 22. Indeks keanekaragaman perifiton perairan Sungai Ciliwung selama penelitian.

Hasil perhitungan indeks keseragaman perifiton yang ditemukan di perairan Sungai Ciliwung dari stasiun Gunung Mas hingga Cibinong hampir sama seperti ditunjukkan Gambar 23.

Gambar 23. Indeks keseragaman perifiton perairan Sungai Ciliwung selama penelitian.

Nilai indeks keseragaman ditunjukkan Gambar 23. Stasiun Kp. Pensiunan memiliki nilai indeks keseragaman paling kecil dibandingkan dengan stasiun yang

49

lain dengan kisaran nilai antara 0,49 – 0,81 dengan rata-rata 0,68. Sementara stasiun yang lain indeks keseragamannya diperoleh hampir sama yaitu kisaran 0,61 – 0,90 dengan rata 0,81 (stasiun Gunung Mas), 0,66 – 0,89 dengan rata-rata 0,79 (Kp. Jogjogan) dan nilai antara 0,66 – 0,86 dengan rata-rata-rata-rata 0,792 (stasiun Cibinong). Berdasarkan nilai keseragaman yang mendekati 1, maka stasiun Gunung Mas, Kp. Jogjogan dan Cibinong jenis perifiton yang ditemukan memiliki tingkat penyebaran yang cenderung rata di tiap stasiun, sebaliknya stasiun Kp. Pensiunan memiliki penyebaran tiap jenis perifiton yang tidak merata dan ada kecenderungan dominasi dari salah satu jenisnya. Nilai indeks keseragaman yang diperoleh menurut Odum (1971) dalam kategori keseragaman tinggi karena nilai indeksnya lebih tinggi 0,6 dan kurang dari 1 (0,6<E<1,0), hal ini menunjukkan bahwa perifiton yang ditemukan di stasiun Gunung Mas, Kp. Jogjogan dan Cibinong relatif sama dan tidak ada perbedaan yang mencolok hal ini menjadikan kondisi lingkungan di ketiga stasiun ini cenderung stabil. Sedangkan Kp. Pensiunan cenderung dikategorikan keseragamannya sedang yang menunjukkan kondisi lingkungan kurang stabil.

Berdasarkan hasil perhitungan indeks dominansinya stasiun Kp. Pensiunan memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan stasiun yang lain, hal ini sejalan dengan kondisi yang dihasilkan dari nilai indeks keseragamannya (Gambar 24). Nilai indeks dominansi yang diperoleh di stasiun Kp. Pensiunan berkisar antara 0,08 – 0,38 dengan rata-rata 0,18, sedangkan nilai indeks dominansi stasiun yang lain memiliki kisaran lebih rendah dan hampir mirip satu dengan lainnya dimana stasiun Gunung Mas kisaran indeks dominansi antara 0,06 – 0,24 dengan rata-rata 0,097, sementara nilai indek antara 0,049 – 0,182 dengan rata-rata 0,092 diperoleh dari Stasiun Kp. Jogjogan dan stasiun Cibinong nilai indeks dominansinya berkisar antara 0,058 – 0,182 dengan rata-rata 0,091.

Gambar 24. Indeks dominansi perifiton perairan Sungai Ciliwung selama penelitian.

Menurut Odum (1971) nilai indeks dominansi yang diperoleh pada setiap stasiun masih dalam kategori dominansi rendah karena nilai indeksnya lebih kecil dari 0,4 (0<C<0,4). Keberadaan beberapa jenis perifiton yang ditemukan di stasiun Kp. Pensiunan dalam jumlah yang relatif tinggi kelimpahannya (lebih dari 1.000 sel/cm2) dalam bulan yang relatif sama yaitu Februari, Maret dan April 2011 seperti Chroococcus, Klebsorbium, Synedra Ulna, Spyrogira, Ulotrix,

Rivularia, Talipotrix, Hildenbrandia dan Tribonea Viride yang menjadikan

stasiun Kp. Pensiunan memiliki kecenderungan adanya dominansi jenis (C=0,18).

4.3.3. Biomassa Perifiton

Perkembangan perifiton di lokasi penelitian dapat diketahui dari hasil perhitungan biomassanya baik dari perhitungan klorofil-a maupun massa kering bebas abu (Ass-free dry mass/AFDM) seperti yang ditunjukkan Gambar 25 dan 26.

Seiring dengan meningkatnya konsentrasi unsur hara (N dan P) yang ada di perairan mulai dari Gunung Mas hingga Cibinong mempengaruhi jumlah taksa perifiton yang ditemukan, sehingga hal ini juga berpengaruh terhadap perkembangan perifiton yang ada di lokasi penelitian.

Stasiun Gunung Mas hasil perhitungan biomassa berdasarkan klorofi-a berkisar 1,96 – 4,25 mg/m2 dengan rata-rata 3,37 mg/m2, selanjutnya Kp. Pensiunan berkisar 5,45 – 20,15 mg/m2 dengan rata-rata 11,64 mg/m2, sementara biomassa

51

di Kp. Jogjogan 8,66 – 15,34 mg/m2 dengan rata-rata 11,59 mg/m2, sedangkan stasiun Cibinong berkisar 14,58 – 29,11 mg/m2dengan rata-rata 21,33 mg/m2.

Gambar 25. Hasil perhitungan klorofil-a perifiton perairan Sungai Ciliwung selama penelitian.

Biomassa perifiton hasil perhitungan AFDM juga menunjukkan adanya peningkatan (Gambar 26). Stasiun Gunung Mas hasil perhitungan berkisar 0,04 – 0,20 mg/m2 dengan rata-rata 0,11 mg/m2, Kp. Pensiunan berkisar antara 0,04 – 0,57 mg/m2 rata-rata 0,35 mg/m2, Kp. Jogjogan berkisar 0,04 – 1,19 mg/m2 dengan rata-rata 0,44 mg/m2, sedangkan stasiun Cibinong kisaran AFDM 0,50 – 0,99 mg/m2rata-ratanya 0,75 mg/m2.

Gambar 26. Hasil perhitungan biomassa perifiton perairan Sungai Ciliwung selama penelitian.

Menurut Cuker (1983) pertumbuhan perifiton dan struktur komunitasnya dipengaruhi oleh ketersediaan nutrien yang ada dalam perairan. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Lazarek (1985) menunjukkan pertumbuhan alga merupakan bioakumulasi massa sebagai akibat keberadaan unsur hara di perairan.

Dokumen terkait