• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Universitas Sumatera Utara. Oleh : DIAN PITASARI SIMANJUNTAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Universitas Sumatera Utara. Oleh : DIAN PITASARI SIMANJUNTAK"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) PT. TOBA PULP LESTARI DI NAGORI PONDOK BULUH KECAMATAN DOLOK

PANRIBUAN KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara

Oleh :

DIAN PITASARI SIMANJUNTAK 140902046

Email : [email protected] Dosen Pembimbing :

Drs. Matias Siagian, M.Si., Ph.D

DEPARTEMEN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) PT. TOBA PULP LESTARI DI NAGORI PONDOK BULUH KECAMATAN DOLOK

PANRIBUAN KABUPATEN SIMALUNGUN

ABSTRAK

Di Indonesia banyak perusahaan yang mengalami persengketaan dengan masyarakat di sekitarnya. Untuk dapat memiliki hubungan yang harmonis dengan masyarakat di sekitarnya dan serta untuk meningkatkan profitnya perusahaan menjalankan pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaaan (corporate social responsibility). Melihat adanya pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan pemerintah menilai bahwa perusahaan dapat meningkatkan

kesejahteraan sosial masyarakat di sekitar perusahaan. Kemudian pemerintah mengeluarkan Undang-undang Nomor 40 pasal 74 tahun 2007. Salah satu perusahaan yang telah menjalankan pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) adalah PT. Toba Pulp Lestari di Nagori Pondok Buluh Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun.

Dalam pelaksanaan program yang telah di laksanakan PT. Toba Pulp Lestari yaitu di berbagai bidang infrastruktur, pertanian, kesehatan. Untuk menilai apakah pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan PT. Toba Pulp Lestari sudah efektif atau belum efektif maka dilakukan evaluasi. Informan kunci dalam penelitian ini adalah Staff CD/CSR PT. Toba Pulp Lestari. Informan utama adalah masyarakat yang mendapatkan program tanggung jawab sosial perusahaan PT.

Toba Pulp Lestari dan informan tambahan adalah masyarakat Nagori Huta Urung yang memahami adanya pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan PT. Toba Pulp Lestari. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan

wawancara mendalam, data yang didapat dilapangan kemudian di anlisis oleh peneliti yang dijelaskan secara kualitatif hingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut. Hasil penelitian ialah mengetahui evaluasi

pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan PT. Toba Pulp Lestari.

Kata Kunci: Tanggung jawab sosial perusahaan, Pelaksanaan, Evaluasi.

(3)

EVALUATION OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. TOBA PULP LESTARI IN NAGORI PONDOK BULUH KECAMATAN DOLOK

PANRIBUAN SIMALUNGUN DISTRICT ABSTRAK

In Indonesia, many companies experience disputes with the surrounding communities. To be able to have a harmonious relationship with the surrounding community and also to increase the profit the company carries out the

implementation of corporate social responsibility programs. Seeing the implementation of the government's corporate social responsibility program assessing that the company can improve the social welfare of the community around the company. Then the government issued Law No. 40 article 74 of 2007.

One of the companies that had carried out the implementation of the corporate social responsibility program was PT. Toba Pulp Lestari in Nagori Pondok Buluh, Dolok Panribuan District, Simalungun Regency. In implementing the program that has been carried out by PT. Toba Pulp Lestari is in various fields of infrastructure, agriculture, health. To assess whether the implementation of the corporate social responsibility program of PT. Toba Pulp Lestari has been effective or not yet effective so an evaluation has been carried out. The key informant in this study was the CD Staff / CSR of PT. Toba Pulp Lestari. The main informants are the people who get the corporate social responsibility

program of PT. Toba Pulp Lestari and additional informants were the Nagori Huta Urung community who understood the implementation of the company's social responsibility program PT. Toba Pulp Lestari. Data collection techniques with observation and in-depth interviews, data obtained in the field then analyzed by researchers who explained qualitatively until finally conclusions can be drawn from the results of these studies. The results of the study are knowing the

evaluation of the implementation of the corporate social responsibility program of PT. Toba Pulp Lestari.

Keywords: Corporate social responsibility, Implementation, Evaluation.

(4)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan moril dan materi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Matias Siagian, selaku dosen pembimbing, penulis ucapkan banyak terima kasih karena telah bersedia membimbing, mengarahkan, membantu, meluangkan waktu, tenaga, dengan penuh kesabaran dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Mia Aulina Lubis S,.sos.,M.kesos selaku dosen Penguji atas saran dan kritik yang diberikan.

6. Seluruh Dosen Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan selama perkuliahan.

(5)

7. Staf/pegawai pengurus administrasi yaitu kak Deby dan kak Bety yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan administrasi perkuliahan.

8. Ibu Boru Sirait selaku Staff CD PT. Toba Pulp Lestari yang telah banyak membantu penulis dalam perolehan data/informasi yang penulis butuhkan.

9. Orang tua yang tak henti-hentinya memberikan arahan serta motivasi kepada penulis yaitu Ayahanda H. Simanjuntak dan Ibunda R. Br. Sidabutar Kalian adalah orang yang terhebat dalam hidup saya, berkat doa kalian saya telah mencapai gelar Sarjana Sosial. Semoga kalian diberikan umur yang panjang, rezeki, serta kesehatan agar bisa selalu menjadi panutan bagi kami.

10. Kakak tersayang yaitu Kak Astiniwati Simanjuntak terima kasih ya kak atas dukungan dan arahannya, Abangda Exwin Simanjuntak dan adik tercinta Jhon Heri Simanjuntak, terima kasih banyak atas dukungan dan motivasi. Begitu juga kepada keponakan tercinta yaitu Novri Sidabutar, abangda Prandani Sidabutar yang selalu memberikan motivasi dan bantuan serta dukungan meluangkan waktunya untuk membantu penulis saat mengadakan penelitian.

11. Sahabat-sahabat Lea Nasya: Lea Rimita Rodearni Saragih, Lea Yessi Carolina Silaban, Lea Yuni Shara Simanjuntak, Lea Dessy Natashya Situmorang.

Thank you so much my Lea. Terlebih kepada dukungan dan selalu bisa jadi tempat tercurhat sepanjang masa. Mulai dari dulu hingga penulisan skripsi dan sebentar lagi akan wisuda dan akan mulai jauh-jauhan, jangan sombong Lea, ingat saat-saat pedih dan sadis begitu juga yang indah-indahnya wkwkwk..

dan semoga dapat rokkap yang sesuai dengan di hati dan sesuai dengan keinginan Tuhan yaaa.... Loveyouuuuu terlove .

(6)

12. Tidak terlupakan kepada abangda Naga Sastra (Nikson Eliakim Sinaga) yang masih setia menemani saya melakukan penelitian di perusahaaan PT. Toba Pulp Lestari Porsea. Makasi banyak ya bang untuk semua waktu yang pernah ada. Tidak akan pernah bisa saya lupakan hehe...

13. Kawan-kawan KKN Simalungun USU 2017: Surya, Irma, Valen, Salida, Yun, Arfi, Bibi, Nugik, Junaidi, Amah, Okti dan Si Jepang yang tidak bisa saya lupakan perjuangan kita selama mengabdi di Desa laras 2 Kabupaten Simalungun. Selama pengabdian begitu banyak kenangan-kenangan yang tak terlupakan. Semoga kita sukses yaaa..

14. Seluruh informan penelitian yang telah bersedia meluangkan waktunya serta memberikan informasi sesuai dengan penulis butuhkan.

15. Terima kasih untukseluruh pihak yang tidak tertulis dan telah membantu penulis di setiap proses penyusunan skripsi. Terima kasih atas doa, dukungan dan semangat yang diberikan kepada penulis selama ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakannya.

