• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ASAM, BASA, DAN GARAM 35

B. Indikator Asam dan Basa

Tahukah kamu, bagaimana cara mengetahui sifat dari suatu larutan? Untuk menentukan suatu larutan termasuk asam, basa, atau garam diperlukan suatu zat yang disebut indikator asam-basa. Indikator asam-basa adalah zat yang memberikan warna berbeda dalam larutan asam, basa, dan garam. Ada berbagai macam indikator asam-basa, diantaranya kertas lakmus, larutan indikator, indikator universal, dan indikator alami.

Gambar 3.7 Kertas Lakmus Sumber Gambar:

www.thesciencefair.com

Uji Latih Diri 3.1

1. Suatu asam menggunakan rumus molekul HxTy. Jika saat dilarutkan terlepas ion T-2 maka berapa nilai x?

2. Bagaimana cara mengetahui suatu larutan termasuk asam kuat dan basa lemah?

Kegiatan Ilmiah 3.2

Lakmus sebagai Indikator

Tujuan Membedakan asam, basa, dan garam dengan menggunakan lakmus.

Alat dan Bahan Pipet; rak tabung reaksi; tabung reaksi.

Lakmus merah dan lakmus biru; beberapa asam (HCl, H2SO4, CH3COOH); beberapa basa (NaOH, Ca(OH)2, KOH); beberapa garam (NaCl, CuSO4, CaCO3).

Petunjuk Kerja

1. Isi masing-masing tabung reaksi dengan zat-zat (larutan) yang tersedia. Jangan lupa untuk memberi label nama zat pada setiap tabung.

2. Celupkan lakmus merah ke dalam tabung reaksi yang berisi asam klorida (HCl). Kemudian, ulangi untuk lakmus biru.

3. Amati apa yang terjadi pada lakmus merah dan biru. Isikan hasil pengamatan ke dalam tabel.

Tabel 3.2 Hasil Pengamatan

No. Nama Zat Perubahan pada

Lakmus Merah Lakmus Biru

1. 2. …

HCL …

4. Ulangi langkah di atas untuk semua zat.

Bahan Diskusi

1. Zat-zat apa sajakah yang mengubah kertas lakmus merah menjadi biru? 2. Zat-zat apa sajakah yang tidak mengubah kertas lakmus merah menjadi biru? 3. Zat-zat apa sajakah yang mengubah kertas lakmus biru menjadi merah? 4. Zat-zat apa sajakah yang tidak mengubah kertas lakmus biru menjadi merah? 5. Manakah zat-zat yang bersifat asam, basa, dan garam?

6. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?

Kegiatan di atas merupakan salah satu cara mengidentikasi suatu zat apakah termasuk asam, basa, atau garam. Lakmus merah dalam lingkungan asam dan garam tidak berubah warna, sedangkan dalam lingkungan basa akan berubah warna menjadi biru. Lakmus biru dalam lingkungan asam berubah warna menjadi merah, sedangkan dalam lingkungan basa dan garam warnanya tidak berubah.

Di Laboratorium, indikator yang biasanya digunakan untuk mengetahui apakah suatu zat termasuk asam atau basa adalah larutan fenolftalein dan metil jingga. Bagaimana perbedaan perubahan warna larutan tersebut pada asam dan basa?

Indikator fenolftalein tidak berwarna pada larutan asam. Akan tetapi, pada larutan basa akan berwarna merah muda. Indikator metal jingga akan memberikan warna merah pada larutan asam dan warna kuning pada larutan basa.

Selain menggunakan kertas lakmus, larutan fenolftalein, dan metal jingga, kita dapat membuat sendiri indikator asam basa dengan

Refleksi Diri

Indonesia merupakan salah satu negara agraris. Banyak jenis tanaman jeruk yang kita kenal tumbuh di Indonesia, salah satunya jeruk pontionak. Coba kamu uji tingkat keasaman jeruk pontianak dengan jeruk mandarin. Bagaimana kamu mengujinya secara sederhana? Apa yang dapat kamu simpulkan?

Jelajah Internet

Mari kita jelajahi website-website berikut untuk menambah wawasan akan materi ini.

http://id.wikipedia. org/wiki

bahan-bahan alam. Indikator semacam ini disebut indikator alami. Indikator ini dibuat dengan cara mengekstrak bunga atau bagian tanaman lainnya, seperti akar dan daun. Ayo, perkaya pengetahuanmu dengan membuat indikator alami pada tugas proyek berikut ini.

