• Tidak ada hasil yang ditemukan

semen terbesar di Indonesia. PT. Indocement memiliki komitmen yang kuat untuk meneruskan bisnis secara etis dan taat hukum, membantu usaha-usaha peningkatan ekonomi, dan turut memperbaiki kehidupan para karyawan serta masyarakat di sekitar wilayah operasinya. Salah satu bentuk keseriusan perusahaan ini dalam komitmennya terlihat dengan dilakukannya program CSR yang khusus menangani kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Bentuk tanggung jawab sosial PT Indocement adalah dengan meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Terlihat jelas bahwa, program CSR yang dilakukan PT Indocement merupakan salah satu cara untuk memberikan tanggung jawab sosial perusahaan di aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial, sesuai dengan konsep Triple Bottom Lines dan Konsep Lima Pilar Pembangunan Berkelanjutan yang menjadi landasan PT Indocement dalam pelakasaan CSR.

PT Indocement sebagai salah satu produsen terbesar di Indonesia juga wajib melakukan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Oleh karena itu, Indocement memiliki suatu bagian dari organisasi perusahaan yang dikhususkan untuk menangani segala kegiatan yang terkait dengan kewajibannya sebagai perusahaan ekstraktif tersebut. Bagian yang khusus menangani kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan adalah Corporate Social Responsibility Department (CSR Department). Departemen CSR berada di bawah divisi Corporate Human Resources Development yang merupakan bagian dari perusahaan yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan meningkatkan hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat yang berada di lingkungan sekitar perusahaan.

Ranah kerja Departemen CSR sebagai departemen yang menghubungkan antara perusahaan dengan masyarakat dilandasi dengan dasar pengembangan masyarakat dengan salah satu kewajiban yang harus dilakukan adalah memberi pendidikan kepada warga masyarakat sekitar mengenai hak dan kewajiban yang dimiliki oleh masing- masing pihak. Selain itu, Departemen CSR memiliki tugas utama yakni menjalankan proyek CSR (Corporate Social Responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan. Departemen CSR selalu melaksanakan proyek-proyek CSR dengan landasan konsep

triple bottom line (people, profit, and planet), yakni konsep yang menggambarkan kewajiban perusahaan yang harus bertanggung jawab terhadap keseimbangan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.

Salah satu bentuk pelaksanaan program CSR PT Indocement adalah Proyek Bengkel Sepeda Terpadu yang terletak di Desa Bantarjati. Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu merupakan program CSR yang bertujuan untuk memberikan kemampuan dan keahlian para peserta pelatihan yang berasal dari perwakilan di 12 desa binaan PT Indocement dalam bidang otomotif (mesin motor). Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu sebagai satu unit usaha terpadu dan sekaligus sebagai pusat pelatihan yang diperuntukkan bagi masyarakat, khususnya pemuda di sekitar lingkungan pabrik unit Citeureup dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat yang diharapkan mampu menciptakan unit usaha baru di lingkungan tersebut. Jumlah tenaga kerja yang terlibat sebanyak 9 (sembilan) orang terdiri dari Kepala bengkel, administrasi, montir, dan satpam yang berasal dari 12 desa binaan.

Keterkaitan antara program CSR dan pengembangan masyarakat dalam Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu memiliki pengaruh dan dampak bagi masyarakat sekitar. Pada evaluasi proses yang dikakukan, peserta pelatihan (montir bengkel) dengan melihat tingkat partisipasi mereka dalam implementasi program tersebut. Partisipasi masyarakat berdasarkan hasil wawancara dengan para informan masih pada tingkatan ke 5 yaitu penentraman atau peredaman (Placation), dimana saran masyarakat diterima tapi tidak selalu dilaksanakan menurut Arnstein (1969). Tingkat partisipasi masyarakat yang masih pada tingkatan “tokenisme” dalam proses pelaksanaan proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu berarti menunjukan bahwa program tersebut masih belum termasuk dalam pengembangan masyarakat.

Berdasarkan prinsip partisipasi Arstein (1969) tahap pelaksanaan program CSR PT Indocement berada pada tingkatan yang kelima “Placation”, sedangkan pada karakteristik tahap kedermawanan menurut Saidi (2003) menunjukan pada tahap Philantropy, dimana terlihat tujuan dilakukannya CSR adalah untuk mengatasi dan mencari akar masalah, pada pengelolaan juga hanya dilakukan oleh pihak perusahaan saja tidak ada partisipasi aktif dari masyarakat (Gambar 10). Hal ini dikarenakan kurangnya pendekatan dan sosialisasi yang dilakukan PT Indocement kepada masyarakat, bilapun ada pendekatan yang dilakukan kurang sesuai dengan kebutuhan

dan nilai yang diyakini masyarakat. Jadi, tidak adanya komunikasi yang efektif dan partisipasi aktif dari masyarakat Desa Bantarjati sebagai penerima program CSR.

Gambar 10. Matriks Tingkatan Partisipasi dan Karakteristik CSR Tingkatan

Partisipasi

Karakterisitk CSR

Charity Philantropy Corporate Citizenship Manipulation Tidak ada partisipasi

masyarakat, pelaksanaan CSR jangka pendek, mengatasi masalah sesaat Therapy

Informing “Tokenisme”, masyarakat hanya didengar dan diterima sarannya, tetapi saran tersebut tidak dilaksanakan, partisipasi masyarakat terbatas Consultation

Placation

Partnership Tingkat kekuasaan berada

di masyarakat, masyarakat memiliki mayoritas suara pengambilan keputusan, program CSR memberikan kontribusi kepada masyarakat Delegated Power Citizen Control

Perusahaan mendirikan BILIKOM dan Renbangdes untuk tempat berdiskusi dengan masyarakat, akan tetapi fungsi tersebut tidak terlaksana. Setiap saran dan pendapat dari masyarakat didengar dan diteirma akan tetapi, semua keputusan berada ditangan PT Indocement. Partisipasi masyarakat tidak terlihat nyata, pada tingkatan ini sulit untuk memberdayakan dan membangun masyarakat ke arah yang lebih baik lagi. Berdasarkan Gambar 10, jika posisi masyarakat bergerak ke arah bawah dan ke kanan, maka masyarakat memiliki kekuasaan dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan program CSR berada pada kontrol masyarakat. Pada kondisi ini, kedua belah pihak akan saling sejajar dan bersama-sama untuk mencapai tujuan secara berkelanjutan.

BAB VIII

PENUTUP

8.1 Kesimpulan

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menggunakan konsep Triple Bottom Lines dan konsep Kerangka Lima Pilar Pembangunan Berkelanjutan mempengaruhi dalam pelaksanaan, sasaran, dan tujuan dari proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu. Hal ini terlihat dari upaya perusahaan dalam melakukan tanggung jawab dalam aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi di masyarakat. Pendekatan dan proses sosialisasi yang dilakukan perusahaan dengan melakukan BILIKOM dan Renbangdes masih belum maksimal, karena masyarakat masih dianggap objek dalam program CSR. Walaupun pedoman dan landasan pelaksanaan CSR sudah terintegrasi pada kebijakan perusahaan, akan tetapi dalam pelaksanaannya belum mendasarkan pada konsep pengembangan masyarakat. Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu PT Indocement termasuk ke dalam Philantropy, dimana dalam misinya untuk mencari dan mengatasi masalah. Pengelolaan program bersifat terencana dan terorganisir oleh Departemen CSR dan penerima manfaat adalah masyarakat sekitar lingkup pabrik PT. Indocement.

Kebijakan perusahaan PT Indocement dalam implementasi CSR didasarkan pada konsep pembangunan berkelanjutan yang bertumpu pada tiga pencapaian yang bermanfaat secara ekonomi, sosial dan lingkungan (triple bottom lines), yaitu people, planet, and profit. Selain itu, PT Indocement juga mendasarkan program ini pada kerangka Lima Pilar pembangunan berkelanjutan meliputi bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial-budaya-agama-olahraga dan keamanan. Pada tahap implementasi PT Indocement membentuk suatu organisasi atau divisi tersendiri yang menangani keseluruhan pelaksanaan CSR PT Indocement yaitu sebuah Corporate Social Responsibility Departement yang memiliki misi yaitu menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap memperhatikan kesejahteraan komunitas (wholesome community) dan dengan menerapkan konsep ramah lingkungan (environment friendly) dengan tetap memperhatikan pengembangan perusahaan yang berkelanjutan (sustainable development) dan memiliki visi membangun kepentingan perusahaan untuk kepentingan bersama perusahaan dan komunitas, khususnya komunitas lokal dimana perusahaan beroperasi, sehingga tercipta hubungan yang harmonis.

Kebijakan dan konsep sebagai landasan dalam pelaksanaan CSR, maka dirumuskan tujuan CSR PT Indocement, yaitu: 1) Mewujudkan kemandirian masyarakat, 2) Peningkatan ekonomi lokal, dan 3) Mewariskan program-program yang berbasiskan Triple Bottom Lines kepada generasi penerus untuk berkelanjutan hidup masyarakat sekitar. Berdasarkan tujuan tersebut dapat dikerucutkan dengan sasaran dalam pelaksanaan CSR yaitu pemberdayaan masyarakat di 12 desa binaan PT Indocement dengan melibatkan eksternal stakeholders dan membangun daerah dengan melakukan kontribusi pembangunan berkelanjutan untuk manusia dan wilayah baik dari segi hardware berupa fisik dan bangunan atau software bantuan kemasyarakatan dan pelatihan.

Berdasarkan tingkatan partisipasi yang dikemukakan oleh Arsntein (1969) partisipasi masyarakat dalam keseluruhan pelaksanaan Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu ini termasuk pada tingkatan ke 5 yaitu penentraman atau peredaman (Placation), dimana saran masyarakat diterima tapi tidak selalu dilaksanakan. Tangga ketiga, keempat, dan kelima dikategorikan sebagai tingkat “Tokenisme” yaitu tingkat partisipasi masyarakat yang sarannya didengar dan diberikan kesempatan untuk berpendapat akan tetapi, mereka tidak memiliki kekuasaan untuk menjamin saran atau pendapatnya akan diterima atau dipertimbangkan oleh PT Indocement sebagai pihak yang mengambil keputusan. Tingkat pertisipasi masyarakat yang masih pada tingkatan “tokenisme” dalam proses pelaksanaan proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu berarti menunjukan bahwa program tersebut masih belum termasuk dalam pengembangan masyarakat.

8.2 Saran

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan berdasarkan paparan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan terhadap pelaksanaan Bengkel Sepeda Motor Terpadu sebagai berikut:

1) Pihak PT Indocement lebih melakukan pendekatan dan sosialisasi yang lebih dalam pelaksanaan program CSR dengan melibatkan langsung masyarakat dalam stiap tahapan partisipasi. Sosialisasi kurang efektif terlihat hanya masyarakat yang aktif ke kantor desa yang mendapatkan informasi pada saat BILIKOM. Sebaiknya pihak Departemen CSR PT Indocement lebih aktif dalam

sosialisasi program seperti pemberian leaflet atau brosur kepada masyarakat dan menempelkan selebaran dan pengumuman di tempat yang sering didatangi masyarakat.

2) Partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan evaluasi masih rendah, diharapkan pihak Departemen CSR lebih melibatkan dan mengajak masyarakat dalam merencanakan program dan proyek yang akan dilakukan serta memberitahukan hasil atau evaluasi dari program atau proyek CSR.

3) Membentuk forum-forum warga yang menjadi penyalur aspirasi dan pendapat masyarakat di Desa Bantarjati. Forum tersebut dapat manjadi salah satu wadah yang menghubungkan masyarakat dengan pihak perusahaan. Media penyalur suara warga seringkali tidak mampu mengembangkan dan mempertahankan diri menjadi lembaga yang demokratis dan kuat. Oleh karena itu, Anggota atau peserta membutuhkan penguatan-penguatan untuk menjadikan dirinya lebih kompeten dalam berpartisipasi.

ANALISIS PROGRAMCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk DALAM UPAYA

PENGEMBANGAN MASYARAKAT

(Studi Kasus : Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

Oleh

Yuni Muryaningrum