BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian
5.1.1 Informan Kunci 1
Nama : Tasya Anggun Sirait SP Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 25 Tahun
Pekerjaan : Staff CD/CSR Sektor Aek Nauli PT.Toba Pulp Lestari
Ibu Tasya Anggun Sirait adalah Staff CD/CSR di Sektor Aek Nauli PT.Toba Pulp Lestari. Ia lah yang bertugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di Nagori Pondok Buluh dari pihak PT. Toba Pulp Lestari.
Pertama sekali Peneliti bertanya pada tingkat kebijakan perusahaan dalam model implementasi yang dilakukan pihak PT. Toba Pulp Lestari di Nagori Pondok Buluh?
“Dibeberapa tahun yang lalu anggaran dana CSR diberikan langsung ke Pemkab lalu Pemkab yang memberikan lagi kepada masyarakat. Namun, untuk 3 tahun terakhir pihak PT. Toba Pulp Lestari sudah menggunakan model keterlibatann langsung yaitu pihak PT. Toba Pulp Lestari sudah memberikannya langsung kepada masyarakat sekitar, karena menurut pihak PT.Toba Pulp Lestari lebih efektif jika perusahaan sendiri yang turut langsung terlibat kepada masyarakat. Selain itu pihak PT. Toba Pulp Lestari dapat berinteraksi secara langsung kepada masyarakat sehingga dapat terwujudnya hubungan yang baik antara pihak PT.Toba Pulp Lestari dengan masyarakat sekitarnya.
Kemudian peneliti bertanya tentang kebijakan perusahan dalam konsekwensi penerapan model implementasi program tanggung jawab sosial
perusahaan PT. Toba Pulp Lestari yang dipilih, seperti: penyesuaian struktur organisasi, penyertaan pihak ketiga sebagai pelaksana program, transparansi dalam menetapkan pihak ketiga sebagai pelaksana program?
“Tentu ada pengaruh dan konsekwensi dari penerapan model implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan yang dipilih seperti penyertaan pihak ketiga sebagai pelaksana program tentu akan mengurangi efisiensi pelaksanaan program yang akan dilaksanakan”.
Setelah itu peneliti bertanya pada tingkat administrasi perusahaan meliputi bagaimana kejujuran perusahaan PT. Toba Pulp Lestari dalam mengaudit keuangan serta keuntungan perusahaan dan ketepatan waktu dalam mengaudit keuangan?
“Dalam pertemuan mapping sosial dengan masyarakat kami selalu terbuka mengenai anggaran dana dan keuntungan perusahaan yang diperoleh sehingga masyarakat dapat mengetahui bahwa pihak perusahaan dapat memberikan seberapa banyak untuk melaksanakan program yang ada”
Peneliti juga bertanya tentang bagaimana ketepatan waktu perusahaan dalam mengaudit keuangan?
“Begitu juga dengan ketapatan waktu kami dalam mengaudit keuangan, kami selalu mengusahakan supaya tepat waktu karena juga perusahaan menugaskan bagian CD/CSRnya agar selalu tepat waktu”.
Setelah bertanya mengenai administrasi perusahaan, maka peneliti masuk pada pertanyaan mengenai proses perencanaan program perusahaan yang dilaksanakan oleh PT. Toba Pulp Lestari.
Peneliti bertanya bagaimana model pelaksanaan program yang dilakukan oleh PT. Toba Pulp Lestari, apakah cenderung sektoral atau pendekatan komunitas?
“Kami menggunakan kedua-duanya dalam model pelaksanaan program yang dilakukan perusahaan”. Kami hanya melihat kondisi dan keadaan masyarakat. Jika masyarakat memiliki komunitas maka kami melakukan pendekatan komunitas. Namun untuk Nagori Pondok Buluh kami lebih sering menggunakan pendekatan komunitas.
Peneliti kemudian bertanya bagaimana dengan teknik perencanaan yang ditetapkan antara pihak perusahaan dengan masyarakat?
“Kami punya prosedure kerja dalam teknik perencanaan yang akan ditetapkan. Dalam framework perusahaan, untuk teknik menerapkan perencanaan dalam mapping sosial, nah dalam hal ini kami meninjau keadaan lokasi kemudian bertanya-jawab dengan masyarakat. Setelah mendapatkan hasilnya maka ada perencanaan yang akan ditetapkan”.
Kemudian Peneliti bertanya kembali bagaimana kesesuaian antara program yang direncanaan dengan masalah yang dihadapi dan keperluan masyarakat?
