• Tidak ada hasil yang ditemukan

Industri Perikanan di Indonesia

Industri perikanan di Indonesia merupakan salah satu industri perikanan yang besar dengan jumlah volume produksi perikanan tangkapnya menempati urutan kedua di dunia setelah Cina (FAO, 2014). Tabel 2 menunjukan negara tujuan ekspor terbesar awalnya adalah USA namun sejak tahun 2009 Cina menguasai pasar ekspor perikanan Indonesia, dengan kenaikan rata-rata sebesar 21,90%. Diikuti oleh Thailand, Amerika Serikat dan Jepang.

Tabel 2. Volume Ekspor Indonesia Menurut Negara Tujuan, Tahun 2008 – 2012 (Ton)

26

Meskipun Indonesia berada pada posisi kedua untuk negara dengan jumlah produksi perikanan tangkap terbesar di dunia, namun Indonesia tidak masuk dalam urutan negara pengekspor ikan dan produk perikanan terbesar di dunia (Top ten exporters of fish and fishery products, FAO 2014).

Untuk nilai ekspor hasil perikanan di ASEAN (lihat tabel 3) sejak tahun 2008, nilai ekspor Indonesia ke negara-negara ASEAN mengalami kenaikan rata-rata nilai ekspor Indonesia sebesar 16,98% (Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI). Ini menunjukkan trenpositif ekspor hasil perikanan Indonesia ke negara-negara ASEAN. Sehingga jika nanti diberlakukan MEA 2015 ini diharapkan nilai ekspor hasil perikanan terus meningkat. Sedangkan negara-negara di ASEAN yang menyerap paling banyak hasil perikanan Indonesia adalah Thailand, Vietnam dan Malaysia.

Tabel 3. Volume dan Nilai Ekspor Hasil Perikanan Indonesia di Negara-Negara ASEAN, 2008-2012

27

Hasil perikanan terdiri dari berbagai macam komoditas yang berbada keadaan pasarnya di setiap negara dan juga memberi sumbangan yang berbeda nilainya terhadap ekspor hasil perikanan secara keseluruhan. Jika dilihat dari kontribusi masing-masing komoditi terhadap volume dan nilai ekspor hasil perikanan, maka tiga komoditi terbesar yang berkontribusi pada volume ekspor hasil perikanan yaitu komoditi ikan lainnya sebesar 41,11%; TTC 15,41%; dan rumput laut 14,64%. Sedangkan komoditas terbesar yang berkontribusi pada nilai ekspor hasil perikanan yaitu udang sebesar 33,10%; ikan lainnya 18,83%; dan TTC 16,53%(lihat tabel 4). Salah satu dari ketiga komoditi inilah, yaitu TTC yang menjadi bahan baku utama dan komoditi ekspor utama di PT Lestari Samudera.

Tabel 4.Trend dan Kontribusi Volume dan Nilai Ekspor Hasil Perikanan Menurut Komoditas, 2012-2013*

Catatan: *) Angka sementara hingga bulan September Sumber: www.statistik.kkp.go.id

28

Departemen Perindustrian (2009) mencatat beberapa permasalahan yang dihadapi Industri perikanan, khususnya industri pengolahan perikanan antara lain:

Bahan Baku

 Keterbatasan suplai bahan baku dan penolong untuk industri pengolahan hasil laut

 Industri pengolahan ikan dalam kaleng masih tergantung terhadap impor bahan penolong, seperti kaleng, minyak kedelai, bahan kemasan dan lainnya.;

Isu tentang food safety, seperti penggunaan bahan pengawet makanan yang tidak tepat; misalnya pemakaian formalin pada bahan baku ikan.

 Harga ikan dalam kaleng relatif lebih mahal

 Belum terintegrasinya teknologi penangkapan ikan sampai dengan pengolahannya;

Produksi

Persyaratan dan standardisasi produk yang mengacu pada standar internasional, food safety, GMP, SNI, dan Codex masih sulit diadopsi dan diterapkan.

