• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISAS

Dalam dokumen orpa.papua.go.id (Halaman 61-73)

AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja merupakan landasan utama proses penyelenggaraan

INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISAS

Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel Indikator Kinerja Sasaran 13

INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISAS I CAPAIAN KINERJA 1 2 3 4 5 1 Persentase Jumlah PDRB dari sektor perdagangan, hotel dan restoran

% 10.35 9.10 87.92

2

Persentase peningkatan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Provinsi Papua

% 3.00 0.56 18.67

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 53.30 Capaian kinerja indikator Persentase Jumlah PDRB dari sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah 87,92% dari target yang ditetapkan sebesar 10,35% dan terealisasi sebesar 9,105. Target indikator ini tidak tercapai 100% disebabkan tingginya dinamika pertumbuhan sub sektor perdagangan hotel dan restoran sangat dipengaruhi oleh sub sektor perdagangan karena nilai tambahnya mendominasi total nilai tambah sektor tersebut.

Pada tahun 2009, pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami peningkatan, yaitu dari 10,86 persen di tahun 2008 menjadi 11,57 persen di tahun 2009. Namun demikian, pertumbuhan tersebut sedikit melambat menjadi 10,49 persen di tahun 2010 dan 9,74 persen di tahun 2011. Kemudian meningkat kembali menjadi 10,35 persen di tahun 2012. Peningkatan tersebut tidak lepas dari adanya beberapa kegiatan budaya yang terus digencarkan di papua. Pada bulan-bulan Juni diadakan festival danau sentani di Jayapura, bulan agustus di Wamena berlangsung festival lembah Baliem, dan sekitar bulan Oktober ada festival seni budaya Asmat.

Pertumbuhan yang positif menunjukkan bahwa adanya peningkatan daya beli masyarakat, peningkatan jumlah hotel di Papua serta peningkatan tingkat hunian.

Tahun 2012, sub sektor perdagangan tumbuh 10,59 persen sedangkan dari tahun 2008 sampai 2012 tumbuh pada kisaran Sembilan hingga 12 persen. Sementara itu, peranan sub sektor perdagangan pada PDRB Papua termasuk tambang dan tanpa tambang tahun 2012 adalah sebesar 6,11 persen dan 11,30 persen.

Pada periode 2008-2012, pertumbuhan sub sektor hotel berada di kisaran sembilan sampai 14 persen. Pertumbuhan tertinggi sub sektor tersebut terjadi di tahun 2010 (13,90 persen) dan terendah di tahun 2012 (9,46 persen). Sumbangan nilai tambah yang dihasilkan dari aktifitas hotel terhadap PDRB Papua sangat rendah yakni hanya di bawah 0,4 persen. Sementara itu, pertumbuhan sub sektor restoran lebih rendah dibanding sektor induk dan sub sektor lainnya. Pertumbuhan sub sektor tersebut selama periode 2008-2012 hanya sekitar tujuh hingga sepuluh persen. Pertumbuhan terendah di tahun 2012, yaitu 7,46 persen. Sumbangan sub sektor restoran pada PDRB Papua juga sangat rendah, yaitu 0,30 persen. Capaian indikator kinerja Persentase peningkatan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Provinsi Papua adalah 18,67% dari target yang ditetapkan sebesar 3% dan terealisasi 0,56%. Kinerja indikator ini tidak tercapai 100% karena banyaknya wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang berkunjung ke Provinsi Papua mengalami penurunan yaitu dari 17.632 orang yang terdiri dari 1.815 orang wisatawan mancanegara dan 15.817 orang wisatawan domestik menjadi 964 orang

wisatawan mancanegara saja, tidak ada wisatawan domestik yang datang berkunjung. Potensi wisata di Provinsi Papua didukung dengan jumlah biro perjalanan di Papua yaitu sebanyak 122 biro perjalanan yang terdiri dari 45 biro perjalanan umum dan 74 agen perjalanan. Rata-rata tinggal wisatawan mancanegara yang datang ke Provinsi Papua adalah lima hari dengan pengeluaran rata-rata per hari per orang sebesar Rp3.425.000,00.

14)Terwujudnya pengelolaan SDA secara lestari mendukung peningkatan perekonomian masyarakat.

