• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Parameter Fisika-Kimia Perairan

4.2.8. Oksigen Terlarut

Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut air Sungai Ciliwung selama penelitian ditunjukkan pada Gambar 12. Terlihat tidak terdapat perbedaan yang

39

cukup tajam di antara lokasi penelitian akan tetapi memiliki kecenderungan mengalami penurunan konsentrasi antara stasiun Gunung Mas hingga Cibinong.

Konsentrasi oksigen terlarut stasiun Gunung Mas diperoleh hasil pengukuran paling bagus yaitu berkisar 7,7 – 8,3 mg/l dengan rata-rata 8,05 mg/l, konsentrasi yang hampir sama diperoleh pada stasiun Kp. Pensiunan (7,32 – 7,8 mg/l dengan rata-rata 7,51 mg/l) dengan stasiun Kp. Jogjogan (konsentrasi DO 7,2 – 7,8 mg/l dengan rata-rata 7,55 mg/l), sedangkan stasiun Cibinong hasil pengukuran selama penelitian menunjukkan konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan stasiun yang lain yaitu berkisar 6,2 – 6,83 mg/l dengan konsentrasi rata-rata 6,51 mg/l.

Gambar 12. Konsentrasi oksigen terlarut hasil pengukuran selama penelitian. Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut selama penelitian tidak berfluktuasi dan masih dalam kisaran normal dalam mendukung proses kehidupan akuatik dan masih jauh diatas ambang batas kualitas air yang ditetapkan dalam PP No. 82 tahun 2001 yaitu 6 mg/l untuk air kelas I. Konsentrasi oksigen terlarut pada perairan Sungai Ciliwung hulu hingga pertengahan masih tergolong baik karena pada bagian badan air ini masih dapat di mungkinkan terjadinya difusi dari udara langsung melalui riak-riak air akibat adanya kecepatan arus maupun akibat benturan dengan substrat dasar yang berupa batuan.

4.2.9. Unsur Hara (Nutrien)

Unsur hara yang diukur pada penelitian ini adalah unsur hara penting seperti nitrit, nitrat, ammonia, total nitrogen, orto fosfat dan total fosfat yang semuanya akan disajikan dalam gambar grafik.

Konsentrasi NO2 setiap lokasi penelitian seperti ditunjukkan Gambar 13 stasiun Cibinong memiliki konsentrasi yang cukup tinggi dan fluktuatif dengan kisaran antara 0,086 – 0,706 mg/l dengan rata-rata 0,26 mg/l, sedangkan konsentrasi stasiun Gunung Mas dan Kp. Pensiunan relatif rendah dengan kisaran berturut-turut antara 0,001 – 0,003 mg/l rata-ratanya 0,0017 mg/l dan 0,001 – 0,004 mg/l dengan rata-rata 0,003 mg/l. Sementara stasiun Kp. Jogjogan konsentrasi NO2 relatif sedikit lebih tinggi dengan kisaran 0,01 – 0,055 mg/l dengan rata-rata 0,031 mg/l. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka stasiun Cibinong kondisi perairannya kurang mendukung untuk kehidupan organisme akuatik yang sensitif karena menurut Moore (1991) perairan dengan kadar nitrit lebih dari 0,05 mg/l akan persifat toksik bagi organisme perairan yang sangat sensitif. Sedangkan untuk kepentingan air minum masih dapat dipergunakan karena belum melebihi 1 mg/l seperti yang direkomendasikan oleh WHO (Moore 1991).

Gambar 13. Konsentrasi NO2setiap lokasi sampling selama penelitian.

Konsentrasi NO3 hasil analisa setiap lokasi penelitian selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 14. Konsentrasi nitrat sedikit lebih tinggi dari konsentrasi nitrit pada lokasi dan waktu yang sama.

41

Gambar 14. Konsentrasi NO3setiap lokasi sampling selama penelitian.

Konsentrasi nitrat di stasiun Gunung Mas, Kp. Pensiunan dan Kp. Jogjogan relatif rendah meskipun ada kecenderungan mengalami kenaikan. Konsentrasi nitrat setiap lokasi sampling berturut-turut dari stasiun Gunung Mas berkisar 0,225 – 0,674 mg/l dengan rata-rata 0,504 mg/l, kisaran 1,073 – 1,723 mg/l dengan rata-rata 1,271 mg/l dari stasiun Kp. Pensiunan, sementara kisaran 1,29 – 3,57 mg/l rata-rata 1,925 mg/l dari stasiun Kp. Jogjogan, sedangkan di stasiun Cibinong hasil analisis nitrat dengan konsentrasi tertinggi dan fluktuatif dengan kisaran 3,78 – 20, 58 mg/l dengan rata-rata konsentrasi 9,50 mg/l. Kondisi ini mengindikasikan bahwa air Sungai Ciliwung yang melalui stasiun Cibinong sudah mengalami pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia maupun kotoran hewan karena konsentrasinya melebihi 5 mg/l (Davis & Cornwell 1991).

Konsentrasi NH4di air Sungai Ciliwung mulai stasiun Gunung Mas hingga Cibinong seperti ditunjukkan Gambar 15 cenderung mengalami kenaikan. Konsentrasi amonia terendah berkisar 0,001- 0,027 mg/l dengan rata-rata 0.009 mg/l diperoleh dari stasiun Gunung Mas, sementara di stasiun Kp. Pensiunan kisaran konsentrasi amonia antara 0,048 – 0,086 mg/l dengan rata-rata 0,07 mg/l dan konsentrasi di Kp. Jogjogan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi di Gunung Mas maupun Kp. Pensiunan dengan kisaran 0,066 – 0,46 mg/l dengan rata-rata 0,26 mg/l, sedangkan konsentrasi yang cukup tinggi diperoleh dari stasiun Cibinong dengan kisaran konsentrasi 0,71 – 103 mg/l dengan rata-rata 0,93 mg/l.

