• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi yang berhubungan dengan inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam penggunaan aplikasi pelaporan kependudukan

“kucata’ki” berbasis android dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Sugiyono (2012), menjelaskan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan adanya tujuan tertentu. Adapun informan penelitian yaitu Kabid.

Pemanfaatan Data dan Inovasi pelayanan, Staff Akta Kelahiran Online, Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan dan Kematian, Staf Kelurahan Banta-Bantaeng, Bidan Puskesmas Kassi Kassi Kota makassar dan Masyarakat.

Daftar Informan

No. Nama Informan Inisial Jabatan

1. Erwin Abbas EA Kabid. Pemanfaatan Data dan Inovasi pelayanan

2. Nuraeni NA Staff Akta Kelahiran Online

3. Betty Jane, S.Sos BJ Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan dan Kematian 4. Nur Dewi Ester, SH ND Staf Kelurahan Banta-Bantaeng 5. Wira Astuty, S.ST WA Bidan Puskesmas Kassi Kassi

6. Angjel AJ Masyarakat

7. Ernayati Hiseng EH Masyarakat

8. Nurhana Kusuma NK Masyarakat

9. Muh Ramli MR Masyarakat

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder peneliti menggunakan beberapa instrumen pengumpulan data yaitu :

1. Wawancara

Wawancara (interview) adalah kegiatan yang dilakukan pada saat konteks yang dianggap tepat guna dalam mendapatkan data yang mempunyai kedalaman dan dapat dilakukan berkali-kali secara frekuentatif sesuai dengan keperluan peneliti tentang kejelasan masalah penelitian yang difokuskannya.

Peneliti mengadakan pertemuan langsung dengan informan untuk mendapatkan keterangan-keterangan yang berkaitan dengan penerapan inovasi Dinas Kependuduk dan Pencatatan Sipil.

2. Observasi

Observasi yakni pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Kegiatan pengamatan terhadap obyek penelitian ini untuk memperoleh keterangan yang lebih akurat mengenai hal-hal yang diteliti yang terkait dengan inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam penggunaan aplikasi pelaporan kependudukan berbasis android di Kota Makassar.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, foto, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dilakukan secara terus menerus dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen dan sebagainya sampai dengan penarikan kesimpulan. Didalam melakukan analisis data peneliti mengacu kepada beberapa tahapan yang dijelaskan Miles dan Huberman (2007), yang terdiri dari beberapa tahapan antara lain:

1. Pengumpulan informasi melalui wawancara terhadap informan yang compatible terhadap penelitian kemudian observasi langsung ke

lapangan untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar mendapatkan sumber data yang diharapkan.

2. Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerderhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan selama meneliti tujuan diadakan transkrip data (transformasi data) untuk memilih informasi mana yang dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan masalah yang menjadi pusat penelitian di lapangan.

3. Sajian data yaitu kegiatan sekumpulan informasi dalam bentuk naratif, grafik jaringan, tabel dan bagan yang bertujuan memempertajam pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan dalam tabel ataupun uraian penjelasan.

4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusiondrawing/verivication), yang mencari arti pola-pola penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur

sebab akibat dan proposisi. Penarikan kesimpulan dilakukan secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan di lapangan sehingga data-data dapat diuji validitasnya.

G. Pengabsahan Data

Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan penelitian harus dipastikan ketepatan dan kebenarannya. Oleh karena itu setiap peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas dan yang diperoleh. “validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek peneliti dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sungguh terjadi pada objek penelitian”, sugiyono (2008).

Pengembangan valitidas yang digunakan oleh peneliti adalah teknik triangulasi. Triangulasi dalam menguji kredibilitas sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, cara, dan waktu. Menurut Sugiyono (2008), triangulasi dibagi menjadi tiga, antara lain sebagai berikut:

1. Triangulasi sumber, menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Triangulasi teknik, menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

3. Triangulasi waktu, waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data.

Pengambilan data harus disesuaikan dengan kondisi narasumber. Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi sumber, dengan arti

peneliti membandingkan informasi yang diperoleh dari satu sumber dengan sumber lain. Menggali satu sumber yang sama dengan teknik yang berbeda dan menentukan waktu yang berbeda (tepat).

