• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran 1. Kebijakan, Pandangan dan Tujuan Perusahaan dalam Implementasi CSR

PT Indocemet memiliki divisi khusus untuk menangani CSR yaitu Departemen CSR yang berada di bawah social, security and community development (SSCD), saat ini Departemen CSR dipinpin oleh Ibu Dian Octavia sebagai Head Officer Departemen CSRt dan memiliki 15 orang staf yang terbagi menjadi Community Develeopment Section (Comdev Section) yang diatur oleh Bapak Ayi Ibrohim dan Sustainable Development Project Section(SDP Section) yang diatur oleh Ibu Lia Damayanti. Dalam menjalankan tugasnya, Departemen CSR memiliki visi dan misi yang menjadi landasan tugas departemen. Visi Departemen CSR adalah membangun kepentingan perusahaan untuk kepentingan bersama perusahaan dan komunitas, khususnya komunitas lokal dimana perusahaan beroperasi, sehingga tercipta hubungan yang harmonis. Sedangkan misi Departemen CSR adalah menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap memperhatikan kesejahteraan komunitas (wholesome community) dan dengan menerapkan konsep ramah lingkungan (environment friendly) dengan tetap memperhatikan pengembangan perusahaan yang berkelanjutan (sustainable development).

Pelaksanaan CSR PT Indocement yang berlandasakan pada konsep triple bottom line (ekonomi, sosial, dan lingkungan) dan kerangka lima pilar pembangunan berkelanjutan maka Departemen CSR melakukan pembagian section (bagian) dalam departemen menjadi Community Development Section (Comdev section) dan Social Development Project Section(SDP section). Program Lima Pilar yang di lakukan secara tersusun dan berkelanjutan di 12 Desa Binaan PT Indocement diantaranya:

1. Pilar Pendidikan

Program pendidikan yang dilakukan bertujukan untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia di desa-desa binaan sekitar wilayah operasi perusahaan. Program-program tersebut meliputi pembangunan dan renovasi gedung-gedung sekolah (PAUD,SD, SMP,dan SMA), beasiswa, latihan-latihan keterampilan melalui Sekolah Magang Indocement (SMI), perpustakaan, dan fasilitas serta perlengkapan lainnya berupa buku-buku, bangku, dan meja.

2. Pilar Ekonomi

12

Bersumber dari catatan harian hasil wawancara mendalam dengan informan (Ibu via, Bapak Bambang, Bapak Dedi, Bapak Fajar sebagai staf Departemen CSR PT Indocement )

Salah satu program yang dilakukan PT Indocement di bidang ekonomi adalah dengan membangun usaha kecil dan menengah, yang disesuaikan dengan potensi yang ada di 12 desa binaan.. Usaha-usaha pemberdayaan yang dilakukan mencakup serangkaian pelatihan, bimbingan dan arahan tentang bagaimana mengembangkan bisnis mereka itu serta bantuan modal usaha. Program ini juga bekerjasama dengan PKBL Bank Mandiri. Perusahaan membangun berbagai infrastruktur, seperti jalan, jembatan, rumah ibadah di 12 desa binaan sekitar pabrik Citeureup. Berkat pemberdayaan itu, banyak diantara mereka telah menjadi panutan dibidangnya masing-masing, seperti peternakan ayam, konveksi, pembuatan kue, dan bengkel sepeda motor.