Medan, Oktober 2018 Penulis,

(Dian Pitasari Simanjuntak)

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 10

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 10

1.4 Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 13

2.1.1 Evaluasi ... 13

2.1.1.1 Pengertian Evaluasi ... 13

2.1.1.2 Jenis Evaluasi ... 14

2.1.1.3 Proses Evaluasi ... 15

2.1.1.4 Fungsi Evaluasi ... 16

2.2 Pengertian dan Defenisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) ... 16

2.3 Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) ... 18

2.4 Peraturan Perundang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) ... 19

2.5 Konsep-konsep yang berkaitan dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) ... 21

2.5.1 Pengelolaan Perusahaan Baik ... 21

2.5.2 Pembangunan Berkelanjutan ... 23

2.5.3 Millenium Development Goals ... 24

2.5.4 Tiga Garis Dasar ... 25

2.5.5 International Organization for Standardization 26000 ... 25

2.5.6 Model Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) ... 28

2.6 Pekerjaan Sosial ... 28

2.6.1 Defenisi Pekerjaan Sosial ... 28

2.6.2 Peranan Pekerja Sosial dalam implementasi Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) ... 29

2.7 Pemberdayaan Masyarakat dalam Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) ... 31

2.8 Pengertian Program ... 33

2.9 Evaluasi Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) ... 34

2.10 Kerangka Pemikiran ... 36

2.11 Defenisi Konsep ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 40

3.2 Lokasi Penelitian ... 40

3.3 Informan Penelitian ... 41

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.5 Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV LOKASI PENELITIAN ... 42

4.1.Gambaran Wilayah Lokasi Penelitian ... 42

(8)

4.1.1 Demografi Lokasi Penelitian ... 42

4.1.2 Struktur Organisasi Pemerintah ... 43

4.1.3 Sarana dan Prasarana Nagori Pondok Buluh ... 44

4.2 PT. Toba Pulp Lestari (CD/CSR) ... 45

4.2.1 Prinsip-prinsip Pelaksanaan CD/CSR ... 45

4.2.2.Program Pelaksanaan CD/CSR PT.Toba Pulp Lestari ... 45

4.2.3 Konsep Pelaksanaan CD/CSR PT.Toba Pulp Lestari ... 46

4.2.4 Sasaran Pelaksanaan CD/CSR PT. Toba Pulp Lestari ... 49

4.2.5.Framework Pelaksanaan CD/CSR PT.Toba Pulp Lestari ... 50

4.2.6 Proses Evaluasi Program CD/CSR PT. Toba Pulp Lestari ... 51

BAB V HASIL PENELITIAN ... 54

5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian. ... 54

5.1.1 Informan Kunci 1. ... 55

5.1.2. Informan Utama ... 60

5.1.2.1 Informan Utama I ... 60

5.1.2.2 Informan Utama II... 63

5.1.2.3 Informan Utama III ... 66

5.1.2.4 Informan Utama IV ... 69

5.1.2.5 Informan Utama V ... 70

5.1.3 Informan Tambahan ... 76

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

5.6 Keterbatasan Penelitian ... 90

BAB VI KESIMPULAN DA SARAN ... 92

6.1 Kesimpulan ... 92

6.2 Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(9)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia yang masih menghadapi sejumlah permasalahan baik di bidang ekonomi, sosial, hukum, politik maupun sejumlah aspek kehidupan lainnya. Beberapa masalah yang belum dapat diselesaikan oleh pemerintah adalah masalah kemiskinan. Tidak mudah menuntaskan masalah kemiskinan sehingga sangat diperlukan berbagai upaya dan kebijakan. Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi kemiskinan adalah pemberdayaan mayarakat melalui Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility).

Di Indonesia Corporate Social Responsibilty (CSR) terkenal dengan istiah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya. Corporate Social Responsibility (CSR) semakin familiar dimana yang saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia yang melaksanakannya. Dibeberapa negara lainnya kegiatan Corporate Social Responsibility(CSR) sudah lazim dilakukan oleh dunia usaha, hal ini bukan karena diatur oleh pemerintah, melainkan untuk menjaga hubungan baik dengan stakeholders.

Dengan perkembangan zaman yang serba canggih dan modern tentu ilmu pengetahuanjuga akan semakin cepat didapat, masyarakat tidak hanya sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan melainkan juga untuk bertanggung jawab secara sosial, keadaan diinginkan karena selain adanya ketimpangan ekonomi antara pelaku usaha dengan masyakarat sekitar, kegiatan operasional perusahaan umumnya memberikan dampak negatif

(10)

misalnya eksploitasi sumber daya dan rusaknya lingkungan di sekitar operasional perusahaan (Wibisono,2007:3).

Terdapat beberapa contoh terkait permasalahan yang muncul karena perusahaan dalam menjalankan operasinya kurang memperhatikan kondisi lingkungan sekitarnya sehingga memunculkan konflik serta persengketaan antara industri dan masyarakat seperti: Propinsi Riau beberapa waktu lalu terkuak sebuah tragedi kekerasan dari konflik lahan perkebunan sawit dengan petani plasma, Tragedi Mesuji, ditengarai 30 orang tewas dalam tragedi tersebut. Kejadian yang sama yang terjadi jauh sebelum Tragedi Mesuji di Lampung dan Sumatera Selatan, yaitu kejadian bentrok masyarakat Suluk Bongkal-Riau dengan aparat kemanan yang mengamankan areal perkebunan sawit sebuah perusahaan pengembang kelapa sawit. Kejadian ini menyebabkan seorang ibu tewas ditembak dan beberapa orang lainnya mengalami luka tembak.

Pada tahun 2012 kembali terjadi bentrok antara aparat keamanan dengan petani plasma di Rokan Hulu Propinsi Riau karena konflik lahan perusahaan kelapa sawit dengan petani plasma yang menimbulkan kekerasan, 5 orang masyarakat mengalami luka tembak oleh satuan aparat Brimob dari Sumatera Utara. Konflik antara masyarakat dan perusahaan perkebunan di Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2011 tercatat menempati jumlah tertinggi dibandingkan dengan kabupaten lainnya yang ada di Propinsi Riau dengan persentase mencapai 50% dari total kejadian konflik yang terjadi dan luas lahan perkebunan konflik yang terjadi mencapai 24.630 hektar (Zamzami: 2012).

Selain dari info media sosial berbagai penelitian yang relevan juga mendukung dan memperlihatkan adanya hubungan yang tidak sejalan antara

(11)

masyarat dengan perusahaan setempat, dapat dilihat dari penelitian yang berjudul respon masyarakat terhadap pelaksanaan program Corporate Social Responsibility(CSR)PT. Multimas Nabatai Asahan di Desa Lalang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara (Prie Anugrah Hastomo:2013) menyimpulkan bahwa 130 responden atau sebesar (71,5%) masih memiliki partisipasi yang negatif terhadap CSR PT. MNA di Desa Lalang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara. Sebagian besar dari mereka adalah yang tidak pernah merasakan, menikmati dan mendapatkan manfaat dari pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. MNA.

Ditunjukkan dengan hasil penelitian yang lainnya yaitu hubungan Corporate Social Responsibility(CSR) PT. Mopoli Raya dengan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang (Wirda Amalia: 2011) menyimpulkan bahwa jika dikaitkan dengan teori tripple botom line, pelaksanaan tiga stakeholders-focused masih sangat kurang dan belum terealisasi dengan baik, hanya peningkatan di tingkat profit, sedangkan yang lain belum baik people maupun planet.

Dampak negatif akibat ketidakharmonisan hubungan antara perusahaan dengan masyarakat sekitar semakin meningkat dan jika dibiarkan maka perusahaan akan kehilangan nama baiknya serta menjatuhkan reputasi nama produksinya dan mengakibatkan turunnya profit perusahaan. Maka, untuk mengantisipasi kejadian tersebut perusahaan secara inisiatif membuat kebijakan dalam membangun hubungan yang rukun terhadap masyarakat sekitarnya. Salah satu bentuk upaya perusahaan dalam menjalankan programnya ialah memberikan bantuan secara sukarela (hibah) berupa sumbangan, pembangunan infrastruktur,

(12)

pemberian beasiswa, memperkerjakan putra-putri daerah dan sebagainya.

Pengimplementasian tanggung jawab sosial perusahaan ini sangat diharapkan perusahaan dapat mengatasi persengketaan dengan masyarakat sehingga dapatmengembalikan citra perusahaan menjadi baik dan yang sangat terpenting adalah dapat meningkatkan nilai saham atau produk sebuah perusahaannya.

Dengan demikian perusahaan terlihat rukun terhadap masyarakat sekitarnya dan menjalin hubungan yang saling menguntungkan (simbosis mutualistik) sehingga pembangunan keberlanjutan (sustainability) dari usaha dapat dilakukan dengan maksimal.

Oleh karna itu perusahaan telah mulai menerapkan program tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat di sekitarnya sebagai bentuk kerja sama yang saling menguntungkan(simbosis mutualistik)sebagai contoh: PT.

