• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.9. Indeks Pembangunan Manusia

Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) telah mengalami beberapakali perubahan, namun pada prinsipnya tidak banyak yang berubah.Pada tingkat internasional perhitungan Human Development Indexdilakukan untuk membandingkan kemajuan pembangunan manusia antarnegara.Human Development Indexyang sebelumnya ditentukan oleh kombinasi tiga indikator (harapan hidup pada saat lahir, melek huruf dan pendapatan nasional), dalam perkembangannya ditambah satu indikiator yang merupakan bagian dari indikator pendidikan (pengetahuan) yaitu lama sekolah atau rasio partisipasi sekolah.

Tabel di bawah ini merupakan tabel dimensi dan indikator Indeks Pembangunan Manusia yang merupakan tolok ukur dari penilaian IPM sesuai dimensi, indikator dan dimensi indeks dari masing-masing elemen pembentuk Indeks Pembangunan manusia.Adapun Dimensi umur panjang dan hidup sehat indikatornya adalah harapan hidup saat lahir, dimensi pendidikan indikatornya adalah tingkat melek huruf dewasa dan rata-rata lamanya bersekolah, dan standar kehidupan yang layak indikatornya adalah pengeluaran ril per kapita.

Tabel 5 Dimensi dan Indikator IPM

Dimensi Indikator Dimension Index

Indeks Pembangunan

Manusia Umur Panjang

dan Hidup Sehat

Harapan Hidup Saat Lahir Indeks Harapan Hidup Pendidikan & Pengetahuan Tingkat Melek

Huruf Dewasa Indeks Pendidikan Rata-rata Lamanya Bersekolah Standar Kehidupan Layak Pengeluaran Riil per kapita Indeks Pendapatan

Sumber : IPM, BPS Tahun 2010

Pembangunan manusia mencakup dimensi yang sangat luas.Upaya membuat pengukuran pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan di suatu wilayah harus dapat memberikan gambaran tentang dampak dari pembangunan manusia bagi penduduk dan sekaligus dapat memberikan gambaran tentang persentase pencapaian terhadap sasaran ideal. UNDP sejak tahun 1990 menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) merupakan indikator komposit tunggal yang walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia, tetapi mengukur tiga dimensi pokok pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. Ketiga kemampuan dasar itu adalah umur panjang dan sehat yang akan mengukur peluang hidup, berpengetahuan dan berketerampilan, serta akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak.

Badan Pusat Statistik memberikan ilustrasi penghitungan IPM sebagai berikut :

IPM = 1/3 (X(1) + X(2) + X(3)) Dimana : X(1) :Indeks Harapan Hidup

X(2) : Indeks Pendidikan = 2/3 (Indeks Melek Huruf) + 1/3 (Indeks Rata-rata lama sekolah)

X(3) :Indeks Standar Hidup Layak

Karena hanya mencakup tiga komponen itu maka IPM harus dilihat sebagai penyederhanaan dari realitas yang kompleks yang tercermin dari luasnya dimensi pembangunan manusia.Oleh karena itu pesan dasar IPM perlu dilengkapi dengan kajian dan analisis yang dapat mengungkapkan dimensi-dimensi pembangunan manusia yang penting lainnya (yang tidak seluruhnya dapat diukur) seperti pemberdayaan perempuan, kebebasan politik, kesinambungan lingkungan dan kemerataan antargenerasi.

Pembangunan manusia mencakup hampir semua aspek kehidupan manusia mulai dari kebebasan menyampaikan pendapat, kesetaraan gender, kesempatan memperoleh pekerjaan, gizi anak, hingga kemampuan untuk membaca dan menulis bagi orang dewasa.Untuk keperluan mengukur hasil- hasil pembangunan manusia, PBB melalui United Nation Development Program (UNDP) telah menetapkan sebuah tolok ukur khusus yang dikenal sebagai human development index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

IPM pada dasarnya adalah nilai yang menunjukkan tingkat kemiskinan, kemampuan baca tulis, pendidikan, harapan hidup, dan faktor- faktor lainnya pada negara-negara di seluruh dunia. Nilai IPM menunjukkan pencapaian rata-rata pada sebuah negara dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia, yakni:

1. Usia yang panjang dan sehat, diukur dengan angka harapan hidup (AHH).

2. Pendidikan, yang diukur dengan dengan tingkat baca tulis atau angka melek huruf (AMH) dengan pembobotan dua per tiga serta angka

partisipasi kasar atau rata-rata lama sekolah (RLS) dengan pembobotan satu per tiga.

