• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indikator Kebijakan

Dalam dokumen KEBIJAKAN KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK (Halaman 108-119)

BAB VI : REKOMENDASI KEBIJAKAN PRIORITAS

F. Indikator Kebijakan

1. Dikeluarkannya Peraturan Menteri Sosial RI tentang Cross

Cutting program antar direktorat/balai besar di lingkungan

Kementerian Sosial RI

2. Meningkatnya jumlah orangtua/keluarga yang mempunyai kapasitas dalam pengasuhan dan perlindungan anak

3. Meningkatnya kualitas pekerja sosial pendamping anak

4. Meningkatnya jumlah TKSA yang profesional dalam memberikan pelayanan

5. Meningkatnya jumlah anak yang terpenuhi hak-haknya 6. Meningkatnya jumlah anak yang terlindungi

7. Meningkatnya kesejahteraan sosial anak

Pelaksanaan Permensos ini akan efektif bila ada suatu keinginan bersama para pihak terkait dalam merencanakan, melaksanakan dan melakukan pemantauan secara bersama, dengan sasaran yang sama yaitu keluarga miskin yang mempunyai masalah anak. Masing-masing direktorat terkait punya target atau indikator sendiri-sendiri sesuai perannya masing-masing. Keuntungan dari integrasi program ini adalah anggaran tidak menumpuk di satu direktorat dan dapat menyelesaikan masalah besar yaitu kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup anak dan terlindunginya anak-anak Indonesia dari tindak kekerasan dan perlakuan salah.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-undangan:

UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2.

Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Undang Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan.

Undang Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perdagangan Manusia. Undang Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS).

Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional.

Undang Undang RI Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak. Undang Undang RI Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Undang Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Penyandang Cacat. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Konvensi Mengenai

Hak-Hak Penyandang Disabilitas.

Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007, mengenai Pengangkatan

Anak.

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan

yang Berkeadilan.

Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan

Keputusan Presiden RI Nomor 36/1990, pada 25 Agustus 1990 Tentang

Pengesahan Convention On The Rights of The Child (Konvensi Te ntang Hak-Hak Anak).

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 110/HUK/2009 Tentang Persyaratan Pengangkatan Anak.

Keputusan Menteri Sosial Nomor 15A/HUK/2010 tentang Panduan

Umum Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA).

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 37/HUK/2010 tentang Tim Pertimbangan Perizinan Pengangkatan Anak Pusat. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 30/HUK/2011

tentang Standar Nasional Pengasuhan Anak untuk Lembaga

Kesejahteraan Sosial.

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pedoman Umum

Penanganan Anak yang Berhadapan Dengan Hukum.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1259/Menkes/SK/ XII/2009 tentang Program Jamkesmas bagi Penghuni Panti

Sosial, Korban Bencana dan Penghuni Lapas dan Rutan.

Kesepakatan Bersama antara Direktur Jenderal PRS Departemen Sosial RI dengan Direktur Jenderal PAS Departemen Hukum dan HAM RI Nomor 20/PRS-2/KEP/2005, tentang Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial Anak Didik Pemasyarakatan.

Kesepakatan Bersama Menteri Sosial RI, Menteri Hukum dan HAM RI, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan RI, Menteri Agama RI, Kepolisian Negara RI Nomor: 12/PRS-2/ KPTS/2009, Nomor M.HH.04.MH.0302. Tahun 2009; Nomor 11/XII/2009; Nomor 1220/Menkes/SKB/XII/2009; Nomor 06/ XII/2009; Nomor B/43/XII/2009, tentang Perlindungan dan

Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Perlindungan Anak. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun

2011 Tentang Perlindungan Anak yang Hidup di Jalan.

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 31 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Penjangkauan dan Pemenuhan Hak

Anak yang Hidup Di Jalan.

Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 181/ KEP/2012 Tentang pembentukan Forum Perlindungan Anak

yang Hidup di Jalan.

Keputusan Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Nomor: 29/RS-KSA/2011 tentang Pedoman Operasional PKSA. Direktorat

Kesejahteraan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial.

Buku-buku:

Kementerian Sosial RI, Badan Pusat Statistik. (2012). Profil PMKS,

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, INDONESIA 2011.