Indomarco Prismatama pemilik retail Indomaret merenovasi sekolah senilai Rp 150 juta di Dusun Bedahantoko, Desa Curahkalong Bangsalsari. Tidak hanya merenovasi 6 ruang kelas di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum, perusahan retail terbesar di Indonesia ini juga memberikan beasiswa kepada 74 orang siswa-siswi masing-masing sebesar Rp 500.000.

PT Indomarco Prismatama akan terrus melakukan komunikasi dengan Pemkab Jember untuk membantu dunia pendidikan. Terwujudnya bangunan ruang kelas atas bantuan Indomaret ini disambut gembira oleh Kepala Sekolah Rustam. Saat ini MI Miftahul Ulum telah memiliki 6 ruang kelas yang baru atas bantuan dari PT Indomarco Prismatama.Dengan ruang kelas yang baru dan bangku yang baru harapannya anak-anak makin giat belajar (Nugroho: 2018).

(13)

Begitu juga dengan perusahaan PT. Inalum dalam hal ini bentuk kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu dalam bentuk pendidikan, pemberdayaan masyarakat, fasilitas umum, bidang agama, dan bantuan sosial lainnya. Dalam bidang pendidikan perusahaan melakukan perbaikan gedung-gedung sekolah, bantuan alat pendukung belajar dan juga membangun satu sekolah yaitu SMA MITRA. Selain itu PT. Inalum juga memberikan bantuan komputer dan multimedia projector kepada Universitas-universitas di Sumatera Utara, memberikan bantuan kepada mahasiswa dan guru yang berprestasi, dan perusahaan menerima siswa dan mahasiswa dalam melakukan kerja praktek dan riset di perusahaan (Taufik: 2017).

Dengan banyaknya fenomena-fenomena yang terkait dengan itu maka pemerintah dapat menilai bahwa upaya kebijakan perusahaan yang membantu secara sukarela terhadap masyarakat sekitarnya, selain dapat merukunkan hubungan antara perusahaan dan masyarakat sekitarnya saling munguntungkan ternyataperusahaandapat menjadi salah satu sumber untuk mengatasi permasalahan kemiskinan yang ada khususnya terhadap masyarakat miskin disekitar perusahaan.

Kemudian pemerintah mengeluarkan kebijakan dan membentuk peraturan Perundang undangan Nomor 40 Pasal 74 tahun 2007 dimana ayat 1 menyatakan bahwa perusahaan yang menjalankan aktivitas ekonominya di sektor dan/atau berkaitam dengan sumber daya alam wajib mengimplementasikan tanggung jawab sosial perusahaan bagi masyarakat setempat dan lingkungan; ayat 2 adalah kewajiban yang diperuntukkan dan diperhitungkan sebagai biaya perusahaan yang pelaksanannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran; ayat 3

(14)

menyatakan bahwa perusahaan yang tidak menjalankan kewajiban dikenai hukuman sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Siagiandan Suriadi, 2012:46).

Sejak terbentuknya peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh pemerintah mewajibkan kepada seluruh perusahaan-perusahaan di Indonesia agar menjalankan tanggung jawab sosial perusahaannya. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan saat ini menjadi trending topic dikalangan dunia usaha dimana pemerintah tidak hanya mewajibkan terlaksananya program tanggung jawab sosial perusahaan hanya sebagai bentuk sukarela (hibah) melainkan mewajibkan agar upaya tanggung jawab sosial perusahaan dapat dilaksanakan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat sekitarnya.

Pemberdayaan masyarakat yang dimaksud adalah bentuk upaya atau kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam melaksanakan program tanggung jawab sosialnya harus digunakan secara efisien dan efektif. Penggunaan dana yang diberikan dari sebagian keuntungan perusahaan harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dengan melalui adanya pelaksanaan program pemberdayaan tersebut dapat menjadikan masyarakat yang lebih berkualitas dan mengalami perubahan secara berkesinambungan.

Namun faktanya dalam banyak kasus pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan hanya membuat ketergantungan atas bantuan yang telah diberikan kepada masyarakat. Artinya masyarakat sekitar masih belum bisa menolong dirinya sendiri. Tidak tercapainya tujuan atas pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan kerap terjadi karena adanya keinginan yang berbeda antara masyarakat dengan perusahaan. Ketidaktepatan program yang

(15)

diberikan terjadi karena adanya kesalahan dari awal proses pendekatan terhadap masyarakat. Proses pendekatan yang bersifat ilmiah dan akademik tanpa memahami masyarakat dengan berbekal kearifan lokal justru semakin mengakibatkan masalah, yaitu semakin menyingkirkan keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan program yang ada. Alhasil mengakibatkan rendahnya efektivas program dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Merta dalam Siagian& Suriadi, 2012: 159).

Salah satu perusahaan di Indonesia yang telah menunaikan kewajibannya dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaannya yaitu PT. Toba Pulb Lestari. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1983 yang berpusat di Medan, Sumatera Utara. Beroperasi dalam produksi bubur kertas dan serat rayonyang mendirikan, menjalankan, dan mengadakan pembangunanhutan tanaman industri untuk mendukung bahan baku dari perusahaan tersebut, serta mendirikan dan memproduksi semua macam barang yangterbuat dari bahan-bahan tersebut dan memasarkan hasil industri berupa bubur kertas dan sudah menjadi kertas di dalam dan di luar negeri (PT. Toba Pulp Lestari: 2017).

Seperti yang terup-date pada EmitenNews – PT Toba Pulp Lestari menyatakan selama tahun 2017 menganggarkan dana kepedulian sosial Corporate Social Responsibility (CSR) untuk Kabupaten Toba Samosir sebesar Rp.

6.661.790.723. Demikian kerterbukaan informasi perusahaan kepada Bursa Efek Indonesdia (BEI), Senin (18/12/2017).Pengalokasian dana dibagi menjadi 4 bagian besar yaitu: 1. Penciptaan lapangan kerja dan pengembangan keterampilan sebesar Rp. 635.277.256, 2. Pendidikan dan kebudayaan sebesar Rp. 592.523.161,

(16)

3. Investasi Sosial (infrastruktur) sebesar Rp. 5.334.634.306, 4. Kesehatan sebesar Rp. 99.536.000 (Marco: 2017).

PT. Toba Pulp Lestari juga menyerahkan bantuan alat permainan edukatif (APE) dalam ruangan kepada dua PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di desa Lintong dan desa Janji Maria, kecamatan Borbor, kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Rabu (30/5).Bantuan APE dalam ruangan ini sebagai bentuk komitmen perusahaan terhadap dunia pendidikan yang sejalan dengan misi perusahaan, yakni good for community (baik untuk masyarakat) dan good for country (baik untuk bangsa). Serah terima bantuan APE dalam ruangan ini diberikan oleh staf Community Development (CD) PT. Toba Pulp LestariHabinsaran. Desa Lintong dan Janji Maria merupakan desa yang berada di kecamatan Borbor, bersebelahan langsung dengan wilayah Hutan Tanaman Industri (HTI) PT. Toba Pulp Lestari(Hutapea Ricky: 2018).

Pada hari yang sama, PT. Toba Pulp Lestari juga menyerahkan bantuan pembangunan 10 pintu air di desa Silaen, Kecamatan Silaen, Kabupaten Tobasa.

Serah terima bantuan 10 pintu air ini diberikan oleh Manajer Humas PT Toba Pulp Lestari di dampingi staf Humas PT. Toba Pulp Lestari Habinsaran dan staf Community Development (CD) PT. Toba Pulp Lestari Habinsaran.

Kepala desa Silaen sangat mengapresiasi perhatian perusahaan akan kebutuhan pengairan sawah bagi warga di desanya. Ia merasa sangat terbantu dengan adanya pintu air ini karena bermanfaat bagi 700 hektar lahan sawah di desanya, Ia juga menambahkan bahwa sebelumnya sekitar seperempat dari 700 hektar lahan sawah di desa Silaen tidak lagi produktif karena sistem pengairan sawah yang tidak efektif. Kini 671 KK (kepala keluarga) di desa Silaen yang

(17)

sebagian besar bekerja sebagai petani kini terbantu berkat adanya pintu air ini (Hutapea Ricky: 2018).

PT. Toba Pulp Lestaripernah mendapatkan berbagai penghargaan di berbagai bidang seperti: Penghargaan Terbaik Perusahaan Dalam Program Jamsostek tahun 2005, Pengusaha Pembina Terbaik , Tenaga Kerja Wanita 1996, Penghargaan Sahawali Award, Penghargaan Industri Hijau dan penghargaan ASEAN Institue of Forest Management. PT. Toba Pulp Lestari juga mendapatkan sertifikat yang cukup banyak salah satunya sertifikat Penghargaan PROFER

“Peringkat Biru” periode tahun 2015-2016 yang diperoleh dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.