30

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Bab ini menyajikan gambaran umum lokasi penelitian yang mencakup sejarah Kota Makassar, profil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar, Kelurahan Banta-Bantaeng, Puskesmas Kassi Kassi, serta visi dan misi akan dibahas sebagai berikut:

1. Sejarah Singkat Kota Makassar

Makassar dulunya sebagai daerah tingkat II Kota Madya, pada tahun 1971-1999 dikenal sebagai Ujung Pandang sekaligus dikenal sebagai ibukota provinsi Sulawesi Selatan. Nama Ujung pandang Sendiri adalah nama sebuah kampung yang berada di wilayah Kota Makassar. Kampung itu berada di dekat benteng ujung pandang yang ditumbuhi rumput pandan. Perubahan nama kota Makassar menjadi Ujung Pandang pada 31 Agustus 1971 berdasarakan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 1971 di bawah kepemimpinan Walikota Makassar Alm. H.M Daeng Patompo.

Sejak mulai awal perubahan nama Makassar menjadi Ujung Pandang sudah menuai banyak protes dari berbagi kalangan masyarakat, terutama kalangan budayawan, seniman, sejarahwan pemerhati hukum hingga pebisnis.

Aksi protes yang dilakukan tidak juga mendapat respon dari Pemerintah Daerah maupun DPRD setempat untuk mengembalikan nama Makassar pada ibu kota Provinsi Sulsel. Sehingga nasib kota “Daeng” ini nyaris tidak menentu.

dikembalikan tanpa melalui proses. Maka nama Ujung Pandang kini tinggal kenagan dan selanjutnya semua elemen masyarakat kota mengadakan penelusuran dan pangkajian sejarah Makassar. Nama Makassar berasal dari sebuah kata dalam bahasa “Mangkasarak” yang artinya manampakkan diri atau yang bersifat terbuka.

Kota Makassar merupakan kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur dari aspek pembangunan infrastruktur kota Makassar berada di urutan ke-5 sebagai kota terbesar setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan, kota Makassar juga termasuk kota yang tergolong tipe multi kultur dimana memiliki beragam suku bangsa yang menetap didalamnya diantaranya bugis, Makassar, mandar dan toraja.

Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam provinsi di Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia. Dengan kata lain, wilayah kota Makassar berada koordinat 119 derajat bujur timur dan 5,8 derajat lintang selatan dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut. Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 - 5 derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai Tallo yang bermuara di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77 Km2 daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah

sebanyak 15 kecamatan dan memiliki 153 kelurahan.

2. Profil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) untuk wilayah Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Disdukcapil Makassar merupakan instansi pelayanan masyarakat di bidang kependudukan dan pencatatan sipil. Hal ini meliputi pendaftaran penduduk, pencatatan dan pengesahan kejadian vital penduduk untuk memperoleh kepastian hukum dan tertib administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

Cakupan pencatatan yang dilaksanakan meliputi pencatatan peristiwa kelahiran, perkawinan, perceraian dan kematian, pengakuan, pengesahan dan pengangkatan anak, kartu keluarga (KK), hingga pembuatan KTP-elektronik atau e-KTP. Dokumen hasil pencatatan sipil ini merupakan dokumen yang berlaku universal bahkan internasional dan seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan tuntutan pelayanan masyarakat, pencatatan sipil Kota Makassar telah menggunakan Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK), sehingga produk pencatatan sipil akan mempunyai dampak positif terkait data yang dihasilkan terutama terkait dengan upaya penertiban arsip pencatatan sipil melalui kegiatan digitalisasi arsip-arsip pencatatan sipil.

Sebagai sebuah organisasi pelayanan kepada masyarakat pada era reformasi dan otonomi daerah, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dituntut dapat memberikan pelayanan secara prima, sehingga layak untuk memenuhi tuntutan akan hal tersebut. Dalam rangka tertib administrasi

dilaksanakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Untuk menjawab akan program tersebut diperlukan kesiapan user yang akan mengoperasikan komputer untuk database. Dalam mendukung kinerja aparatur penyelenggara kependudukan dan catatan sipil mutlak diperlukan pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) memalui pendidikan dan pelatihan-pelatihan yang menunjang pelaksanaan Sistem Informasi Administtrasi Kependudukan (SIAK) tersebut.

a. Uraian tugas dan fungsi Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil Kota Makasssar

1. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas membantu walikota melaksanakan urusan pemerintahan bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah.

2. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menyelenggarakan fungsi:

 Perumusan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

 Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

 Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan bidang pemerintahan bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

 Pelaksanaan administrasi dinas urusan bidang pemerintahan bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

 Pembinaan, pengkoordinasian, pengelolaan, pengendalian dan pengawasan program dan kegiatan bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

 Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait tugas dan fungsi.

3. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai uraian tugas:

 Merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang administrasi kependudukan dan pencatatatan sipil.

 Merumuskan dan melaksanakan visi dan misi dinas.

 Merumuskan dan mengendalikan pelaksanaan program dan kegiatan sekretariat dan bidang pelayanan pendaftaran penduduk, bidang pelayanan pencatatan sipil, bidang pengelolaan informasi administrasi kependudukan, bidang pemanfaatan dan inovasi pelayanan.

 Merumuskan rencana strategis (RENSTRA) dan Rencana Kerja (RENJA), Indikator Kinerja Utama (IKU), rencana kerja dan anggaran (RKA/RKPA), dokumen pelaksanaan anggaran (DPA)/DPPA dan Perjanjian Kinerja (PK) dinas.

4. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pelayanaan administrasi kepada semua unit organisasi di lingkungan dinas.

 Subbagian perencanaan dan pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program kerja, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan dinas.

 Subbagian keuangan mempunyai tugas melakukan administrasi dan akuntansi keuangan.

5. Badan pelayanan pendaftaran penduduk mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan pendaftaran penduduk.

 Seksi identitas penduduk mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi serta pelayanan dan penerbitan dokumen pendaftaran penduduk.

 Seksi pindah datang penduduk mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi serta pelaksanaan pelayanan pindah datang penduduk.

 Seksi pendataan penduduk mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi serta pelaksanaan pendataan penduduk.

penyiapan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan kebijakan pelayanan pencatatan sipil.

 Seksi kelahiran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi serta pelaksanaan pelayanan pencatatan kelahiran.

 Seksi perkawinan dan perceraian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi serta pelaksanaan pencatatan perkawinan dan penceraian.

 Seksi perubahan status anak, pewarganegaraan dan kematian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi serta pelaksanaan pelayanan pencatatan, pengangkatan anak, pengakuan anak, pengesahan anak, perubahan status kewarganegaraan dan pencatatan kematian.

7. Bidang pengelolaan informasi administrasi kependudukan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan informasi administrasi kependudukan.

 Seksi sistem informasi administrasi kependudukan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan

sistem informasi administrasi kependudukan.

 Seksi pengelolaan dan penyajian data kependudukan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis pembinaan dan koordinasi.

 Seksi tata kelola dan sumber daya manusia teknologi informasi dan komunikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi.

8. Bidang pemanfaatan data dan inovasi pelayanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan kebijakan ke bidang pemanfaatan data dan dokumen kependudukan, kerjasama administrasi kependudukan dan inovasi pelayanan administrasi kependudukan.

 Seksi kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi.

 Seksi pemanfaatan data dan dokumen kependudukan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis.

 Seksi inovasi pelayanan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

kependudukan.

b. Visi dan Misi 1) Visi

“Makassar menuju tertib kepemilikan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil tahun 2019”

2) Misi

a. Menyelenggarakan administrasi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil secara terintegrasi melalui SIAK.

b. Meningkatkan pengelolaan dalam database kependudukan secara berkelanjutan.

c. Meningkatkan sumberdaya yang profesional secara berkelanjutan.

d. Menambah dan mengembangkan sarana dan prasarana SIAK secara berkelanjutan.

e. Meningkatkan insentitas kajian kebijakan dan pengendalian administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

f. Meningkatkan insentitas koordinasi dan sinkronisasi dengan instansi terkait dalam pelaksanaan tugas.

Gambar 4.1: Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar, 2019.

SEKRETARIAT

Lampiran : Peraturan Walikota Makassar Nomor : 94 tahun 2016

Tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja dinas kependudukan dan pencatatan sipil.

UPTD

program inovasi aplikasi “kucata’ki” berbasis android yaitu bidang seksi inovasi pelayanan yang bertugas dalam penyiapan dan pelaksanaan teknis inovasi pelayanan administrasi kependudukan yang telah mengeluarkan program aplikasi “kucata'ki” yang mencatat pelaporan kelahiran dan kematian dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam pengaksessannya dan dirancang berbasis website dan android.