“Tentu kesesuaian perencanaan program dengan masalah dan keperluan masyarakat sudah sesuai karena dalam mapping sosial antara kami dan masyarakat melakukan pertemuan, setelah itu masyarakat mengerti bagaimana menentukan masalah dan keperluan yang mereka hadapi.
Lalu, masyarakat sepakat menentukan apa yang akan mereka ajukan dalam bentuk proposal kepada kami”.
Peneliti menanyakkan bagaimana proses pelaksanaan program yang dilakukan oleh PT. Toba Pulp Lestari.
Apakah ada tidaknya pelaku program berfungsi sebagai fasilitator?
“Yang tentunya pelaku program atau kami akan selalu berfungsi sebagai fasilitator. Kami akan mengusahakan memberikan masyarakat fasilitas-fasilitas yang mereka perlukan guna untuk menghadapi masalah-masalah yang ada pada masyarakat.
Apakah dalam pelaksanaan program menjadikan posisi masyarakat sebagai kelompok sasar?
“Tidak mungkin kami tidak menjadikan posisi masyarakat sebagai kelompok sasar. Karena pelaksanaan program ini untuk masyarakat itu sendiri, tentu kami akan mengutamakan mereka sebagai kelompok sasar dalam pelaksanaan program”.
Apakah aktivitas-aktivitas yang dilakukan sesuai dengan aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan sebelumnya?
“Harus sesuai. Aktivitas-aktivitas harus dilaksanakan dengan aktivitas yang telah direncanakan sebelumnya untuk terwujudnya keberhasilan program-program yang dilaksanakan”.
Kemudian peneliti bertanya apakah dalam proses pelaksanaan program menerapkan prinsip dan metode pekerjaan sosial?
”Kami tidak menerapkan prinsip dan metode pekerjaan sosial, tetapi kami bagian CD/CSR PT. Toba Pulp Lestari mempunyai prinsip dan metode tersendirinya dan kami staff CD/CSR perusahaan harus menjalankan sesuai dengan apa yang ada”.
Pada tingkat luaran program yang dilaksanakan peneliti menanyakkan tentang beberapa pertanyaan yaitu:
Apakah ada perubahan tingkat kesejahteraan sosial masyarakat yang menjadi kelompok sasar?
“Tentu ada perubahan tingkat kesejahteraan sosial masyarakat tersebut.
Karena kami membantu keperluan mereka, kami dapat membantu masalah-masalah yang mereka hadapi. Misalnya dalam bidang pertanian, masyarakat mayoritas bekerja sebagai petani dan kami dapat membantu keperluan mereka kami memberikan jetor, bibit tanaman, kompos, pupuk yang tentunya akan sangat membantu mereka untuk dapat mencari nafkah dan kebutuhan sehari-hari. Bila seperti ini perubahan tingkat kesejahteraan sosial akan meningkatkan walaupun sedikit demi sedikit:.
Apakah ada tingkat kemandirian dan tingkat kebergantungan kelompok sasar terhadap PT. Toba Pulp Lestari?
“Tentu masyarakat akan memiliki tingkat kemandirian dalam membantu dirinya sendiri dalam pelaksanaan program yang sudah dilaksanakan.
Begitu juga halnya dengan tingkat kebergantungan masyarakat kepada kami. Tapi, masyarakat masih bisa mengajukan kembali permohonan proposal mereka yang baru”.
Bagaimana persepsi dan respon masyarakat terhadap implementasi program seperti: tingkat pengetahuan, tingkat pemahaman, tingkat partisipasi dan tingkat kepuasan atas hasil yang dicapai?
“Tingkat pengetahuan dan tingkat pemahamannya jauh lebih baik, sehingga ketika akan melakukan pelaksanaan program yang harus dilalui
beberapa tahap lebih mudah masyarakat paham dan menanggapinya jadi jika pun saat sosialiasi lebih nyambung. Tingkat partisipasi masyarakat juga meningkat, contohnya ada kegiatan mapping sosial banyak masyarakat yang mulai respon dan ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Kemudian peneliti bertanya apakah masyarakat Nagori Pondok Buluh sudah merasa puas atas hasil yang telah dicapai?
Masalah kepuasan atas hasil yang dicapai, masyarakat pasti merasakan hal itu dapat dilihat dari masyarakat menerima hadirnya perusahaan di lokasi mereka tanpa adanya persengketaan”.
5.1.2 Informan Utama