PT. Toba Pulp Lestari telah melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaannya(Corporate Social Responsibility) kepada lokasi salah satu masyarakat yang berada di sekitarnya yaitu di Dusun Negeri Dolok Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun. Berbagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan dari perusahaan ini seperti adanya bantuan di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, keagamaan dan sosial. Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan PT. Toba Pulp Lestari diharapkan dapat menghasilkan bentuk pemberdayaan masyarakat yang efisien dan efektik serta berkesinambungan.

Oleh karena itu penulis tertarik mengkaji lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana hasil evaluasi program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) PT. Toba Pulp Lestari di Dusun Negeri Dolok yang sudah dilaksanakan yang akan dituangkan dalam skripsi dengan judul: “Evaluasi Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) PT. Toba

(18)

Pulp Lestari di Dusun Negeri Dolok Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, adapun masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut

“Bagaimana PelaksanaanProgram Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) PT. Toba Pulp Lestari di Dusun Negeri Dolok Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun”.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam peneliti ini untuk mengetahui Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT.Toba Pulp Lestari Di Dusun Negeri Dolok Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : a. Pengembangan konsep dan teori-teori yang berkenaan dengan program

tanggung jawab sosial perusahaan.

b. Pengembangan kebijakan dan model pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan PT.Toba Pulp Lestari, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Dusun Negeri Dolok Nagori Pondok Bulu Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun yang juga dapat diadopsi perusahaan lain.

(19)

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah 2. Rumusan Masalah

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teoritis 2. Penelitian yang Relevan 3. Kerangka Pemikiran 4. Defenisi Konsep

BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

2. Lokasi Penelitian 3. Informan Penelitian 4. Teknik Pengumpulan Data 5. Teknik Analisis Data

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Temuan Umum

1. Letak Geografis Lokasi Penelitian 2. Sejarah Perkembangan Lokasi Penelitian 3. Profil Lokasi Penelitian

4. Visi, Misi, dan Tujuan Lokasi Penelitian 5. Struktur Organisasi Lokasi Penelitian

(20)

6. Kondisi Umum Tentang masyarakat Dusun Negeri Dolok 7. Kondisi Umum Tentang PT.Toba Pulp Lestari

8. Keadaan Sarana dan Prasarana Lokasi Penelitian BAB V HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 2. Pembahasan Hasil Penelitian 3. Keterbatasan Penelitian BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan 2. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Evaluasi

2.1.1.1 Pengertian Evaluasi

Pengertian Evaluasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan bahwa evaluasi adalah penilaian, yaitu pemberian penilaian secara terus menerus. Sebagai penilaian, bisa saja penilaian ini menjadi netral, positif, negatif atau bahkan gabungan dari keduanya. Ketika sesuatu di evaluasi biasanya orang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya.

Suchman dan Worthen mengatakan bahwa Evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu, dalam mencari sesuatu tersebut, juga termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program, produsi, prosedur, serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.

ArikuntoSuharsimimengatakan Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan infomasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.

Siagian dan Suriadi( dalam Yusuf ,2000 ) Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur secara objektif terhadap pencapaian hasil yang telah dirancang dari suatu aktivitas atau program yang telah dilaksanakan sebelumnya, yang mana

(22)

hasil penilaian yang dilakukan menjadi umpan balik bagi aktivitas perencanaan baru yang akan dilakukan berkenaan dengan aktivitas yang sama di masa depan.

Daribeberapapengertiandandefenisi di atasmengenaievaluasidapatsimpulkanbahwaEvaluasiadalahserangkaiankegiatanda

lampenilaianuntukmelihatpelaksanaan program sudahberjalansecaraefektifataubelumefektif.

2.1.1.2 Jenis-jenis Evaluasi

Evaluasi dibagi menjadi tiga jenis yaitu:

a. Evaluasi Pada Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan evaluasi sering digunakan dalam rangka memilih dan menentukan sebuah program dan tujuan. Untuk itu diperlukan metode-metode yang dapat dipakai oleh perencana. Satu hal yang patut dipertimbangkan dalam kaitan ini adalah bahwa metode-metode yang ditempuh dalam pemilihan prioritas tidak selalu sama untuk setiap keadaan, melainkan berbeda menurut hakekat dari permasalahannya sendiri.

b. Evaluasi Pada Tahap Pelaksanaan

Hal-hal yang telah ditentukan sebelumnya, seperti program, tujuan dan metode-metode harus dianalisa untuk meningkatkan tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan rencana dimana evaluasi juga mempertimbangkan faktor-faktor seperti sarana yang mempengaruhi keberhasilan proyek tersebut, selain itu dalam melakukan evaluasi pada tahap pelaksanaan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pihak-pihak yang melaksanakan evaluasi diantaranya adalah:

(23)

1. Melakukan pengukuran kuantitas ataupun kualitatif terhadap program secara teknis.

2. Melakukan analisa obyektif dan menghindari analisa subyekttif terhadap tujuan. Dengan demikian evaluasi dapat diterapkan sebagai salah satu program yang sangat penting dalam manajemen program (Sirait, 1990: 159).

c. Evaluasi Pada Tahap Pasca Pelaksanaan

Dalam hal ini evaluasi hampir sama dengan evaluasi pada tahap pelaksanaan. Hanya perbedaanya bahwa yang dinilai dan dianalisa bukan lagi tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding rencana, yakni apakah dampak yang dihasilkan oleh pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai efektifitas dan efisiensi dengan tujuan yang ingin dicapai (Nugroho, 2009: 537).

2.1.1.3 Proses Evaluasi

Jika ditinjau dari tingkat pelaksanaanya, secara umum evaluasi terhadap suatu program dapat dikelompokkan kedalam tiga jenis (Siagian dan Suriadi, 2012: 171) yaitu:

1. Penilaian atas perencanaan, yaitu mencoba memilih dan menerapkan prioritas terhadap berbagai alternatif dan kemungkinan atas cara pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Penilaian atas pelaksanaan, yaitu melakukan analisis tingkat kemajuan pelaksanaan dibandingkan dengan perencanaan, didalmnya meliputi apakah pelaksanaan program sesuai dengan apa yang direncanakan, apakah ada perubahan-perubahan sasaran maupun tujuan dari program yang sebelumnya direncanakan.

(24)

3. Penilaian atas aktivitas yang telah selesai dilaksanakan, yaitu menganalisis hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang sebelumnya ditetapkan 2.1.1.4 Fungsi Evaluasi

Evaluasi memainkan sejumlah fungsi utama dalam analisis kebijakan antara lain:

1. Evaluasi memberi informasi yang valis dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini, evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuantertentu dan target tertentu telah tercapai.

2. Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai- nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan terget. Nilai diperjelas dengan mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan target.

3. Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebikan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.

Informasi tentang tidak memadainya kinerja kebijakan dapat memberi sumbangan pada perumusan ulang masalah kebijakan. Evaluasi dapat pula menyambung pada defenisi alternatif kebijakan yang diunngulkan sebelumnya perlu dihapus dan diganti dengan lain (Dunn, 2003: 609).

2.2 Pengertian atau defenisi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Menurut (Azheri, 2012: 121) bahwa pengertian tanggung jawab sosial terdiri dari beberapa pendapat yaitu :

1. The word business council for sustainable fevelopment (wbcsd)

(25)

Wbcdsd merumuskan CSR sebagai “The continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families aswell as of local community and society at lerge to improve their quality of life”.

2. Word Bank

Lembaga keungan global ini merumuskanCorporate Social Responsibility(CSR) sebagai “the commitmet of business to contribute to sustainable economic development working with employes and their representatives, the local community and society at large ti improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development”.

3. European Union

European Union atau Uni Eropa sebagai lembaga perhimpunan Negara- negara di benua Eropa merumuskan pengertian CSR dalam EU Green Paper on Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai is a concept whereby companies integrate social and environment with concerns in their business operation and in their interaction with their stakeholders on a voluntary basic”.

sssssLebih lanjut The European Commision juga menjelaskan kembali bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) adalah “being socially responsibility means not only fulfiling lrgal expectations, but also going beyond compliance and investing more into human capital, the environment and relations with stakeholders”.

