• Tidak ada hasil yang ditemukan

Triwulan II Tahun 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Triwulan II Tahun 2020"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Triwulan II Tahun 2020

(2)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO. 36, PONTIANAK 78121; TELEPON (0561) 733444, 733466;

FAKSIMILE (0561) 732029; LAMAN WWW.DJPB.KEMENKEU.GO.ID/KANWIL/KALBAR/ID/

NOTA DINAS

NOMOR ND-507/WPB.17/2020

Yth : Direktur Pelaksanaan Anggaran

Dari : Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

Sifat : Biasa

Lampiran : 1 (satu) berkas

Hal : Pengantar Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2020

Tanggal : 13 Agustus 2020

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE- 61/PB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional, bersama ini kami sampaikan tinjauan perkembangan fiskal regional dalam Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2020 untuk dapat dipergunakan semestinya.

Demikian disampaikan, atas perhatian diucapkan terima kasih.

Ditandatangani secara elektronik Edih Mulyadi

(3)

ii Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang diberikan sehingga Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kalimantan Barat dapat menyusun dan menyelesaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan II Tahun 2020. KFR merupakan output pelaksanaan tugas Kanwil DJPb yang memiliki fungsi pembinaan, koordinasi, supervisi, dan representasi Kementerian Keuangan di daerah selaku pengelola fiskal sebagaimana dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organasisasi dan Tata Kerja lnstansi Vertikal DJPb.

KFR ini disusun berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 61/PB/2017 tentang Petunjuk Teknis Kajian Fiskal Regional. Penyusunan KFR ini telah melalui proses pengumpulan data dan informasi dari berbagai pihak sehingga substansi KFR diharapkan telah memuat informasi kondisi fiskal Provinsi Kalimantan Barat yang komprehensif dan berguna kepada stakeholders regional Provinsi Kalimantan Barat.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung penyusunan KFR ini, terutama berkaitan dengan penyediaan data yang dipertukan. Kami menyadari bahwa dalam KFR ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga kami mohon kritik dan saran yang dapat digunakan untuk proses perbaikan dalam penyusunan KFR di masa yang akan datang.

Pontianak, 13 Agustus 2020 Kepala Kantor Wilayah DJPb Provinsi Kalimantan Barat,

TTD

Edih Mulyadi

(4)

iii

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GRAFIK ... v

BAB I SASARAN PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN DAERAH ... 1

A. Produk Domestik Bruto ... 1

B. Inflasi ... 2

C. Indikator Kesejahteraan ... 2

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ... 3

2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ... 4

3. Tingkat Kemiskinan ... 4

BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN ... 6

A. Pendapatan Negara ... 6

1. Penerimaan Perpajakan... 7

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ... 8

B. Belanja Negara ... 9

1. Belanja Pemerintah Pusat ... 10

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) ... 10

3. Manajemen Investasi Pusat ... 11

4. Pengelolaan BLU ... 12

C. Prognosis Realisasi APBN ... 13

BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD ... 14

A. Pendapatan Daerah ... 15

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 15

2. Pendapatan Transfer ... 16

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah ... 17

B. Belanja Daerah ... 17

1. Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal ... 18

2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan ... 18

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2020... 19

BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD) ... 20

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian ... 20

B. Pendapatan Konsolidasian ... 20

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan ... 20

2. Analisis Perubahan ... 21

3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan Konsolidasian ... 21

C. Belanja Konsolidasian ... 22

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan ... 22

2. Analisis Perubahan... 22

3. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Kepada Indikator Ekonomi Regional ... 23

4. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 23

BAB V BERITA/ISU FISKAL REGIONAL ... 24

DAFTAR PUSTAKA ... vii

(5)

iv Tabel II.1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat s.d. Akhir

Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020 ... 6 Tabel II.2 Ringkasan Rekonsiliasi Outstanding Pinjaman BUMD dan Pemda

Tahun 2020 ... 11 Tabel II.3 Penyaluran KUR Wilayah Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2020 ... 11 Tabel II.4 Penyaluran UMi Wilayah Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2020 ... 12 Tabel II.5 Perkembangan Realisasi Belanja Satker BLU di Provinsi Kalimantan

Barat Triwulan II 2019 dan Triwulan II 2020 ... 12 Tabel II.6 Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat s.d.

Triwulan I Tahun 2020 ... 13 Tabel III.1 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat akhir Triwulan II

Tahun 2019 dan Tahun 2020 ... 14 Tabel III.2 Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Sampai

Dengan Triwulan II Tahun 2020 ... 19 Tabel IV.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Lingkup Wilayah Provinsi

Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2019/2020 ... 20 Tabel IV.2 Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Pusat dan Pemda di

Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2019/2020 ... 22 Tabel IV.3 Kontribusi Belanja dan Investasi Pemerintah Dalam Pembentukan

PDRB Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2020 ... 22

(6)

v Grafik I.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Kalimantan Barat s.d Triwulan II Tahun

2019 dan 2020 ... 1

Grafik I.2 Pergerakan Tingkat Inflasi Provinsi Kalimantan Barat dan Nasional s.d Triwulan II Tahun 2020 ... 2

Grafik I.3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2015 s.d. 2019 ... 3

Grafik I.4 Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Barat ... 4

Grafik I.5 Tingkat Kemiskinan Provinsi Kalimantan Barat ... 5

Grafik I.6 Indeks Kedalaman dan Keparahan Provinsi Kalimantan Barat ... 5

Grafik II.1 Realisasi Penerimaan PPh s.d Triwulan II 2020 Provinsi Kalimantan Barat ... 6

Grafik II.2 Realisasi Penerimaan PPn s.d Triwulan II 2020 Provinsi Kalimantan Barat ... 7

Grafik II.3 Realisasi Penerimaan PPnBM s.d Triwulan II 2020 Provinsi Kalimantan Barat ... 7

Grafik II.4 Penerimaan Bea Masuk, Bea Keluar dan Cukai s.d Triwulan II 2020. 8 Grafik II.5 Realisasi Penerimaan PNBP Lainnya s.d Triwulan II 2020 ... 8

Grafik II.6 Realisasi Pendapatan PNBP BLU Periode Triwulan II 2020 ... 9

Grafik II.7 Tren Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, dan Belanja Bantuan Sosial Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II 2020 ... 10

Grafik II.8 Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II 2020 ... 10

Grafik III.1 Realisasi PAD Triwulan II Tahun 2019 dan 2020 ... 15

Grafik III.2 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Triwulan II Tahun 2019 dan 2020 ... 15 Grafik III.3 Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2019 dan 2020 ... 16

Grafik III.4 Realisasi Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Triwulan II Tahun 2019 dan 2020 ... 16

Grafik III.5 Realisasi Pendapatan Transfer pada Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2019 dan 2020 ... 17

Grafik III.6 Realisasi LLPD Yang Sah pada pada Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2019 dan 2020 ... 17