Pusat Data dan Informasi Kementerian Sosial RI.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI bekerjasama dengan Pusat Kajian Perlindungan Anak Universitas Indonesia dan Bank Dunia. (2011). Membangun Sistem Perlindungan Anak di

Indonesia, Sebuah Kajian Pelaksanaan PKSA Kementerian Sosial

RI dan Kontribusinya terhadap Sistem Perlindungan Anak. Hikmat, Hari. (2006). Pedoman Analisis Kebijakan Kesejahteraan Sosial,

Pada Tgl 05 Maret 2008 Disampaikan dalam Kegiatan Finalisasi Pedoman Analsis Kebijakan Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosial RI.

Mallon, Gerald P and Peg McCartt Hess. (2005). Child Welfare For The

Twenty-First Century. A Handbook of Practices, Policies, and

Nota Kesepahaman Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Sosial, Menteri Agama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tentang Percepatan Kepemilikan Akta Kelahiran dalam Rangka Perlindungan Anak.

David S, Sawicki, & Carl V. Patton. (1993). Basic Methods of Policy

Analysis and Planning, Prentice Hall. Englewood Cliffs, New

Jersey 07632.

William N., Dunn. (2003). Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Edisi Kedua, Gajah Mada University Press.

Suradi. (2011). Studi Kebijakan Penanggulangan Anak Jalanan di DKI Jakarta. Jakarta: P3KS Press.

Unicef, Child Protection Task Force Workshop, 2 Juli 2013, Jakarta-Indonesia, Better Gavernance for Indonesia’s Child Protection

System.

Website:

Anak Jalanan: http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_jalanan.

Data Penyandang Masalah Sosial (PMKS) dan Potendi Kesejahteraan Sosial (PSKS). (2011). http://database.kemsos.go.id/modules.

php?name=Pmks2011.

Catatan Akhir Tahun 2011 Komisi Nasional Perlindungan Anak: Menggugat Peran Negara, Pemerintah, Masyarakat dan Orangtua Dalam Menjaga dan Melindungi Anak. http://

komnaspa.wordpreAni.com/2011/12/21/catatan-akhir-tahun-2011-komisi-nasional-perlindungan-anak/www.acf.hhs.gov/ program/cb, diambil September 28, 2004.

Menkumham: Kasus Asusila di Kalangan Anak Sedang Tren. http://

www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/07/23/mqdjhz-menkumham-kasus-asusila-di-kalangan-anak-sedang-tren,4

september 2013.

Dinda Satria: Anak dan Problematika Bangsa, http://sosbud. kompasiana.

com/2012/10/15/anak-dan-problematika-bangsa-501440.html.

A

ABH 11, 41, 45, 46, 47, 84, 101 ABT 10, 31, 39, 48, 89, 101 Action 94, 95, 96 ADHA 49, 51, 52 ADK 10, 77, 83, 84, 90 Aktivitas 33, 37, 39, 90 Alternatif kebijakan 12, 93, 94, 95, 99 AMPK 10, 65, 84, 101 Anak 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 101, 102 Analisis 10, 11, 12, 94, 96, 99 Analisis Retrospektif 10 Anjal 10, 77, 87, 101 Asesmen 17, 20, 21, 80, 81, 100 ASI 29

B

Bantuan langsung tunai bersyarat 100 Bappenas 4, 5, 9 BPJS 54, 55 BPS 6, 28, 29, 31, 39 Broken home 42

C

Community development 99 CPS 17, 19, 20, 21, 22, 23 Cross cutting program 102

D

Dekadensi moral 45 Disabilitas 2, 6, 44, 54, 63, 64, 69 DIY 9, 10, 72, 77 DKI 2, 9, 10, 30, 38, 70, 77, 83 Duty 8

E

Efektif 102 Eksploitasi 18, 19, 44, 58, 70 Evaluasi 4, 20, 58, 59, 69, 75, 76, 79, 81, 83, 92, 94, 96

F

FCU 101 FGD 10, 70, 73 FKKADK 9 Fundamental 27, 28, 57

H

Hak dasar 28, 55, 67, 75, 76, 91 HIV/AIDS 6, 49, 50, 51, 52, 92 Home visit 83, 84