(26)

4. Corporate Social Responsibility (CSR) Forum memberikan pengertian tentang Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu “CSR mean oprn and transparent business practices that are based on ethical values and recpect for employes, comuunities and environment”.

5. Business for Social Responsibility

Merumuskan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai “Operating a business in a manner that meets or exceeds the ethical, legal, commercia and public expectations that society has og business. Sosial Responsibility is a guiding principle for every decision made and in every area of business”.

2.3 Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

Manfaat yang diperoleh dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) (A.B.Susanto, 2015: 30) sebagai berikut:

1. Mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan. Perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosialnya secara konsisten akan mendpatkan dukungan luas dari komunitas yang telah merasakan manfaat dari berbagai aktivitas yang dijalankannya.

2. Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimilkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis. Demikian pula ketika perusahaan diterpa kabar miring atau bahka perusahaan melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudh memahami dan memafkannya.

3. Keterlibatan dan kebanggan karyawan. Karyawan akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang

(27)

secara konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

4. Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilaksanakan secara konsistensi akan mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan stakeholdersnya. Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) secara konsistensi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap pihak-pihak yang selama ini berkontribusi terhadap lancarnya berbagai aktivitas serta kemajuan yang mereka raih.

5. Konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsistensi menjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga memiliki reputasi yang baik.

2.4 Peraturan Perundang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) 1. Keputusan Presiden Nomor 90 Tahun 1995, dimana Pasal 2 butir 1

menyatakan bahwa wajib pajak organisasi ataupun orang pribadi dapat menyumbangkan sampai dengan setinggi-tingginya dua persen dari keuntungan atau penghasilan setelah pajak penghasilan yang diperolehnya dalam satu tahun pajak yang digunakan bagi pemberdayaan keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera satu

2. KeputusanPresiden Nomor 92 Tahun 1996, diubah menjadi: wajib pajak organisasi ataupun orang pribadi wajin memberikan kontribusi bagi pemberdayaan keluarga yang belum sejahtera dan keluarga

(28)

sejahtera satu sebanyak dua persen dari keuntungan setelah pajak penghasilan dalam satu tahun pajak.

3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, dimana Pasal 2 butir e menyatakan bahwa BUMN harus terlibat aktif memberikan bimbingan dan kontribusi kepada perusahaan lemah, koperasi dan masyarakat.

4. Keputusan menteri BUMN Nomor Kep-236/MBU.2003, mewajibkan BUMN untuk mengimplementasikan program kerjasama dan program pengembangan lingkungan.

5. Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-433/MBU/2004, menyatakan bahwa BUMN diwajibkan membentuk bagian tersendiri yang secara khusus mengelola program pembinaan lingkungan.

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, dimana Pasal 15 butir b menyatakan bahwa setiap penanaman modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan; pasal 17 menyatakan bahwa penanaman modal yang memanfaatkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui wajib menyediakan biaya secara bertahap untuk pemulihan lingkungan; Pasal 34 menyatakan bahwa perusahaan yang tidak melaksanakan kewajiban program tanggung jawab sosial akan dikenai hukuman yang bersifat administrasi.

7. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007, dimana ayat 1 menyatakan bahwa perusahaan yang menjalankan aktivitas ekonominya di sektor dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib mengimplementasikan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) bagi masyarakat setempat dan lingkungan; ayat 2 menyatakan bahwa

(29)

tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) bagi masyarakat setempat dan lingkungan adalah kewajiban perusahaan yang diperuntukkan dan diperhitungkan sebagai biaya perusahaan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran; ayat 3 menyatakan bahwa perusahaan yang tidak menjalankan kewajiban dikenai hukuman sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undagan (Siagian dan Suriadi, 2012:46).

2.5Konsep-konsep yang berkaitan dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

2.5.1 Pengelolaan Perusahaan yang Baik

Konsep good corporate governance menegaskan bahwa dalam melakukan aktivitas ekonominya, perusahaan tidak hanya memiliki kewajiban ekonomi dan hukum, tetapi segala aktivitas ekonominya harus didasari pada etika. Konsep etika perusahaan oleh banyak pihak diperjuangkan sebagai suatu panduan perilaku bagi pelaku usaha namun untuk mengejar keuntungan semaksimal mungkin tentu mudah terjadi pelanggaran etika meliputi asas kewajiban untu berlaku baik, asas kewajiban tidak melakukan hal-hal yang dapat mengakibatkan kerusakan, asas menghormati martabat manusia dan asas untuk berlaku adil (Daniri, 2006 dalam Matias dan Suriadi, 2012:50).

Lebih rinci lagi, terdapat lima prinsip pengelolaan perusahaan yang baik oleh para pelaku usaha dapat dijadikan sebagai acuan, yaitu:

1. Prinsip Keterbukaan

Prinsip ini menuntut keterbukaan atas informasi. Perusahaan dituntut memiliki kerelaan dan kemampuan, memberikan informasi yang lengka, benar atau akurat dan tepat waktu kepada semua pemangku kepentingan.

(30)

2. Prinsip Akuntabilitas (Accountability)

Prinsip ini menuntut perwujudan atas kejelasan berkenaan dengan fungsi, susunan, sistem, dan tanggung jawab tiap-tiap bagian yang ada dalam suatu perusahaan.

3. Prinsip Pertanggungjawaban (Responsiility)

Prinsip ini menegaskan bahwa perusahaan harus memiliki kepatuhan terhadap hukum atau peraturan perundang-undangan yang sah atau berlaku sah, seperti kebutuhan atas hukum yang perpajakan, hukum yang berkenaan dengn hubungan antara pelaku-pelaku industri dan para pekerjanya, hukum berkenaan dengan keselamatan kerja. Hukum yang berkenaan dengan perlindungan terhadap lingkungan, hukum yan berkenaan dengan pemeliharaan hubungan yang harmonis san saling mendukung antara pelaku-pelaku usaha dan masyarakat.

4. Prinsip Kemandirian (Indepedency)

Prinsip ini menegaskanperlunya pengelolaan perusahaan secara profesional tanpa adanya benturan-benturan kepentingan ataupun tekanan dari campur tangan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan berbagai hukum yang sah.

5. Prinsip Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness)

Prinsip ii menuntut, bahwa dalam semua aktivitas ekonominya perusahaan harus menghormati dalam memenuhi hak setiap pemangku kepentungan

(31)

dengan segala kepentungan masing-masing (Hasmadillah, 2005 dalam Siagian dan Suriadi, 2012:54)

.

2.5.2 Pembangunan Berkelanjutan

Konsep pembangunan berkelanjutan secara sederharana dapat diartikan sebagai pembangunan yang memiliki kemampuan dalam menjamin kebersinambungan pembanguna.n. Konsep pembangunan berkelanjutan memberikan perhatian terhadap kepentingan masa sekarang dan kepentingan masa mendatang. Kesadaran akan bahaya kerusakan lingkungan serta pemeliharaan lingkungan demi hidup manusia di masa mendatang mengilhami Perserikatan Bangsa Bangsa menjadikan konferensi Stockholmini sebagai masa dan momentum yang tepat dalam upaya memulai koreksi atas berbagai tindakan yang keliru terhadap lingkungan dengan menetapkan Hari Pembukaan konferensi Stolckhom yang jatuh pada 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Sedunia (World Environment Day) (Abdoellah,2004 dalam Siagian dan Suriadi, 2012:56).

Selanjutnya setelah Konferensi Stockholm terbitlah Laporan Brundtland, Perserikatan Bangsa Bangsa melaksanakan Konfrensi khusus tentang Masalah Lingkungan dan Pembangunan (United Nations Conference on Environmenr and Development/UNCESD). Konfrensi ini dikenal dengan Konfrensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit) di Riode Janeiro, Brazil (Tinto, 2006). Konfrensi Tingkat Tinggi Bumi ini berupaya menyadarkan perlunya menumbuhkan semangat kebersamaan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang diakibatkan oleh benturan anatara kelompok-kelompok pelaku pembangunan yang mengutamakan

(32)

pertumbuhan dengan kelompok pelaku pembangunan yang memperhatikan lingkungan.

Hasil implementasi Konfrensi Tingkat Tinggi Bumi anataralain berupa kesepakatan para pemimpin negara-negara di dunia untuk menyetujui berbagai rancangan besar yang berkaitan dengan pembangunan berkesinambungan yang didasarkan atas pemeliharaan lingkungan. Adapun tiga persetujuan tersebut meliputi:

1. Persetujuan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Keanekaragaman Hayati.

Konfrensi ini bertujuan melestarikan beranekaragam sumber daya genetika, semua jenis makhluk hidup, habitat dan sistem lingkungan.