3. Standar hidup yang layak, yang diukur dengan produk domestik bruto (PDB) per kapita pada paritas daya beli dalam mata uang Dollar AS. Metodologi penghitungan angka IPM pada dasarnya dapat dipelajari. Pertama kali harus diketahui data berupa angka harapan hidup (AHH) dalam satuan tahun, angka melek huruf (AMH) dalam persentase penduduk, angka rata-rata lama sekolah (RLS) dalam satuan tahun dan angka pengeluaran per kapita dalam satuan mata uang. Masing-masing data ini kemudian diubah menjadi indeks kesehatan, indeks pendidikan dan indeks daya beli dengan membandingkannya dengan standar yang ditetapkan oleh UNDP.

Angka IPM sangat dipengaruhi oleh angka rata-rata lama sekolah (RLS), angka melek huruf (AMH), angka harapan hidup (AHH) dan daya beli per kapita.Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan berdasarkan masing- masing indeks pendidikan, kesehatan dan daya beli.Selain penyebab langsung, terdapat juga penyebab tidak langsung dan penyebab mendasar.Jika pengaruh masing-masing faktor terhadap masing-masing komponen IPM dapat diketahui, maka pembiayaan program-program APBD yang berkaitan langsung dengan hal tersebut dapat meningkatkan angka IPM secara optimal.

Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan yang berpengaruh terhadap IPM dilakukan analisis regresi berganda dengan variabel terikat angka IPM dan variabel bebasnya adalah dengan melihat rata-rata lama sekolah (RLS) dan angka melek huruf. (AMH) sebagaimana gambar di bawah ini:

Sumber : Wibowo 2008

Gambar 6 Pengaruh Pendidikan Terhadap IPM

Kuantitas guru sangat mempengaruhi partisipasi dalam bidang pendidikan dimana semakin banyak jumlah guru maka akan semakin meningkatkan partisipasi dalam bidang pendidikan sehingga mempengaruhi Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Banyaknya guru sangat dipengaruhi oleh seberapa besar daya beli masyarakat dalam membiayai sekolahnya sampai dengan perguruan tinggi. Disamping dipengaruhi oleh seberapa banyak lulusan tersebut mampu mengabdikan ilmunya di bidang pendidikan, dalam hal ini berkaitan dengan kualitas atau mutu tenaga pendidik dilihat dari seberapa besar jumlah tenaga pendidik (Guru) lulusan sarjana (S1).

Angka Melek Huruf (AMH) sangat dipengaruhi oleh seberapa besar jumlah masyarakat yang buta huruf dan droup out (putus sekolah). Penyebab utama dari buta huruf dan droup out dapat dikarenakan sarana dan prasarana pendidikan yang tidak menunjang, seperti jumlah sekolah

Penyebab

Utama Input Proses

Outp ut Indika tor Pengaruh Pendidikan Terhadap IPM Daya Beli (kemiskinan)  Kuantitas& Kualitas tenaga pendidik  Kuantitas & Kualitas Guru& Masyarak at  Partisi pasi Pendi dikan  Rata- rata Lama Sekolah (RLS)  Motivasi & Dukungan Masyarakat  Pembentukan Kelopok Kejar Paket A, PKBM  Infrastruktur  Sarana&Prasarana Pendidikan (Jumlah SD,SMP

& SMA) Kualitas & Kuantitas Peserta Didik  Dropo ut& Buta Huruf  Angka Melek Huruf (AMH)  Jarak Tempuh  Biaya Pendidikan  Pendapatan Per Kapita  Alokasi Anggaran 

baik SD, SMP dan SMA yang terbatas, ataupun disebabkan oleh jarak menuju sekolah sangat jauh sehingga sulit untuk ditempuh, dapat juga disebabkan oleh kurangnya sarana transportasi menuju sekolah. Disamping kurangnya sarana dan prasarana infrastruktur pendidikan, kualitas dan kuantitas peserta didik juga dipengaruhi oleh seberapa besar daya beli masyarakat dalam membiayai pendidikan dalam hal ini dilihat dari besarnya pendapatan per kapita masyarakat dan juga anggaran pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui dana bantuan sekolah.

Dokumen terkait