I

Indikator 4, 5, 12, 102 Intake 20 Intelektual 14, 62

K

KB 9, 62 Kebijakan 1, 2, 4, 5, 6, 7, 10, 11,

INDEK

64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 74, 93, 94, 95, 96, 99 Kebijakan sosial 7, 10, 11 Kekerasan 9, 16, 17, 18, 27, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 58, 61, 65, 71, 90, 102 Kekerasan fisik 18 Kelompok minoritas 16, 41 Kendala 4, 72

Kesejahteraan sosial anak 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 12, 27, 28, 37, 63, 75, 76, 78, 79, 82, 84, 93, 96, 100, 102 Keterlantaran Balita 31, 38 KHA 9, 56, 70 Konvensional 6 KPAI 9, 56, 70 KUBE 101

L

LKSA 3, 5, 8, 9, 33, 37, 39, 59, 76, 77, 78, 79, 81, 82, 83, 84, 91, 93, 94, 95, 96, 99, 100, 101

M

MCK 30, 37 Monitoring 69, 79, 83, 92

N

NAD 9, 14 NAPZA 16, 41

O

Observasi 10, 34, 52, 81 Opportunities 94, 95 Optimal 9, 15, 16, 23, 40, 60

P

Parenting skill 99, 100 Peers group 44 Pelecehan seksual 18, 19, 47, 48, 90 Pendamping 8, 9, 10, 47, 50, 52, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 89, 90, 91, 92, 96, 99, 100, 101, 102 Penelantaran 16, 17, 18, 20, 41, 90 Penganiayaan psikologis 19 Pengasuhan alternatif 8, 59 Pengasuhan anak 3, 8, 11, 14, 15, 16, 18, 19, 27, 37, 39, 40, 59, 80, 85 Perlindungan khusus 2, 5, 8, 16, 28, 40, 41, 44, 49, 57, 65, 75, 91 PKH 101 PKSA 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 37, 52, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 99, 101 PKSADK 82 Pluralisme 71 PMKS 6, 29, 31, 32, 44, 75 Prioritas 2, 41, 58, 94, 99 Problem 94, 95, 96 PSAA 109

Q

Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2008, 68

S

Sakti Peksos 76, 77, 78, 79, 80, 83, 84 SDM 4, 6, 43, 52, 74, 77, 83, 84, 93, 94, 95 SKPD 72, 73, 95 Strengtheness 94 Substitusi 15 Supervisi 19 SWOPA 94, 99

T

Target 2, 22, 79, 95, 102 TAS 86, 88 Terisolasi 16, 41 TPA 9, 62 Traumatis 15

U

UEP 99

Undang Undang Dasar 1945 1, 52

Undang Undang RI Nomor 11 Tahun 2009, 57, 64 Undang Undang RI Nomor 4

Tahun 1979, 56 Unicef 3, 9, 39, 69, 70

W

Wawancara mendalam 10, 70 Weaknessess 94

SEKILAS PENULIS

Dra. Mulia Astuti, M.Si.

Lahir di Payakumbuh, Sumatera Barat (1954). Pendidikan terakhir Pasca Sarjana (S2) Program Kajian Ketahanan Nasional (UI 1997). Mengawali karir sebagai pegawai negeri sipil Departemen Sosial RI (1978) ditempatkan di Badan Penelitian dan Pengembangan Sosial. Mulai menjadi peneliti (1987). Pernah ditempatkan pada jabatan struktural sebagai Kepala Bidang Program pada Pusat Penelitian Kesejahteraan Sosial(2000), Kepala Bidang Pemberdayaan Pranata Sosial (2001) dan Kepala Bidang Kerjasama dan Publikasi (2006) pada Pusat Pengembangan Ketahanan Sosial Masyarakat. Kemudian di mutasi ke Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial sebagai Kepala Sub Direktorat Pelayanan Sosial Anak Terlantar (2007), terakhir Kasubdit Kelembagaan, Perlindungan dan Advokasi Sosial (2009). Pernah mengikuti “Asean Training-Overview of Sosial Services (1991) di Singapura dan pernah mengajar pada Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) untuk jurusan Kesejahteraan Sosial (1989-1994). Pada tahun 2010 kembali pindah ke Puslibang Kesejahteraan sebagai peneliti. Sejak tahun 1987 sampai sekarang aktif mengikuti kegiatan-kegiatan penelitian baik kelompok maupun perorangan, kegiatan seminar dan menulis buku, artikel yang dimuat di Jurnal maupun majalah ilmiah.