(7)

vi Grafik III.7 Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja

Modal Lingkup Provinsi Kalimantan Barat pada Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020... 18 Grafik III.8 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Urusan Lima Urusan

Tertinggi) Lingkup Provinsi Kalimantan Barat pada Triwulan II Tahun 2020 ... 18 Grafik IV.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Triwulan I Tahun

2020 ... 20 Grafik IV.2 Perbandingan Penerimaan Pemerintah Pusat dan Daerah Terhadap

Penerimaan Konsolidasian Triwulan II Tahun 2019/2020 ... 21 Grafik IV.3 Perbandingan Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat dan

Daerah terhadap Penerimaan Perpajakan Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2019/2020 ... 21 Grafik IV.4 Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Pemda

terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian pada Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I Tahun 2019/2020 ... 22 Grafik IV.5 Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat

Triwulan I Tahun 2019/2020 ... 23

(8)

BAB I

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

Rumah Radakng, Pontianak

(9)

Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2020 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada Triwulan II tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 3,40 persen, pertumbuhan ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 yaitu 5,08 persen (y-on-y) dan masih diatas pertumbuhan ekonomi nasional yang juga mengalami kontraksi sangat tajam yaitu sebesar 5,32 persen.

PDRB Kalimantan Barat berdasarkan Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010 (ADHK) sebesar Rp31,83 triliun, sedangkan berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai sebesar Rp50,63 triliun.

Grafik I.1

Pertumbuhan PDRB Provinsi Kalimantan Barat s.d Triwulan II Tahun 2019 dan 2020

Sumber data: BPS Kalimantan Barat

Pertumbuhan PDRB (q-to-q) mengalami kontraksi sebesar 8,26 persen, dari sisi produksi, kontraksi terdalam dialami oleh Lapangan Usaha Penyedia Akomodasi dan Makan Minum sebesar 36,71 persen. Sementara dari sisi Pengeluaran, kontraksi terdalam terjadi pada pengeluaran ekspor barang dan jasa, yaitu sebesar 12,10 persen

32,94 34,91 35,45 34,62 31,83

50,6

54,52 55,45 54,87

50,63 5,08

4,95 4,66

2,49

-3,40 5,05

5,02 4,97

2,97

-5,32 -6 -4 -2 0 2 4 6

0 10 20 30 40 50 60

Q2-19 Q3-19 Q4-19 Q1-20 Q2-20

Trilliun Rupiah Prosentase

ADHK ADHB PERTUMBUHAN KALBAR PERTUMBUHAN NASIONAL

Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Barat Triwulan II-2020 dibanding Triwulan II-2019 (y-on- y) mengalami kontraksi sebesar 3,40 persen. Kontraksi terjadi pada mayoritas lapangan usaha, tetapi terdapat beberapa lapangan usaha yang masih menunjukkan pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Pertambangan dan Penggalian sebesar 42,46 persen; diikuti Pengadaan Listrik, Gas sebesar 13,47 persen; dan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 12,92 persen. Lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mempunyai distribusi terbesar yaitu 20,80 persen. Hal ini disebabkan Komoditas pertambangan terutama barang logam mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, Penjualan listrik meningkat sebagai dampak diberlakukannya PSBB di Kalimantan Barat, Jasa kesehatan mendapatkan tambahan pendapatan dari pemerintah untuk penanganan kesehatan akibat pandemi COVID-19 sehingga aktivitas Rumah Sakit meningkat dalam rangka menanggulangi pandemi COVID-19, walaupun tanaman pangan sudah melewati masa panen pada triwulan sebelumnya, tetapi sektor pertanian masih tumbuh cukup tinggi karena beberapa jadwal panen bergeser ke awal triwulan II 2020. Di sisi Pengeluaran Permintaan dunia terhadap produk tambang (terutama impor China yang sudah rebond pertumbuhannya di triwulan II) mendorong peningkatan ekspor Kalimantan Barat sebesar 19,07 persen sedangkan untuk komoditas ungulan Kalimantan Barat lainnya mengalami kontraksi.

(10)

2 B. Inflasi

Triwulan II tahun 2020 Kalimantan Barat mengalami inflasi 0,97 persen lebih tinggi sebesar 0,64 persen dari inflasi Nasional yang hanya sebesar 0,33 persen, dan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan inflasi periode yang sama tahun 2019 yang tercatat sebesar 1,43 persen. Perkembangan inflasi Kalimantan Barat triwulan II 2020 cenderung meningkat yaitu pada bulan April 2020 sebesar -0,08 persen, terus mengalami kenaikan pada bulan Mei 2020 sebesar 0,47 persen, dan sedikit mengalami penurunan pada bulan Juni sebesar 0,40 persen sedangkan Inflasi Nasional triwulan II 2020 cenderung merata walaupun pada bulan Juni 2020 mengalami kenaikan yaitu 0,18 persen.

Grafik I.2

Pergerakan Tingkat Inflasi Provinsi Kalimantan Barat dan Nasional s.d Triwulan II Tahun 2020

Sumber data: BPS Kalimantan Barat (diolah)

C. Indikator Kesejahteraan

Sebagai salah satu tolok ukur kinerja kebijakan fiskal di wilayah Provinsi Kalimantan Barat akan tercermin dari keberhasilan dalam mencapai sasaran indikator makro pembangunan yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 – 2023 yang dijabarkan dalam Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA APBD) Tahun 2020. Secara umum terdapat beberapa indikator kesejahteraan yang digunakan sebagai tolok ukur atau target dalam mengukur tingkat keberhasilan kesejahteraan di Wilayah Kalimantan Barat, diantaranya yaitu Tingkat

0,76 0,68

-0,14

0,1

0,47 0,4

0,39

0,28 0,1 0,08 0,07 0,18

-0,2 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1

Jan Peb Maret April Mei Juni

Tahun 2020 Kalbar Nasional

Target inflasi Kalimantan Barat tahun 2020 seperti yang tertuang di dalam RPJMD adalah kisaran 3,52 persen, capaian sampai dengan triwulan II 2020 (tahun kalender) terjadi inflasi sebesar 2,08 persen lebih rendah dibandingkan inflasi periode yang sama tahun 2019 yang tercatat sebesar 2,33 persen. Inflasi triwulan ini terjadi karena sebagaian besar usaha jasa hiburan ditutup, Penyedia makan dan minum dilarang untuk melayani pembeli di tempat selama masa kebijakan pencegahan penularan COVID-19 oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, hal ini yang mengakibatkan harga barang anjlok karena daya beli masyarakat turun, masyarakat juga cenderung hanya membeli kebutuhan pokok, adanya Larangan mudik yang ditetapkan pemerintah menyebabkan penggunaan moda transportasi menurun drastis sejalan dengan adanya pembatasan penerbangan keluar masuk Kalimantan Barat (kecuali untuk pengangkutan logistik).

