• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDIKATOR DAN BUKTI

Dalam dokumen 2 Rancang Bangun Proyek (Halaman 40-44)

Indikator adalah sasaran yang menunjukkan kemajuan terhadap pencapaian obyektif. Hal itu menjawab pertanyaan, ‘Bagaimana kita bisa tahu bahwa yang kita rencanakan terjadi atau telah terjadi?’ Indikator menolong kita untuk memantau, meninjau dan mengevaluasi proyek. Hal itu memungkinkan kita untuk mengetahui apakah rencana proyek

disesuaikan atau tidak. Hal itu juga menolong untuk belajar dari pengalaman suatu proyek untuk menghindari kesalahan yang sama dalam proyek lain.

KAL kadang-kadang menyebut indikator sebagai ‘Indikator Terukur Secara Obyektif.’ Istilah secara obyektif digunakan karena indikator harus tidak tergantung pada sudut pandang orang yang melakukan pengukuran terhadapnya. Seharusnya tidak peduli siapa yang mengukurnya – hasil yang sama harus dihasilkan. Jadi lebih baik untuk meminta dua orang mengukur kehadiran pada suatu pertemuan dengan menghitung jumlah orang yang ada di sana dari pada meminta mereka memeringkatkan kehadiran dengan skala dari

sangat buruk, buruk, sedang, baik dan sangat baik. Dengan cara terakhhir, seseorang akan berpikir bahwa kehadiran sangat baik sementara yang lain bisa saja berpikir kehadiran hanya sedang saja. Penilaian itu tergantung pada pengalaman masa lalu dan harapan masing-masing tentang berapa orang yang seharusnya menghadiri pertemuan itu.

Adalah penting untuk berpikir tentang siapa yang harus mengidentifikasi dan mengukur indikator. Pemangku kepentingan primer harus mempunyai kesempatan untuk menentukan indikator-indikator karena:

• Akan meningkatkan rasa

kepemilikan dan transparansi proyek • Pemangku kepentingan primer

mungkin akan mampu memikirkan

indikator yang tepat yang mungkin tidak terpikirkan oleh staff proyek yang berasal dari luar masyarakat

• Ada beberapa hal yang akan lebih mudah diukur oleh pemangku kepentingan primer sendiri

• Pemangku kepentingan primer akan merasa terdorong dan terberdayakan dengan kemajuan proyek

Terdapat beberapa jenis indikator yang dapat dipertimbangkan. Usahakan untuk kreatif dan gunakan kombinasi untuk memastikan bahwa obyektif dapat diukur secara efektif da bahwa kebutuhan pemantauan dan evaluasi dapat dipenuhi.

• INDIKATOR FORMATIF (juga disebut sebagai Milestone – batu penunjuk kilometer) digunakan selama suatu kegiatan, tahap atau proyek untuk

menunjukkan apakah kemajuan berada pada jalur yang benar.

• INDIKATOR SUMATIF digunakan pada akhir proyek untuk evaluasi.

• INDIKATOR LANGSUNG untuk mengukur obyektif secara langsung, seperti jumlah anak yang masuk sekolah.

• INDIKATOR TAK LANGSUNG (juga disebut sebagai indikator proxy) digunakan kalau indikator langsung tidak tepat atau mungkin untuk mengukur, misalnya:

o Hasil tidak dapat diukur secara langsung, seperti kualitas hidup o Indikator langsung terlalu mahal untuk diukur

o Indikator langsung baru atau hanya dapat diukur setelah proyek selesai

Jadi, bagaimana kita akan mengukur keberhasilan kita Ya, Goal dicetak Pertandingan dimenangkan Jumlah penonton Liputan media Jenis Indikator

Contoh: untuk mengukur kenaikan dalam kemampuan baca tulis (melek huruf) akan sangat sulit atau mahal sekali untuk melakukan wawancanra dengan anak-anak, tetapi jumlah buku yang dipinjam dari perpustakaan sekolah mungkin akan memberi kita petunjuk apakah melek huruf sudah meningkat atau belum.

Adalah sulit untuk mengukur pendapatan orang tanpa membuat mereka tersinggung. Sebaliknya, kita dapat melihat pada perubahan pengeluaran (belanja) rumah tangga. Hal ini mungkin mencakup pemilihan hal-hal yang dimiliki oleh rumah tangga, termasuk beberapa barang mewah dan melihat bagaimana belanja rumah tangga untuk hal-hal itu berubah dalam jangka waktu tertentu. Kita juga dapat melihat pada angka penjualan toko-toko setempat dan jasa layanan lainnya karena hal ini akan dipengaruhi oleh perubahan pendapatan penduduk setempat.

