• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

10. Industri

Industri adalah suatu tempat atau lahan di muka bumi yang digunakan untuk sebagai suatu tempat usaha (Sutanto, 1991 : 1)

UU No. 5 Tahun 1984 menyatakan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku, bahan mentah, bahan setengah jadi dan atau barang yang lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk rekayasa industri. Pengertian industri juga meliputi semua macam perusahaan yang mempunyai

commit to user

kegiatan tertentu dalam mengubah secara mekanik atau secara kimia bahan-bahan organis sehingga menjadi hasil baru.

Pengertian industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku, bahan mentah, barang setengah jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasa ataupun dapat diartikan sekelompok bisnis tertentu yang memiliki teknik dan metode untuk menghasilkan laba.

Dari pengertian diatas maka industri mencakup segala kegiatan produksi yang memproses pembuatan bahan-bahan mentah menjadi bahan-bahan setengah jadi atau barang jadi maupun kegiatan yang bisa mengubah keadaan barang dari suatu tingkat ke tingkat yang lain, kearah peningkatan nilai atau daya gunanya. b. Industri di Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten

Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan yang cukup penting di Kabupaten Klaten. Sehingga pembangunan di bidang industri menjadi prioritas utama tanpa mengebaikan pembangunan di sektor lain. Banyaknya perusahaan industri dan jumlah unit usaha di Kabupaten Klaten dari tahun 2004 telah mengalami peningkatan, sehingga dapat mengurangi pengangguran, menambah kesempatan kerja, dan meningkatkan pendapatan.

Pengertian sentra industri berdasarkan PERDA Kabupaten Klaten No. 4 Tahun 2006 pasal 46 Huruf c adalah suatu kawasan permukiman yang didalamnya ada aktivitas industri skala kecil. Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten memiliki potensi sentra industri yang beragam, yang tersebar di beberapa desa dan meliputi berbagai jenis produk yang tidak hanya bernilai seni namun juga memiliki nilai ekonomis. Jenis produk unggulan di Kecamatan Kalikotes meliputi industri pengecoran logam, industri pande besi, industri furniture, industri tembakau, industri konfeksi (pakaian jadi), industri gerabah, budidaya ikan tawar, industri genteng, serta industri keramik.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Tjaturahono Budi Sanjoto (1996), dalam Tesisnya yang berjudul

commit to user

.HQGDO -DZD 7HQJDK 7DKXQ ´ 3HQHOLWLDQ WHUVHEXW EHUWXMXDQ XQWXN

mengidentifikasi parameter kawasan industri. Metode penelitian yang digunakan adalah interpretasi foto udara dan uji lapangan. Foto udara yang digunakan adalah Foto Udara Pankromatik Hitam Putih dengan skala 1 : 50.000. Parameter yang digunakan adalah bentuk lahan, lereng, kualitas air, kuantitas air, kerawanan bencana (erosi, banjir, dan gerak massa), dan penggunaan lahan. Data mengenai bentuk lahan, lereng, kerawanan banjir, serta penggunaan lahan diambil dari foto udara, sedangkan data lainnya melalui uji Iapangan. Satuan pemetaannya menggunakan satuan lahan, dimana satuan lahan ini merupakan satuan evaluasi. Penelitian ini menghasilkan Peta Kesesuaian Lahan Kawasan Industri di Kabupaten Kendal Jawa Tengah Tahun 1998.