3. Pilar Kesehatan

Program ini bertujuan memberikan prasarana untuk meningkatkan kesehatan masyarakat desa setempat, dan secara umum juga merupakan partisipasi PT Indocement dalam program pemerintah membangun masyarakat sekitar yang sehat serta membantu prasarana pendukung Posyandu di Gunung Sari, Pasirmukti, Nambo, Bantarjati, Citeureup dan desa yang lain yang masuk 12 desa binaan CSR unit Citeureup. PT Indocement juga membangun sarana fisik kesehatan yaitu Posyandu di Desa Gunung Putri, Pasirmukti. PT Indocement juga mendirikan sarana fasilitas air bersih di desa Citeureup dan Pasirmukti. Selain itu PT Indocement juga mengadakan Posling (Puskesmas Keliling) di setiap desa binaannya dengan menggunakan sisitem rolling bergantian di setiap desanya. Program ini memberikan bantuan PMT, pengurangan jumlah balita gizi buruk,penyuluhan kesehatan dan pengobatan gratis bagi masyarakat yang berada di 12 desa binaan CSR unit Citeureup.

4. Pilar Sosbudag (Sosial, Budaya, dan agama) dan Olahraga

Pada bidang ini PT Indocement membangun berbagai infrastruktur, seperti jalan, jembatan, rumah ibadah di desa-desa binaan sekitar operasi kami. Kami juga memberikan pembinaan kepada generasi muda melalui pemberian sarana untuk kegiatan olah raga, memelihara budaya lokal, seperti tarian Degung, Reog dan kesenian lokal lainnya. CSR PT Indocement juga mengadakan program pembinaan sepak bola dengan peserta dari 12 desa binaan. Pada bulan Ramadhan PT Indocement juga mengadakan buka puasa bersama yang diadakan di MAsjid As-Salam yang berada di lingkungan pabrik dengan mengundang perwakilan tokoh masyarakat dari 12 desa binaannya. Selain itu, pada Hari Raya Idul Fitri perusahaan juga melakukan pembagian

zakat kepada masyarakat sekitar dan membantu parakorban gempa di Garut, Jawa Barat.

5. Pilar Keamanan

Salah satu kegiatan yang dilakukan melalui bidang keamanan ini dengan menggalang kerja sama dengan masyarakat guna memelihara suasana aman melalui pembinaan Pam Swakarsa. Hal itu dilaksanakan dengan memberikan pelatihan-pelatihan keamanan kepada masyarakat atau petugas Linmas di desa-desa binaan serta menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung dan peralatan, seperti pos keamanan lingkungan dan seragam petugas keamanan lokal.

Selain itu PT Indocement juga melakukan Proyek Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Project yang mengacu pada Konsep Triple Bottom Lines (profit, people,and planet) merupakan program yang memfokuskan pada kebutuhan masyarakat, misalnya:

1. Perkebunan jarak

Pada tahun 2007 PT Indocement sadar akan proyek konservasi lahan yang mengubah lahan bekas penambangan batu kapur yang berlokasi di Citeureup, Cirebon, dan Tarjun, menjadi perkebunan seluas 30 hektar yang ditanami dengan lebih dari 75.000 pohon jarak yang kaya akan kandungan minyak. Selama tahun 2008, PT Indocement menanam lebih dari 90.000 bibit di tiga lokasi pabriknya, memperluas total lahan perkebunan pohon jarak yang ditanami sehingga menjadi lebih dari 170 hektar pada akhir tahun 2008. Proyek perkebunan pohon jarak PT Indocement sampai saaat ini menunjukkan potensi yang baik dan akan lebih berkembang jila perusahaan bekerja sama dengan universitas terkemuka, serta melibatkan masyarakat dalam pemberdayaan lahan marjinal agar bermanfaat secara ekonomis dan ramah lingkungan bagi masyarakat sekitar untuk kurun waktu jangka panjang dan berkelanjutan (sustainable).

