• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang

LAPORAN LIAISON ZONA SULAMPUA

Bab 2 Perkembangan Inflasi

2.1 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang

Berdasarkan laju inflasi tahunan dari setiap kelompok barang dan jasa pada triwulan II-2009 di Sulsel, secara berurutan dari yang terbesar hingga yang terkecil adalah sebagai berikut :

Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau, mengalami inflasi tahunan sebesar 10,63% (y.o.y) pada triwulan laporan, sedikit melambat dibanding triwulan I-2009 (11,97%). Relatif tingginya inflasi pada kelompok makanan jadi, diperkirakan adanya keterbatasan pasokan pada komoditi gula

pasir. Kondisi tersebut menyebabkan tingkat harga gula pasir mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Selain itu, sejalan dengan kenaikan harga komoditi gula pasir maka subkelompok minuman tidak beralkohol juga mengalami peningkatan dari 9,26% pada triwulan I-2009 menjadi 10,32% pada triwulan laporan. Perlambatan laju inflasi kelompok ini banyak dipengaruhi oleh perlambatan laju inflasi subkelompok makanan jadi yang menjadi

Tabel 2.2. Inflasi Per-Sub Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau

12,22%, sebelumnya 13,40% pada triwulan I-2009, dan subkelompok subkelompok tembakau dan minuman beralkohol yang laju inflasinya menjadi 6,33% dari 10,25% pada triwulan I-2009.

Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Kelompok Makanan Jadi

Grafik 2.3. Beberapa Komoditi dalam Kelompok Makanan Jadi Hasil SPH di Makassar

Ayam Goreng Mie

Gula Pasir Nasi

Perlambatan laju inflasi pada subkelompok makanan jadi diperkirakan karena perlambatan laju inflasi pada kelompok bahan makanan, seperti lemak-minyak.

Kelompok Sandang pada periode laporan mengalami inflasi sebesar 7,65% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan I-2009 (11,12%). Perlambatan pertumbuhan laju inflasi tersebut, terutama terjadi pada subkelompok barang pribadi-sandang lainnya, yaitu dari 21,76% pada triwulan I-2009 menjadi 11,40%.

Perlambatan laju inflasi pada subkelompok ini diperkirakan karena melemahnya tekanan tingkat harga emas internasional, meskipun masih pada level harga yang masih relatif tinggi.

Grafik 2.4. Perkembangan Harga Emas

Makassar Internasional

Grafik 2.5. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang

Sedangkan perlambatan pada subkelompok-subkelompok lainnya, relatif cukup terbatas. Hal tersebut dimungkinkan karena terjadi dorongan peningkatan inflasi pada beberapa komoditi pada subkelompok- subkelompok dimaksud, seperti seragam sekolah. Komoditi tersebut, pada triwulan laporan, diperkirakan mengalami peningkatan permintaan sehubungan dengan tahun ajaran baru. Kondisi tersebut menyebabkan terjadi peningkatan harga, terlebih pada seragam sekolah untuk anak-anak (Subkelompok sandang anak-anak).

Tabel 2.3. Inflasi Per-Sub Kelompok Sandang

Sementara komoditi lainnyacenderung mengalami penurunan harga, yang diperkirakan karena melemahnyapermintaan untuk komoditi dimaksud.

Kelompok Kesehatan pada triwulan laporan tercatat laju inflasi tahunannya sebesar 6,51% (y.o.y), sedangkan pada triwulan I-2009 sebesar 10,21%. Perlambatan ini didorong oleh subkelompok jasa kesehatan, yang diperkirakan karena adanya subsidi pemerintah terhadap biaya-biaya kesehatan, seperti tarif rumah sakit,

tarif puskemas dan biaya dokter. Sementara tekanan inflasi pada subkelompok- subkelompok lainnya relatif masih kuat, meskipun mengalami perlambatan. Hal tersebut ditandai dengan minimnya perlambatan laju inflasi pasa subkelompok obat-obatan, jasa perawatan jasmani dan perawatan kesehatan. Pada subkelompok obat-obatan, perlambatan yang cukup minim tersebut diperkirakan karena adanya penurunan tingkat harga obat generik sehubungan dengan subsidi pemerintah. Sedangkan subkelompok jasa perawatan jasmani dan subkelompok perawatan jasmani mengalami perlambatan laju inflasi diperkirakan hanya karena dampak dari penurunan BBM pada awal triwulan I-2009.

Grafik 2.6. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan

Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Gas-Bahan Bakar, juga mengalami perlambatan laju inflasi yang tercatat sebesar 4,66% (y.o.y), sementara laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar 9,34% (y.o.y). Perlambatan laju inflasi terjadi pada semua sub kelompok, terutama pada sub kelompok biaya tempat tinggal yang melambat menjadi 4,30% (y.o.y) dari 11,95% pada triwulan I-2009. Perlambatan yang cukup tinggi pada subkelompok ini diperkirakan karena terjadi penurunan harga pada komoditi bahan bangunan, yang salah satunya karena pengaruh penurunan tingkat suku bunga kredit property dan penurunan harga BBM.

