• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yakni : 1. Manfaat Akademik

Manfaat akademik dalam penelitian ini adalah sebagai referensi bagi pihak-pihak yang berkompeten dalam pencarian informasi atau sebagai referensi mengenai inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam penggunaan aplikasi pelaporan kependudukan “kucata’ki” berbasis android yang dapat digunakan untuk mahasiswa yang menggeluti studi keilmuan bidang pemerintahan.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini, diharapkan menjadi bahan masukan bagi pemanfaatan berbagai instansi terkait, khususnya mengenai inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam penggunaan aplikasi pelaporan kependudukan “kucata’ki” berbasis android.

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Inovasi

Inovasi adalah ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil penemuan, inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau memecahkan suatu masalah tertentu (Rusdiana, 2014).

Inovasi menurut Metcalfe dalam (Zuhriyati, 2012), sistem yang menghimpun institusi-institusi berbeda yang berkontribusi, secara bersama maupun individu, dalam pengembangan dan difusi teknologi-teknologi baru dan menyediakan kerangka kerja (framework) di mana pemerintah membentuk dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan untuk mempengaruhi proses inovasi. Kebutuhan inovasi akan perubahan dalam bidang pelayanan publik dibutuhkan adanya pembaharuan yang menggunakan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan suatu pelayanan. Sedangkan Setyaningrum (2009), Inovasi merupakan suatu “obyek” juga memiliki arti sebagai suatu produk atau praktik baru yang tersedia bagi aplikasi, umumnya dalam suatu konteks komersial.

Definisi inovasi menurut Hubeis (2012), sebagai suatu perubahan atau ide besar dalam sekumpulan informasi yang berhubungan antara masukan dan luaran. Dalam ide baru yang terdapat sekumpulan informasi mengenai akan peningkatan pelayanan yang saling berhubungan sebagai bentuk perkembangan inovasi. Menurut Schumpeter dalam (Dewanto dkk, 2014), mendefinisikan

bahwa inovasi sebagai kombinasi baru dari faktor-faktor produksi yang dibuat oleh pengusaha dan pemikiran inovasi adalah kekuatan pendorong yang penting (critical driving force) dalam pertumbuhan ekonomi.

Albury dalam (M.Tahir, 2018), secara lebih sederhana mendefinisikan inovasi sebagai new ideas that work. Ini berarti bahwa inovasi adalah berhubungan erat dengan ide-ide baru yang bermanfaat. Inovasi dengan sifat kebaruannya harus mempunyai nilai manfaat. Selanjutnya Albury secara rinci menjelaskan bahwa ciri dari inovasi yang berhasil adalah adanya bentuk penciptaan dan pemanfaatan proses baru, produk baru, jasa baru, dan metode penyampaian yang baru, yang menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam hal efesiensi, efektivitas maupun kualitas.

Inovasi menurut Vontana (2009), kesuksesan ekonomi dan sosial berkat diperkenalkannya cara baru atau kombinasi baru dari cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output yang menciptakan perubahan besar dalam hubungan antara nilai guna dan harga yang ditawarkan kepada konsumen atau pengguna, komunitas dan lingkungan.

Rogers (Triana, 2013), menjelaskan bahwa “an idea, practice, or object perceived as new by the individual.” Selain itu inovasi juga tidak terlepas dari

beberapa hal antara lain:

a. Pengetahuan Baru

Inovasi hadir sebagai pengetahuan baru bagi masyarakat dalam sebuah sistem sosial tertentu. Pengetahuan ini merupakan faktor penting penentu perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat.

b. Cara baru

Inovasi juga dapat berupa sebuah cara baru bagi individu atau sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan atau menjawab masalah tertentu. Cara baru ini merupakan pengganti cara lama yang sebelumnya berlaku.

c. Teknologi Baru

Inovasi sangat identik dengan kemajuan teknologi. Banyak contoh inovasi yang hadir dari hasil kemajuan teknologi. Indikator kemajuan dari sebuah produk teknologi yang inovatif biasanya dapat langsung dikenali dari fitur-fitur yang melekat pada produk tersebut.

d. Penemuan Baru

Hampir semua inovasi merupakan hasil penemuan baru. Sangat jarang ada kasus inovasi hadir sebagai sebuah kebetulan. Inovasi merupakan produk dari sebuah proses yang sepenuhnya bekerja dengan kesadaran dan kesengajaan.

