• Tidak ada hasil yang ditemukan

INFEKSI, RISIKO TINGGI TERHADAP KONSTIPASI, RISIKO TINGGI TERHADAP Faktor resiko dapat meliputi : Respon imun imatur, kulit rapuh, jaringan trauma, prosedur

Dalam dokumen Asuhan Keperawa tan Bayi Premature (Halaman 38-41)

invasif, pemajangan lingkungan (KPD, pemajangan transplasental).

Kemungkinan dibuktikan oleh : [Tidak dapat diterapkan; adanya tanda/gejala untuk menegakkan diagnosa aktual]

HASIL YANG DIHARAPKAN NEONATAL AKAN : Mempertahankan serum negatif, CSS, urin, dan kultur nasofaringeal dengan hitung darah lengkap, trombosit, kadar pH, dan tanda vital DBN.

TINDAKAN / INTERVENSI Mandiri

1. Tinjau ulang catatan kelahiran. Perhatikan apakah tindakan resusitasi diperlukan, lama pecah ketuban, dan adanya korioamnionitis.

Rasional: Faktor-faktor maternal seperti KPD dengan persalinan dan kelahiran praterm kemungkinan disebabkan oleh proses infeksi asenden. Infeksi transplasental didapat (yang mempengaruhi dua sepertiga dari semua bayi terinfeksi) juga merupakan ancaman. Bayi yang

telah diresusitasi dan yang telah mendapat intervensi invasif lebih cenderung kemasukan patogen dan infeksi. Sepsis awiatan-awal (terjadi dalam 2 hari pertama kehidupan) dipengaruhi oleh pertahanan hospes dan durasi pecah ketuban antepartum.

2. Tentukan usia gestasi janin dengan menggunakan kriteria Dubowitz.

Rasional: Kelahiran sebelum gestasi minggu ke-28 – 30 meningkatkan kerentanan abyi terhadap infeksi, karena penurunan kemampuan SDP untuk menyerang bakteri, penurunan pemindahan imunoglobulin G (IgG ditransportasikan melewati plasenta terutama pada trimester ke-3), kurang imunogloblin A (IgA) bila bayi tidak menerima ASI, dan keratin kulit buruk dengan ketidakefektifan kualitas barier. (Catatan : Bayi yang menderita retardasi pertumbuhan intrauterus beresiko tinggi terhadap infeksi).

3. Tingkatkan cara-cara mencuci tangan pada staf, orangtua, dan pekerja lain perprotokol. Gunakana antiseptik sebelum membantu dalam pembedahan atau prosedur invasif.

Rasional: Mencuci tangan adalah prktik yang paling penting untuk mencegah kontaminasi silang serta mengontrol infeksi dakam ruang perawatan.

4. Pantau staf dan pengunjung akan adanya lesi kulit, luka basah, infeksi pernapasan akut, demam, gastroenteritis, herpes simpleks aktif (oral, genital, atau paronisial), dan herpes zoster.

Rasional: Penularan penyakit pada neonatus dari pekerja atau pengunjung dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung.

5. Berikan jarak yang adekuat antara bayi atau antara unit isolette atau unit individu. Gunakan ruangan isolasi terpisah dan teknik isolasi sesuai indikasi.

Rasional: Memberikan jarak 4-6 kaki dengan bayi membantu mencegah penyebaran droplet atau infeksi melalui udara.

6. Kaji bayi terhadap tanda-tanda infeksi, seperti ketidakstabilan suhu (hipotermia atau hipertermia), letargi atau perubahan perilaku, distres pernapasan (apnea, sianosis, atau takipnea), ikterik, petekie, kongesti nasal, atau drainase dari mata atau umbilikus.

Rasional: Bermanfaat dalam mendiagnosis infeksi, suhu tubuh sendiri merupakan adalah cara yang tidak dpata dipercaya dalam mengkaji infeksi pada bayi praterm dengan kerusakan respons inflamasi dan mobilisasi SDP.

7. Buat kelompok bayi, bila mungkin, dan jamin bahwa perawat yang sama merawat bayi-bayi yang dikelompokkan bersama.

Rasional: Bayi-bayi yang lahir dalam kerangka waktu yang sama (biasanya 24-48 jam), atau terkolonisasi/terinfeksi dengan patogen yang sama, mungkin dikelompokkan bersama sampai

pulang. Pengelompokkan ini merupakan tindakan yang penting dalam mengkontrol infeksi dengan embatasi jumlah dari kontak satu bayi dengan bayi yang rentan atau petugas lainnya. 8. Lakukan perwatan tali pusat sesuai protokol rumah sakit.

Rasional: Penggunaan alkohol lokal, triplet dye, dan berbagai antimikroba yang membantu mencegah kolonisasi.