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Terwujudnya pengelolaan SDA secara lestari mendukung peningkatan perekonomian masyarakat” adalah 126,85% atau dalam skala ordinal adalah ”Sangat Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 6 (enam) indikator kinerja sasaran.

Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel Indikator Kinerja Sasaran 14

INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA

1 2 3 4 5

1

Kontribusi sub sektor perkebunan dan hasilnya terhadap PDRB (%)

% 0,74 0,95 128,38 2

Kontribusi sub sektor peternakan terhadap PDRB (%)

% 0,82 1,28 156,10 3 Kontribusi sub sektor

perikanan terhadap PDRB (%) % 4,00 4,40 110,00 4 Kontribusi sektor Tanaman

Pangan terhadap PDRB % 5,45 8,54 156,70 5 Kontribusi sektor Kehutanan

terhadap PDRB % 1,57 2,20 140,13 6

Kontribusi sektor pertambangan terhadap

PDRB % 45,92 32,05 69,80 Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 126,85 Indikator kinerja kontribusi sub sektor perkebunan dan hasilnya terhadap PDRB (%) ditargetkan sebesar 0,74% dan tercapai 0,95% sehingga capaian kinerja indikator ini adalah 128,38%.

Sub sektor tanaman perkebunan tumbuh 9,47 persen di tahun 2012, sedikit lebih cepat disbanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar

8,51 persen. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pertumbuhan tertinggi sub sektor ini mencapai 10,32 persen di tahun 2008. Sementara itu, sumbangan sektor tanaman perkebunan terhadap total nilai PDRB Papua termasuk tambang dan tanpa tambang di tahun 2012 hanya 0,74 persen dan 1,38 persen.

Jumlah produksi tanaman perkebunan mengalami peningkatan dari 49,550 ton menjadi 50,821 ton. Jumlah produk terdiri dari beberapa komoditi antara lain kakao, kopi, kelapa, karet, kelapa sawit, dan komoditi perkebunan lainnya seperti jarak pagar, kapuk randu, sagu pinang, lada dan jambu mete.

Indikator kinerja kontribusi sub sektor peternakan terhadap PDRB (%) dari target sebesar 0,82% terealisasi 1,28% dengan capaian kinerja indikator sebesar 156,10%. Capaian indikator tersebut diperoleh dengan adanya dukungan kegiatan penguatan kelambagaan usaha peternakan dan kesehatan hewan (unit usaha) peternakan dimana hasil kegiatan tersebut yang meliputi pengelolaan manajemen peternakan mulai dari sektor hulu sampai hilir adalah meningkatnya nilai tambah hasil peternakan yaitu daging, telur dan susu. Nilai tambah tersebut akan bermanfaat jika memiliki nilai jual yang tinggi sehingga diperlukan adanya stimulasi kepada pelaku usaha peternakan dan promosi hasil-hasil usaha peternakan. Promosi hasil usaha peternakan telah dilakukan antara lain melalui kegiatan-kegiatan promosi seperti di Batam Expo, Surabaya Ekso, Penas Malang dan promosi melalui TVRI Papua, RRI dan Media Cetak.

Indikator kinerja kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB (%) ditargetkan 4,00% dan terealisasi 4,40% dengan capaian kinerja 110,00%.

Selama periode 2008-2013, produksi sub sektor perikanan semakin meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 2013 dengan pertumbuhan sebesar 8,56 persen. Harga yang meningkat dan produksi yang meningkat menyebabkan nilai tambah yang dihasilkan sub sektor tersebut juga meningkat. Sementara itu, sumbangan sub sektor tersebut terhadap PDRB Papua masing-masing 4,00 persen dan 7,39 persen atau lebih tinggi dibanding tiga sub sektor sebelumnya.

Capaian indikator kinerja Kontribusi sektor tanaman pangan terhadap PDRB (%) adalah 156,70% atau terealisasi 8,54% dari target yang ditetapkan sebesar 5,45%.

Target indikator tercapai berkat adanya pengembangan agroindustri tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Papua. Hal ini sejalan dengan RPJMD Provinsi Papua tahun 2013-2018 yang menitikberatkan kepada peningkatan nilai tambah produk lokal Papua melalui strategi tanam, petik, olah dan jual komoditas tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Papua.