2. Persetujuan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Kerja Perubahan Iklim Global.

Persetujuan ini bertujuan untuk menyeimbangkan kepekatan gas rumah kaca di atmosfer hingga pada tingkat yang dapat mencegah campur tangan manusia yang berbahaya yang berkaitan dengan iklim.

3. Persetujuan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Penyelesaian Masalah Penurunan Kualitas Tanah. Persetujuan ini berupaya mencipta pemecahan terhadap masalah rusaknya tanah. Penurunan kualitas tanah ini telah mengurangi secara siginifikan daya dukung suatu kawasan bagi kehidupan manusia yang mendiaminya (Soejachmoen 2002 dalam Siagian dan Suriadi, 2012:61).

2.5.3 Millennium Development Goals

Pembangunan millenium development goals mempunyai delapan tujuan yang ingi dicapai pada tahun 2015 adalah memberantas kemiskinan dan

(33)

kelaparan, mewujudkan pendidikan dasar, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, mengurangi tingkat kematian bayi, meningkatkan kesehatan ibu, perlawanan HIV/AIDS, malaria dan penyakit serius lainnya, menjamin kesinambungan kelestarian lingkungan dan mengembangkan kemitraan global bagi pembangungan (Siagian dan Suriadi, 2012:67).

2.5.4 Tiga Garis Dasar

Konsep Triple Bottom Line merupakan pengukuran kinerja holistic dengan memasukkan ukuran kinerja ekonomis berupa perolehan keuntungan dan juga ukuran kepedulian sosial dan pelestarian lingkungan. Ketiga faktor tersebut yaitu people(masyarakat), profit (keuntungan perusahaan) and planet (pelestarian lingkungan).

Konsep Tiga Garis Dasar atau “3P” mengimplikasikan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu konsep yang mewajibkan perusahaan untuk memenuhi dan memperhatikan kepentingan para stakeholdersdalam kegiatan operasinya mencari keuntungan. Stakeholders yang dimaksud adalah para karyawan (buruh), kustomer, komunitas lokal, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat.

2.5.5 International Organization for Standardization 26000

Pada tahun 2006 ISO 260000 membentuk program tim yang dihadiri 320 orang berasal dari 55 negara dan 26 organisasi internasional. Terkait dengan Organisasi Standar Internasional 26000 menyebarluaskan asas-asas sebagai acuan implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan. Asas-asas dirangkum oleh Prof.Alyson menjadi 16 asas yaitu:

1. Pengutamaan oleh perusahaan

(34)

2. Pengelolaan terpadu

3. Proses perbaikan atau penyempurnaan 4. Pendidikan kerja

5. Pengkajian

6. Produk dan pelayanan 7. Informasi publik 8. Fasilitas dan operasi 9. Penelitian

10. Pencegahan

11. Mitra kerja dan pemasok

12. Siap menghadapi keadaan darurat 13. Implementasi pengalihan yang terbaik 14. Memberi kontribusi

15. Keterbukaan

16. Capaian dan pelaporan

Selanjutnya kerja sama Ekonomi dan Pembangunan pada pertemuan di tahun 2000 menyepakati pedoman bagi perusahaan multi nasional, dimana acuan tersebut mengandung sebesal kebijakan umum sebagai berikut:

1. Memberikan konribusi atau manfaat untuk kemajuan ekonomi, sosial dan lingkungan.

2. Menghormati hak-hak manusia yang dipengaruhi aktivitas ekonomi yang dilakukan perusahaan tersebut sejalan dengan kewajiban dan persetujuan pemerintah.

(35)

3. Mendorong pengembangan aspek kemampuan masyarakat setempat sehingga benar benar berdaya secara ekonomi.

4. Mendorong pembentukan investasi manusiawi.

5. Menahan diri untuk tidak mencari atau menerima fasilitas yang mengarah pada pembebasan di luar yang dibenarkan secara hukum yang terkait dengan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

6. Mendorong dan memegang teguh asas-asas pengelolaan perusahaan yang baik dan mengembangkan serta mengimplementasikan praktek-prakter pengelolaan perusahaan yan baik.

7. Mengembangkan dan mengimplementasikan praktek-praktek sistem pengelolaan yang mengatur diri sendiri secara efektif dalam trangka menumbuhkembangkan hubungan yang saling percaya di antara perusahaan dan masyarakat.

8. Mendorong kesadaran pekerja yang sejaalan dengan kebijakan perusahaan melalui penyebaran informasi tentang kebijakan-kebijakan itu kepada pekerja termasuk melalui program pelatihan.

9. Menahan diri untuk tidak memeberlakukan tindakan yang membeda- bedakan manusia.

10. Mengembangkan kersa sama dalam ekonomi, termasuk para pemasok dan mitra kerjasama dalam upaya mengimplementasikan pengelolaan perusahaan.

11. Menahan diri terhadap semua keterlibatan yang tidak sepatutnya dalam aktivitas ekonomi dan politik (International Institute for Sustainable Development dalam Siagian dan Suriadi, 2012:88).

(36)

2.5.6 Model Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Saidi dan Abidin mengemukakan sedikitnya ada empat model atau pola yang secara umum dapat dilaksanakan di Indonesia, yaitu:

1. Model keterlibatan langsung

Perusahaan sendiri yang secara langsung mengimplementasikan program tanggung jawab sosial perusahaannya, tanpa keterlibatan pihak lain.

2. Model yayasan atau organisasi sosial perusahaan

3. Perusahaan sendiri mendirikan yayasan atau organisasi sosial. Yayasan atau organisasi inilah yang memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan yang dananya bersumber dari perusahaan

4. Model mendukung dan bergabung dalam konsorsium

Sejumlah perusahaan bekerjasama mendirikan organisasi sosial.

Selanjutnya organisasi sosial inilah yang secara langsung bertanggung jawab dalam melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan (Saidi dan Abidin dalam Siagian & Suriadi, 2012: 98).

2.6 Pekerjaan Sosial

2.6.1 Defenisi Pekerjaan Sosial

Pekerjaan Sosial adalah profesi pemberian bantuan untuk penyelesaian masalah, pemberdayan dan mendorong perubahan sosial dalam interaksi manusia serta lingkungannya pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya. Pekerjaan sosial mendasarkan intervensinya pada teori perilaku manusia dan lingkungan sosial serta prinsip-

(37)

prinsip hak azasi manusia dan keadilan dengan memperhatikan faktor budaya masyarakat indonesia.

Defenisi pekerjaan sosial yang lebih praktis dikembangkan oleh Skidmore dan kawan-kawan (dalam Thaeckeray.Et.all,2001) yang mengemukaan bahwa pekerjaan sosial adalah suatu seni, ilmu dan profesi yang menolong masyarakat untuk memecahkan masalah pribadi, kelompok, masyarakat dan untuk mencapai kepuasan dalam hubungan-hubungan pribadi, kelompok dan masyarakat melalui bimbingan perseorangan, bimbingan kelompok, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat, aksi sosial dan penelitian (Siagiandan Suriadi, 2012:111).

2.6.2 Peranan Pekerja Sosial Dalam Implementasi Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

Peranan pekerja sosial atau intervensi sosial yang dilakukan pekerja sosial dalam mengembangkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat setempat sebagai langkah membuka keberfungsian perusahaan sebagai sistem sumber dalam meningkatkan kesejahteraan masyrakat stempat melalui saluran program tangung jawab sosial perusahaan:

1. Sebagai Fasilitator

Sebagai fasilitator maka pekerja sosial harus mampu sebagai“pemungkin”.

Misalnya sepertinya tidak mungkin pihak manajemen perusahaan duduk bersama dengan masyarakat setempat untuk membicarakan banyak hal berkaitan dengan interaksi antara masyarakat dengan pihak perusahaan yang dianggap selama ini merugikan masyarakat setempat.

2. Sebagai Broker

(38)

Sebagai broker maka, pekerja sosial harus mampu memposisikan kewajiban normatif perusahaan atas masyarakat setempat sebagai pemangku kepentingan utama. Sebaliknya, pekerja sosial harus menyadarkan atas implementasi tanggung jawab sosial perusahaan oleh pelaku usaha.

