A. Pendapatan Daerah
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang
Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah (LLPD) yang Sah berupa pendapatan hibah, pendapatan darurat dan pendapatan lainnya termasuk hibah langsung yang diterima oleh Pemda. LLPD yang Sah pada Provinsi Kalimantan Barat pada Triwulan II Tahun 2020 dapat digambarkan sebagai berikut:
Grafik III.6
Realisasi LLPD Yang Sah pada Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020
Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah
Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah pada Triwulan II tahun 2020 sebesar Rp314,28 miliar atau sebesar 10,26 persen dari target tahun 2020 sebesar Rp949,92 miliar. Walaupun terjadi peningkatan penerimaan yang sangat signifikan, karena pagu dinaikkan masih terjadi penurunan realisasi dari target sebesar 8.02 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Secara keseluruhan kontribusi pagu terbesar Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah disumbang oleh Kabupaten Landak sebesar 36,51 persen, Kabupaten Sanggau sebesar 27,05 persen dan Kabupaten Sintang sebesar 15,23 persen.
Landak Singkawang K. Hulu Sintang 11 Kab/Kota Total Kalbar
TW II 2019 492,84 341,95 849,77 832,69 7.314,13 9.831,39
TW II 2020 505,00 343,60 664,76 657,47 6.944,42 9.115,24
20000 40006000 100008000 12000
miliar rupiah
Sanggau Sintang Pontianak Kubu Raya 11 Kab/Kota Total Kalbar
TW II 2019 - - - 5,24 168,39 173,63
TW II 2020 85,03 47,88 34,61 28,31 118,45 314,28
0
18 B. Belanja Daerah
1. Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal
Grafik III.7
Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal Lingkup Provinsi Kalimantan Barat pada Triwulan II Tahun 2020
2. Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah
Realisasi Belanja Pegawai pada Triwulan II tahun 2020 sebesar Rp3.325,33 miliar atau 35,09 persen dari pagu. Realisasi triwulan ini mengalami penurunan sebesar 1,23 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.
Realisasi Belanja Barang pada Triwulan II tahun 2020 mencapai Rp1.576,81 miliar atau 24,51 persen dari pagu dan mengalami penurunan sebesar 2,78 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.
Realisasi Belanja Modal pada Triwulan II tahun 2020 sebesar Rp278,77 miliar atau sebesar 5,76% dari pagu dan terjadi kenaikan sebesar 1,87 persen dibanding periode yang sama.
3. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan
Grafik III.8
Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Urusan (Lima Urusan Tertinggi) Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2020
Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah (11 Kab/Kota)
Bidang Pelayanan Umum mendapat alokasi dana terbesar yaitu Rp 9.224,81 miliar yang terealisasi sebesar Rp2.481,86 miliar (26,90 persen). Bidang pendidikan mendapatkan alokasi sebesar Rp 6.607,63 miliar dan pada triwulan II 2020 terealisasi sebesar Rp1.950,83 miliar (29,52 persen). Bidang Kesehatan terealisasi sebesar Rp275,12 miliar dari pagu sejumlah Rp4.111,51 miliar (28,06 persen).
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Sosial
Pagu 9.476,00 6.432,16 4.839,32 65,94
Realisasi 3.325,33 1.576,81 278,77 10,67
Pelayanan
Umum Pendidikan Kesehatan Ekonomi Perumahan &
Fasum
Pagu 9.224,81 6.607,63 3.923,27 2.294,53 4.111,51
Realisasi 2.481,86 1.950,83 1.100,84 411,45 275,12
0
19 4. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2020
Realisasi APBD dalam lingkup Provinsi Kalbar sampai dengan akhir tahun 2020 untuk Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah diperkirakan sebagai berikut:
Tabel III.2
Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat s.d Triwulan IV Tahun 2020
Uraian Realisasi Prognosis
2017 2018 2019 2020
Pendapatan 23.216,40 24.229,52 25.639,28 26.717,60
Pendapatan Asli Daerah 3.464,42 3.909,03 4.046,71 4.389,00
Pendapatan Transfer 19.303,18 19.854,33 20.848,16 21.546,87
Lain-Lain Pdptn Daerah 448,80 466,16 744,42 781,73
Belanja Daerah 23.743,97 23.458,17 25.106,34 25.569,90
Belanja 20.447,49 19.798,67 21.078,45 21.177,21
Transfer 3.296,48 3.659,50 4.027,89 4.392,70
Surplus/Defisit -527,57 771,35 532,95 1.147,70
Sumber: DPKAD (diolah)
Pendapatan Daerah sampai akhir tahun 2020 diperkirakan naik sebesar Rp1.078,32 miliar (4,21 persen) dibanding tahun sebelumnya, sementara itu Belanja Daerah juga diperkirakan mengalami kenaikan sebesar Rp463,57 miliar atau sebesar 1,85 persen dari tahun sebelumnya.