Tabel 2.4. Inflasi Per-Sub Kelompok Kesehatan

Grafik 2.7. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan

Sementara melambatnya tekanan inflasi pada subkelompok bahan bakar-penerangan-air dan subkelompok perlengkapan rumah tangga, diperkirakan karena pengaruh menurunnya tingkat harga gas elpiji dan minyak tanah yang terkait dengan program konversi minyak tanah ke gas elpiji.

Kelompok Bahan Makanan, terjadi perlambatan laju inflasi tahunan pada semua subkelompoknya, dengan perlambatan terbesar pada subkelompok ikan diawetkan (turun 23,23%), diikuti subkelompok bumbu-bumbuan (turun 17,18%), subkelompok ikan segar (turun 15,09%) dan subkelompok daging (turun

11,51%). Selain karena pengaruh penurunan harga BBM, perlambatan subkelompok tersebut diatas diperkirakan karena pasokan yang melimpah (bumbu-bumbuan dan ikan segar) dan melemahnya permintaan, khususnya pada komoditi pada subkelompok ikan diawetkan dan daging (grafik 2.2).

Tabel 2.6. Inflasi Per-Sub Kelompok Bahan Makanan

Tabel 2.5. Inflasi Per-Sub Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar

Grafik 2.8. Beberapa Komoditi dalam Subkelompok Bumbu, Ikan Segar, dan Daging Hasil SPH di Makassar

Cabe Merah Ikan Bandeng

Daging Ayam Ras Daging Sapi

Pada kelompok bahan makanan, terdapat 3 subkelompok yang mengalami deflasi, yaitu subkelompok sayur-sayuran, bumbu-bumbuan dan lemak-minyak. Seperti pada subkelompok bumbu-bumbuan, perlambatan pada subkelompok sayur-sayuran diakibatkan karena faktor pasokan yang cukup melimpah sehubungan dengan masa panen, sementara deflasi pada subkelompok lemak-minyak relatif disebabkan adanya pengaruh subsidi pemerintah untuk komoditas minyak goreng, sehingga pertumbuhan harga minyak goreng secara tahunan mengalami penurunan, sejalan dengan rata-rata tingkat harga CPO di pasar internasional secara tahunan yang juga

mengalami penurunan. Perlambatan laju inflasi sub kelompok-sub kelompok tersebut sejalan dengan hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) yang beberapa komoditinya menunjukkan penurunan harga secara tahunan.

Sementara, untuk subkelompok padi-padian, terutama pada beras

Grafik 2.9. Perkembangan Harga CPO di Pasar Internasional

diperkirakan mengalami peningkatan harga terutama pada pertengahan dan akhir triwulan laporan. Kondisi tersebut disebabkan faktor pasokan yang mulai berkurang sehubungan dangan telah melewati masa panen padi.

Grafik 2.10. Beberapa Komoditi dalam Subkelompok Sayur, Lemak Minyak dan Beras Hasil SPH di Makassar

Beras

Sawi Hijau

Kacang Panjang Minyak Goreng Kemasan 1 Ltr

Grafik 2.11. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan

Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga, laju inflasi tahunannya tercatat mengalami penurunan sebesar 0,09%, sehingga laju inflasi tahunannya menjadi 3,46% dari 3,55% pada triwulan I-2009. Perlambatan yang relatif kecil tersebut diperkirakan terjadi

peningkatan permintaan pada beberapa komoditi. Seperti komoditi pada subkelompok kursus/pelatihan yaitu bimbingan belajar dan kursus bahasa inggris, dan beberapa komoditi pada subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan yaitu tas sekolah dan alat tulis, diperkirakan mengalami kenaikan harga. Hal tersebut dikarenakan faktor tahun ajaran baru,

yang terjadi kecenderungan untuk mempersiapkan segala sesuatu di bidang pendidikan. Namun pada tahun ajaran baru ini, terdapat sistem penerimaan baru, dimana para orang tua calon murid/mahasiswa mengeluarkan biaya untuk hal tersebut, sehingga menyebabkan peningkatan laju inflasi di subkelompok jasa pendidikan.

Grafik 2.12. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan

Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan, sehubungan dengan hilangnya pengaruh kenaikan harga BBM pada pertengahan triwulan II-2008 dan adanya kebijakan penurunan BBM sebanyak 3 kali,

maka laju inflasi kelompok ini mengalami deflasi sebesar 5,01% (y.o.y). Kondisi tersebut menyebabkan perlambatan pada sub kelompok transpor, yaitu dari 5,34% (y.o.y) pada triwulan I-2009 menjadi -7,05% (y.o.y). Selain itu, masih terjadi deflasi pada sub kelompok

komunikasi-pengiriman yang diperkirakan karena terjadi peningkatan persaingan harga tarif pulsa ponsel yang menyebabkan tarif pulsa ponsel mengalami penurunan harga.

Tabel 2.7. Inflasi Per-Sub Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga

Tabel 2.8. Inflasi Per-Sub Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan

Grafik 2.13. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi

Sementara itu terjadi perlambatan laju inflasi pada subkelompok sarana penunjang transpor, yang diperkirakan karena terjadi kenaikan harga terhadap beberapa komoditi pada subkelompok ini seperti ban dalam dan ban luar, baik mobil maupun motor.

Dokumen terkait