Irene Riana Pramudiwati (1998), dalam Skripsinya yang berjudul

³3HPDQIDDWDQ 3HQJLQGHUDDQ -DXK GDQ 6LVWHP ,QIRUPDVL *HRJUDIL XQWXN

Menentukan Zonasi Kawasan Industri Dasar di Kotamadya Bagian Barat

SemDUDQJ 7DKXQ ´ 3HQHOLWLDQ LQL EHUWXMXDQ XQWXN PHQHQWXNDQ ]RQDVL

kawasan industri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode integritas antara teknik penginderaan jauh berbasis data raster dan SIG berbasis vektor yaitu dengan menumpang susunkan peta-peta yang berisi berbagai informasi fisik lahan dan aksesibilitas. Foto Udara yang digunakan memiliki skala 1 : 25.000. Data sekunder yang digunakan adalah daya dukung tanah, jaringan listrik, telepon, dan fasilitas kesehatan. Pengolahan datanya menggunakan SIG. Rekomendasi zonasi kawasan industri dasar dengan cara matching hasil evaluasi lahan dengan penggunaan lahan saat ini, sedangkan RUTRK digunakan sebagai pembanding. Dari kajian tersebut terlihat bahwa untuk menentukan lokasi yang sesuai untuk kawasan industri harus tetap memperhatikan penggunaan lahan saat ini (existing land use). Penelitian ini menghasilkan peta peta rekomendasi kawasan industri dasar di Kotamadya Semarang Bagian Barat Tahun 1998.

Endang Suryati (1999 ), dalam Skripsinya \DQJ EHUMXGXO ³(YDOXDVL

Kesesuaian Lahan Lokasi Sentra Industri di Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon

3URJR7DKXQ´3HQHOLWLDQLQLEHUWXMXDQPHQHQWXNDQORNDVLNDZDVDQLQGXVWUL

commit to user

interpretasi foto udara dengan menggunakan SIG sebagai alat untuk menganalisis, memanipilasi, dan mengolah data baik data gratis maupun data atribut. Dari kajian tersebut terlihat bahwa parameter fisik lahan yang diperoleh malalui hasil foto udara dan kerja lapangan dapat digunakan untuk menentukan lokasi industri melalui metode pengharkatan dengan SIG sebagai alat analisis. FU yang digunakan memiliki skala 1 : 10.000. Parameter yang digunakan adalah bentuk lahan, kemiringan lereng, kedalaman air tanah, penggunaan lahan, dan aksesibilitas. Penelitian ini menghasilkan peta kesesuaian lahan lokasi industri dasar di Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun 1999.

Didik Taryana (2000), GDODP -XUQDO SHQHOLWLDQ \DQJ EHUMXGXO ³

Evaluasi Tata Ruang untuk Pengembangan Kawasan Permukiman dan Industri

%HUGDVDUNDQ.HPDPSXDQ/DKDQGL.RWDPDG\D0DODQJ-DZD7LPXU7DKXQ´

(http://www.malang.ac.id/jurnal/fmipa/geo/2000 a.htm diakses 20 Desember

2008). Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik fisik lahan yang dikaitkan dengan kesesuaian lahan untuk kawasan pemukiman dan industri, Penelitian ini merupakan Pemilihan lokasi lahan yang tepat bagi suatu kawasan baik untuk pemukiman maupun industri sangat penting artinya dalam aspek keruangan, karena sangat menentukan keawetan bangunan maupun lingkungan. Kriteria pemilihan lokasi tersebut dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi sumberdaya lahan berdasarkan kemampuan lahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik yang meliputi topografi, geomorfologi, tanah, iklim, geohidrologi yang dikaitkan dengan kesesuaian lahan untuk kawasan pemukiman dan industri. Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah Kotamadya Malang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu daerah yang akan dikembangkan sebagai kawasan permukiman dan industri di Kotamadya Malang sesuai dengan Revisi RDTRK Tahun 1998/1999-2008/2009. Metode pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data berupa checklist, soil test kit, kompas palu geologi, dan current meter. Sedangkan analisa data menggunakan metode Kuantitatif-Empiris yaitu memberikan nilai harkat pada parameter fisik lahan dan dicocokkan dengan kelas

commit to user

kesesuaian lahan untuk pemukiman dan industri. Penelitian ini menghasilkan peta kelas kesesuaian lahan untuk pemukiman dan kelas kesesuaian lahan untuk industri.