BAB IV
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)
Pulau Lemukutan, Bengkayang
Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2020 20 A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian
Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian tingkat Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kalbar pada Triwulan I I tahun 2020 adalah sebagai berikut:
Tabel IV.1
Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Lingkup Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2019/2020
Dalam miliar
Uraian TW II 2020 TW II 2019 Kenaikan
(Turun) Pusat Daerah Konsolidasian Konsolidasian
Pendapatan Negara 3.527,77 1.953,22 5.480,99 5.848,16 - 367,17 Catatan: *Belanja Transfer Pemerintah Pusat sebesar Rp 8,75 triliun dieliminasi dengan PNBP Pemda sebesar Rp 131,76 miliar dan pendapatan transfer Pemda sebesar Rp 8,88 triliun.
Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Kalimantan Barat(diolah)
Pendapatan konsolidasian mengalami penurunan sebesar 6,28 persen disebabkan oleh penurunan pendapatan bukan pajak yang cukup signifikan, yaitu sebesar 591,28 miliar. Belanja Negara mengalami penurunan 4,46 persen penurunan belanja pemerintah sebesar 1.548,89 miliar.
B. Pendapatan Konsolidasian
1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Kalimantan Barat (diolah) 3,85 persen sementara pendapatan bukan pajak turun 36,47 persen.
21 Sumber Data: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Kalimantan Barat (diolah)
Pendapatan Pemerintah Pusat berkontribusi sebesar 64,36 persen terhadap pendapatan konsolidasian, sementara Pemerintah Daerah menyumbang sebesar 35,64 persen. Pendapatan Perpajakan menjadi kontributor utama pendapatan baik pada Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Pendapatan perpajakan berkontribusi sebesar 71,30 persen terhadap pendapatan konsolidasian.
2. Analisis Perubahan
Realisasi pendapatan konsolidasian pada triwulan II tahun 2020 mencapai Rp5.480,99 miliar, turun sebesar Rp367,17 miliar (6,28 persen) dari periode yang sama tahun 2019 yang sebesar Rp5.848,16 miliar. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan pendapatan bukan pajak sebesar 36,47 persen.
Kontribusi pendapatan pajak pusat mencapai Rp3.130 miliar (73,28 persen), sedangkan pendapatan pajak dari daerah sebesar Rp1.200 miliar (27.72 persen).
Pemda diharapkan untuk dapat lebih mengoptimalkan serta mencari alternatif sumber pendapatan pajak daerah agar komposisi pendapatan pajak mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya.
Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Kalimantan Barat (diolah)
64,36%
35,64%
Pusat Daerah
22 3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan
Konsolidasian
Pada Triwulan II tahun 2019 dengan total pendapatan Rp5.848,16 miliar, pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat sebesar 5,08 persen. Sementara pada Triwulan II tahun 2020 dengan total pendapatan Rp5.480,99 miliar, pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi sebesar – 3,40 persen.
Uraian TW II 2019
Sumber data: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Kalimantan Barat (diolah)
A. Belanja Konsolidasian
1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Sumber data: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Kalimantan Barat (diolah)
Realisasi Belanja Konsolidasian pada Triwulan II tahun 2020 mencapai Rp 10.470,23 miliar, turun 4,46 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.
Penurunan ini disebabkan oleh turunnya belanja pegawai sebesar Rp 61,89 miliar, dan belanja barang sebesar Rp 519,78 miliar.