Produksi tanaman pangan dan hortikultura terus meningkat dengan signifikan namun disisi lain diperlukan adanya pengolahan hasil tanaman pangan untuk dapat menstabilkan ketersediaan pangan dan pendapatan pelaku usaha pertanian yang secara otomatis akan memberikan dampak bagi kondisi perekonomian di Provinsi Papua. Secara umum, sub sektor tanaman bahan makanan memberi kontribusi yang cukup signifikan terhadap total nilai tambah sektor pertanian.

Capaian indikator kinerja Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB (%) adalah 140,13% dari target yang ditetapkan sebesar 1,57% dan terealisasi sebesar 2,20%.

Keberhasilan pencapaian indikator ini didukung dengan adanya peningkatan pendapatan negara dari sektor kehutanan yang mencapai 192,6 milyar dari target yang ditetapkan yaitu sabesar 150 milyar. Peningkatan pendapatan negara sektor kehutanan tercapai berkat adanya pembangunan hutan tanaman masyarakat hukum adat melalui kegiatan pemeliharaan demplot hutan rakyat, pengembangan usaha pemanfaaatan kayu masyarakat hukum adat serta adanya peningkatan pengawasan dan pengendalian pengelolaan hutan dimana telah dilakukan pembinaan penatausahaan hasil hutan terhadap 16 pemegang ijin pengelolaan hasil hutan. Hasil dari pengawasan pengelolaan hutan adalah berkurangnya perambahan dan pencurian hasil hutan sehingga secara tidak langsung meningkatkan pendapatan negara dari sektor kehutanan.

Indikator ke enam dari sasaran ke 13 yaitu Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB (%) tercapai 69,80% dari target yang ditetapkan sebesar 45,92% dan hanya terealisasi sebesar 32,05%. Kegagalan pencapaian indikator kinerja ini disebabkan oleh pertumbuhan produksi yang mengalami perlambatan secara signifikan, bahkan pada tiga tahun terakhir sub sektor pertambangan tanpa migas mengalami kontraksi dengan pertumbuhan masing-masing -17,98 persen; -25,86 persen; dan -14,92 persen. Demo yang dilakukan oleh pekerja PT Freeport dan kondisi keamanan menyebabkan produksi bijih tembaga dan konsentrat cenderung menurun.

15)Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah.

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah” adalah 108,34% atau dalam skala ordinal adalah ”Sangat Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 6 (enam) indikator kinerja sasaran. Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel Indikator Kinerja Sasaran 15

INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA 1 2 3 4 5 1 Pertumbuhan Ekonomi (Pertumbuhan PDRB) % 7% - 8% 14,84 185,50 2 PDRB per Kapita Juta 26.000.000,00 24.616.649,43 94,68 3 Inflasi % 4,50 4,33 103,78 4 Indeks Gini 0,35 0,41 82,86 5 Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB % 3.54 2.50 70.62 6 Kontribusi PAD terhadap total Pendapatan Daerah % 7.30 8.22 112.60 Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 108,34 Indikator pertama dari sasaran ke 15 yaitu pertumbuhan ekonomi (pertumbuhan PDRB) ditargetkan sebesar 7-8% dan terealisasi sebesar 14,84% dengan capaian kinerja 185,50%. Nilai realisasi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua sebesar 14,84% adalah yang tertinggi

dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Provinsi Papua dipengaruhi oleh semakin mudahnya akses keluar masuk barang dan manusia ke wilayah Papua akibat semakin meningkatnya pembangunan infrastruktur serta adanya kemudahan dalam perijinan investasi yang didukung dengan tingkat keamanan yang semakin baik.