(11)

3 Sumber data: BPS Kalimantan Barat (diolah)

Pertumbuhan Ekonomi dengan target 5,35 persen, Indeks Pembangunan Manuasia (IPM) sebesar 67,87 poin, Tingkat Pengangguran (TPT) sebesar 3,63 dan Tingkat Kemiskinan sebesar 6,43 persen. Perkembangan dan capaian pada periode triwulan II 2020 menunjukan bahwa Tingkat Pertumbuhan Ekonomi mengalami kontraksi sebesar 3,40 persen, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih menggunakan periode Mei 2019 menunjukkan angka 67,65 poin dan Angka Kemiskinan periode Maret 2020 mencapai 7,17 persen, sementara itu untuk Angka Pengganguran (TPT) masih berdasarkan periode bulan Februari 2020 adalah sebesar 4,56 persen.

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalbar termasuk kategori “sedang”

terjadi peningkatan dari 66,98 poin tahun 2018 menjadi sebesar 67,65 poin pada tahun 2019 (berdasarkan release BPS periode Maret 2020). Walaupun terjadi kenaikan namun capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalbar sampai dengan triwulan II tahun 2020 belum memenuhi target yang telah ditetapkan yakni sebesar 67,87 poin.

Dalam kurun waktu 2015-2019 angka IPM Kalbar mengalami tren perbaikan dan pada tahun 2019 berada pada urutan 30 dari 34 provinsi. Dilihat dari angka rata-rata lama sekolah masyarakat Kalimantan Barat sudah mengalami pertumbuhan yang positif sekitar 7,31 tahun.

Grafik I.3

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2015 s.d. 2019

Peningkatan IPM di tingkat provinsi juga tercermin pada level kabupaten/kota. Selama periode 2018 sampai dengan 2019, dari 14 kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Barat seluruhnya mengalami peningkatan, terdapat 2 (dua) kota berstatus “tinggi” yaitu kota Pontianak dan kota Singkawang, sedangkan 12 kabupaten lainnya berstatus “sedang”, terdapat tiga kabupaten/kota dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu Kabupaten Kayong Utara 1,36%, Kabupaten Ketapang 1,13%, dan Kabupaten Bengkayang 1,08%. Kemajuan pembangunan manusia di 3 (tiga) kabupaten tersebut didorong oleh dimensi pendidikan. Kota Pontianak merupakan wilayah dengan IPM tertinggi yaitu 79,35 poin hal ini wajar sebagai Ibu Kota Provinsi, sementara itu yang

60 65 70 75

2015 2016 2017 2018 2019

Tahun

65,59 65,88 66,26 66,98 67,65

69,55 70,18 70,18 71,39 71,92

Kalimantan Barat Nasional

(12)

4 terendah adalah Kabupaten Kayong Utara 62,66 poin walaupun kemajuan pembangunan manusianya paling cepat di wilayah Kalimantan Barat.

2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Sasaran pembangunan pada indikator angka pengangguran Provinsi Kalbar tahun 2020 adalah 3,63 persen, Indikator ini cukup penting karena untuk menghitung rasio dalam persen antara jumlah pengangguran terhadap angkatan kerja. Angka TPT Kalimantan Barat pada Februari 2020 sebesar 4,56 persen atau naik 0,42 persen apabila dibandingkan terhadap keadaan Februari 2019 sebesar 4,14 persen (menggunakan release periode Februari 2020). Hal ini menunjukan bahwa tingkat pengangguran di Kalimantan Barat masih belum menggembirakan dan belum memenuhi target yang telah ditetapkan yakni 3,63 persen.

Tabel I.2

Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Barat

Sumber data : BPS Provinsi Kalimantan Barat (diolah)

Jumlah pengangguran Februari 2020 sebanyak 117.404 jiwa dan kondisi pada periode ini adanya kenaikan apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Hal ini disebabkan adanya penurunan jumlah angkatan kerja mencapai 2.455.971 jiwa turun sebanyak 11.156 jiwa, pada struktur lapangan usaha pada Sektor Pertanian Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan masih merupakan sektor yang paling dominan dalam penyerapan tenaga kerja yaitu sebesar 45,20 persen walaupun terjadi penurunan sebesar 3,38 persen, Sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi sebesar 22,19 persen, dan Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan sebesar 13,18 persen. Penyerapan tenaga kerja pada periode ini didominasi lebih dari separuh penduduk yang bekerja dengan berpendidikan SD ke bawah yaitu sebesar 48,97 persen dan terlihat semakin tinggi tingkat pendidikan, penyerapan tenaga kerja semakin rendah. Sedangkan persentase jumlah pengangguran terbesar pada tingkat pendidikan SD ke bawah adalah sebesar 32,25 persen mengalami penurunan sekitar 1,32 persen. Sementara itu pengangguran pada tingkat pendidikan S1 ke atas sebesar 9,59 persen mengalami penurunan sekitar 0,95 persen. Pengangguran ini terjadi sebagai akibat dari tidak mampunya pasar tenaga kerja menyerap tenaga kerja yang ada.

0,00 2,00 4,00 6,00

Feb Agust Feb Agust Feb

2018 2018 2019 2019 2020

4,15 4,26 4,14 4,45 4,56

5,13 5,34 5,01 5,28 4,99

TPT Kalbar TPT Nasional

(13)

5 3. Tingkat Kemiskinan

Grafik I.5

Tingkat Kemiskinan Provinsi Kalimantan Barat

Sumber data :BPS Kalimantan Barat dan Nasional

Tingkat kemiskinan ini mengalami perbaikan dibandingkan dengan periode September 2019 yang mencapai sebesar 7,28 persen. Hal ini dipengaruhi jumlah penduduk miskin Provinsi Kalbar yang mengalami penurunan sebanyak 3.700 orang yaitu sebanyak 370.470 orang periode September 2019 menjadi 366.770 orang pada periode Maret 2020.

Grafik I.6

Indeks Kedalaman dan Keparahan Provinsi Kalimantan Barat

Sumber data :BPS Kalimantan Barat dan Nasional

Pada periode bulan Maret 2020 Indeks Kedalaman Kemiskinan mengalami penurunan sebesar 0,018 persen yakni sebesar 1,006 persen dibandingkan periode September 2019 yang hanya 1,024 persen. Kondisi ini menunjukan adanya penurunan, walaupun rata-rata pengeluaran per kapita per bulan penduduk miskin terjadi peningkatan dari semula sebesar Rp452.899,00 menjadi sebesar Rp471.200,00 hal ini masih didominasi peranan sumbangan komoditi makanan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan peranan komoditi bukan makanan terhadap garis kemiskinan yaitu sebesar 77,63 persen, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk miskin masih relatif besar selama bulan September 2019 sampai dengan Maret 2020

Indeks Keparahan kemiskinan secara umum menunjukan adanya peningkatan yaitu 0,218 pada September 2019 menjadi 0,232 pada Maret 2020, dengan tingkat keparahan kemiskinan di perkotaan mengalami penurunan dari 0,194 pada September 2019 menjadi 0,171 pada bulan Maret 2020 sedangkan daerah perdesaan mengalami Kenaikan dari 0,231 pada bulan September 2019 menjadi 0,264 pada bulan Maret 2020, hal ini menunjukan masih adanya ketimpangan pengeluaran antar sesama penduduk miskin terutama di daerah perdesaan masih tinggi.

