III. METODE PENELITIAN
3.3. Metode Analisis Data
3.3.3. Indeks Komposit
Indeks komposit digunakan untuk menentukan komoditas yang menjadi unggulan dalam perekonomian Kabupaten Ciamis. Penggunaan indeks komposit dalam menentukan komoditas unggulan mengacu pada hasil penelitian Syarifudin (2003) dan Amir (2004). Perhitungan indeks pada penelitian ini dilakukan dengan metode yang sederhana, yaitu membandingkan nilai yang dimiliki suatu komoditas terhadap total nilai yang diberikan oleh seluruh komoditas. Nilai-nilai yang digunakan dalam perhitungan indeks tersebut berasal dari analisis Tabel Input-Output (I-O) yaitu dari nilai koefisien direct backward linkage, direct forward linkage, backward of dispersion, forward power of dispersion dampak pengganda (Output multiplier, income multiplier, dan employment multiplier).
Sementara itu, indeks komposit diperoleh dari hasil penjumlahan kesepuluh indeks tersebut dengan rumus sebagai berikut:
IK= Tli li TWi Wi Toi Oi Tai ai Tbi bi T T cj c j c j c j + + + + + + FL FL BL BL ...(3.22) Keterangan: c j
BL : Nilai direct backward linkage c
j
FL : Nilai direct forward linkage bi
a
: Nilai backward of dispersion i
O
: Nilai forward power of dispersion i
W
: Nilai Output multiplier i
li : Nilai employment multiplier : Nilai income multiplier
TBLcj : Total Nilai Kaitan langsung ke belakang TFLcj : Total Nilai Kaitan langsung ke depan Tbi : Total Nilai Indeks daya penyebaran Tai : Total Nilai Indeks daya kepekaan TOi : Total Nilai Output multiplier TWi : Total Nilai Income multiplier Tli : Total Nilai Employment multiplier
Penentuan klasifikasi peranan suatu komoditas terhadap perekonomian Kabupaten Ciamis mengikuti interpretasi yang digunakan oleh Syarifudin (2003). Suatu komoditas diklasifikasikan memiliki peranan yang tinggi dan ditentukan sebagai komoditas unggulan jika nilai total indeks kompositnya melebihi nilai rata-rata.
Tahap selanjutnya menentukan komoditi unggulan pertanian terpilih untuk di susun strategi pengembangannya dengan melakukan diskusi dengan pihak terkait yang dalam hal ini adalah BAPPEDA, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Dinas Peternakan Kabupaten Ciamis. Komoditi unggulan pertanian terpilih, selanjutnya disusun strategi pengembangannya dengan melalukan analisis gabungan antara AHP dan SWOT (A-WOT)
3.3.4. Analisis AHP dan SWOT
AHP dan SWOT merupakan penggabungan antara dua metode yang lazim digunakan dalam menyusun strategi kebijakan. AHP berfungsi untuk memberikan bobot atau skor terhadap komponen-komponen SWOT.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam AHP adalah sebagai berikut: pertama terdapat jumlah sedikit (terbatas) kemungkinan tindakan, yakni 1,2,….n, dimana n adalah bilangan yang terbatas. Responden diharapkan akan memberikan nilai dalam angka yang terbatas untuk memberi tingkat urutan (skala) prioritas. Skala yang digunakan tergantung dari pandangan responden. Dalam menentukan skala (tingkat urutan) atas persepsi digunakan metode skala Saaty seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Sistem Urutan (Ranking) Saaty
Intensitas/
Pentingnya Definisi Penjelasan
1 3 5 7 9 2,4,6,8 Kebalikan angka bukan nol diatas
Rational
Sama pentingnya
Perbedaan penting yang lemah antara yang satu dengan yang lain
Sifat lebih pentingnya kuat
Menunjukan sifat sangat penting yang menonjol
Penting absolut
Nilai tengah di antara nilai di atas/bawahnya
Jika aktivitas i, dibandingkan dengan aktivitas j, mendapat nilai bukan nol seperti tertera di kolom 1, maka j bila dibandingkan dengan i- mempunyai nilai kebalikannya.