Gambar 15. Konsentrasi NH4setiap lokasi sampling air Sungai Ciliwung Hulu. Keberadaan bahan pencemar (bahan organik) yang ada di perairan yang mengakibatkan tingginya konsentrasi beberapa parameter termasuk amonia seperti yang diperoleh dari stasiun Cibinong. Berdasarkan konsentrasi yang diperoleh amonia di air stasiun Cibinong sudah melebihi konsentrasi amonia yang ada di perairan alami yang biasanya kurang dari 0,1 mg/l (Mc Neely et al. 1979) dan menurut Sawyer dan McCarty (1978) konsentrasi tersebut melebihi 0,2 mg/l sehingga dapat membahayakan kehidupan akuatik khususnya ikan karena bersifat toksik, tetapi kondisi toksik tidak terjadi karena konsentrasi oksigen terlarut, pH maupun suhu masih tergolong masih baik.

Konsentrasi total nitrogen di air Sungai Ciliwung yang diperoleh dari stasiun Gunung Mas hingga Cibinong cenderung mengalami kenaikan dan kenaikan yang cukup tajam diperoleh dari stasiun Cibinong dengan kisaran konsentrasi 5,12 – 23,30 mg/l dengan rata-rata 11,1 mg/l (Gambar 16).

43

Konsentrasi yang hampir sama diperoleh dari stasiun Gunung Mas dan Kp. Pensiunan dengan kisaran 0,431 – 0,87 mg/l rata-rata 0,727 mg/l serta kisaran 0,68 – 0,92 mg/l rata-rata 0,747 mg/l. Sementara konsentrasi di Kp. Jogjogan sedikit lebih tinggi konsentrasinya dengan kisaran antara 1,65 – 3,56 mg/l dengan rata-rata 2,35 mg/l.

Unsur hara yang dianalisis selain nitrogen adalah fosfor dengan parameter orto fosfat dan total fosfat. Konsentrasi orto fosfat air Sungai Ciliwung dari Gunung Mas hingga Cibinong seperti ditunjukkan Gambar 17 cenderung mengalami kenaikan, dimana konsentrasi tertinggi diperoleh dari stasiun Cibinong dengan kisaran konsentrasi 0,37 – 0,66 mg/l dengan rata-rata 0,45 mg/l, sedangkan konsentrasi terendah diperoleh di stasiun Gunung Mas dengan kisaran 0,01 – 0,216 mg/l dengan rata-rata 0,069 mg/l. Sementara konsentrasi di stasiun Kp. Pensiunan berkisar 0,03 – 0,133 mg/l dengan rata-rata 0,104 mg/l, sedang Kp. Jogjogan konsentrasi orto fosfat diperoleh kisaran 0,182 – 0,5 mg/l dengan rata-rata 0,387 mg/l.

Senyawa fosfat yang berupa total fosfor adalah gambaran jumlah keberadaan fosfor yang berupa partikulat maupun terlarut, organik maupun anorganik. Perairan dengan bahan pencemar tinggi pada umumnya memiliki kecenderungan konsentrasi total fosfor dan orto fosfat yang lebih tinggi (Mackereth et al.1989).

Konsentrasi total fosfor seperti ditunjukkan oleh Gambar 18 mulai stasiun Gunung Mas hingga Cibinong cenderung mengalami peningkatan. Konsentrasi di stasiunGunung Mas adalah yang terendah berkisar antara 0,058 – 0,281 mg/l dengan rata-rata 0,102 mg/l, sedangkan konsentrasi yang diperoleh di stasiun Kp. Pensiunan total fosfornya cenderung berfluktuasi dari waktu ke waktu dalam setiap pengambilan sampel dengan kisaran konsentrasi 0,047 – 1,014 mg/l dengan rata-rata 0,424 mg/l, sementara Kp. Jogjogan konsentrasi total fosfat juga fluktuatif antara 0,244 – 0,719 mg/l dengan rata-rata 0,481 mg/l, sedangkan konsentrasi di stasiun Cibinong diperoleh konsentrasi tertinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya dengan kisaran fluktuatif antara 0,54 – 0,97 mg/l dengan rata-rata 0,78 mg/l.

Gambar 18. Konsentrasi TP dalam air Sungai Ciliwung setiap lokasi penelitian. Konsentrasi ortofosfat dan total fosfor dalam perairan alami cenderung kecil kurang dari 0,1 mg/l dan 1 mg/l (Boyd 1988). Berdasarkan konsentrasi orto fosfat dan total fosfor yang ditemukan pada lokasi sampling di sepanjang Sungai Ciliwung maka stasiun Gunung Mas merupakan lokasi yang perairannya masih alami keberadaan unsur fosfor di lokasi ini pada umumnya berasal dari pelapukan batuan dan sisa serasah tumbuhan yang telah mati, sedangkan di stasiun Kp. Pensiunan konsentrasinya cenderung fluktuatif hal ini dikarenakan lokasi ini terdapat perkebunan teh intensif yang pada prosesnya dilakukan pemupukan jadi diduga sumber fosfor yang ada di air berasal dari aktivitas perkebunan teh. Sedangkan sumber fosfor di stasiun Kp. Jogjogan dan Cibinong cenderung berasal

Dokumen terkait