• Tidak ada hasil yang ditemukan

Industri batubara Coal Industry

Dalam dokumen AR 2015 PT Samindo ResourcesTbk 2 (Halaman 76-78)

Sebagai industri pendukung, industri jasa pertambangan batubara memiliki keterikatan yang sangat tinggi dengan industri batubara. Melemahnya harga batubara yang telah terjadi dalam lima tahun terakhir otomatis memberikan

dampak yang signiikan bagi perusahaan jasa pertambangan

batubara. Perusahaan batubara sendiri saat ini tengah dihadapkan pada dua opsi yang sangat sulit, opsi pertama yaitu tetap berproduksi dengan margin negatif atau opsi kedua tidak berproduksi sama sekali, yang pastinya opsinya kedua sangat-sangat dihindari.

Berbicara tentang industri batubara, tentu tidak dapat dipisahkan dari industri kelistrikan, di mana penggunaan batubara terbesar adalah sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Tinggi rendahnya permintaan batubara akan sangat bergantung kepada tingkat kebutuhan listrik. Rendahnya harga batubara yang terjadi saat ini tidak lain adalah dampak dari pelemahan ekonomi global, terutama di Cina yang merupakan konsumen batubara terbesar di dunia.

Dari dalam negeri, saat ini Rasio Elektriikasi (RE) tumbuh dengan sangat signiikan, sejalan dengan pertumbuhan

perekonomian dan pertambahan jumlah penduduk.

Peningkatan RE yang sangat signiikan terlihat dikawasan

Indonesia bagian timur. Pada tahun 2009 RE Indonesia bagian timur baru mencapai 50.6%, sedangkan pada akhir 2014 sudah mencapai 70.5%, atau tumbuh sebesar 5.9% setiap tahunnya.

Sumber : RUPTL PLN 2015-2024

Source : RUPTL PLN 2015-2024

As a supporting industry, coal mining service industry has a very high correlation with the coal industry. Weakening coal price that has occurred in the last ive years automatically has a signiicant impact to the coal mining service corporation. Coal corporation itself are currently faced with two very diicult options, the irst one is to continue the production with negative margins or the second option is to stop all production, an option that wanted to be avoided by every corporation.

Talking about the coal industry, this industry could not be separated from the electricity industry, which is the largest coal user in the world as coal is used for fuel to generate electriity. Coal demands will depend heavily on the level of electricity demand. Today, low coal price was mainly due to the global economic slowdown, especially in China which is the largest coal consumer in the world.

Domestically, currently Electriication Ratio (ER) has grown very signiicantly, in line with the economic and population growth. Very signiicant increase in ER occured in the eastern Indonesia regions. In 2009, eastern Indonesia’s ER was at 50.6%, whereas at the end of 2014, ER in this region has reached 70.5%, or grew by 5.9% annually.

Rasio Elektriikasi Electriication Ratio 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2018 2020 2022 2024 Rasio Elektriikasi Electriication Ratio 63.5% 66.2% 70.5% 75.3% 80.4% 84.8% 87.7% 91.3% 95.7% 98.4% 99.1% 99.4% Sumatera 62.7% 65.0% 71.4% 76.2% 81.0% 84.8% 87.2% 89.8% 95.0% 99.2% 99.9% 99.9% Jawa Bali 67.6% 70.5% 73.6% 78.2% 83.2% 86.8% 90.5% 94.6% 98.4% 99.8% 99.9% 99.9% Indonesia Bagian Timur 50.6% 52.6% 59.0% 64.6% 70.5% 76.1% 79.2% 82.1% 87.9% 92.9% 95.8% 97.5%

PT Samindo Resources Tbk

Sumber : RUPTL PLN 2015-2024

Source : RUPTL PLN 2015-2024

Saat ini pemerintah telah menyusun rencana jangka panjang kelistrikan Indonesia. Untuk mendukung rencana jangka panjang tersebut, saat ini pemerintah telah memulai dengan program 35 ribu MW sampai dengan 5 tahun kedepan. Dukungan pemerintah juga ditunjukan dengan dengan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2006 tentang Penugasan Kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit

Listrik Yang Menggunakan Batubara sebagaimana telah 3

kali diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2009, Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2011 dan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2014. Sampai dengan tahun 2014 beberapa PLTU telah selesai pembangunan dan sudah beroperasi diantaranya adalah PLTU Suralaya (625 MW), PLTU Labuan (600 MW), PLTU Lontar (945 MW), PLTU Paiton (660 MW) dan beberapa PLTU lainnya.

Batubara sendiri sebagai sumber energi yang ekonomis, masih menjadi pilihan utama bagi produsen listrik, baik PLN maupun swasta dalam membangun pembangkit listrik. Hampir setengah dari pembangkit listrik yang ada saat ini digerakan oleh batubara. Secara total, sampai dengan tahun 2024 Indonesia membutuhkan sekitar 70 ribu MW yang mencakup Jawa-Bali, Sumatera dan Indonesia bagian timur. Dari tersebut sekitar 42 ribu MW atau sekitar 67.0% akan dihasilkan oleh pembangkit listrik yang berbahan bakar batubara.

Currently, the government has developed a long-term plan for Indonesian electricity. To support the long-term plan, the government has initiated 35 thousand MW program for the next 5 years. Government support was also shown by the issuance of Presidential Rule No. 71 Year 2006 regarding the Assignment to PT PLN (Persero) to Accelerate the Development of Coal-Based Power Plant that already amended 3 times by Presidential Rule No. 59 Year 2009, Presidential Rule No. 47 of 2011 and Presidential Rule No. 45 of 2014. Until 2014, the government has completed and operated several power plants steam-based which include Suralaya power plant (625 MW), Labuan power plant (600 MW), Lontar power plant (945 MW), Paiton power plant (660 MW) and some other smaller plants.

Coal itself as an economical source of energy, is still the main choice for electricity producer, both by PLN and the private sector in building power plants. Almost half of the existing power plants currently fueled by coal. In total, up to 2024, Indonesia needs about 70 thousand MW that includes Java- Bali, Sumatra and eastern Indonesia. Of approximately 42 thousand MW or about 67.0% will be generated by power plants fueled by coal.

Kebutuhan Pembangkit Listrik Power Plant Need

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Total 3,283 1,499 492 4,068 16,497 3,125 2,660 2,035 4,275 4,155

Sumatera 1,089 171 14 957 3,457 900 450 - 400 630

Jawa Bali 1,654 975 - 1,915 11,760 1,200 1,860 1,660 3,000 3,000

Indonesia Bagian Timur 540 353 478 1,196 1,280 1,025 350 375 875 525

(MW)

Sejalan dengan rencana penambahan jumlah kapasitas daya pembangkit listrik, jumlah konsumsi batubara domestik pun akan mengalami peningkatan. Saat ini dari total produksi

In line with the plan to add the power plants capacity, the domestic coal consumption also will increase. Currently, from total Indonesia coal production, only around 20%

Rencana Kebutuhan Batubara untuk Pembangkit Listrik Plan of Coal Needs for Power Plant

(juta ton)

(million ton)

Strategi Pemasaran

Dalam dokumen AR 2015 PT Samindo ResourcesTbk 2 (Halaman 76-78)

Dokumen terkait