7,77 7,37 7,49 7,28 7,17

9,82 9,66 9,41 9,22 9,78

- 10,00 20,00

Maret-18 Sep-18 Maret-19 Sep-19 Mar-20

Tingkat Kemiskinan Kalbar Tingkat Kemiskinan Nasional

1,18 1,21

1,14 1,02 1,01

0,28 0,28 0,26 0,22 0,23

0,00 0,50 1,00 1,50

Maret-18 Sep-18 Maret-19 Sep-19 Mar-20

Indeks Kedalaman Indeks Keparahan

(14)

BAB II

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Palm Beach, Singkawang

(15)

6 Perkembangan realisasi pendapatan dan belanja negara lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II tahun 2020 untuk realisasi pendapatan negara mencapai 37,43 persen dari target, sedangkan realisasi belanja negara telah mencapai 49,37 persen dari pagu anggaran.

Kontribusi pendapatan negara terhadap APBN Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan periode triwulan ini mencapai sebesar Rp3.606,10 miliar, hal tersebut belum cukup untuk menutup belanja negara sebesar Rp13.185,99 miliar sehingga terjadi defisit sebesar Rp9.579,89 miliar.

Tabel II.1

Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020

(dalam miliar Rp)

Sumber data: Monev Pa, OM SPAN, Kanwil DJP Provinsi Kalimantan Barat, Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

A. Pendapatan Negara

Capaian penerimaan perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan II 2020 sebesar Rp3,20 triliun atau tercatat 36,04 persen dari target tahun 2020 yang sebesar Rp8,90 triliun. Terjadi peningkatan penerimaan sebesar Rp214,55 miliar atau 6,69 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2019.

1. Penerimaan Perpajakan a. Pajak Penghasilan (PPh)

Grafik II.1

Realisasi Penerimaan PPh sd Triwulan II 2020 Provinsi Kalimantan Barat

Sumber data: Kanwil DJP Provinsi Kalimantan Barat (diolah)

Penerimaan PPh Kalimantan Barat sampai dengan triwulan II 2020 adalah sebesar Rp1,43 triliun mengalami penurunan 8,79 persen jika dibandingkan dengan penerimaan

Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2020

(16)

7 PPh periode yang sama tahun sebelumnya. Penerimaan PPh Memberikan kontribusi 50.94 persen terhadap total penerimaan pajak. Pontianak memberikan kontribusi penerimaan PPh terbesar yaitu Rp725,19 miliar atau 50.45 persen hal ini disebabkan terkonsentrasinya tenaga kerja yang bekerja di Kota Pontianak sebagai pusat perekonomian. Disusul penerimaan dari wilayah Kabupaten Ketapang yang didukung dengan keberadaan kawasan industri Ketapang memberikan kontribusi sebesar Rp172,03 miliar atau 11,97 persen.

b. Pajak Pertambahan Nilai (PPn)

Grafik II.2

Realisasi Penerimaan PPn s.d. Triwulan II 2020 Provinsi Kalimantan Barat

Sumber data: Kanwil DJP Provinsi Kalimantan Barat (diolah)

Penerimaan PPn di Kalimantan Barat sampai dengan triwulan II 2020 mencapai Rp1,31 miliar atau 46,76 persen terhadap total penerimaan pajak, mengalami kenaikan 22,42 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Kota Pontianak sebagai pusat perekonomian memberikan kontribusi terbesar dalam menyumbang penerimaan PPn yaitu sebesar Rp536,42 miliar atau 40.65 persen, disusul oleh Kabupaten Ketapang sebesar Rp149,39 miliar atau 11,32 persen. Sementara itu Kabupaten Kubu Raya memberikan kontribusi terbesar ketiga sebesar Rp139,60 miliar atau 10,59 persen dan yang terkecil adalah Kabupaten Bengkayang Rp3,84 miliar atau 0,29 persen.

c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Grafik II.3

Realisasi Penerimaan PPnBM s.d. Triwulan II 2019 Provinsi Kalimantan Barat

Sumber data: Kanwil DJP Provinsi Kalimantan Barat (diolah)

PPNBM merupakan pajak yang dipungut atas konsumsi suatu barang mewah. Di Provinsi Kalimantan Barat penerimaan PPnBM sampai dengan triwulan II 2020 sebesar Rp530,62 juta atau 0.02 persen terhadap total penerimaan pajak dan sebagian besar

(17)

8 berasal dari Kota Pontianak sebesar Rp285,1 juta atau 53,73 persen. Disusul penerimaan dari wilayah Kabupaten Bengkayang sebesar Rp70,00 juta.

d. Bea Masuk, Bea Keluar dan Cukai

Dari data Kanwil DJBC di wilayah Kalimantan Barat, tercatat penerimaan Bea Masuk, Bea Keluar dan Cukai sampai dengan triwulan II 2020 mencapai Rp386,35 miliar mengalami peningkatan Rp103,49 miliar atau 36,59 persen,dengan perincian penerimaan Bea Keluar Rp363,17 miliar mengalami peningkatan 37,76 persen jika dibandingkan penerimaan bea keluar periode yang sama tahun sebelumnya.

Bea masuk Rp12,33 miliar turun 24,91 persen dibandingkan penerimaan bea masuk periode yang sama tahun sebelumnya dan Cukai Rp10,84 miliar meningkat 288,62 persen jika dibandingkan dengan penerimaan semester I tahun sebelumnya. Pelabuhan Ketapang merupakan pelabuhan yang memberikan kontribusi terbesar yakni 55,38 persen dari total penerimaan Bea Masuk, Bea Keluar dan disusul pelabuhan Dwikora Pontianak sebesar 43,72 persen.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Penerimaan PNBP terdiri dari 4 jenis yakni PNBP Sumber Daya Alam (SDA), PNBP Badan Layanan Umum (BLU), PNBP Pendapatan dari Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) dan PNBP Lainnya. Untuk wilayah Kalimantan Barat hanya terdiri atas PNBP Lainnya dan PNBP BLU, tidak terdapat penerimaan PNBP Pendapatan dari Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) dan juga PNBP SDA, meskipun di wilayah Kalimantan Barat terdapat usaha pertambangan, dikarenakan PNBP SDA merupakan penerimaan terpusat dan langsung masuk ke Bagian Anggaran BUN.

Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Provinsi Kalimantan Barat sampai akhir triwulan II 2020 berjumlah Rp397,76 miliar. Jumlah ini meningkat 5,76 persen dibanding periode yang sama di tahun 2019 yang berjumlah Rp376,11 miliar.

a. PNBP lainnya

Grafik II.5

Realisasi Pendapatan PNBP Lainnya Periode Triwulan II 2020

Sumber data: OMSPAN (diolah) Grafik II.4

Penerimaan Bea Masuk, Bea Keluar dan Cukai Triwulan II 2020

6,56 miliar (3.79%)

162,93 miliar (94%)

3,84 miliar (2,22%) Bea Masuk Bea Keluar Cukai

Sumber data: Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat (diolah)

(18)

9 Pendapatan PNBP Lainnya pada periode triwulan II 2020 memberikan kontribusi sebesar Rp206,51 miliar atau 51,92 persen dari total penerimaan PNBP. Penerimaan terbesar terjadi di bulan Januari sebesar Rp54,67 miliar diikuti penerimaan di bulan februari sebesar Rp38,61 miliar dan terkecil penerimaan di bulan Mei Rp19,30 miliar.

Komposisi pendapatan terbesar adalah pendapatan PNBP Kepolisian sebesar Rp47,69 miliar. Penerimaan PNBP lainnya terbesar adalah pendapatan pelayanan Kepolisian yakni Pendapatan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) sebesar Rp13,62 miliar atau 28,56 persen. disusul Pendapatan Penerbitan STNK sebesar Rp12,84 miliar atau 26.92 persen.

b. PNBP BLU

Grafik II.6

Realisasi Pendapatan PNBP BLU Periode Triwulan II 2020

Sumber data OMSPAN (diolah)

Terdapat empat satker BLU di Provinsi Kalimantan Barat yakni Universitas Tanjung Pura Pontianak, RS Kartika Husada Kesdam XII/TPR, RS Bhayangkara Pontianak dan Politeknik Kesehatan Pontianak. Pendapatan PNBP BLU pada periode triwulan II 2020 ini memberikan kontribusi sebesar Rp191,25 miliar atau 48,08 persen dari total penerimaan PNBP. Jumlah ini meningkat 22,81 persen dibanding periode yang sama tahun 2019 yang hanya mencapai Rp155, 72 miliar. Penerimaan terbesar terjadi di bulan April sebesar Rp125,35 miliar diikuti penerimaan bulan Juni Rp21,28 miliar.

Univesitas Tanjungpura memberikan kontribusi penerimaan PNBP BLU terbesar yakni Rp135,11 miliar atau 70 persen, disusul RS Kartika Husada memberikan kontribusi Rp23,20 miliar atau 12,1 persen, selanjutnya Rumkit Bhayangkara Pontianak sebesar Rp17,70 miliar atau 9,3 persen dan Politeknik Kesehatan sebesar Rp15,21 miliar atau 8 persen.

B. Belanja Negara

Belanja negara lingkup Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020 dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer Daerah dan Dana Desa, adapun perkembangan pada Triwulan II Tahun 2020, sebagai berikut:

- 50 100 150

Universitas Tanjungpura

RS Kartika Husada RS Bhayangkara Politeknik Kesehatan Pontianak

miliar

Dalam rangka evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran PNBP, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat melaksanakan Diseminasi Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak Dalam Masa Pandemi Covid-19 melalui Video Conference pada hari Kamis tanggal 18 Juni 2020. Dengan mengundang 20 KPA Satker dan Bendahara Satker PNBP di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.

(19)

10 1. Belanja Pemerintah Pusat

Grafik II.7

Tren Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, dan Belanja Bantuan Sosial Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2020

Sumber data: Monev PA (diolah)

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat pada triwulan II tahun 2020 sebesar Rp3.231,57 milliar atau 37,76 persen dari pagu, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 terjadi kenaikan sebesar 0,57 persen. Realisasi belanja yang terbesar yaitu Belanja Pegawai sebesar Rp1.721,30 miliar atau 45,88 persen, hal ini disebabkan adanya rutinitas pembayaran Gaji Pegawai tahun 2020, sedangkan belanja Modal tidak maksimal hanya realisasi sebesar 18,25 persen, hal ini disebabkan dalam periode kali ini difokuskan atau diprioritas pelaksanaan kegiatan untuk penanganan terdampak Covid-19 sehingga pemerintah melakukan refocusing anggaran yang berakibat belanja jenis barang dan modal berkurang.

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

Grafik II.8

Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2020

Sumber data: Monev PA (diolah)

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa sampai dengan Triwulan II tahun 2020 sebesar Rp9.954,42 miliar atau 49,37 persen dari pagu, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 terjadi kenaikan sebesar 5,53 persen. Realisasi Belanja DAU sebesar Rp6.638,56 miliar atau 60,47 persen, Belanja DBH sebesar Rp254,19 miliar atau 55,89 persen, Belanja DAK sebesar Rp1.833,886 miliar atau 41,37 persen, dan Transfer Dana Desa sebesar Rp1.065,60 miliar atau 52,73 persen, sedangkan Belanja Tranfer lainnya melonjak tinggi dengan realisasi sebesar Rp162,19 miliar atau 61,25 persen.

19,29%

13,64%

8,58%

0,00%

13,84%

26,58%

19,97% 18,25% 20,13% 21,23%

BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG BELANJA MODAL BELANJA BANTUAN SOSIAL AGREGAT

Triw.I Triw.II

7,64%

36,95%

19,08% 0,00% 9,62% 15,92%

48,25%

23,52%

22,28%

61,25%

43,12%

31,06%

TRANFER DANA BAGI HASIL

TRANFER DANA ALOKASI UMUM

TRANFER DANA ALOKASI KHUSUS

DANA INSENTIF DAERAH

DANA DESA AGEGRAT

Triw.I Triw.II

(20)

11 3. Manajemen Investasi Pusat

Dalam rangka peningkatan pembangunan di Wilayah Kalimantan Barat, Pemerintah berusaha memberdayakan potensi yang ada guna mendukung pembangunan ekonomi di daerah, diantaranya berupa Dana Investasi Pusat yang diberikan melalui pinjaman kepada Pemda Singkawang sebagai berikut:

Tabel II.2

Ringkasan Rekonsiliasi Outstanding Pinjaman BUMD dan Pemda Tahun 2020

Sumber data: Kanwil DJPB Provinsi Kalimantan Barat

Sampai dengan triwulan II tahun 2020 masih menyisakan 1 (satu) pinjaman BUMD dan Pemda atas nama debitur Pemerintah Kota Singkawang sebesar Rp17.666.354.370,24 dan sudah diselesaikan melalui proses pelaksanaan debt swap sebesar Rp13.986.919.287,15 dan penghapusan utang murni Rp3.679.435.083,09. Pemerintah Kota Singkawang melalui program debt swap dengan alokasi APBD tahun anggaran 2017 DPPA Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang berupa kegiatan Pembangunan Bangsal Ruang Inap Kelas I RSUD Abdul Aziz di Singkawang dengan realisasi sebesar Rp14.407.200.000,00 dan sampai dengan saat ini masih menunggu penetapan penghapusan pinjaman dari Presiden.