 Belum berimbangnya kerjasama antar pelaku bisnis hasil laut/industri dalam penerapan kemitraan;

 Kenaikan harga BBM;

 SDM dibidang industri pengolahan hasil laut masih belum siap pakai.

Pemasaran

Persyaratan ekspor semakin ketat diantaranya: masalah logam berat (Mercury issue, Dolphin Safe, Histamin), isu lingkungan, penggunaan antibiotik. Sehingga masih sulit untuk menembus pasar baru dan memasarkan produk di pasar luar negeri.

Infrastruktur

 Infrastruktur untuk mendukung pengembangan industri pengolahan hasil laut masih terbatas.

 Terbatasnya prasarana dan sarana penangkapan, antara lain armada penangkapan ikan, cold storage, dan pelabuhan.

Merujuk pada isu-isu di atas, PT Lestari Samudera yang merupakan salah satu perusahaan perikanan di Indonesia diharapkan dapat memberi contoh bagaimana seharusnya menghadapi kendala yang ada agar daya saing perusahaan perikanan dapat meningkat, sehingga

29

perusahaan perikanan di Indonesia dapat memandang era Masyarakat Ekonomi ASEAN bukan sebagai sebuah ancaman, melainkan sebagai sebuah peluang yang besar.

Profil Perusahaan

PT Lestari Samudera merupakan perusahaan perikanan yang berlokasi di kawasan pelabuhan Benoa, Bali dan berdiri sejak tahun 1996. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan ekspor di kawasan pelabuhan Benoa. Pada awal berdirinya perusahaan ini berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan menempati kantor lama namun masih di kawasan yang sama di area pelabuhan Benoa. Pada saat itu fokus utama PT Lestari Samudera adalah mengekspor ikan tangkap berupa ikan pelagis besar seperti tuna, cakalang, dan tongkol, serta cumi-cumi. PT Lestari Samudera awalnya melayani pasar tunggal mereka di Jepang. Perusahaan belum memilih untuk mencari buyer selain dari Jepang karena perusahaan memilih untuk fokus memenuhi permintaan pasar Jepang yang waktu itu cukup tinggi. Permintaan dari pasar lokal dirasa kurang menguntungkan. Kendala yang dialami perusahaan pada waktu itu ada pada tenaga kerja yang tidak mencukupi. Biaya tenaga kerja yang cukup tinggi dan jumlah tenaga kerja yang tidak memadai membuat perusahaan kesulitan memenuhi permintaan. Namun hal itu dapat diatasi seiring berjalannya waktu. Baru pada awal tahun 2011 perusahaan mulai melakukan inovasi dan pengembangan dengan mengekspor produk olahan hasil laut, berupa produk olahan ikan tuna. Hal ini terjadi karena dorongan permintaan buyer dari Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa. Dengan satu-satunya unit factory di kawasan pelabuhan Benoa yang berkapasitas produksi hingga 10 ton per hari.

Tabel 5 menunjukan total produksi produk olahan dan omset penjualan produk olahan dalam tiga tahun terakhir.

Tabel 5. Produksi dan Omset Penjualan Produk Olahan PT Lestari Samudera Tahun 2012-2014

Tahun Total Produksi (Ton) Omset ( Juta USD)

2012 2400 18,5

2013 2600 20,8

2014 3000 24

30

Sampai dengan saat ini perusahaan telah berkembang dengan jumlah karyawan yang bekerja di unit factory sendiri mencapai lebih dari 2000 karyawan. Belum termasuk karyawan yang bekerja pada armada penangkapan ikan milik PT Lestari Samudera. Latar belakang pendidikan para karyawan juga beragam, sesuai dengan posisinya di dalam perusahaan. Perusahaan juga memiliki kurang lebih 166 armada penangkapan ikan, termasuk di dalamnya armada pengangkut (ikan dan bahan bakar), armada pancing cumi dan armada longline (operasional). Dalam perkembangannya perusahaan juga telah memiliki pelabuhan sendiri tempat bongkar muat di kawasan pelabuhan Benoa.

Dokumen terkait