Keunggulan sebuah organisasi terletak pada kemampuan untuk menghasilkan produk dengan kualitas tinggi (quality), harga yang murah (price) dan penyampaian produk yang cepat kepada pengguna. Ancok (2012), memaparkan beberapa jenis inovasi. Beberapa jenis inovasi tersebut dijelaskan sebagai berikut :

a.Inovasi Proses: inovasi proses dilakukan dalam rangka menyederhanakan proses kerja agar efisien atau menemukan proses

yang baru sehingga meninggalkan proses lama demi membuat loncatan pencapaian kinerja organisasi.

b. Inovasi Strategi: mengubah orientas strategi yang semula lebih berorientasi internal menjadi berorientasi eksternal. Contoh strategi yang dilakukan Jepang pada awalnya tertutup dan sangat fanatik dengan budayanya setelah restorasi meiji Jepang menjadi Negara terbuka yang belajar banyak hal-hal yang baik dari negara-negara lain.

c. Inovasi Produk: inovasi produk perlu dilakukan karena konsumen mengiginkan produk yang multiguna. Selain itu konsumen juga menginginkan produk murah, kuat, sedehana dalam pengoperasian dan penggunaannya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah produk yang dipakai seseorang menjadi bagian dari kepribadiannya sehingga desain produk, tampilan perlu disesuaikan dengan karakteristik pengguna.

d. Inovasi Pelayanan: pelayanan bagian yang sangat penting dari pemasaran sebuah produk dan jasa. Pelayanan menyangkut emosi.

Orang akan meninggalkan produk atau jasa bila pemberi layanan lambat bekerja, tidak ramah, marah-marah, cemberut dan menunggu lama.

Inovasi dan analisis praktek yang sukses menurut Sangkala (2013), menunjukkan bahwa ada lima strategi utama didalam sektor pemerintahan yaitu:

a. Layanan terintegrasi, dimana sektor publik menawarkan peningkatan sejumlah layanan, warga memiliki harapan yang tidak sederhana

dimana warga meminta layanan yang disediakan disertai dengan kenyamanan.

b. Desentralisasi, pemberian dan monitoring layanan lebih dekat dengan masyarakat dan biasanya membentuk kepastian terhadap tingkat permintaan yang tinggi sehingga meningkatkan kepuasan masyarakat atau pelaku bisnis.

c. Pemanfaatan kerjasama, bermakna sebagai pemerintahan yang inovatif untuk memenuhi peningkatan pemenuhan agar lebih efisien dalam pemberian layanan publik, lebih kolaboratif antar organisasi dan juga terjadi kerjasama antara publik dan swasta.

d. Pelibatan warga negara kewenangan pemerintah yang inovatif harus merealisasikan peran-peran pentingnya dengan mendorong peran warga untuk berpartisipasi dalam mendorong perubahan.

e. Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi.

Inovasi memiliki atribut atau ciri-ciri yang melekat didalam inovasi tersebut, atribut yang dimaksud menurut Rogers yang dikutip oleh (Suwarno, 2008), antara lain sebagai berikut:

1. Relative Advantage atau Keuntungan Relatif, sebuah inovasi harus mempunyai keuntungan dan nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang membedakannya dengan yang lain.

2. Complexity atau Kerumitan, dengan sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang boleh menjadi lebih tinggi

dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Namun demikian, karena sebuah inovasi menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik, maka tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah penting.

3. Compatibility atau Kesesuaian, inovasi juga mempunyai sifat kompatibel atau sesuai dengan inovasi yang digantinya. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta merta dibuang begitu saja, selain karena alasan faktor biaya yang tidak sedikit, namun juga inovasi yang lama menjadi bagian proses transisi ke inovasi terbaru, juga dapat memudahkan proses adaptasi dan pembelajaran terhadap inovasi itu secara lebih cepat.

4. Triability atau Kemungkinan dicoba, inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi yang lama. Sehingga sebuah produk inovasi harus melewati fase “uji coba”, dimana setiap orang atau pihak mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas dari sebuah inovasi.

B. Konsep Aplikasi

Aplikasi menurut Noviansyah dalam (Satriya, 2013), penggunaan dan penerapan suatu konsep yang menjadi suatu pokok pembahasan. Aplikasi dapat diartikan juga sebagai program komputer yang dibuat untuk menolong manusia dalam melakukan tugas tertentu.

Aplikasi dapat pula digunakan untuk melayani kebutuhan aktivitas masyarakat sebagaimana menurut Pranama (2012), “Aplikasi adalah satu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, pelayanan masyarakat, periklanan, game atau semua

proses yang hampir dilakukan manusia”. Sedangkan menurut Asropudin (2013), Aplikasi adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, misalnya Ms.World, Ms.Excel.