Rasio yang timbul dari skala
Dua aktivitas memberikan kontribusi yang sama kepada tujuan
Pengalaman dan selera sedikit menyebabkan yang satu sedikit lebih disukai daripada yang lainnya Pengalaman dan selera sangat menyebabkan penilaian yang satu sangat lebih disukai daripada yang lain
Aktivitas yang satu sangat disukai daripada yang lain; dominasinya tampak dalam kenyataannya. Bukti bahwa antara yang satu lebih disukai daripada yang lain
menunjukan kepastian tingkat tertinggi yang dapat dicapai. Diperlukan kesepakatan (kompromi) Asumsi yang masuk akal
Jika konsistensi perlu dipaksakan dengan mendapatkan sebanyak n nilai angka untuk melengkapi matriks.
Untuk menilai tingkat konsistensi, dapat diketahui dari indeks konsistensi (IK) yang diperoleh dari nilai matriks yang dikalikan dengan faktor pembobot (eigen vector) untuk menentukan Rasio Konsistensi (RC). RC ini dinilai dengan membagi nilai IK dengan (banyaknya sampel dalam jumlah terbatas dikurangi dengan nilai standar dari nilai IK). Pemberian bobot melalui AHP dilakukan
dengan melibatkan stakeholders yang terkait dengan kebijakan pembangunan komoditas unggulan pertanian di Kabupaten Ciamis.
Selanjutnya dengan hasil yang diperoleh dari teknik analisis AHP, kemudian dihitung bobot dari masing-masing unsur SWOT. Setelah masing-masing unsur SWOT diketahui nilainya, maka unsur-unsur tersebut dihubungkan keterkaitannya untuk memperoleh beberapa strategi (SO, ST, WO, WT), dapat dilihat pada Tabel 5. Kemudian strategi tersebut dijumlahkan nilainya untuk menghasilkan ranking dari tiap-tiap strategi. Strategi dengan ranking tertinggi merupakan strategi yang diprioritaskan untuk dilakukan.
Tabel 5. Contoh Nilai Tingkat Kepentingan Unsur-unsur SWOT berdasarkan Analisis AHP
Unsur Bobot Bobot Hasil
Analisis AHP KEKUATAN (Strength) S1 S2 . Sn KELEMAHAN (Weaknesses) W1 W2 . Wn PELUANG (Opportunities) O1 O2 . On ANCAMAN (Threats) T1 T2 . Tn
Ranking Strategi Hasil Analisis SWOT
Strategi pada matriks hasil analisis SWOT (Tabel 6) dihasilkan dari penggunaan unsur-unsur kekuatan untuk mendapatkan peluang yang ada (SO), penggunaan kekuatan yang ada untuk menghadapi ancaman yang akan datang (ST), pengurangan kelemahan yang ada dengan memanfaatkan peluang yang ada
(WO) dan pengurangan kelemahan yang ada untuk menghadapi ancaman yang akan datang (WT).
Tabel 6. Matriks Hasil Analisis SWOT Peluang - - - Ancaman - - - Kekuatan - - - (SO) - 1 (SO) - 2 . (SO) – n (ST) - 1 (ST) - 2 . (ST) - n Tabel 6. (Lanjutan) Kelemahan - - - - (WO) - 1 (WO) - 2 (WO) - 3 . (WO) – n (WT) - 1 (WT) - 2 (WT) - 3 . (WT) - 4
Strategi yang dihasilkan terdiri dari rumusan strategi. Untuk menentukan urutan prioritas strategi yang harus dilakukan, maka dilakukan penjumlahan bobot yang berasal dari keterkaitan antara unsur-unsur SWOT yang terdapat dalam rumusan strategi. Jumlah bobot tadi kemudian akan menentukan ranking prioritas strategi pengembangan komoditas unggulan pertanian di Kabupaten Ciamis (Tabel 7).
Tabel 7. Ranking Strategi
No Unsur SWOT Keterkaitan Jumlah
Bobot Ranking Strategi SO
. SO1 S1, S2, S., Sn , O1, O2, O., On . SO2 S1, S2, Sn, O1, O2, On
. SO3 S1, S2, S4, Sn, O1, O2, On Strategi ST
. ST1 S1, S2, Sn, T1, T2,Tn . ST2 S1, S2, Sn, T1, T2,Tn . ST3 S1, S2, Sn, T1, T2,Tn Strategi WO
. WO2 W1, W2, Wn, O1, O2, On . WO3 W1, W2, Wn, O1, O2, On Strategi WT
. WT1 W1, W2, Wn, T1, T2, Tn . WT2 W1, W2, Wn, T1, T2, Tn . WT3 W1, W2, Wn, T1, T2, Tn