3. Sebagai Perantara

Peran pekerja sosial sebagai perantara dalam kaitannya dengan implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan berarti harus meningkatkan kualitas hubungan antara perusahaan dengan masyarakat setempat.

Sesuai dengan kemampuan dasar pekerja sosial, maka pekerja sosial harus mampu meyakinkan kedua belah pihak bahwa keduanya sama-sama memiliki sesuatu yang dapat dipertukarkan satu sama lain, yang jika dilakukan akan dapat menghasilkan keuntungan kepada kedua belah pihak.

4. Sebagai Pembela

Peran pekerja sosial sebagai pembela dalam kaitannya dengan implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan sangat pentig. Hal ini terutama mengingat masyarakat setempat kerapkali mendapat perlakuan yang tidak baik dari perusahaan. Dalam keadaan seperti ini pekerja sosial harus tampil sebagai pembela, dengan tujuan afar perusahaan menjalankan keewajibannya atas masyarakat setempat melalui implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan sebagai satu kewajiban hukum.

Perlu dipahami, bahwa pekerja sosial tidak tampil sebagai seorang pembela dalam arti hukum atau institusi pengadilan, tetappi tampil dengan tindakan edukatif dengan suatu tujuan agar perusahaan menyadari kewajibannya

(39)

terhadap masyarakat setempat demi menjalin hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat setempat.

5. Sebagai pelindung

Peran pekerja sosial sebagai pelindung sangatlah penting dalam rangka implementasi program tanggung awab sosial perusahaan. Hal ini merupakan konsekwensi logis dimana masyarakat setempat kerapkali menjadi pihak yag tidak berdaya jika dihadapkan dengan pihak perusahaan. Oleh karena itu, peran pekerja sosial sebagai pelindung diharapkan dapat mendukung masyarakat setempat dalam upaya memperoleh hak-hak mereka (SiagiandanSuriadi, 2012:133).

2.7 Pemberdayaan Masyarakat dalam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

Dalam tulisan berjudul Community Development and a Postmodernism of Resistance, 2002 mengemukakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu seni yang melakuka aktivitasnya melalyi pengembangan hubungan, mendorong masyarakat untuk bertemu, membentuk jarinagn kerja dan mengemukakan kepentingan, keinginan dan harapan mereka melalui bentuk pengungkapan yang kreatif. Konsep pemberdayaan masyarakat ini benar-benar meletakkan masyarakat sebagai subyek sekaligus obyek.

Dalam proses implementasi pemberdayaan masyarakat dalam perspektif pekerjaan sosial, harus menerapkan prinsip, yaitu:

1. Pemahaman atas masyarakat secara mendalam sebagai kelompok sasar.

2. Belajar dari kisah efektifitas program pemberdayaan masyarakat sebelumnya.

(40)

3. Belajar dari kegagalan melaksanakan program pemberdayaan masyarakat yang pernah dilakukan.

4. Melibatkan seluruh anggota masyarakat dengan semua pengetahuan dan kemampuan mereka.

5. Memeberi tanggapan yang senantiasa lentur sesuai sengan keadaan dan masalah yang ada.

Untuk lebih menjamin keberhasilan pemberdayaan masyarakat sebagai wujud implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan, harus ditempuh beberapa langkah sebagai berikut:

1. Pemilihan lokasi dan kelompok sasar

Pemilihan tempat dan kelompk sasar harus sesuai dengan indikator yang disepakati oleh organisasi (perusahaan atau organisasi lain yang secara sah bekerjasama dengan perusahaan), pihak-pihak terkait (misalnya: pemerintah lokal) dan masyarakat itu sendiri. Prinsip pertimbangan tempat yang diusulkan adalah kesediaan masyarakat menerima aktivitas non fisik, tidak banyak aktivitas lain, adanya kelompok masyarakat yang miskin dan perlu diberdayakan, adanya dukungan dari masyarakat, adanya dukungan pemimpin desa dan tokoh-tokoh masyarakat desa, lokasi terjangkau bagi tim pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kemampuan dan alat yang tersedia.

2. Sosialisasi program pemberdayaan masyarakat itu kepada masayarakat setempat.

(41)

Langkah ini meliputi berbagai aktivitas, seperti pertemuan formal dengan pemimpin dan pejabat pemerintah lokal tingkat desa, pertemuan formal dengan masyarakat, kunjungan ninformal dengan masyarakat setempat, meliputi: kunjungan ke rumah, musyawarah kelompok dan terlibat dalam aktivitas masyarakat.

3. Proses pemberdayaan masyarakat a. Kajian keadaan desa parisipatif b. Pengembangan kelompok

c. Penyusunan rencana dan implementasi aktivitas d. Pengawasan dan penilaian partisipatif

4. Pemandirian masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah proses berkelanjutan dengan tujuan kemandirian masyarakat setempat dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya. Artinya, ikhitiar tim pemberdayaan masyarakat secara pelan-pelan dikurangi dan akhirnya akan berhenti.

2.8 Pengertian Program

Program adalah cara tersendiri dan khusus yang dirancang demi pencapaian suatu tujuan tertentu. Dengan adanya program, maka segala rancangan akan lebih teratur dan lebih mudah untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, maka program adalah unsur pertama yang harus ada demi tercapainya suatu kegiatan, hal tersebut disebabkan karena dalam program telah dirangkum berbagai aspek, seperti:

a. Adanya tujuan yang mau dicapai.

(42)

b. Adanya metode-metode yang dipakai dalam upaya pencapaian tujuan tersebut.

c. Adanya prinsip-prinsip yang harus dijadikan acuan dengan prosedur yang harus dilewati.

d. Adanya pemikiran atau rancangan tentang anggaran yang diperlukan.

e. Adanya strategi yang harus diterapkan dalam pelaksanaan aktivitas (Siagian dan Suriadi, 2012:172).

2.9 Evaluasi Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

Siagian dan Suriadi menawarkan rincian evaluasi program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebagai berikut :

I. Tingkat kebijakan perusahaan, meliputi aspek:

a. Model implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang diterapkan.

b. Konsekwensi penerapan model implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dipilih, seperti: penyesuaian struktur organisasi, penyertaan pihak ketiga sebagai mitra kerja atau pelaksana program, transparansi dam fairness dalam menetapkan pihak ketiga sebagai mitra kerja atau pelaksana program.

II. Tingkat Administrasi perusahaan, meliputi:

a. Kejujuran dalam audit keuangan, termasuk keuntungan perusahaan.

b. Ketepatan waktu audit keuangan perusahaan.

III. Tingkat proses perencanaan program, meliputi:

(43)

a. Model pelaksanaan program sebagai suatu social intervention, apakah cenderung sektoral ataukah pendekatan komunitas?

b. Teknik perencanaan yang ditetapkan.

c. Kesesuain antara program yang direncanakan dengan masalah yang dihadapi dan keperluan masyarakat yang harus dipenuhi.

IV. Tingkat proses pelaksanaan program, meliputi aspek:

a. Ada tidaknya pelaku program berfungsi sebagai fasilitator dan sejauh efektifitas pelaksanaan fungsi tersebut.

b. Posisi masyarakat sebagai kelompok sasar dalam proses pelaksanaan program.

c. Metode aktivitas-aktivitas yang dilakukan sebagai wujud pelaksanaan program dengan aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan.

d. Metode pelaksanaan program, seperti penerapan prinsip dan metode pekerjaan sosial.

V. Tingkat Luran program, meliputi aspek:

a. Perubahan tingkat kesejahteraan sosial masyarakat menjadi kelompok sasar menurut perspektif kelompok sasar sendiri.

b. Perubahan tingkat kesejahteraan sosial masyarakat yang menjadi kelompok sasar menurut perspektif ilmiah.

c. Kemungkinan kesinambungan implementasi program di masa mendatang.

d. Tingkat kemandirian dan tingkat kebergantungan kelompok sasae terhadap pelaku program dalam rangka kesinambungan program di masa mendatang.

(44)

e. Persepsi dan respon masyarakat terhadap implementasi program (seperti: tingkat pengetahuan, tingkat pemahaman, tingkat persetujuan, tingkat partisipasi dan tingkat kepuasan atas hasil yang dicapai).

(Siagian dan Suriadi, 2012: 177).

2.10 Kerangka Pemikiran

Tanggung jawab sosial perusahaan saat ini sudah menjadi sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan dinilai dapat menjadi sistem sumber dalam mengatasi kemiskinan khususnya daerah yang berada di lokasi sekitaran perusahaan.

Banyak perusahaan yang telah menjalankan kewajibannya dalam menunaikan program tanggung jawab sosial perusahaan, namun masih banyak ditemui kasus-kasus bahwa perusahaan hanya sekedar menjalankan program tanggung jawab sosialnya tanpa memperhatikan pengembangan masyarakat.

Program tanggung jawab sosial perusahaan masih dinilai tidak efisiensi dan efektif, sehingga penerapan program tanggung jawab sosial perusahaan yang dirasakan masyarakat tidak berdampak pada pengembangan yang berkesinambungan.

Salah satu perusahaan yang menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaannya adalah PT. Toba Pulp Lestari. Tiap tahunnya PT. Toba Pulp Lestari selalu melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaannya terkhususdi Dusun Negeri Dolok. Adapun bentuk program tanggung jawab sosial perusahaanya dalam bidang infrastruktur, pertanian, keagamaan, sosial dan pendidikan.Maka dengan terlaksananya program tanggung jawab yang sudah diadakan perlu di evaluasi.

(45)

Evaluasi adalah penilaian atas keberhasilan suatu program yang sudah dijalankan. Adapun wujud keberhasilan implementasi program tanggung jawab sosial dalam pemberdayaan masyarakat menyangkut 4 hal yaitu: pemilihan lokasi dan kelompok sasar, sosialisasi program pemberdayaan masyarakat, proses pemberdayaan masyarakat dan pemandirian masyarakat.

Dalam mengevaluasi suatu program tanggung jawab sosial perusahaan dapat diakatakan berjalan dengan efisiensi dan efektif jika telah berhasil dapat diukur dari beberapa tingkatan yaitu: tingkat kebijakan perusahaan, tingkat administrasi perusahaan, tingkat proses perusahaan, tingkat pelaksanaan program dan tingkat luaran program.

Bagan Alir Pikir

PT. TOBA PULP LESTARI

Bidang-bidang Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

1. Infrastruktur 2. Pendidikan 3. Pertanian 4. Keagamaan 5. Sosial

Keberhasilan Implementasi Program Tanggung Jawab Sosial perusaahan:

1. Pemelihan lokasi dan kelompok sasar 2. Sosialisasi program

pemberdayaan masyarakat 3. Proses pemberdayaan

masyarakat

4. Pemandirianmasyarakat

(46)

2.11 Defenisi Konsep

Defenisi konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, obyek, kondisi, situasi dan hal-hal lain yang sejenis. Konsep diciptakan dengan mengelompokkan obyek-obyek atau peristiwa- peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang digunaka secara mendasar serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian (Silalahi:

2009).

Untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep-konsep yang dijadikan obyek penelitian, maka seorang peneliti harus menegaskan dan membatasi makna-makna konsep yang diteliti. Secara sederhana defenisi diartikan sebagai batasan arti. Defenisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian:2011).

Evaluasi Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan:

1. Tingkat kebijakan perusahaan 2. Tingkat administrasi perusahaan 3. Tingkat proses perusahaan

4. Tingkat proses pelaksanaan perusahan 5. Tingkat luaran program

(47)

\

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong tipe penelitian deskriptif yaitu membuat gambaran kondisi tentang pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) di Dusun Negeri Dolok Nagori Pondok Bulu Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidal lazim dalam mendefinisikan suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik dan unik dilapangan (Burhan Bungin, 2003:39).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dusun Negeri Dolok Nagori Pondok Buluh Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun. Alasan memilih lokasi ini dikarenakan daerah tersebut masih berada disekitaran PT. Toba Pulb Lestari dan daerah tersebut merupakan daerah yang mendapatkan program Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Toba Pulb Lestari.

Batas-batas lokasi penelitian:

- Sebelah Timurberbatasan dengan Hatonduhan

- Sebelah Baratberbatasan dengan Pamatang Sidamanik - Sebelah Utara berbatasan dengan Panombean Huta Urung - Sebelah Selatanberbatasan dengan Girsang Sipangan Bolon

(49)

3.3 Informan Penelitian

Informan adalah orang atau pelaku yang benar-benar diperkirakan dapat memberi informasi atau menguasai masalah, serta terlibat langsung dengan penelitian.

Informan penelitian terdiri dari tiga jenis antara lain:

1. Informan kunci, adalah orang yang mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini adalah pihak PT Toba Pulb Lestari berjumlah 1 orang yaitu Staff Comunity DevelopmentPT. Toba Pulp Lestari.

2. Informan utama, adalah orang yang terlibat langsung dalam kegiatan atau interaksi sosial yang diteliti yaitu masyarakat yang mendapatkan program Corporate Social Responsibility (CSR) berjumlah 5 orang.

3. Informan tambahan, adalah orang yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan atau interaksi sosial yang di teliti. Informan tambahan dalam penelitian berjumlah 2 orang yaitu Kepala Desa dan Kepala Lorong (Gamot).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh informasi dalam penelitian adalah:

1. Observasi merupakan suatu cara yang sangat bermanfaat, sistematik dan selektif mengamati dan mendengarkan interaksi atau fenomena yang terjadi (Restu Kartika Widi, 2010:236).

2. Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan keterangan responden melalui percakapan langsung dan

(50)

berhadapan. Wawancara adalah proses untuk memperoleh keterangn untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden/orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa pedoman wawancara (Burhan Bungin, 2011: 118).

3. Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film sumber tertulis yang dapat terbagi atas sumber buku da majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi (Moleong:2012). Sifat utama dari data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi diwaktu silam. Kumpulan data dapat berbentuk monument, artefat, foto, disc, CD, harddisk, flasdisk dan sebagainya.

3.5 Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini akan di analisis secara kualitatif yang berarti untuk analisa data tidak diperlukan model uji statistik dengan memakai rumus-rumus tertentu, melainkan menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh di lapangan dari para informan.

(51)

BAB IV

LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Wilayah Lokasi Penelitian

Nagori pondok buluh merupakan salah satu desa yang berada disekitaran produktivitas PT. Toba Pulp Lestari di Sektor Aek Nauli. Nagori Pondok Buluh salah satu desa yang dimiliki oleh Kabupaten Simalungun. Alamat kantor kepala desa tepatnya di Jalan Besar Parapat Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun (Kode pos 21173). Nagori pondok buluh memilik 5 dusun yaitu Dusun Pondok Buluh, Dusun Naga Hulambu yang terdiri dari Dusun Maria Panriahan, Dusun Huta Tonga terdiri dari Dusun Palang, Dusun Negeri Dolok yang teridiri dari Dusun Dolok Saribu dan M.Girsang dan Dusun Talunsungkit terdiri dari Dusun Parmonangan.

4.1.1 Demografi Lokasi Penelitian

Penduduk Nagori Pondok Buluh tidak terlalu padat, jumlah penduduk di desa ini ada sebanyak 1452 jiwa yang terdiri dari 382 rumah tangga. Jumlah laki- laki sebanyak 737 jiwa dan perempuan 721 jiwa. Nagori Pondok Buluh dipimpin oleh seorang kepala desa (pangulu) yang sekarang dijabat oleh Bapak Albiner Sinaga dengan sekretaris Bapak Eko Boy Sinaga. Sebagian besar masyarakat anak-anak di desa ini bersekolah di luar daerah seperti Pematang Siantar dan Medan. Mata pencaharian masyarakat Nagori Pondok Buluh sebagian kecil bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 39 jiwa, bekerja sebagai Buruh Harian

Referensi

Dokumen terkait

Dari keseluruhan uji yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen (Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2/PERMEN-KP/2015)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang Upaya Masyarakat Kampung Kubur dalam mengubah stigma negatif Kampung Narkoba menjadi Kampung Sejahtera di

Dan dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwasannya para Informan Utama I, II dan III yang merupakan korban

Sedangkan yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan program antara lain kurangnya tanggung jawab anggota kelompok, tidak adanya pelatihan dari dinas sosial,

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Peran Ganda Perempuan Single Parent dalam Mempertahankan Kesejahteraan Keluarga di Desa Simanindo maka

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data pada penelitian yang dilakukan untuk menemukan permasalahan yang diteliti dengan cara melakukan penelitian secara

Kekerasan seksual adalah aktivitas seksual yang dilakukan pelaku tanpa persetujuan atau kerelaan dari orang lain yang di kenai tindakan. Pelaku adalah orang yang

Setelah diadakan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi Program KKS desa Manuk Mulia, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo ini sudah berjalan dengan