Investasi Pemerintah Pusat lainnya adalah Program Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada UMKM Wilayah Provinsi Kalimantan Barat, dalam triwulan II tahun 2020 telah mencapai sebesar Rp757,01 miliar (18.721 UMKM/debitur), menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 sebanyak Rp978,89 miliar

Tabel II.3

Penyaluran KUR Wilayah Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2020

Sumber: SIKP (diolah)

Investasi Kredit Program melalui Kredit Usaha Ultra Mikro (UMi) kepada UMKM Wilayah Provinsi Kalimantan Barat, dalam triwulan II tahun 2020 telah mencapai sebesar Rp10,38 miliar (2.309 UMKM/debitur), meningkat sangat tajam dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 yang hanya sebanyak Rp1,06 miliar (294 UMKM/debitur), hal tersebut dikmaklumi karena SIKP UMi baru terbangun.

(21)

12 Tabel II.4

Penyaluran UMI Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II 2020

Sumber: SIKP (diolah)

4. Pengelolaan BLU

Perkembangan BLU diuraikan sebagai berikut :

Tabel II.5

Perkembangan Realisasi Belanja Satker BLU di Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II 2019 dan Triwulan II 2020

Satker BLU 2019 2020

RM BLU RM BLU

Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Rumkit

Bhayangkara 6,81 3,80 32,00 13,74 7,28 4,99 32,18 13,87

Politeknik

Kesehatan 42,49 16,71 27,06 9,23 37,16 14,46 28,08 7,69

Universitas

Tanjungpura 219,29 89,97 209,60 53,99 214,40 85,58 194,09 48,41

Rumkit Kartika

Husada Belum melaksanakan pengelolaan Keuangan BLU 16,30 6,75 46,96 21,33 Sumber data: MonevPa (diolah)

Tahun 2020 dalam wilayah kerja Kanwil DJPB Kalimantan Barat terdapat 4 (empat) satker BLU yakni Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak, Politeknik Kesehatan Pontianak Universitas Tanjung Pura Pontianak dan Rumah Sakit Kartika Husada Kesdam XII.

Satker BLU Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak memiliki layanan kesehatan unggulan DVI (Disaster Victim Identification) serta pembuatan VER (Visum et Repertum).

Tahun 2020 RS Bhayangkara memiliki pagu anggaran sebesar Rp39.46 miliar yang terdiri dari pagu RM sebesar Rp7,28 miliar dan pagu BLU sebesar Rp32,18 miliar. Sampai dengan triwulan II 2020 realisasi belanja sebesar Rp18,86 miliar meningkat 7,53 persen jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya.

Satker BLU Politeknik Kesehatan Pontianak memberikan layanan pendidikan kesehatan meliputi jurusan kesehatan lingkungan, jurusan Gizi, Kesehan Gigi, Kebidanan,Keperawatan, serta analis kesehatan. Tahun 2020 memiliki pagu anggaran sebesar Rp65,24 miliar, yang terdiri dari pagu RM Rp37,16 miliar dan pagu BLU Rp28,08 miliar. Sampai dengan triwulan II 2020 realisasi belanja sebesar Rp22,15 miliar, lebih rendah 14.61 persen jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya.

Satker BLU Universitas Tanjung Pura Pontianak merupakan satker BLU yang memberikan layanan pendidikan pada sembilan fakultas dengan jenjang pendidikan hingga pascasarjana. Tahun 2020 memiliki pagu anggaran sebesar Rp408,49 miliar yang terdiri dari pagu RM Rp214,4 miliar dan pagu BLU Rp194,09 miliar serta realisasi sampai dengan triwulan II 2020 sebesar Rp133,99 miliar lebih rendah 6,93 persen jika

(22)

13 dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan untuk Satker BLU RS Kartika Husada Kesdam XII Tanjungpura baru melakukan pengelolaan keuangan sebagai satker BLU di tahun 2020.

C. Prognosis Realisasi APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2020 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara mjjelalui data historis tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 sehingga ditemukan perkiraan pendapatan dan belanja negara di Provinsi Kalimantan Barat sampai Triwulan IV tahun 2020.

Tabel II.6

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat s.d. Triwulan IV Tahun 2020 (Dalam miliar)

Sumber data: Monev PA, OMSPAN

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2020 sebesar Rp8.727,98 miliar atau 90,25 persen dengan rincian Penerimaan Pajak sebesar Rp7.310,38 miliar atau 86,49 persen, perkiraan PNBP sebesar Rp859,26 miliar atau 117,10 persen, penerimaan Bea dan Cukai sebesar Rp558,34 miliar atau 133,10 persen. Perkembangan Pendapatan Negara sampai dengan periode triwulan II tahun 2020 sebesar 37,43 persen dari target atau pagu yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp9.635,49 miliar, yang terdiri dari realisasi Penerimaan Pajak telah mencapai sebesar Rp2.821,98 miliar atau 33,39 persen dari pagu, realisasi penerimaan PNBP sebesar Rp397,77 miliar atau 54,24 persen, realisasi penerimaan Bea dan Cukai sebesar Rp386,35 miliar atau 85,87 persen.

Perkiraan belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2020 akan mencapai sebesar Rp29.790,42 miliar atau 95,51 persen dari total pagu APBN, termasuk didalamnya untuk belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp9.885,55 miliar atau 93,97 persen dan belanja transfer ke Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp19.904,87 miliar atau 96,29 persen. Perkembangan penyerapan anggaran sampai pada triwulan II 2020 telah mencapai sebesar Rp13.185,99 miliar atau 49,37 persen, didominasi oleh belanja pegawai yang mencapai sebesar Rp1.721,30 miliar atau 45,88 persen sedangkan Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa didominasi oleh Belanja Dana Alokasi Umum sebesar Rp6.638,56 miliar atau 60,47 persen dan Belanja Dana Intensif Daerah dengan realisasi penyerapan sebesar Rp162,19 atau 61,25 persen.