2. Pengolahan sampah rumah tangga

Setelah perkembangan proyek perkebunan pohon jarak membuahkan hasil yang menggembirakan, PT Indocement kembali meraih keberhasilan melalui proyek pengelolaan sampah rumah tangga, yang diselenggarakan bersama kepala desa dan masyarakat sekitar pabrik. Program ini dirintis pada 2007, dan seperti halnya inisiatif proyek perkebunan pohon jarak, menjadi semakin berkembang di tahun 2008, pada saat pihak yang terlibat dalam proyek ini mulai merasakan manfaat pengolahan sampah tersebut. Mereka tidak hanya memperoleh lingkungan yang bersih dan sehat, namun

juga turut memetik manfaat ekonomis dengan mengumpulkan dan mengolah sampah rumah tangga mereka secara benar. Hasil pengolahan sampah saat ini hingga 1,7 ton sampah yang dikonversi sebagai biomassa dan kompos. Biomassa digunakan sebagai bahan bakar alternatif, sedangkan kompos digunakan sebagai pupuk organik.

3. Menghasilkan energi dari kotoran sapi

Salah satu proyek tanggung jawab sosial perusahaan lainnya yang juga sedang dikembangkan PT Indocement di tahun 2008, yaitu proyek biogas yang dihasilkan dari kotoran sapi, yang mengandung gas metana yang dapat digunakan untuk keperluan memasak. Proyek ini dimungkinkan oleh suatu temuan alat inovatif yang sederhana dan ekonomis, yang mampu menyerap metana dan memprosesnya menjadi gas untuk memasak.

4. Proyek Peternakan Terpadu

Proyek ini adalah peternakan domba. Teknis pelaksanaannya dibantu oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan pola inkubator di mana para peternak dari masyarakat dibina dan dilatih menjadi peternak yang tangguh. Setelah mereka menguasai dengan baik, peternak dapat mengembangkan sendiri peternakan ditempatnya sendiri dengan membawa ternak sesuai pengembangannya.

Beliau juga menjelaskan struktur organisasi yang ada di Departemen CSR, yaitu: 1. Bu Via (head officer) sebagai kepala devisi

2. SDP section Pa ai (head) sebagai kelapa seksi yang beranggotakan: Pa dedi, Pa fajar, Pa bambang, Pa yatno Pa subarno, dan Pa samsudi

3. Comdev section Bu Lia (head) sebagai kepala seksi a) Pa Romi sebagai foreman dan membantu kepala seksi

b) Pa Dadan sebagai koordinator Desa Tajur dan Desa Pasirmukti juga bertanggung jawab pada bidang ekonomi

c) Pa Usman sebagai koordinator Desa Gunung Sahari dan Desa Citeureup dan juga bertanggung jawab pada bidang kesehatan

d) Pa Yadi sebagai koordinator Desa Bantarjati dan Desa Nambo juga bertanggung jawab pada bidang pendidikan

e) Pa Agus sebagai koordinator Desa Gunung Putri dan Desa Puspanegara

f) Pa Arel sebagai koordinator Desa Hambalang dan Desa Tarikolot dan bertanggung jawab pada bidang sosbudag

g) Pa Sani sebagai koordinator Desa Lulut dan Desa Leuwikaret dan bertanggung jawab pada bidang pendidikan

Bu Via memaparkan bahwa Indocement melakukan partisipasi dan langsung turun ke desa yang dikoordinir oleh tiap koordinator desa dalam implementasi CSR, oleh karena itu perusahaan dapat memperoleh data yang akurat, informasi yang baik dan menghasilkan program atau proyek yang bagus pada tiap desa dengan menyesuaikan dengan minat dan kebutuhan masyarakat. Semua proses dan tahapan tersebut akhirnya dirumuskan menggunakan social mapping. Jika menginginkan dan melihat partisipasi maka sebaiknya kita melihat proyek atau program dilihat dari kacamata masyarakat untuk mengetahui sense of belonging (rasa kepemilikan) terhadap program atau proyek tersebut.

Pada tahap evaluasi ini kita membutuhkan komunikasi yang baik antara perusahaan dan masyarakat, oleh karena itu kita menempatkan para koordinator desa yang dapat beradaptasi dengan baik kepada masyarakat sekitar. Semua program tidak berjalan sesuai rencana jika tidak ada dukungan dari masyarakat dan tidak sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan masyarakat, oleh karena itu social mappingsangat dibutuhkan pada pelaksanaan CSR. Selain itu juga program kita akan berjalan mulus jika masyarakat termotivasi untuk mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam program.

