• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDIKATOR CAPAIAN

Dalam dokumen - LP2KD BUKU LP2KD 2016 (Halaman 37-45)

DAERAH (2015) CAPAIAN DAERAH (2014) CAPAIAN DAERAH (2013)

Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI (%) (2014)

99,80 93,91 105,64

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs (%)(2014)

94,67 85,81 90,50

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA (%)(2014)

76,49 67,87 67,64

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI (%)(2014)

99,28 77,16 94,79

Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs (%)(2014)

78,89 61,73 75,90

Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA (%)(2014)

63,73 44,63 57,31

Angka Putus Sekolah

Penduduk Usia 7 - 12 Tahun (2013)

Tidak ada data

Tidak ada data Angka Putus Sekolah

Penduduk Usia 13 - 15 Tahun (2013)

Tidak ada data

6,39

Angka Putus Sekolah

Penduduk Usia 16 - 18 Tahun (2013)

Tidak ada data

33,97

Angka Buta Huruf Penduduk Usia 15+(2012)

2,58 Tidak ada

data

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) 2.2.3 Dimensi Kesehatan

Selain dilihat berdasarkan bidang pendidikan, kemiskinan juga dapat ditinjau dari bidang kesehatan. Bidang kesehatan berkaitan dengan kondisi kesehatan masyarakat dan akses pada pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi Mortalitas (Angka Kematian), Morbiditas (Angka Kesakitan) dan Status Gizi. Derajat kesehatan dipengaruhi 4 faktor utama yaitu: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetika.

Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Keberhasilan pelayanan kesehatan dan berbagai program pembangunan kesehatan lainnya juga dapat diukur melalui tingkat kematian yang ada.Angka kematian meliputi Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu (AKI).

2.2.3.1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat.

Gambar 2.25

Posisi Relatif Angka Kematian Bayi Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2015

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2014 sebesar 12 per 1.000 kelahiran hidup. Kecamatan dengan AKB terendah adalah Kecamatan Bandar Psaka sebesar 3,8 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB tertinggi adalah Kecamatan Sekerak sebesar 28,4 per 1.000 kelahiran hidup.

Gambar 2.26

Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) (Per 1.000 Kelahiran Hidup) Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2010-2015

Perkembangan Angka Kematian Bayi (Per 1.000 Kelahiran Hidup) di Kabupaten Aceh Tamiang dari tahun 2010 sampai 2015 cenderung fluktatif. Pada tahun 2010 AKB di Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 8,4 per 1.000 KH, AKB tertinggi

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Gambar 2.27

Analissis Efektivitas Angka Kematian Bayi (AKB) (Per 1.000 Kelahiran Hidup) Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2010-2015

2.2.3.2. Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup.

Gambar 2.28

Posisi Relatif Angka Kematian Balita (AKABA) (Per 1.000 Kelahiran Hidup) Kab. Aceh Tamiang Tahun 2015

Pada tahun 2015, Angka Kematian Balita di Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 12,7 per 1.000 kelahiran hidup. Wilayah yang memiliki Angka Kematian Balita (AKABA) yang rendah terdapat di Kecamatan Bandar Pusaka sebesar 3,80 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan daerah yang memiliki Angka Kematian Balita (AKABA) yang tinggi dan berada diatas rata-rata AKABA Kabupaten Aceh Tamiang terdapat di Kecamatan Sekerak sebesar 35,50 per 1.000 kelahiran hidup.

Gambar 2.29

Perkembangan dan Analisis Efektivitas Angka Kematian Balita (AKBA) (Per 1.000 Kelahiran Hidup)Kab. Aceh Tamiang, Tahun 2010-2015

Perkembangan AKABA di Kabupaten Aceh Tamiang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan di tahun 2014 bila dibandingkan dengan tahun 2013. Meskipun Angka Kematian Balita tertinggi dari tahun 2010 sampai 2015 terjadi di tahun 2012 sebesar 17,20 per 1.000 Kelahiran Hidup. dari tahun 2012 – 2015 menunjukkan bahwa AKABA mulai menurun kembali walaupun penurunannya melambat.

2.2.3.3. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat.AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan.Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan.Sensitifitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan.AKI mengacu pada jumlah

kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan dan

nifas.AngkaKematian Ibu (AKI) di Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Gambar 2.30

Perkembangan Angka Kematian Ibu Melahirkan (Per 100.000 Kelahiran Hidup) Kab. Aceh Tamiang Tahun 2010-2015

Dilihat dari perkembangannya Angka Kematian Ibu di tahun 2015sebesar 181,00 per 100.000 Kelahiran Hidup jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun 2014 mencapai angka sebesar 259,86 per 100.000 kelahiran hidup.

Tabel 2

Indikator Bidang Kesehatan di Kabupaten Aceh Tamiang

INDIKATOR CAPAIAN DAERAH (2015) CAPAIAN DAERAH (2014) CAPAIAN DAERAH (2013)

Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup (Jiwa)

181

159 321,43

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 Kelahiran Hidup (Jiwa)

12

14,56 13,04

Angka Kematian Balita (AKBA) per 1000 Balita (Jiwa)

13

15,87 14,29

Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih (%)

84,4

99,44 92,57

Angka Morbiditas (%) (2013) 13,33 17,03

Proporsi Penduduk dengan Pengobatan

Sendiri (%) 54,43 69,74

AFP rate per 100.000 penduduk < 15 Th 0 5,58 1,13

Prevalensi Malaria (API) per 1000 penduduk 0,15

0,62 Tidak ada

data Persentase cakupan penemuan Penderita

Pneumonia Balita)

8,95

8,38 4,99

Persentase Penemuan pasien baru TB BTA+ 221 74,57 101,73 (TB)

Kasus DBD ditemukan dan ditangani 85 58,41 4,55

Jumlah Kasus Baru HIV/AIDS 3 12 6

2.2.4. Dimensi Prasarana Dasar

2.2.4.1 Proporsi Rumah Tangga Yang Menggunakan Air Bersih Gambar 2.31

Posisi Relatif Persentase Rumah Tangga Yang Menggunakan Air Bersih Menurut Kab. Aceh Tamiang di Provinsi Aceh Tahun 2015

Persentase Rumah Tangga yang menggunakan air bersih di Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 78,01 persen berada di atas rata-rata Provinsi sebesar 67,46 persen. Tingkat penggunaan air bersih di Kabupaten Aceh Tamiang berada di urutan ke 6 (enam) se Provinsi Aceh.

2.2.4.2 Proporsi Rumah Tangga Yang Menggunakan Jamban Sendiri/Bersama

Gambar 2.32

Posisi Relatif Rumah Tangga Yang Menggunakan Jamban Sendiri/Bersama Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Aceh

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Posisi relatif persentase penduduk yang menggunakan jamban sendiri/bersama di Kabupaten Aceh Tamiang adalah 92,99 persen angka ini berada di atas rata-rata Provinsi sebesar 73,74 persen. Kabupaten Aceh Tamiang termasuk sudah bagus untuk pemakain jamban, hal ini dapat dilihat dari grafik yang menunjukkan bahwa Kabupaten Aceh Tamiang berada di urutan persentase tertinggi ke 3 (tiga) se Provinsi Aceh.

Dalam dokumen - LP2KD BUKU LP2KD 2016 (Halaman 37-45)

Dokumen terkait