Malczewski Jacek (2002GDODPMXUQDOLQWHUQDVLRQDO\DQJEHUMXGXO³

Fuzzy Skrining untuk AnaQLVLV .HVHVXDLDQ /DKDQ´

(http://www.informaworld.com) diakses tanggal 30 Juni 2010. Penelitian ini

bertujuan untuk pengembangan lahan industri di wilayah Uni Villa Propinsi Sinealoa di Pantai Meksiko. Metode yang digunakan adalah metode skrining GIS berbasis fuzzy. Metode ini hanya membutuhkan skala kualitatif untuk evaluasi kesesuaian lahan terhadap sejumlah atribut. Dalam tulisan ini, indeks keanekaragaman adalah dimodifikasi untuk mengakomodasi interaksi spasial antara kelompok-kelompok penduduk di seluruh unit areal. Selain itu, satu set langkah-langkah segregasi lokal diperkenalkan ke model pemisahan lokal berdasarkan konsep paparan dalam studi segregasi dan konsep interaksi spasial dalam pemodelan geografis. Sebuah simulasi dan penelitian empiris yang digunakan untuk menunjukkan utilitas pendekatan pemodelan. Model multiskala disajikan untuk mensimulasikan dampak perubahan hidrologi pada regenerasi cypress rawa di Illinois Selatan. Model ini, SISM (Southern Illinois Rawa Model), menangkap tiga proses yang beroperasi pada skala spasial dan temporal yang berbeda: penyebar biji cemara dan perkecambahan, pertumbuhan bibit dan kematian, dan suksesi pada tingkat pancang dan pohon dewasa. Dalam SISM, sejarah kehidupan cypress diwakili secara koheren, sisik spatio-temporal yang berkaitan dengan fase kehidupan yang berbeda, proses secara konsisten terpadu, dan interaksi antara beberapa proses secara efektif disimulasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) output pemodelan variabilitas bawah air saat ini sebanding dengan berbagai studi lapangan, (2) skenario hidrologi stabil membatasi distribusi spasial cemara, dan (3) suatu rezim hidrologi lebih variabel tidak selalu menghasilkan luas regenerasi cemara.

Beberapa penelitian diatas memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaan tersebut adalah bertujuan mengetahui kelas kesesuaian lahan untuk lokasi sentra industri. Sedangkan

commit to user

perbedaannya adalah terletak pada metode yang digunakan, lokasi penelitian, serta tahun penelitiannya. Pada penelitian sebelumnya penelitian dilakukan dengan menggunakan metode interpretasi foto udara atau penginderaan jauh dan pengujian di lapangan, sedangkan pada penelitian ini hanya menggunakan analisis SIG (Sistem Informasi Geografi) dan pengujian di lapangan dengan metode skoring. Uraian singkat mengenai penelitian-penelitian ini dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini:

.u

n

s.

a

c.

id

d

ig

ilib

.u

n

s.

a

c.

id

c

o

m

m

it

t

o

u

ser

25 1. Tjaturahono Budi Sanjoto ³(YDOXDVL Kesesuaian Lahan Kawasan Industri melalui Foto Udara di Kabupaten Kendal Jawa Tengah Tahun 1996".

Tesis 1996 Kabupaten Kendal

Jawa Tengah

Mengidentifikasi parameter fisik lahan untuk mengevaluasi kelas kesesuaian lahan lokasi sentra industri. Interpretasi foto udara dan pengujian di lapangan. Peta Kesesuaian Lahan Kawasan Industri di Kabupaten Kendal Jawa Tengah tahun 1996 2. Irene Riana Pramudiwati ³3HPDQIDDWDQ Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi untuk Menentukan Zonasi Kawasan Industri Dasar di Kotamadya Bagian Barat Semarang 7DKXQ´