Realisasi indikator PDRB per Kapita Provinsi Papua adalah Rp24.616.649,43 sedangkan target yang ditetapkan adalah Rp26.000.000,00 atau tercapai 94,68%. Nilai PDRB perkapita termasuk tambang Provinsi Papua mencapai 24,616 juta rupiah atau turun 0,58% dari tahun sebelumnya. Penurunan tersebut terjadi karena PDRB pada tahun ini turun dibanding tahun sebelumnya dan jumlah penduduk meningkat sehingga nilai PDRB perkapita mengalami penurunan. Selama periode 2008- 2013, pertumbuhan PDRB perkapita terbesar terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 18,65%. Sementara pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar -14,70%. Sedangkan PDRB tanpa tambang perkapita tahun 2013 bernilai 14,02 juta rupiah atau tumbuh 12,23% dari tahun sebelumnya. Selama periode 2008-2013, pertumbuhan PDRB perkapita tanpa tambang berada pada kisaran 11 hingga 19%. Capaian indikator kinerja Inflasi di Provinsi Papua adalah 103,78% dengan target sebesar 4,50% dan realisasi 4,33%. Inflasi diukur dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) yaitu indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga antar waktu dari satu paket jenis barang dan jasa yang dikonsumsi oleh penduduk atau rumah tangga di suatu kota dengan dasar suatu periode tertentu.

Inflasi di Provinsi Papua tahun 2014 4,33% lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu 4,50%. Inflasi yang terjadi dipengaruhi oleh kenaikan harga barang dan jasa pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 7,60%; kelompok bahan makanan 4,68%; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 3,60%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,52%; kelomppok kesehatan 1,00% dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,17%. Indikator kinerja Indeks Gini Provinsi Papua dengan target sebesar 0,35 terealisasi sebesar 0,41 atau tercapai 82,86%.

Indeks Gini adalah indikator yang menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Nilai indikator Indeks Gini dinyatakan dalam kisaran angka 0-1 dimana angka 0 menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan yang semakin tinggi dan angka 1 menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan yang semakin buruk.

Tahun 2014 Provinsi Papua memiliki Indeks Gini 0,41 dimana angka ini lebih tinggi dari target yaitu 0,35. Ketimpangan pendapatan ini dapat terjadi karena kurang meratanya pembangunan di Provinsi Papua terutama pambangunan di daerah-daerah yang sulit terjangkau akibat akses transportasi yang masih terbatas. Kesenjangan pembangunan ini mengakibatkan terjadinya kesenjangan pertumbuhan ekonomi yang berakibat pada kesenjangan pendapatan penduduk.

Pada indikator kelima yaitu kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB ditetapkan targetnya sebesar 3,54% dengan realisasi 2,50% atau dengan capaian 70,62%.

Capaian indikator ini tidak mencapai 100% dikarenakan di Provinsi Papua jumlah industri yang tercatat baru sekitar 80 industri besar dan sedang dengan jumlah tenaga kerja 10.042 orang dan nilai investasi 1,27 trilyun rupiah dengan nilai produksi 247,68 milyar rupiah. Jumlah industri besar dan sedang terdapat di Kabupaten Mimika sebanyak 16 unit usaha, sedangkan industri besar dan sedang yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan paling banyak nilai investasinya adalah industri besar dan sedang di Kabupaten Merauke, yaitu masing-masing 4.213 tenaga kerja dan 897,9 milyar rupiah. Nilai output industri besar dan sedang paling banyak juga dihasilkan di Kabupaten Merauke (146,04 milyar rupiah). Capaian indikator Kontribusi PAD terhadap total Pendapatan Daerah adalah 112,60% dengan realisasi 8,22% dari target yang ditetapkan sebesar 7,30%.

Penerimaan asli daerah bersumber pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan pendapatan daerah lain yang sah sedangkan pendapatan asli daerah diperoleh dari pendapatan pajak daerah, pendapatan retribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Pada tahun 2014, realisasi PAD Provinsi Papua sebesar Rp876.899.053.327,32 atau 8,22% dari total Pendapatan Provinsi Papua sebesar Rp10.641.342.690.013,30.

16)Meningkatnya konektivitas antar wilayah

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya konektivitas antar wilayah” adalah 218% atau dalam skala ordinal adalah

”Sangat Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 4 (empat) indikator kinerja sasaran.

Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel Indikator Kinerja Sasaran 16

INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA

1 2 3 4 5

1

Persentase panjang Jalan Provinsi dalam kondisi mantap (baik dan sedang)

% 61.50 23,26 37.82 2 Persentase jembatan dalam

kondisi baik % 24.00 49,28 205.33 3 Rasio panjang jalan per

jumlah kendaraan Rasio 1:18 1:91 506 4 Jumlah arus penumpang

angkutan umum per tahun Per Tahun 3,1 juta 3,85 juta 124.20 Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 218 Indikator kinerja Persentase panjang jalan provinsi dalam kondisi mantap (baik dan sedang) dengan target 61,50% terealisasi 23,26% atau tingkat capaian indikator sebesar 37,82%. Data dari Dinas Pekerjaan Umum tahun 2014 total panjang jalan provinsi adalah 4.748.31 km dan panjang jalan provinsi dalam kondisi mantap adalah 1.104.28 km.

Jalan sebagai salah satu infrastruktur penting yang menghubungkan wilayah satu dengan lainnya di Provinsi Papua memerlukan pemeliharaan yang terus menerus serta peningkatan jalan untuk menjaga kondisi jalan agar tetap dalam kondisi baik sehingga aman dalam penggunaannya. Dinas Pekerjaan Umum sebagai instansi teknis pengelola infrastruktur telah melaksanakan pemeliharaan jalan yang ada di seluruh wilayah Provinsi Papua, namun demikian pemeliharaan yang dilaksanakan ternyata belum dapat menjangkau keseluruhan dari total panjang jalan yang ada. Jalan provinsi yang telah dilakukan pemeliharaan pada tahun 2014 adalah:

(1) Jalan Junction-Wardo (130) 40,94 Km (DAK) dengan hasil berupa 4,00 Km panjang jalan terpelihara.

(2) Jalan Junction-Wardo (130) 40,94 Km (Pendamping DAK) dengan hasil berupa 1,00 Km panjang jalan terpelihara.

(3) Jalan Bolakme-Piramid (168) 61,50 Km (DAK) dengan hasil 1,80 Km panjang jalan terpelihara.

(4) Jalan Bolakme-Piramid (168) 61,50 Km (Pendmaping DAK) dengan hasil 0,60 Km panjang jalan terpelihara.

(5) Jalan Bolakme-Kelila-Bokondini (167-DAK) (lanjutan) dengan hasil 0,20 Km panjang jalan terpelihara.

(6) Jalan Junction-Wardo (130-Pendamping DAK) (lanjutan) dengan hasil 2,30 Km panjang jalan terpelihara.

(7) Jalan Lingkungan Permukiman di Provinsi Papua dengan hasil 100 Km panjang jalan terpelihara.

Selain pemeliharaan jalan di atas, dilaksanakan juga peningkatan jalan terhadap 23 jalan penghubung antar wilayah di Provinsi Papua.

Capaian indikator Persentase jembatan dalam kondisi baik adalah 205,33% dengan target sebesar 24,00% terealisasi sebesar 49,28%. Selain jalan, jembatan juga merupakan infrastruktur penting dalam menghubungkan wilayah satu dengan lainnya sehingga dapat meningkatkan aksesibilitas suatu wilayah.

Pada tahun 2014, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua telah melaksanakan pembangunan dan pemeliharaan jembatan pada 39 jembatan di seluruh wilayah Provinsi Papua.

Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pemeliharaan dan pembangunan jalan maupun jembatan di Provinsi Papua adalah tingginya harga pembebasan lahan dan ganti rugi lahan yang diminta oleh masyarakat.

Indikator Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan dari target yang ditetapkan sebesar 1:18 terealisasi 1:91 atau dengan capaian 505,56%. Nilai capaian tersebut diperoleh karena adanya peningkatan jumlah kendaraan yang ada di Provinsi Papua dari tahun 2013 sebanyak 52.183 menjadi 432.126 kendaraan pada tahun 2014 atau meningkat sebanyak 379.943 kendaraan atau 828,09% sementara panjang jalan yang ada masih berada pada angka 4.748.31 Km sehingga dapat dikatakan kondisi lalu lintas jalan semakin padat.

Pada indikator Jumlah arus penumpang angkutan umum per tahun dari target yang ditetapkana sebesar 3,1 juta per tahun terealisasi sebanyak 3,85 juta atau tercapai 124,20%. Capaian ini menunjukkan bahwa arus penumpang yang datang maupun yang meninggalkan Papua semakin banyak. Hal ini dapat menjadi indkator meningkatnya konektivitas antara wilayah dari Papua ke luar wilayah Papua dan sebaliknya, juga semakin terbukanya konektivitas antar wilayah di dalam Provinsi Papua. Dengan semakin terbukanya konektivitas antar wilayah diharapkan akan meningkatkan akses pembangunan di Provinsi Papua sehingga dapat meningkatkan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

17)Meningkatnya pengelolaan sumberdaya air dan irigasi dalam mendukung pengembangan wilayah

Secara keseluruhan capaian kinerja sasaran “Meningkatnya pengelolaan sumberdaya air dan irigasi dalam mendukung pengembangan wilayah” sebesar 96,62 % dengan predikat “Sangat Berhasil”, dan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 4 (empat) indikator kinerja sasaran. Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut ini :

Tabel Indikator Kinerja Sasaran 21

INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA 1 2 3 4 5 1 Persentase lahan budidaya pertanian yang mendapatkan layanan irigasi % 60,00 63,80 106,33 2 Panjang jaringan irigasi yang kondisinya baik

% 50,00 56,70 113,40

3

Meningkatnya

ketersediaan air baku untuk irigasi

% 60,00 68,64 114,40

4

Prosentase cakupan sistem pengendalian banjir dan abrasi

% 45,00 23,56 52,36

Rata-rata Capaian Kinerja 96,62

Pemerintah Provinsi Papua sangat konsentrasi terhadap ketahanan pangan yang menjadi program pemerintah Republik Indonesia untuk swasembada pangan. Sehingga untuk meningkatkan hal tersebut berusaha

meningkatkan pelayanan irigasi untuk mengaliri sawah. Walaupun capaian kinerja sangat berhasil pemerintah Provinsi Papua tetap berusaha meningkatkan layanan irigasi untuk mengaliri areal persawahan. Apalagi Pemerintah Provinsi Papua ditargetkan manjadi lumbung pangan nasional. Sedangkan untuk indikator sasaran cakupan sistem pengendalian banjir dan abrasi capaiannya rendah karena daerah-daerah di Provinsi Papua yang berpotensi banjir cukup banyak dan sungai-sungai serta pesisir pantai sangat panjang dan luas sehingga sangat tinggi untuk terjadi abrasi atau pengikisan tanah oleh air. Dengan anggaran pemerintah Provinsi Papua tidak terlalu tinggi, maka diharapkan pemerintah pusat menambahkan program kegiatan atau anggaran bagi program tersebut.

18)Meningkatnya pemenuhan perumahan rakyat yang layak huni.

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik yang Komprehensif berbasis Teknologi Informasi” adalah 30,61% atau dalam skala ordinal adalah ”Kurang Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 1 (satu) indikator sasaran.

Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam table berikut ini:

Tabel Indikator Kinerja Sasaran 18

INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA

1 2 3 4 5

1 Jumlah Rumah Layak Huni

yang di butuhkan % 40,00 1,36 3,43 %

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 3,43 % Kebutuhan rumah layak huni di Provinsi Papua saat ini masih sangat besar apabila dibandingkan dengan jumlah kebutuhan sebanyak 26.182 KK dan jumlah yang sudah terbangun hanya 357 unit rumah, sehingga pada Tahun 2014 di Provinsi Papua kekurangan rumah layak huni sebesar 25.825 unit rumah yang tersebar di sejumlah Kabupaten dan Kota. Dari 357 unit rumah yang sudah terbangun ada 2 SKPD yang menangani yaitu Dinas Sosial dan Pemukiman Provinsi Papua jumlah rumah yang dibangun sebanyak 140 unit diantaranya Kabupaten Jayapura di Distrik Sentani 10

unit dan Yapsi 40 unit, Kabupaten Merauke di Distrik Tubang 50 unit, Kabupaten Lanny Jaya di Distrik Tiom Neri 30 unit dan Kota Jayapura di Distrik Jayapura Utara 10 unit. Sedangkan data yang ada di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua Tahun 2014 membangun rumah layak huni 28 Kabupaten dan 1 Kota, sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

NO

. LOKASI JUMLAH UNIT

Dalam dokumen orpa.papua.go.id (Halaman 61-73)

Dokumen terkait