2. Analisis Perubahan
Belanja Pegawai masih menjadi belanja yang paling besar realisasi pada triwulan II 2020. Realisasi belanja pegawai menyumbang 56,58 persen dari realisasi belanja konsolidasian. Hal ini disebabkan masih banyaknya program Pemerintah yang masih dalam tahap perencanaan dan persiapan sehingga belanja barang dan belanja modal cenderung masih kecil realisasinya. TW II 2019 5.107,22 3.189,84 644,34 2,88 101,94 1.404,25 15,17 0,71
TW II 2020 5.045,33 2.670,06 687,83 1,74 - 306,94 12,95 192,62
1.000,00
23
Sumber data: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Kalimantan Barat (diolah)
3. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Kepada Indikator Ekonomi Regional
Belanja Negara konsolidasian pada Triwulan II Tahun 2020 mengalami penurunan sebesar Rp488,39 miliar, demikian juga PDRB turun sebesar Rp1,11 triliun. Tingkat pengangguran terbuka meningkat 0,42 persen, dan kemiskinan mengalami perbaikan sebesar 0,32 persen.
B. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Tabel IV.3
Kontribusi Belanja dan Investasi Pemerintah Dalam Pembentukan PDRB Provinsi Kalmantan Barat Triwulan II tahun 2020
Produk Domistik Regional Bruto (miliar) Kontribusi belanja pemerintah terhadap pembentukan PDRB adalah sebesar 28.02 persen dan kontribusi investasi pemerintah adalah 28.02 persen. Pada Triwulan II 2020 kontribusi Pemerintah terhadap PDRB cukup berpengaruh ditengah merosotnya perekonomian. Dengan angka 28,02 persen, belanja pemerintah dapat dikatakan sebagai salah satu pendorong perekonomian Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan I 2020.
Belanja
BAB V
BERITA/ ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH
Cap Go Meh,, Singkawang
24 Pertanian menjadi Kekuatan pada PDB Triwulan II Tahun 2020
Ancaman resesi ekonomi merupakan fenomena global. Sementara itu, kondisi perekonomian global berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri. Oleh karena itu, Indonesia perlu memperkuat hal-hal yang bersifat komparatif atau potensi Indonesia yang tidak banyak dimiliki negera lain.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sumbangan sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional mengalami kenaikan di tengah terjadinya kontraksi perekonomian pada triwulan II 2020 yang -5,32 persen (y-on-y). Sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap total PDB sebesar 15,46 persen. Angka itu meningkat dibandingkan triwulan I 2020 yang sebesar 12,84 persen maupun dibandingkan triwulan II 2019 sebesar 13,57 persen.
Indonesia mememiliki SDM sdan SDA yang komparatif dan kompetitif, terutama di komoditas pertanian. Indonesia juga berada di wilayah khatulistiwa dengan sinar matahari ideal sepanjang tahun, kondisi ini sangat strategis untuk dimannfaatkan pada sektor pertanian. Selain program-program pemulihan perekonomian dari dampak Pandemi Covid-19, tentunya perlu penguatan dan pemberdayaan terhadap sektor-sektor perekonomian yang menjadi keunggulan Indonesia, salah satunya sektor pertanian.
Pertumbuan Ekonomi Kalimantan Barat
Struktur ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan II 2020 didominasi oleh pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 20,80 persen, industri pengolahan 16,59 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor 13,00 persen dan konstruksi 10,83 persen. Sementara itu, dari sisi pengeluaran berasal dari konsumsi rumah tangga 53,55 persen dan pembentukan modal tetap domestik bruto 31,15 persen.
Ekonomi Kalimantan Barat triwulan II-2020 dibanding triwulan II-2019 (y-on-y) mengalami kontraksi 3,40 persen. Walaupun kontraksi terjadi pada mayoritas lapangan usaha, tetapi terdapat beberapa lapangan usaha yang masih menunjukkan pertumbuhan positif. Meski sektor pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan lapangan usaha terbesar di pada struktur PDRB Kalimantan Barat, tetapi tidak termasuk ke dalam tiga pertumbuhan tertinggi (y-on-y). Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Pertambangan dan Penggalian sebesar 42,46 persen; diikuti Pengadaan Listrik, Gas sebesar 13,47 persen; dan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 12,92 persen. Sementara itu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh 2,84 persen.