9. Siapkan lokasi tempat prosedur invasif dengan alkohol (70%), iodin tingtur, atau iodofor. Pantau lokasi infus intravena dan lokasi jalur pemantauan invasif perprotokol.

Rasional: Menurunkan insiden kemungkinan flebitis atau bakteremia.

10. Gunakan teknik aseptik selama penghisapan. Bubuhi tanggal pada larutan yang terbuka untuk pelembaban, irigasi, atau nebulasi, dan buang setelah 24 jam. Jamin pembersihan rutin atau penggantian peralatan pernapasan.

Rasional: Menurunkan kesempatan untuk masuknya bakteri yang dapat mengakibatkan infeksi pernapasan.

11. Perlakuan jalur arteri, stopkok, dan kateter sebagai daerah steril, ambil spesimen darah pada waktu yang sama.

Rasional: Membantu mencegah bakteremia berkenaan dengan jalur arteri dan aksesnya yang langsung pada darah dan jaringan dalam.

12. Pantau bayi terhadap tanda-tanda awitan lanjut penyakit atau infeksi.

Rasional: Awitan lanjut penyakit dapat terjadi dapat terjadi secepat-cepatnya pada hari kelima, tetapi ini biasanya terjadi setelah minggu pertama kehidupan. Tanda-tanda awitan lanjut infeksi kemungkinan disebabkan oelh bakteri yang didapat

13. Observasi terhadap tanda – tanda syok atau koagulasi intravascular diseminata (KID), seperti bradikardia, penurunan TD, ketidakstabilan suhu, malas, edema, atau eritema pada dinding abdomen.

Rasional : KID dapat terjadi dengan septicemia gram negatif. 14. Berikan ASI untuk pemberian makan, bila tersedia.

Rasional: ASI mengandung IgA, makrofag, limfosit, dan netrofil, yang memberikan beberapa perlindungan dari infeksi.

Kolaborasi

1. Dapatkan specimen, sesuai indikasi (mis: urin melalui aspirasi suprapubis, darah, CSS, lesi kulit terlihat, nasofaring, atau sputum bila bayi diintubasi.)

Rasional : tes kultur/ sensitivitas perlu untuk mendiagnosa pathogen dan mengindentifikasi terapi yang tepat.

2. Pantau pemeriksaan laboratorium sesui indikasi : a. Seri jumlah SDM dan diferensia.

Rasional: prematuria menurunkan respon imun pada infeksi. Jumlah SDP pada bayi praterm bervariasi dari 6.000 sampai 225.000/mm3 dan dapat berubah dari hari ke hari, membatasi reabilitas diagnostic. Peningkatan nyata atau tiba-tiba atau penurunan SDP atau sel pita menandakan infeksi.

b. Jumlah trombosit

Rasional : sepsis menyebabkan jumlah trombosit menurun, tetapi pada bayi praterm, rentang trombosit normal mungkin hanya 60.000 (pada 3 hari pertama) sampai 100.000/mm3

c. Glukosa dan kadar PH serum

Rasional ; hipoglikemi, hiperglikemi atau asodisis metabolic ( dengan kadar bikarbonat kurang dari 21 mEq/L ) menandakan infeksi.

3. Berikan antibiotic secara intravena berdasarkan laporan sensitivitas.

Rasional : antibiotic spectrum luas meliputi ampisilin dan aminoglikosida biasanya diindikasikan, menunggu hasil tes kultur dan sensitivitas. Penggunaan antibiotic sistemik dengan sembarangan atau tidak tepat dapat menyebabkan efek samping yang tidak diharpkan, membantu mengembangkan resitensi strain bakteri, dan mengubah flora normal bayi baru lahir.

4. Bantu dengan pungsi lumbal, sesuai kebutuhan.

Rasional : membantu mengidentifikasi organisme dan lokasi infeksi bila meningitis dicurigai 5. Bantu dengan tindakan untuk kemungkinan kondisi yang berhubungan dengan infeksi : hipoksemia, abnormalitas sushu, ketidakseimbangan elektrolit dan asam-basa, anemia, atau syok.

Rasional : kejadian fisiologis yang berhubungan dan gejala sisa mungkin mengancam hidup bayi karena infeksi itu sendiri.

6. Berikan immunoglobulin intrvena dengan tepat.

Rasional : penelitian menunjukkan Ig IV dapat meningkatkan laju kehidupan pada bayi septic, selain itu, terapi profilaktik untuk bayi dengan berat badan kurang dari 1500 g dapat menurunkan insiden awitan lanjut infeksi nosokomial.

Dalam dokumen Asuhan Keperawa tan Bayi Premature (Halaman 38-41)