Dalam implementasi CSR perusahaan bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan sarana dan prasarana dalam pembangunan masyarakat agar masyarakat mandiri dan dibutuhkan partisipasi masyarakat sebagai penggerak dan agent of chage (panjang tangan dari pemerintah desa). Dengan adanya komunikasi yang efektif antara perusahaan dan masyarakat maka informasi dan tujuan yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pada pelaksanaan CSR PT Indocement memandang tanggung jawab sosial perusahaan adalah melakukan kerjasama dengan berbagai stakeholders dengan tidak mendahulukan kepentingannya sendiri melainkan adanya kesadaran dan kewajiban bersama (beyond compliance). Selain itu, adanya upaya perusahaan dalam manajemen dampak operasi perusahaan yang negatif diminimalkan sedangkan sampak operasi perusahaan yang positif dimaksimalkan. Sesuai dengan kebijakan dan konsep sebagai landasan dalam pelaksanaan CSR, maka dirumuskan tujuan CSR PT Indocement, yaitu: Mewujudkan kemandirian masyarakat, Peningkatan ekonomi lokal , dan Mewariskan program-program yang berbasiskan Triple Bottom Lines kepada generasi penerus untuk berkelanjutan hidup masyarakat sekitar.

Implementasi Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu13

Bapak Dedi menceritakan awal mula didirikannya bengkel motor adalah karena ada permasalahan di desa Banjarjati yaitu banyaknya pengangguran dan keterbatasan skill atau kemampuan para remaja yang ada disana. Selain itu, mereka juga mengeluhkan kurangnya modal untuk mendirikan suatu usaha. Oleh karena itu, setelah dilakukan beberapa survai dan mendatangkan langsung masyarakat Banjarjati, pihak CRS dept melakukan sosialisasi kepada masyarakat di 12 desa binaan untuk dilakukannya pelatihan atau training menjadi montir. Pelatihan tersebut dilakukan pada tahun 2007-2008 selama dua minggu. Setelah dilakukan pelatihan maka pihak CSR dept menyeleksi para peserta pelatihan untuk dijadikan montir. Tujuan dari dibentuknya bengkel motor terpadu ini adalah sebagai pusat pelatihan untuk para remaja yang ingin belajar mengenai motor dan juga sebagai bisnis unit maksudnya setelah didirikannya bengkel motor terpadu ini diharapkan dapat menghasilkan unit plasma bengkel baru (anak cabang bengkel baru) dari pesarta yang sudah mengikuti pelatihan.

Bengkel motor terpadu ini juga memiliki sasaran untuk menambah keahlian atau kemampuant para remaja yang menganggur, memberikan pengetahuan mengenai manajemen usaha, memberikan motivasi bisnis mentally. Para montir atau pekerja di bengkel masih diberikan upah oelh pihak CSR dept, padahal pemasukan dari bengkel menjadi hak pekerja bengkel. Jadi, para pekerja disana masih ingin “disuapi” oleh pihak inducement. Walaupun sudah dibuatkan bengkel, diberikan seluruh peralatan bengkel dan dilengkapi oleh listrik dan air bersih, pekerja disana masih ingin diberi lebih oleh pihak perusahaan.CSR dept menginginkan kemandirian dari masyarakat yang ada disana, karena jika terjadi sesuatu pada perusahaan, pihak perusahaan tidak bisa selalu memberikan upah ataupun fasilitas yang lain. Target yang sampai saat ini sudah tercapai adalah berdirinya bengkel dan pengembangkan usaha bengkel motor terpadu di desa Banjarjati.

Bapak Bambang menjelaskan yang menjadi kriteria pemilihan montir yang dipekerjakan di bengkel minimal memiliki ijazah SMP dan memiliki keahlian dan ketermapilan dalam bidang bengkel yang mengerti mesin motor. Jadi setelah para perserta melakukan pelatiahan/training maka harus diseleksi untuk dipilih yang

13

Bersumber dari catatan harian hasil wawancara mendalam dengan informan (Bapak Dedi dan Bapak Fajar sebagai staf Departemen CSR, Ibu Sutrisna sebagai Sekretaris Desa Bantarjati, Bapak Agus dan Mba Maya sebagai pengurus bengkel, Hermansyah, Empuy, dan Sunim sebagai Mekanik Bengkel, dan Bapak Yasin sebagai Warga Desa Lulut )

memiliki persyarakatn yang sudah ditentukan. Beberapa tahapan yang dilakukan pada proyek bengkel, yaitu tahap sosialisasi berupa BILIKOM dan surat undangan yang dapat melihat apakah masyarakat antusias dan bermotivasi untuk mengikuti tes penyeleksian selanjutnya sebelum mengikuti pelatihan. Dan seberapa jauh masyarakat yang berada di 12 desa binaan menyebarkan informasi mengenai pelatihan bengkel kepada tetangga dan masyarakat lainnya.

Ibu Sutrisna selaku sekretaris desa, Beliau menceritakan kondisi Desa Bantarjati sebelum dan sesudah didirikannya pabrik Indocement. Beliau juga menjelaskan program CSR apa saja yang sudah dilakukan Indocement. Manfaat dan keuntungan yang didapat dan dirasakan oleh masyarakat tidak merata jika dibandingkan dengan desa binaan lainnya. Melihat SDA yang sudah dikeruk oleh perusahaan timbal balik yang didapat masyarakat tidak seimbang, apalagi jika dilihat lebih lanjut hanya masyarakat yang memiliki kedekatan dengan jalan raya yang sering mendapatkan bantuan. Pada saat ini, pihak perusahaan melakukan perbaikan di segala bidang termasuk dalam pelaksanaan CSR, perusahaan sekarang lebih melihat kondisi dan permasalaha yang ada di desa, oleh karena itu, sekarang masyarakat di Desa Bantarjati sudah merasakan masfaat seperti bantuan sarana dan fasilitas pendidikan di Sekolah Dasar Nambo1 yang berada di pinggir jalan Desa Bantarjati. Beliau juga mengaku pelaksanaan CSR inducement sudah cukup baik akan tetapi, masih banyak masyarakat yang belum tahu tentang informasi mengenai pelatihan atau bantuan yang dilakukan Indocement. Oleh karena itu, pihak perusahaan harus lebih mendekatkan diri dengan masyarakat sekitar.

Bapak Agus selaku Ketua Bengkel menceritakan pada awalnya sebelum bengkel ini terbentuk, pihak perusahaan melakukan pelatihan di Sekolah Magang Indocement (SMI). Tahap awal yang dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan sosialisasi dengan menyebarkan surat undangan kepada pemuda di 12 desa dan memberitahuan infromasi pada saat BILIKOM di tiap desa. Pelatihan ke-II diadakan pada bulan maret 2008 dengan peserta pelatihan sebanyak 12-15 orang setalah dilakukan penyeleksiaan di tiap desa. Setelah itu, mereka dididik mengenai cara mengoperasiakn mesin motor, membongkar dan menservice motor. Kemudian, setelah 2 minggu berjalan maka dari pihak perusahaan dan pelatih motor mengadakan menyeleksian kembali unutk memilih peserta yang memiliki motivasi yang tinggi dan keterampilan yang bagus.

Pada pelatihan angkatan ke-III pada bulan Maret 2009 juga dilakukan tahapan yang sama seperti sebelumnya. Jumlah peserta pelatihan pada angkatan ke III ini sebanyak 22 orang ditambah dengan angkatan ke II 4 orang untuk praktek langsung di bengkel dan pemantangan keterampilan. Beberapa kriteria yang dipilih untuk bekerja di bengkeladalah melihat kehadiran dalam pelatihan, minat dan motivasi dalam mengikuti pelatihan, serta kemampuan dan keahlian yang dimiliki. Bengkel terpadu juga memiliki visi dalam pelaksanaanya yaitu meningkatkan kemampuan peserta pelatihan dengan misi bagi peserta pelatihan yang lulus dalam pelatihan dapat langsung mempraktekkan ilmunya untuk bekerja dibengkel. Dengan tujuan akhirnya adalah mampu mengembangkan usaha atau bisnis sendiri dengan kemampuan yang sudah dimiliki. Dan pada akhirnya dapat mandiri dan meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat Desa Bantarjati.

Setiap minggu pihak dari Departemen CSR dating untuk melihat dan memonitor bagaimana keadaan di bengkel dan meminta laporan mingguan pemasukan dan pengeluaran kepada mba maya. Untuk tahap evaluasi pa agus mengaku tidak tahu mengenai proses evaluasi tentang bengkel ini, beliau hanya memberi laporan kepada bapak Bambang atau bapak Dedi tiap bulan atau pada saat mereka mengunjungi bengkel. Sebaiknya pihak dari pengurus bengkel dilobatkan dalam tahap evaluasi agar dapat melihat sampai sejauhmana manfaat dan hasil yang dicapai.

Saya juga melakukan wawancara dengan Sunim yang merupakan salah satu mekanik yang bekerja di bengkel dan termasuk dalam angkatan ke II yang melakukan pelatihan pada tahun 2008. Sunim berasal dari Desa Lulut yang rumahnya berada tidak jauh dari bengkel. Motivasinya mengikuti pelatihan adalah untuk menambah ilmu mengenai mesin motor karena dirumahnya, ia sering membongkar motornya sendiri karena sejak kecil ia sudah tertarik dengan motor. Sunim juga mengaku sebelumnya ia juga sudah memiliki pekerjaan akan tetapi sunim lebih tertarik untuk bekerja dibengkel karena hobinya bongkar-bongkar motor. Ia juga mengetahui tentang pelatihan dari surat undangan yang diberikan perusahaan. Selain itu, saya juga mewawancarai Hermanysah merupakan salah satu pemuda Desa Lulut yang mengikuti pelatihan pada bulan maret 2008, jadi ia termasuk pada peserta angkatan ke-II. Ia menjelaskan sosialisasi yang dilakukan perusahaan sebelum megadakan pelatihan adalah dengan memberikan surat undangan kepada para pemuda melalui BILIKOM jadi hanya pemuda yang aktif saja yang mendapatkan informasi mengenai rencana diadakannya pelatihan. Jadi partisipasi

masyarakat dalam sosialisasi rencana pelatihan bengkel sangat minim hanya memberitahuan dari mulut ke mulut kepada tetangga terdekat.

Sebenarnya dengan diadakannya pelatihan ini dapat menambah ilmu dan kemampuan masyrarakat sekitar mengenai otomotif, ia menyarankan kegiaatan pelatihan dapat dilakukan tiap tahunnya dan lokasi pelatihan bisa berada di desa lain tidak hanya di Desa Bantarjati. Mungkin hal ini dapat menjadi saran kepada pihak perusahaan dalam melakukan pelatihan lain selanjutnya.

ANALISIS PROGRAMCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk DALAM UPAYA

PENGEMBANGAN MASYARAKAT

(Studi Kasus : Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

Oleh

Yuni Muryaningrum

I34060619

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ANALISIS PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk DALAM UPAYA

PENGEMBANGAN MASYARAKAT

(Studi Kasus : Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

Oleh

Yuni Muryaningrum

I34060619

SKRIPSI

Sebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ABSTRACT

YUNI MURYANINGRUM. THE ANALYSIS OF PT INDOCEMENT TUNGGAL