(23)

BAB III

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

Jembatan Tayan, Sanggau

(24)

14 Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2020

Perkembangan realisasi APBD lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II tahun 2020 untuk realisasi pendapatan telah mencapai 43,56 persen dari target sedangkan realisasi belanja baru mencapai 24,57 persen dengan rincian sebagai berikut:

Tabel III.1

Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020 (miliar rupiah) URAIAN

2019 2020

Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

PENDAPATAN 25.434,50 11.783,92 25.755,30 11.219,19

PENDAPATAN ASLI DAERAH 3.762,76 1.778,90 4.526,11 1.789,66

Pajak Daerah 2.579,41 1.236,02 2.980,46 1.200,56

Retribusi Daerah 145,54 60,30 155,46 77,18

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

181,17 168,16 200,28 178,04

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 856,64 314,41 1.189,90 333,88

PENDAPATAN TRANSFER 20.721,81 9.831,39 18.164,75 9.115,24

Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 781,28 209,71 599,97 240,29

Dana Alokasi Umum 12.122,39 6.718,63 12.087,91 6.623,17

Dana Alokasi Khusus 5.656,38 1.593,80 4.934,15 1.766,76

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

691,29 339,35 743,59 358,19

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 1.470,48 969,90 1.562,23 126,84 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah

Daerah Lainnya

0,00 0,00 4,10 0,00

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 949,92 173,63 3.064,44 314,28

Pendapatan Hibah 389,08 56,84 436,68 120,23

Pendapatan Lainnya 560,84 116,79 680,29 194,05

BELANJA DAERAH 26.044,05 7.255,18 26.682,67 6.557,19

BELANJA OPERASI 16.911,08 6.559,76 17.755,65 5.221,49

Belanja Pegawai 9.357,25 3.398,78 9.476,00 3.325,33

Belanja Barang 5.996,93 1.637,01 6.432,16 1.576,81

Belanja Bunga 7,03 2,88 2,00 1,74

Belanja Subsidi 0,00 101,94 0,00 0,00

Belanja Hibah 1.459,40 1.404,25 1.779,55 306,94

Belanja Bantuan sosial 90,47 14,90 65,94 10,67

BELANJA MODAL 5.202,12 202,44 4.839,32 278,77

Belanja Modal 5.202,12 202,44 4.839,32 278,77

BELANJA TAK TERDUGA 32,13 0,71 199,19 192,62

Belanja Tak Terduga 32,13 0,71 199,19 192,62

BELANJA TRANSFER 3.898,72 492,27 3.888,52 864,31

Transfer/Bagi Hasil Pendapatan 874,58 14,46 783,25 448,47

Belanja Bantuan Keuangan 3.024,14 477,81 3.105,27 415,84

SURPLUS/DEFISIT -609,55 4.528,74 -927,37 4.662,00

Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah.

Realisasi Pendapatan Daerah pada Triwulan II tahun 2020 mencapai Rp11.219,19 miliar.

Angka ini turun sebesar 2,77 persen dari periode yang sama tahun 2019 yang mencapai Rp11.783,92 miliar. Distribusi pendapatan triwulan II tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp1.789,66 miliar (39,54 persen), Pendapatan Transfer sebesar Rp9.115,24 (50,18 persen), sedangkan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar Rp314,28 miliar (1,47 persen). Realisasi Belanja mencapai Rp6.557,19 miliar atau

(25)

15 27,86 persen lebih rendah 3,28 persen dari periode yang sama tahun 2019 yang mencapai Rp7.255,18 miliar. Distribusi realisasi belanja antara lain adalah sebagai berikut: Belanja Pegawai mencapai Rp 3.325,33 miliar (35,09 persen), Belanja Barang sebesar Rp 1.576,81 miliar (24,51 persen), Belanja Transfer sebesar Rp 492.27 miliar (22,23 persen), sedangkan Belanja Modal sebesar Rp 278,77 miliar (5,76 persen).

A. Pendapatan Daerah

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Grafik III.1

Realisasi PAD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020

Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah.

Pada Triwulan II tahun 2020 realisasi Pendapatan Asli Daerah mencapai Rp1.789,66 miliar atau 39,54 persen dari target sebesar Rp4.526,11 miliar. Sampai dengan triwulan ini terjadi penurunan realisasi dari pagu sebesar 7,74 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Kenaikan penerimaan terbesar terjadi di Kabupaten Ketapang sebesar 117,43 persen. Sedangkan penurunan terbesar dialami oleh Kabupaten Sambas sebesar 40,99 persen.

a. Penerimaan Pajak Daerah

Grafik III.2

Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020

Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah

Pada Triwulan II tahun 2020 penerimaan Pajak Daerah mencapai Rp1.200,56 miliar atau 40,28 persen dari target sebesar Rp2.980,46 miliar. Terjadi penurunan realisasi dari pagu sebesar 7,64 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.

Kenaikan terbesar terjadi pada Kabupaten Sanggau sebesar 24,79 persen dan terkecil adalah Kabupaten Sintang yang terjadi penurunan sebesar 86,80 persen.

Ketapang Kayong

Utara Sambas Melawi 11 Kab/Kota Total Kalbar

TW II 2019 39,00 9,19 40,99 21,40 1.668,31 1.778,90

TW II 2020 84,81 19,73 18,70 10,30 1.656,13 1.789,66

0 500 1000 1500 2000

miliar rupiah

Sanggau Melawi Sintang Landak 11 Kab/Kota Total Kalbar

TW II 2019 12,94 3,15 95,36 18,87 1218,75 1349,08

TW II 2020 16,15 3,80 12,59 5,96 1162,07 1200,56

0 500 1000 1500

miliar rupiah

(26)

16 b. Penerimaan Retribusi Daerah

Pada Triwulan II tahun 2020 Penerimaan Retribusi Daerah mencapai Rp77,18 miliar atau 49,65 persen dari target. Terjadi kenaikan sebesar 8,22 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Kenaikan terbesar terjadi pada Kabupaten Mempawah sebesar 253,12 persen dan terkecil adalah Kabupaten Melawi yang terjadi penurunan sebesar 27,16 persen.

Grafik III.3

Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020

Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah

c. Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Grafik III.4

Realisasi Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020

Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah

Pada Triwulan II tahun 2020 Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah yang dipisahkan mencapai Rp178,04 miliar atau 88,89 persen dari target sebesar Rp200,28 miliar.

Walaupun terjadi peningkatan penerimaan, karena pagu dinaikkan masih terjadi penurunan realisasi dari target sebesar 3,92 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Secara keseluruhan kontribusi realisasi penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Barat sebesar 51,59 persen.

2. Pendapatan Transfer

Realisasi Pendapatan transfer dari pemerintah pusat pada Triwulan II tahun 2020 sebesar Rp9.115,24 miliar atau 50,18 persen dari alokasi dana transfer tahun 2020 sebesar Rp18.164,75 miliar. Kabupaten Landak merupakan Pemda dengan kenaikan tertinggi yaitu 2,43 persen. Terendah Kabupaten Kapuas Hulu sebesar 21,77 persen.

Mempawah Kayong

Utara Melawi Prov. Kalbar 11 Kab/Kota Total Kalbar

TW II 2019 2,83 3,38 0,37 19,14 34,58 60,30

TW II 2020 9,98 10,82 0,27 14,67 41,44 77,18

0 20 40 60 80 100

miliar rupiah

Singkawang Sanggau Mempawah Prov. Kalbar 11 Kab/Kota Total Kalbar

TW II 2019 5,24 7,37 4,67 91,57 59,31 168,16

TW II 2020 6,65 8,95 4,66 91,86 65,92 178,04

0 50 100 150 200

miliar rupiah

(27)

17 Secara keseluruhan kontribusi terbesar disumbang oleh Pemprov Kalimantan Barat sebesar 21,16 persen dari total pendapatan transfer. Realisasi Pendapatan Transfer seluruh Pemda Lingkup Provinsi Kalimantan Barat pada Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020 dapat digambarkan sebagai berikut:

Grafik III.5

Realisasi Pendapatan Transfer Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020

Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah

3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah (LLPD) yang Sah berupa pendapatan hibah, pendapatan darurat dan pendapatan lainnya termasuk hibah langsung yang diterima oleh Pemda. LLPD yang Sah pada Provinsi Kalimantan Barat pada Triwulan II Tahun 2020 dapat digambarkan sebagai berikut:

Grafik III.6

Realisasi LLPD Yang Sah pada Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020

Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah

Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah pada Triwulan II tahun 2020 sebesar Rp314,28 miliar atau sebesar 10,26 persen dari target tahun 2020 sebesar Rp949,92 miliar. Walaupun terjadi peningkatan penerimaan yang sangat signifikan, karena pagu dinaikkan masih terjadi penurunan realisasi dari target sebesar 8.02 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Secara keseluruhan kontribusi pagu terbesar Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah disumbang oleh Kabupaten Landak sebesar 36,51 persen, Kabupaten Sanggau sebesar 27,05 persen dan Kabupaten Sintang sebesar 15,23 persen.

Landak Singkawang K. Hulu Sintang 11 Kab/Kota Total Kalbar

TW II 2019 492,84 341,95 849,77 832,69 7.314,13 9.831,39

TW II 2020 505,00 343,60 664,76 657,47 6.944,42 9.115,24

20000 40006000 100008000 12000

miliar rupiah

Sanggau Sintang Pontianak Kubu Raya 11 Kab/Kota Total Kalbar

TW II 2019 - - - 5,24 168,39 173,63

TW II 2020 85,03 47,88 34,61 28,31 118,45 314,28

0 100 200 300 400

miliar rupiah

(28)

18 B. Belanja Daerah

1. Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal

Grafik III.7

Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal Lingkup Provinsi Kalimantan Barat pada Triwulan II Tahun 2020

2. Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah

Realisasi Belanja Pegawai pada Triwulan II tahun 2020 sebesar Rp3.325,33 miliar atau 35,09 persen dari pagu. Realisasi triwulan ini mengalami penurunan sebesar 1,23 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.

Realisasi Belanja Barang pada Triwulan II tahun 2020 mencapai Rp1.576,81 miliar atau 24,51 persen dari pagu dan mengalami penurunan sebesar 2,78 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.

Realisasi Belanja Modal pada Triwulan II tahun 2020 sebesar Rp278,77 miliar atau sebesar 5,76% dari pagu dan terjadi kenaikan sebesar 1,87 persen dibanding periode yang sama.

3. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Grafik III.8

Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Urusan (Lima Urusan Tertinggi) Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2020

Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah (11 Kab/Kota)

Bidang Pelayanan Umum mendapat alokasi dana terbesar yaitu Rp 9.224,81 miliar yang terealisasi sebesar Rp2.481,86 miliar (26,90 persen). Bidang pendidikan mendapatkan alokasi sebesar Rp 6.607,63 miliar dan pada triwulan II 2020 terealisasi sebesar Rp1.950,83 miliar (29,52 persen). Bidang Kesehatan terealisasi sebesar Rp275,12 miliar dari pagu sejumlah Rp4.111,51 miliar (28,06 persen).

- 2.000,00 4.000,00 6.000,00 8.000,00 10.000,00

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Sosial

Pagu 9.476,00 6.432,16 4.839,32 65,94

Realisasi 3.325,33 1.576,81 278,77 10,67

Pelayanan

Umum Pendidikan Kesehatan Ekonomi Perumahan &

Fasum

Pagu 9.224,81 6.607,63 3.923,27 2.294,53 4.111,51

Realisasi 2.481,86 1.950,83 1.100,84 411,45 275,12

0 2000 4000 6000 8000 10000

miliar rupiah

(29)

19 4. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2020

Realisasi APBD dalam lingkup Provinsi Kalbar sampai dengan akhir tahun 2020 untuk Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah diperkirakan sebagai berikut:

Tabel III.2

Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat s.d Triwulan IV Tahun 2020

Uraian Realisasi Prognosis

2017 2018 2019 2020

Pendapatan 23.216,40 24.229,52 25.639,28 26.717,60

Pendapatan Asli Daerah 3.464,42 3.909,03 4.046,71 4.389,00

Pendapatan Transfer 19.303,18 19.854,33 20.848,16 21.546,87

Lain-Lain Pdptn Daerah 448,80 466,16 744,42 781,73

Belanja Daerah 23.743,97 23.458,17 25.106,34 25.569,90

Belanja 20.447,49 19.798,67 21.078,45 21.177,21

Transfer 3.296,48 3.659,50 4.027,89 4.392,70

Surplus/Defisit -527,57 771,35 532,95 1.147,70

Sumber: DPKAD (diolah)

Pendapatan Daerah sampai akhir tahun 2020 diperkirakan naik sebesar Rp1.078,32 miliar (4,21 persen) dibanding tahun sebelumnya, sementara itu Belanja Daerah juga diperkirakan mengalami kenaikan sebesar Rp463,57 miliar atau sebesar 1,85 persen dari tahun sebelumnya.

(30)

BAB IV

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

Pulau Lemukutan, Bengkayang

Gambar

Tabel II.1
Grafik II.2
Grafik II.5
Grafik II.6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Trenches adalah “parit besar dan mendalam” yang dibangun di sepanjang kontur dengan tujuan utama untuk mengumpulkan & menyimpan air hujan untuk mendukung

Peningkatan pendapatan per kapita diikuti oleh peningkatan ketimpangan pendapatan karena setelah perekonomian di Provinsi Jawa Barat didominasi oleh sektor industri

Dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya disusun dengan

Wacana iklan yang dikeluarkan oleh pemerintah pasar diatas adalah merupakan tindak tutur ilokusi. Tindak tutur di atas merupakan tindak ilokusi yaitu memberikan semangat

pada huruf a, perlu diatur Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171-06, Standar Pembuatan Buku Manual Operasi Penyelenggara

Perusahaan menyelenggarakan pembukuannya dalam mata uang Rupiah. Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam nilai Rupiah berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada

Realisasi belanja negara sampai dengan Triwulan III-2020 mencapai Rp42,58 triliun atau 75,9 persen dari total pagu, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun

Adapun hasil kesimpulan realisasi kinerja program dan kegiatan sampai dengan triwulan II (bulan Mei) tahun 2020 adalah sebesar 58,05 dengan rincian sebagai berikut:..