• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

IV.2 Penyajian dan Analisis Data

IV.2.4 Informan Keempat

Informan keempat bernama Pina Panduwinarsih, ia adalah mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Mahasiswi yang telah menginjak usia 22 tahun memiliki hobi membaca dan browsing. Anak sulung dari empat bersaudara ini merupakan

keturunan etnis Tamil yang beragama Hindu. Pina, begitu biasa ia disapa adalah seorang wanita yang ramah dan terbuka dalam menjalin hubungan pertemanan dilingkungan kampus. Selain sibuk mengikuti perkuliahan sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi, ia juga menduduki beberapa posisi penting dalam organisasi, diantaranya adalah Wakil Bendahara IMAJINASI. Pina yang juga sebagai Sekretaris Persaudaraan Muda-mudi Shri Kaliamman Koil Medan, dan Wakil Sekretaris DPK PERADAH Kota Medan ini juga sangat menentang aksi terorisme yang terjadi. Informan seperti dalam kutipan wawancara yang dilakukan peneliti saat dilapangan mengungkapkan bahwasanya ketika ada peristiwa terorisme yang terjadi ia langsung tertuju pada sekelompok jaringan atau organisasi Islam, namun ia juga tidak menampik bahwa tidak semua tindakan terror, kekerasan, atau pun pengeboman tersebut dilakukan oleh Islam. Kata terorisme seolah tidak bisa lepas dan mengakar pada tubuh Islam. Masyarakat dunia seolah mengenal terorisme tersebut dengan aksi kekerasan, atau pun pengeboman yang membawa ideologi Islam. Padahal begitu banyak kekerasan yang terjadi seperti teror atau pun pelanggaran berat Hak Azasi Manusia seperti yang dilakukan Amerika serikat pada negara Afghanistan tidak diklasifikasikan sebagai tindakan terorisme.

Sekalipun belakangan ini banyak buku-buku, tokoh-tokoh agama, badan-badan atau pun lembaga sosial yang membahas masalah terorisme, tetapi tetap saja isu terorisme ini seolah-olah tidak pernah lepas dari keterkaitan Islam. Media sesungguhnya memiliki peranan penting terhadap penyebaran informasi yang mengangkat masalah terorisme dan keterkaitan Islam di dalamnya. Kehadiran film My name is Khan mengangkat perjalanan seorang Khan pengidap sydrom

asperger berjuang mengungkapkan bahwa dirinya bukanlah teroris seperti yang dipikirkan oleh warga Amerika pasca peristiwa 11 September 2001 seolah menjadi sumber inspirasi bagi semua makhluk beragama untuk saling menciptakan perdamaian. Film yang membawa misi perdamaian ini seolah menjadi jendela baru bagi mereka untuk melihat Islam dan bagaimana menyikapi masalah terorisme, tutur informan yang belakangan ini sibuk menyelesaikan skripsinya. Banyak hal yang terungkap dari wawancara singkat yang dilakukan peneliti dengan informan. Ketika ditanya apakah kehadiran film My name is Khan ini mampu mengklarifikasi soal stigmatisasi terorisme terhadap Islam, informan mengatakan bahwa film My name is Khan ini bukan film dokumenter yang dibuat untuk maksud dan tujuan tertentu, film ini telah mengajarkan pada para penontonnya untuk tidak memberikan cap terhadap suatu agama karena tindakan terorisme yang dilakukan oleh sekelompok orang tertentu. Film My name is Khan adalah salah satu film yang mengkover permasalahan yang tengah menjadi isu penting, yaitu terorisme dan Islam sebagai salah satu agama yang disinggungkan dengan terorisme klaim para teroris. Berbicara tentang adanya ideologi tertentu yang dianut para teroris, khususnya ideologi yang membawa-bawa nama Islam sebenarnya adalah sesuatu yang sangat sensitif untuk dibicarakan karena itu dapat menyebabkan sara, tutur informan saat diminta pendapatnya tentang kaitan Islam dengan terorisme.

Lebih lanjut informan mengungkapkan bahwasanya, simbol-simbol keagamaan maupun organisasi keagamaan yang selama ini menjadi sesuatu hal simbolik yang dapat informan tangkap dari beberapa informasi maupun yang digambarkan dalam film My name is Khan bahwasanya Al-Qaedah adalah salah

satu jaringan atau organisasi terorisme terbesar. Informan juga menambahkan bahwa masyarakat dunia baik itu Muslim atau pun non-Muslim melihat beberapa simbol-simbol Islam seperti cadar, jilbab, jubah dan jenggot khususnya adalah bagian dari pakaian atau pun ciri yang melekat pada para teroris, sehingga menurut informan simbol-simbol demikian juga berefek pada orang-orang atau para Muslim dan Muslimah yang mengenakan tata busana sedemikian rupa.

Pesan dalam film cukup tertangkap dengan jelas dan kuat oleh informan. Apalagi jika dilihat dari sistematika produksi, tidak dapat diragukan lagi dan hasilnya juga sangat baik.. Durasi yang cukup lama seperti film-film India lainnya dirasakan cukup pas untuk sampai pada klimaksnya, karena menggunakan alur yang maju mundur. Begitu juga dengan sutradara film My name is Khan, ia mampu melihat sebuah titik yang berbeda yang dieksplorasinya dengan kualiatas akting para pemain dengan skenario cerita film tersebut. Dengan mengangkat perjuangan seorang Muslim dalam mencapai keadilan karena stigma terorisme pasca peristiwa 11 September 2001, dan yang membuat film ini cukup berbeda adalah karakter Khan yang memiliki penyakit autis mampu berjuang untuk mendapatkan pengakuan bahwa dirinya bukanlah teroris. Mungkin akan sangat berbeda jika tokoh Khan dalam film tersebut adalah manusia biasa yang sehat dan tidak mempunyai penyakit keterbelakangan mental. Menurut informan, inilah nilai plus dari film tersebut, selain itu informan juga mengatakan bahwa ada nilai penting lainnya yang dapat kita tangkap dari film tersebut adalah ajaran “Only good people who do good things and bad people who do bad things”. Informan mengharapkan kepada semua masyarakat dunia dapat lebih cermat dalam menilai stigma terorisme yang diberikan kepada Islam. Tidak ada satu agama pun yang

mengajarkan untuk berbuat kejahatan, tetapi semuanya tergantung individu dari

pemeluk agama tersebut dalam menelaah ajaran agamanya. Informan pada akhirnya juga mengemukakan sedikit pandangannya secara individual agar kita

semua saling damai dan jangan pernah adalagi kasus-kasus terorisme, baik itu di Indonesia atau pun di negara-negara lainnya yang mengorbankan puluhan, ratusan, bahkan ribuan manusia yang tidak bersalah untuk mencapai tujuan tertentu.

Dokumen terkait