Ir. Ruaida Murni.

Lahir di Takengon tanggal 17 Juli 1962, menyelesaikan S1 di Universitas Negeri Jambi. Saat ini menjabat sebagai Peneliti Muda pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI. Dan sebagai anggota tim penilai jabatan fungsional Litkayasa Kementerian Sosial RI. Penelitian yang telah dilaksanakan antara lain Peranan Pelayanan dan Bantuan Sosial Proyek Atma Brata CCF Terhadap Kesejahteraan Sosial

Metode dan Teknik Penyuluhan dan Bimbingan Sosial Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan; Kebutuhan Pelayanan Kesejahteraan Sosial di Kawasan Industri; Metode dan Teknik Pelayanan Anak Pada Kelompok Bermaian dan Taman Penitipan Anak; Permasalahan Sosial Migran Perkotaan di Propinsi Riau; Penelitian Kemandirian Penerima Pelayanan Panti Sosial Asuhan Anak dan Panti Sosial Bina Netra; Model Rehabilitasi Sosial Penyalahguna NAFZA di Beberapa Institusi Swasta; Pengembangan Uji Coba Model Pemberdayaan Remaja Melalui Karang Taruna; Akreditasi Panti; Uji Coba Model Pengentasan Anak Terlantar Melalui Kekerabatan; Pergeseran Pola Relasi Gender Ex TKW; Pemberdayaan Sosial Keluarga Pasca Bencana Alam; dan Uji Coba Model Pemberdayaan Sosial Keluarga Pasca Bencana Alam, Studi Kebijakan Penanganan Korban Tindak Kekerasan: Kasus Perdagangan Perempuan di Wilayah Perbatasan dan Studi Kebijakan Pengembangan Kegiatan Sakti Peksos di Panti Sosial Masyarakat

Drs. Ahmad Suhendi, M.Si.

Lahir di Tangerang pada tanggal 30 Juni 1958, menyelesaikan pendidikan Sarjana Kesejahteraan Sosial pada tahun 1992 di STKS Bandung dam Pasca Sarjana Jurusan Kesejahteraan Sosial UI Jakarta tahun 2006. Bekerja di Kementerian Sosial RI sejak tahun 1982 sebagai Staf Peneliti. Saat ini sebagai Peneliti Madya pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI. Diklat yang diikuti antara lain: Latihan Prajabatan Tingkat II, Pelatihan Tenaga Peneliti Bidang Kesejahteraan Sosial Tingkat Dasar, Diklat Analisa Data Angkatan II, Pemantapan Petugas Penyuluh dan Bimbingan HIV/AIDS Bidang Sosial, Diklat Adum, Pelatihan Metodologi Penelitian Kebijakan Responsif Gender Tingkat Analis, Diklat SKTA, Dilat Peneliti Tingkat Lanjutan. Penelitian yang dilakukan antara lain: Studi Penjajagan

Aspek Sosial Kemiskinan, Permasalahan Sosial di Perkotaan, Pelaksanaan Program Pemberian Beasiswa Sekolah Dasar oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Sebagai Wujud Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri 06 Desa Sukadanau Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi), Indikator Ketahanan Sosial Keluarga, Replikasi Model Desa Berketahanan Sosial melalui Pemberdayaan Pranata Sosial di Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, Pengembangan Desa Berketahanan Sosial melalui Pemberdayaan Pranata Sosial (Replikasi Model di Empat Provinsi), Analisis Kebutuhan Sosial Dasar dalam Pemberdayaan Masyarakat Daerah Tertinggal: Studi Kasus di Desa Simpur Kabupaten Pulang Pisau, dan Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan: Studi Evaluasi Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni bagi Keluarga Miskin di Perkotaan.

Dalam dokumen KEBIJAKAN KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK (Halaman 108-119)

Dokumen terkait