Akan lebih mudah mengukur perilaku dan perasaan karena perilaku dapat diamati. Jadi kalau kita akan mengukur apakah orang merasa lebih percaya diri, kita dapat mengamati berapa sering mereka berbicara dalam pertemuan-pertemuan masyarakat.

INDIKATOR KUANTITATIF dapat dianalisa dalam bentuk angka – siapa, apa, kapan, dimana, berapa banyak, berapa sering? Hal ini dapat meliputi:

• seberapa sering suatu hal terjadi

• Berapa jumlah orang yang terlibat atau terpengaruh • Angka rata-rata pertumbuhan

• Pendaftaran, misalnya pendaftaran anak sekolah, kunjungan ke klinik, adopsi jenis bibit baru

INDIKATOR KUALITATIF mengukur ha-hal yang tidak dapat dihitung, seperti: • kepuasan, pendapat

• kemampuan mengambil keputusan • perubahan sikap

Usahakan untuk menggunakanc campuran indikator kuantitatif dan kualitatif sehingga kita dapat diyakinkan telah menangkap kemajuan dan dampak nyata suatu proyek. Imaginasi adalah penting dalam menentukan indikator. Akan dapat menolong para pemangku kepentingan untuk menentukan indikator dengan meminta mereka menutup mata dan membayangkan bagaimana situasinya nanti kalau keadaan lebih baik telah terjadi pada akhir proyek. Apa yang mereka dengar, jamah, rasakan dan cium yang akan berbeda kalau masalah utama telah diatasi? Kalau kita menginginkan pembangunan yang holistik, maka dampak pada kesejahteraan spiritual harusnya sama besarnya pada

kesejahteraan fisik. Indikator spiritual biasanya lebih sukar ditentukan. Indikator tak langsung adalah yang mungkin dapat digunakan.

• EKONOMI Panen per hektar, produksi per tenaga kerja, telur per hari, produksi kerajinan tangan per hari, pendapatan rata-rata, luas tanah per rumah tangga, ternak per rumah tangga, prosentasi orang yang punya rekening bank, prosentasi orang di atas atau di bawah garis kemiskinan, prosentasi orang yang tak punya lahan, angka perpindahan penduduk

• SOSIAL Angka kematian bayi, jumlah kematian, angka melek huruf, rata-rata tahun sekolah dalam pendidikan formal, jumlah murid masuk sekolah menengah, perbedaan upah pekerja laki-laki dan perempuan, prosentasi perempuan mengikuti pelatihan, prosentasi orang yang menghadiri pertemuan, perwakilan kelompok kurang beruntung dalam kepanitiaan.

• LINGKUNGAN Panen ikan per tahun, lamanya masa mengganggurkan tanah, hutan yang dibabat setiap tahunnya, ketersediaan air dalam tanah, erosi, prosentasi rumah tangga yang mempraktekkan penggunaan kompos, rata-rata waktu untuk mengumpulkan kayu api per hari

• SPIRITUAL angka kriminalitas, angka perceraian, keanggotaan gereja, kehadiran dalam ibadah dan pertemuan-pertemuan gereja

Diambil dari Introduction to the Programme and Project Cycle: CIDT (220) Universitas Wolverhampton

Indikator hendaknya:

• RELEVAN Apakah indikator relevan dengan obyektif yang diukurnya? Sebagai contoh, kalau obyektifnya adalah untuk ‘meningkatkan pemakaian sumur pompa tangan’ mengukur jumlah pompa tangan yang dihasilkan bukanlah sebuah indikator yang baik karena tidak mengukur berapa banyak yang sebenarnya digunakan.

• MENCUKUPI Apakah lebih dari satu indikator dibutuhkan?

• SPESIFIK Kualitas, kuantitas, waktu (Lihat KKW dalam kotak di hal …) • TERUKUR Dapatkan indikator secara realistik diukur?

• SENSITIF PADA PERUBAHAN yang akan terjadi sebagai hasil proyek atau program – kalau perubahan rencana terjadi, aakah indikator masih tetap teat dan terukur?

• HEMAT BIAYA Dapatkan indikator diukur dengan biaya dan usaha yang masuk akal? Apakah biaya mengukur indikator sebanding dengan biaya keseuruhan proyek?

• TERSEDIA Dapatkan indikator diukur pada waktu yang direncanakan? Misalnya, pertimbangan perubahan cuaca.

Istilah KKW sering digunakan untuk memastikan bahwa indikator adalah spesifik. KKW singkatan dari:

KUANTITAS – panjang, luasnya perubahan – dengan berapa banyak

KUALITAS – jenis perubahan

WAKTU – oleh kapan perubahan diharapkan terjadi

Contoh Indikator dasar Menentukan Indikator yang baik KKW

Contoh 1:

Dalam dokumen 2 Rancang Bangun Proyek (Halaman 40-44)

Dokumen terkait