Bidang pelayanan pencatatan sipil yang terkait dengan program inovasi aplikasi “kucata’ki” berbasis android yaitu bidang yang bertugas untuk melaksanakan penerbitan dokumen kepedudukan pencatatan sipil seperti pembuatan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP), Kartu Keluarga (KK), surat pindah, penerbitan akta kelahiran, akta kematian, akta perkawinan dan perceraian, perubahan status anak. Saat ini bentuk pelayanan pelaporan pencatatan akta kelahiran dan pelaporan kematian dapat secara online. Adanya inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar dalam aplikasi kucata'ki berbasis android yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit (RS), Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) perawatan dan Kantor Kelurahan. Semua kelahiran di Rumah Sakit akan tercatat, begitu pula dengan pelaporan pencatatan kematian dari Kelurahan, akan terhapus jika ada yang meninggal.

3. Profil Kelurahan Banta-Bantaeng

Kelurahan Banta-Bantaeng adalah salah satu daerah yang ada di pertengahan Kota Makassar dari sekian banyak daerah atau kelurahan yang ada

bagian Kecamatan Rappocini adapun kelurahan-kelurahan yang dibawahi oleh Kecamatan Rappocini terdiri dari sepuluh kelurahan yakni : (1) Karunrung, (2) Gunung Sari, (3) Bonto Makio, (4) Mappala, (5) Tidung, (6) Kassi-kassi, (7) Balla Parang, (8) Rappocini, (9) Buakana, (10) Banta-Bantaeng.

Kesepuluh Kelurahan, Banta-Bantaenglah yang paling strategis karena letaknya yang ada di tengah kota. Maka menjadi sebuah kewajaran apabila daerah ini menjadi salahsatu daerah yang paling mudah di temukan dan menjadi daerah yang paling banyak diminati oleh pemimpin-pemimpin daerah setempat. Kelurahan Banta-Bantaeng memiliki luas wilayah 1.462.031.177 Ha atau 1.46 km2 bisa dikatakan Kelurahan Banta-Bantaeng adalah kelurahan terbesar kedua di Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

a. Visi dan Misi 1) Visi

“Terwujudnya pelayanan prima menuju kelurahan Banta-Bantaeng yang sejahtera dan nyaman untuk semua”

2) Misi

a. Meningkatkan pelayanan publik kinerja pelayanan.

b. Meningkatkan pertumbuhan masyarakat melalui pelatihan UKM.

c. Meningkatkan kualitas lingkungan masyarakat.

Gambar 4.2: Stuktur Organisasi Kelurahan Banta-Bantaeng

YUNIARTI DWI PUTRI YR, SH

DIDIT DWI HARIADI

yang terkait dengan program inovasi aplikasi kucata’ki berbasis android yaitu bertugas membantu lurah melaksanakan pembinaan pemerintahan kelurahan, pengelolaan jaringan dan pemberdayaan RT/RW serta melaksanakan program dan memberikan pelayanan administrasi kependudukan. Staf seksi pemerintahan, pengelolaan jaringan dan pemberdayaan RT/RW melaksanakan program aplikasi kucata'ki berbasis android mengenai pelayanan pelaporan kematian secara online, bilamana ada masyarakat yang meninggal laporannya akan langsung ke sistem Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota Makassar.

4. Profil Puskesmas Kassi Kassi

Puskesmas Kassi Kassi merupakan salah satu Puskesmas Pemerintah Kota Makassar dan merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehataan Kota Makassar. Puskesmas Kassi Kassi berdiri sejak tahun 1978/1979 merupakan puskesmas perawatan ke-VI (Rumah Sakit Pembantu VI) di Makassar.

Puskesmas Kassi Kassi / RSP-VI terletak di jalan Tamalate I no. 43 Kelurahan Kassi Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar. dengan luas wilayah kerja 5,2 KHa. Dari enam kelurahan terdapat 58 RW dan 361 RT.

Letak atau batas-batas wilayah kerja Puskesmas Kassi Kassi sebagai berikut:

 Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Ballaparang Rappocini

 Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Panaikang Tamangapa

 Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Mangasa Jongaya

Penyelenggaraan pelayanan dalam bidang kesehatan untuk kepada masyarakat telah ditetapkan melalui dalam keputusan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Maksud dan tujuan dari Standar Pelayanan Minimal untuk menyamakan pengaktualisasian urusan wajib di bidang kesehatan sesuai Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang definisi operasional, indikator kinerja ukuran/satuan, target nasional untuk tahun 2010 dan 2017.

a. Visi dan Misi 1) Visi

“Puskesmas Kassi Kassi pemberi pelayanan kesehatan yang bermutu dan nyaman untuk semua menuju masyarakat sehat secara mandiri”

2) Misi

a. Memberi pelayanan kesehatan yang profesional sesuai standar mutu secara menyeluruh dan konprehensif.

b. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional untuk kemandirian puskesmas.

c. Melakukan audit tentang mutu pelayanan secara berkesinambungan.

d. Mengembangkan sarana dan prasarana yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang bermutu.

terhadap kesehatan.

f. Mengembangkan sistem manajemen yang berbasis informasi teknologi yang handal, efisien, akuntabel dan transparansi.

g. Memberdayakan potensi keluarga untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri.