Skripsi 1998 Kotamadya Bagian

Barat Semarang

Zonasi kawasan industri Integrasi Penginderaan Jauh dan SIG

Peta Rekomendasi Industri Dasar Kotamadya Bagian Barat Semarang tahun 1998

3. Endang Suryati ³(YDOXDVL

Kesesuaian Lahan Lokasi Sentra Industri di Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun O´ Skripsi 1999 Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo

Menentukan kawasan lokasi Industri. hiterpretasi Foto Udara dan analisis SIG Peta Kesesuaian Lahan Industri Dasar di Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun 1999

.u

n

s.

a

c.

id

d

ig

ilib

.u

n

s.

a

c.

id

c

o

m

m

it

t

o

u

ser

26 Permukiman dan Industri Berdasarkan Kemampuan Lahan di Kotamadya Malang, Jawa Timur Tahun ´ Timur memberikan

nilai harkat pada parameter fisik lahan dan dicocokkan dengan kelas kesesuaian lahan untuk pemukiman dan industri. Industri.

5. Malczewski Jacek ³)X]]\6NULQLQJXQWXN

Analisis Kesesuaian

/DKDQ´

Jurnal Internasional 2002 Wilayah Uni Villa Propinsi Sinealoa di Pantai Meksiko

Pengembangan lahan industri Menggunakan metode skrining GIS berbasis fuzzy

1.output pemodelan variabilitas bawah air, (2) skenario hidrologi dan (3) rezim hidrologi 6. Sarworini ³(YDOXDVL Kesesuaian Lahan Lokasi Sentra Industri di Kecamatan Kaliotes Kabupaten Klaten 7DKXQ´ Skripsi 2010 Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten

Mengetahui parameter fisik lahan yang digunakan untuk evaluasi kesesuaian lahan lokasi sentra industri serta mengetahui kelas kesesuaian lahannya.

Analisis SIG dan Pengujian di Lapangan dengan menggunakan metode scoring.

commit to user

C. Kerangka Pemikiran

Evaluasi pada dasarnya merupakan suatu proses menduga suatu lahan untuk berbagai penggunaan, terutama berkaitan dengan penggunaan pertanian maupun penggunaan non pertanian seperti permukiman, industri, jalan raya, lapangan terbang dan lain sebagainya yang bersifat keteknikan. Untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang diawali dengan menumpangsusunkan atau overlay peta kemiringan lereng, peta tanah dan peta penggunaan lahan untuk mendapatkan peta satuan lahan. Peta satuan lahan digunakan sebagai satuan pemetaan sekaligus dijadikan sebagai satuan evaluasi dan dijadikan dasar untuk menentukan lokasi pengambilan sampel. Setelah peta satuan lahan dibuat kemudian dilakukan observasi lapangan guna menambah data-data mengenai parameter fisik lahan yang digunakan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan sentra industri, seperti ancaman banjir, tekstur tanah, drainase permukaan, tinggi muka air tanah, daya dukung lahan, potensi kembang kerut, dan jarak terhadap jalan utama. Setelah data dari lapangan dan dari laboratorium dikumpulkan kemudian dilakukan pemrosesan, klasifikasi dan analisis data untuk mengetahui kelas kesesuaian lahannya.

Penelitian ini menggunakan metode skoring atau metode pengharkatan. Metode Pengharkatan merupakan suatu cara untuk menilai potensi lahan dengan jalan memberi harkat pada setiap parameter lahan, sehingga diperoleh kelas kesesuian lahan berdasarkan perhitungan harkat pada setiap parameter lahan. Dari skoring inilah dihasilkan Kelas Kesesuaian Lahan Lokasi Sentra Industri Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat pada gambar 1 berikut:

commit to user

Gambar 1. Diagram Kerangka Pemikiran

Peta Tanah Peta Penggunaan Lahan Peta Lereng

Overlay

Peta Satuan Lahan

Pengumpulan Data

Data Primer

Analisis Data

Peta Kesesuaian Lahan Lokasi Sentra Industri Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten Tahun 2011

commit to user

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait