BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
3. Indikator Kesulitan dalam Memecahkan Masalah Matematika
3. Indikator Kesulitan dalam Memecahkan Masalah Matematika
Indikator kesulitan dalam memecahkan masalah matematika sangat perlu diketahui dalam menjalankan proses belajar mengajar untuk melihat sejauh mana kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Menurut Newman (White, 2005, p.17) indikator yang digunakan dalam analisis jenis kesulitan siswa memecahkan masalah terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:
a) Tahap membaca (reading level) yaitu tahap dimana siswa mampu membaca kata kunci atau simbol pada soal sehingga siswa tidak dapat melangkah lebih lanjut pada pola pemecahan masalah yang tepat, atau siswa tidak dapat membaca pertanyaan dan menuliskan informasi-informasi apa saja yang terdapat pada soal, b) tahap memahami (comprehension level) yaitu tahap dimana siswa mampu membaca semua kata dalam soal akan tetapi tidak menguasai secara menyeluruh pengertian kata-kata tersebut, sehingga siswa tidak dapat me-langkah lebih lanjut pada pola pemecahan masalah yang tepat, atau siswa tidak mengetahui apa yang menjadi pertanyaan pada soal, c) tahap transformasi ( transformation level) yaitu tahap dimana jika siswa mampu memahami apa yang diinginkan soal tetapi tidak mampu mengidentifikasi operasi dan prosedur yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, mampu memahami apa yang diinginkan soal tetapi tidak mampu mengidentifikasi operasi dan prosedur yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, d) tahap keterampilan proses (process skills level) yaitu tahap dimana siswa telah mengidentifikasi operasi atau prosedur yang tepat, akan tetapi tidak mengetahui prosedur yang diperlukan untuk menyelesaikan operasi tersebut secara akurat, e) tahap menentukan kode (encoding level) yaitu tahap dimana siswa telah menemukan solusi atas permasalahan, akan tetapi salah menentukan jawaban akhir atau tidak menyajikan jawaban dengan tepat.
Adapun indikator kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita menurut Putro.S.D 2019 yaitu a) Kesulitan memisalkan istilah yang akan dicari ke dalam bentuk variabel, b) Kesulitan mengubah soal cerita ke dalam kalimat matematika, c) Kesulitan melakukan operasi aljabar dengan metode eliminasi, d) Kesulitan melakukan operasi aljabar dengan metode substitusi, e) Kesulitan mengoperasikan bentuk aljabar dalam penjumlahan dan pengurangan, f) Kesulitan mendapatkan nilai pengganti masing-masing variabel, g) Kesulitan mengubah nilai pengganti variabel ke dalam kalimat sesuai pertanyaan. Sedangkan menurut Cooney (dalam Abdurrahman, 2010: 278) kesulitan dikategorikan dalam 3 jenis, yaitu: a) kesulitan dalam mempelajari konsep yaitu kesulitan dalam mempelajari konsep dalam satu materi, b) kesulitan dalam menerapkan prinsip yaitu kesulitan dalam menerapkan konsep yang artinya kesulitan dalam mengkaitkan konsep antar materi, c) kesulitan dalam menyelesaikan masalah verbal yaitu kesulitan dalam menyelesaikan soal- soal yang berhubungan dengan masalah verbal atau soal cerita.
Dalam penelitian ini penulis mengkaji kesulitan-kesulitan belajar matematika yang dibagi atas tiga kategori, yaitu: kesulitan konsep, kesulitan prinsip, dan kesulitan keterampilan (skill difficulty).
a. Kesulitan konsep
Konsep dalam matematika adalah suatu ide abstrak yang mengakibatkan seseorang dapat mengklasifikasikan objek-objek atau kejadian dan menentukan apakah objek atau kejadian itu merupakan contoh dari ide tersebut. Kejadian-kejadian atau hubung kesulitan konsep dalam matematika akan berakibat lemahnya penguasaan materi secara utuh apalagi kesulitan pada konsep dasar akan menyulitkan penguasaan konsep selanjutnya yang lebih tinggi. Hal ini
mengingat urutan materi pelajaran matematika tersusun secara herarki, konsep yang satu menjadi dasar untuk memahami konsep lain.
Kesulitan pada tahap konsep menurut Cooney (Yusmin, 1995:18), yaitu:
1) Ketidakmampuan untuk mengingat nama-nama secara teknis,
2) Ketidakmampuan untuk menyertakan arti dari istilah yang mewakili konsep tertentu,
3) Ketidakmampuan untuk mengingat satu atau lebih kondisi yang diperlukan bagi suatu objek untuk dinyatakan dengan istilah yang mewakilinya,
4) Ketidakmampuan untuk mengingat suatu kondisi yang cukup bagi suatu objek untuk dinyatakan dengan istilah yang mewakili konsep tersebut, 5) Tidak dapat mengelompokkan objek sebagai contoh-contoh suatu
konsep dari objek yang bukan contohnya,
6) Ketidakmampuan untuk menyimpulkan informasi dari suatu konsep yang diberikan.
Mengerti tentang konsep matematika artinya siswa dapat menggolongkan, memberi contoh atau bukan contoh dari yang telah dikonsepkan. Siswa dikatakan mengalami kesulitan konsep dalam materi persamaan linear duavariabel, jika siswa tersebut tidak dapat menggunakan mengingat konsep dalam situasi tertentu.
b. Kesulitan Prinsip
Kesulitan prinsip dalam mengerjakan soal matematika khususnya sering juga disebut kesulitan dalam menemukan rumus-rumus atau menggunakan yang
telah ada. Hal ini penting, mengingat dalam mempelajari dan mengerjakan soalsoal matematika menggunakan rumus sangat diperlukan.
Kesulitan pada tahap prinsip menurut Cooney (Yusmin, 1995:18), yaitu:
1) Tidak mampu melakukan kegiatan penemuan tentang sesuatu dan tidak teliti dalam perhitungan atau operasi aljabar,
2) Ketidakmampuan siswa untuk menentukan faktor yang relevan dan akibatnya tidak mampu mengabstraksikan pola-pola,
3) Siswa dapat menyatakan suatu prinsip tetapi tidak dapat mengutarakan artinya, dan tidak dapat menerapkan prinsip tersebut.
c. Kesulitan Keterampilan (Skill)
Keterampilan menunjuk pada sesuatu yang dilakukan seseorang. Jenis keterampilan matematika adalah proses dalam menggunakan operasi dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Kesulitan dalam operasi hitung dapat terjadi karena siswa melakukan kesalahan dalam mengoperasikan angka secara tidak benar.
Kesulitan keterampilan untuk mengoperasikan bilangan biasanya terjadi pada siswa yang berkemampuan lemah dalam matematika, sehingga mengalami kesulitan dan kurang terampil dalam mengoperasikan bilangan. Hal ini terjadi disebabkan karena dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dasar ternyata siswa tidak menguasai materi yang diberikan.
Sesuai pendapat Jamaris (2015:188) bahwa kesulitan yang dialami anak yang kesulitan belajar matematika salah satunya adalah kelemahan dalam berhitung yang disebabkan salah membaca simbol dan mengoperasikan angka secara tidak benar.
Adapun dari beberapa rincian indikator tersebut, maka indikator kesulitan memecahkan masalah pada penelitian ini diukur melalui kesulitan yang dikategorikan dalam 3 jenis, yaitu sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Indikator Kesulitan Siswa
No. Jenis Kesulitan Deskripsi Indikator Kesulitan 1. Kesulitan Konsep Siswa tidak dapat menentukan variabel
Siswa tidak dapat memahami soal sehingga sulit membuat model matematika
Siswa tidak memahami konsep materi dalam menyelesaikan soal
2. Kesulitan Prinsip Siswa tidak menguasai prinsip dalam menyelesaikan operasi aljabar dengan metode eliminasi atau substitusi
3. Kesulitan
Keterampilan(Skill)
Siswa kurang dalam operasi bilangan dan perhitungan yang tidak tepat
Sumber : Simpulan teori
4. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Memecahkan Masalah Matematika