Tugas Proyek

Mahkota Bunga sebagai Indikator

Tujuan Membuat indikator asam-basa dari mahkota bunga

Alat dan Bahan Lumpang dengan penumbuknya; kertas saring; tabung reaksi dan raknya; corong kaca; sendok.

Alkohol 10%; mahkota bunga bugenvil, kembang sepatu, kunyit, bunga tas- bih, dan bunga-bunga lainnya; larutan HCl; NaOH; air sabun; asam cuka; air garam.

Petunjuk Kerja

1. Tumbuk dengan lumpang (mortar) penumbuk beberapa lembar mahkota bunga kembang sepatu yang berwarna merah.

2. Setelah lumat, tambahkan 15 mL alkohol agar menjadi encer. Kemudian, aduk-aduk dengan sendok.

3. Saring campuran dengan menggunakan kertas saring sehingga didapat ekstrak mahkota bunga sepatu. Amati warna ekstraknnya.

4. Isi tabung-tabung reaksi dengan larutan yang ada. Jangan lupa untuk memberi label nama zat pada setiap tabung reaksi.

5. Teteskan ekstrak bunga tersebut sebanyak 2 tetes atau lebih ke dalam setiap larutan. Amati yang terjadi dan warna setiap larutan.

6. Ulangi kegiatan di atas dengan ekstrak bunga lainnya dan kunyit. Isikan hasil percobaan pada tabel.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Ekstrak Mahkota Kembang Sepatu.

No Nama Larutan Perubahan Warna Keterangan Warna sebelum diteteskan Warna setelah diteteskan 1. HCl 2. NaOH 3. air sabun 4. asam cuka 5. air garam

Tokohku

Bahan Diskusi

1. Apa warna cairan mahkota kembang sepatu mula-mula?

2. Apa warna larutan HCl setelah diteteskan ekstrak kembang sepatu? 3. Apa warna larutan NaOH setelah diteteskan ekstrak kembang sepatu?

4. Sebutkan warna ekstrak bunga lainnya dan warna larutannya setelah diteteskan ekstrak dari bermacam-macam bunga tersebut. Isikan hasilnya ke dalam tabel.

5. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?

Dalam kehidupan sehari-hari, perubahan warna bunga sering dilihat tidak seperti layaknya. Jika hal tersebut terjadi, kemungkinan besar lingkungan tempat tanaman tersebut tumbuh telah tercemari zat kimia yang bersifat asam atau basa. Dengan demikian, perubahan warna mahkota bunga di suatu daerah dapat menunjukkan adanya pencemaran lingkungan oleh polutan yang bersifat asam atau basa. Hal itu terjadi khususnya di daerah industri. Misalnya, bunga hydrangea di suatu kawasan industri yang biasanya berwarna biru berubah menjadi merah. Berdasarkan pengamatan ini, daerah tersebut telah tercemar limbah yang bersifat asam.

Amalia Dwi Ariska

Amalia Dwi Ariska lahir di Semarang, 26 Januari 1994. Ia adalah putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Drs. Suyono dan Letkol Sri Widiyastuti, SH. Gadis ini adalah penemu teknik mewarnai kain dengan menggunakan rebusan kubis merah yang dicampur tawas.

Inspirasi penemuan ini berawal dari pelajaran kimia kelas VII semester 1 tentang indikator alam asam dan basa yang menggunakan kubis merah. Menurutnya, pewarna pakaian dari kubis merah ini dapat menghemat biaya dan mudah dikerjakan. Pertama-tama, kubis merah diiris-iris. Kemudian, direbus dengan air. Lalu, ekstraknya disaring. Hasil saringan ini digunakan untuk mewarnai kain. Untuk mengawetkan warna, Riska menambahkan tawas. Cairan kubis merah tersebut akan berwarna merah muda ketika dicampur dengan larutan asam. Misalnya, larutan air jeruk atau cuka. Akan tetapi, jika bercampur dengan basa akan berwarna biru.

Uji Latih Diri 3.2

1. Lakmus merah berubah menjadi biru ketika dicelupkan pada suatu larutan. Akan tetapi, jika lakmus biru dicelupkan pada larutan tersebut, tidak berubah warna. Apakah jenis larutan tersebut?

2. Mengapa ekstrak mahkota bunga dapat digunakan untuk mengetahui asam atau basa suatu zat?

Gambar 3.8 Hydrangea Sumber Gambar: www.gardensablaze.com

Gambar 3.9 Amalia Dwi Ariska

Sumber:

Dokumen terkait