3) Struktur Organisasi

Gambar 4.3: Struktur Organisasi Puskesmas Kassi Kassi Tahun 2019

Sumber: Puskesmas Kassi Kassi, 2019.

KEPALA PUSKESMAS / RSP. VI KASSI KASSI

aplikasi kucata’ki berbasis android yaitu perawat yang bertugas bertanggung jawab akan kondisi pasien dalam rawat inap nifas dimana pasien yang menginap dirawat sejak masuk sampai saat pemulihan kondisi ibu pasca melahirkan serta memberikan perawatan bayi baru lahir dan perawatan lanjutan kesehatan ibu dan anak (Nifas). Layanan pelaporan pembuatan akta kelahiran secara online yang mengakses aplikasi kucata'ki berbasis android yakni perawat nifas yang diberi tugas untuk menjalankan aplikasi kucata'ki sebagaimana perawat nifas yang menangani langsung ibu yang telah melahirkan. Sehingga perawat dapat langsung memasukkan data-data pasien yang telah melahirkan ke aplikasi kucata'ki.

Inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam penggunaan aplikasi “kucata’ki” menerapkan penggunaan aplikasi dibeberapa Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Makassar, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1 : Rumah Sakit dan Puskesmas

NO. RUMAH SAKIT/ PUSKESMAS N0. RUMAH SAKIT/ PUSKESMAS

1 RSIA Bahagia 14 RSIA Sayang Bunda

2 RS Sitti Khadijah lll 15 RSIA Sentosa

3 RS Stella Maris 16 RSIA Fatimah

4 RS Bhayangkara Makassar 17 Puskesmas Minasa Upa 5 RSUD Daya Makassar 18 Puskesmas Kassi-Kassi 6 RS TNI AL Jala Ammari 19 Puskesmas Jumpandang Baru

7 RS UIT 20 Puskesmas Jongala

8 RS Bersalin Catherina Both 21 Puskesmas Bara-Baraya

9 RSIA Budi Mulia 22 Puskesmas Mamajang

10 RSIA Elim 23 Puskesmas Pattingalloang

11 RSU Labuang Baji 24 Puskesmas Antang Perumnas 12 RSIA Masyita 25 Puskesmas Pulau Barrang Lompo 13 RSIA Paramount 26 Puskesmas Tamalanrea Jaya

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, diolah oleh peneliti (2020).

B. Inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam Penggunaan Aplikasi Pelaporan Kependudukan “Kucata’ki” Berbasis Android di Kota Makassar

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar mengeluarkan inovasi baru dalam pelayanan administrasi kependudukan secara online. Pada tanggal 8 Agustus 2018 masyarakat Kota Makassar sudah dapat menikmati pelayanan pembuatan khusus akta kelahiran dan akta kematian secara online melalui aplikasi “kucata’ki” berbasis android. Pembuatan akta secara online ini tetap harus memenuhi berkas persyaratan pembuatan dokumen akta kelahiran dan kematian.

Adapun yang menjadi indikator dalam inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam penggunaan aplikasi pelaporan kependudukan

“kucata’ki” berbasis android di Kota Makassar yaitu karakteristik inovasi : Relative advantage (keuntungan relatif) dan Complexity (kerumitan). Untuk

lebih jelasnya terkait hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Relative advantage (keuntungan relatif)

Inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil harus mempunyai keuntungan dan nilai lebih yang mencakup dalam penggunaan suatu aplikasi

“kucatat’ki” sebagaimana terciptanya dalam membantu masyarakat untuk mempermudah suatu pengurusan pembuatan dokumen kependudukan. Untuk

“kucatat’ki” sebagaimana terciptanya dalam membantu masyarakat untuk mempermudah suatu pengurusan pembuatan dokumen kependudukan. Untuk

Dokumen terkait