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat Triwulan II 2020 (y-on-y), Pertambangan dan Penggalian memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar
Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2020
25 2,09 persen, diikuti Pertanian sebesar 0,63 persen; dan Informasi dan Komunikasi sebesar 0,43 persen.
Perkuat Sektor Pertanian
Investasi sektor pertanian perlu didorong, mengingat sektor tersebut tetap tumbuh positif. Saat kinerja sektor lain terhambat akibat implementasi PSBB dan berbagai pembatasan, sektor pertanian dan rantai pasoknya dikecualikan dari PSBB.
Sektor pertanian merupakan satu-satunya sektor yang mengalami pertumbuhan di antara lima sektor terbesar di Indonesia yaitu sebesar 2,19 persen, sementara empat sektor yang lain yaitu Industri (-6,19 persen), perdagangan (-7,57 persen), konstruksi (-5,39 persen), dan pertambangan (-2,72 persen). Pertumbuhan positif ini merupakan capaian yang bagus saat pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 5,32 persen pada triwulan II 2020.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi pertumbuhan sektor pertanian. Pertama, sektor pertanian memproduksi makanan sebagai kebutuhan primer sehingga permintaan cenderung stabil. Untuk beberapa komoditas yang bukan makanan pokok, seperti peternakan, ada penurunan sebesar 1,83 persen dibandingkan tahun 2019. Namun untuk komoditas pertanian lainnya tetap meningkat. Kedua, kegiatan di sawah dan perkebunan cenderung lebih mudah berdaptasi dengan protokol Kesehatan. Selain itu, pandemi juga membuat banyak orang yang beralih ke sektor pertanian.
Masyarakat perlu diarahkan untuk mecintai produk dalam negeri dan mencari alternatif bahan pangan lokal untuk mengurangi impor. Peningkatan produksi pertanian perlu terus dilakukan selain untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, juga guna mengurangi impor atau meningjkatkan volume ekspor.
Menilik Kembali resesi pada tahun 1997-1998 sektor pertanian dan UMKM merupakan sektor yang terdampak. Covid-19 membuat interaksi manusia dihentikan ataupun diminimalkan. Sementara gerak UMKM juga pertanian berjalan karena interaksi manusia. Di Kalimantan Barat penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat triwulan II 2020 (y-on-y), pertanian merupakan pertumbuhan tertinggi kedua yaitu sebesar 0,63 persen.
Sementara itu, sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor menjadi yang terendah dengan pertumbuhan -2,55 persen.
Selain memperkuat sektor pertanian, para pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) juga perlu diperhatikan. Jumlah pelaku UMKM yang sangat banyak di Indonesia dapat menjadi motor penggerak perekonomian. Pemerintah telah banyak mengeluarkan kebijakan antara lain, untuk subsidi bunga, penempatan dana untuk restrukturisasi, belanja imbal jasa penjaminan, penjaminan untuk modal kerja, Pajak Penghasilan (PPh) final UMKM ditanggung pemerintah, dan pembiayaan investasi melalui koperasi. Tugas kita bersama adalah mengawal berjalannya program tersebut di tataran implementasinya.
vii Badan Pusat Statistik. Berita Resmi Statistik: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan
II-2020. No. 64/08/61/Th.XXIII.
Badan Pusat Statistik. Berita Resmi Statistik: Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Barat Triwulan II-2020. No. 47/08/61/Th.XXIII.
2020. Pertumbuhan Paling Tinggi. Sektor Pertanian Penyelamat PDB Triwulan II 2020.
Republika. (6 Agustus 2020).
Setyono, Budi. 2020. Pertumbuhan Ekonomi Alami Kontraksi Akibat Pandemi. Suara Pemred.
(6 Agustus 2020).
Khudori. 2020. Pertanian Jadi Andalan. Republika (7 Agustus 2020).
Soraya, Dea Alvi dan Zahrotul Oktaviani. 2020. Perkuat Sektor Pertanian. Republika (7 Agustus 2020).