Program aplikasi sangat dibutuhkan perkembangannya untuk membantu pengguna dalam menjalankan suatu pekerjaan, seperti pendapat Yuhefizar (2012), “Aplikasi merupakan program yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam menjalankan pekerjaan tertentu”. Aplikasi juga dapat sebagai alat terapan yang difungsikan secara khusus dan terpadu dalam kesesuaian kemampuan yang dimilikinya (Sutabri, 2012).

Beberapa indikator kemudahan penggunaan aplikasi menurut Venkatesh dan Davis (2000), sebagai berikut:

a. Sistem jelas dan mudah dimengerti.

b. Tidak membutuhkan banyak usaha untuk menggunakan sistem tersebut.

c. Sistem mudah digunakan.

d. Sistem mudah digunakan sesuai dengan apa yang ingin pengguna kerjakan.

C. Konsep Kependudukan

Lembaga BPS dalam Statistik Indonesia (2013), menjabarkan

“penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap”.

Kependudukan dapat dikatakan sejumlah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah dalam waktu yang tertentu dengan terdaftarnya di wilayah tersebut seperti menurut Said (2012), yang dimaksud dengan penduduk adalah

“jumlah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu dan merupakan hasil dari proses-proses demografi yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi”.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Peraturan Presiden Mengenai Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil Bab I dijelaskan beberapa konsep kependudukan dan pelaporan kependudukan sebagai berikut:

1. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan, dan pendataan penduduk rentan administrasi kependudukan serta penerbitan dokumen kependudukan berupa kartu identitas atau surat keterangan kependudukan.

2. Pencatatan Sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang dalam register pencatatan sipil pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota atau Unit Pelaksana Teknis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

3. Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

4. Warga Negara Indonesia yang selanjutnya disingkat WNI adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang-orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang sebagai WNI.

5. Orang Asing adalah orang yang bukan WNI.

6. Nomor Induk Kependudukan yang selanjutnya disingkat NIK adalah nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal, dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia.

7. Kartu Keluarga yang selanjutnya disingkat KK adalah kartu identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan, dan hubungan dalam keluarga serta identitas anggota keluarga.

8. Kartu Tanda Penduduk Elektronik yang selanjutnya disingkat KTP-el adalah Kartu Tanda Penduduk yang dilengkapi dengan cip yang merupakan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota atau Unit Pelaksana Teknis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

9. Kartu Identitas Anak yang selanjutnya disingkat KIA adalah identitas resmi anak sebagai bukti diri anak yang berusia kurang dari 17 (tujuh belas) tahun dan belum menikah yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota atau Unit Pelaksana Teknis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

10. Dokumen Perjalanan adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara, perserikatan bangsa-bangsa, atau organisasi internasional lainnya untuk melakukan perjalanan antarnegara yang memuat identitas pemegangnya.

11. Dokumen Perjalanan Republik Indonesia adalah paspor Republik Indonesia dan surat perjalanan laksana paspor Republik Indonesia.

12. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yang selanjutnya disingkat SIAK adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di tingkat penyelenggara dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota atau Unit Pelaksana Teknis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai satu kesatuan.

13. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri.

14. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut Disdukcapil Kabupaten/Kota adalah perangkat daerah Kabupaten/Kota selaku instansi pelaksana yang membidangi urusan administrasi kependudukan.

15. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota adalah unit pelayanan urusan administrasi kependudukan di tingkat kecamatan atau yang disebut dengan nama lain yang berkedudukan di bawah Disdukcapil Kabupaten/Kota.

16. Perwakilan Republik Indonesia adalah Kedutaan Besar Republik Indonesia, Konsulat Jenderal Republik Indonesia, dan Konsulat Republik Indonesia.

D. Konsep Android

Android menurut Ableson (2011), android memiliki empat komponen.

Meliputi activity, broadcast receiver, service dan content provider. Komponen aplikasi dapat disebut juga sebagai elemen-elemen aplikasi yang bisa dikembangkan pada platform Android.

Android dapat digunakan sebagai alat pembuat aplikasi yang digunakan oleh bermacam perangkat gerak, seperti menurut Nazaruddin (2012), android merupakan sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam perangkat bergerak.

Android umum digunakan di smartphone dan juga tablet PC. Sama seperti menurut Arifianto (2011), android merupakan perangkat bergerak pada sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis linux.

Perkembangan android dalam sistem operasi berbasis Linux yang dimodifikasi untuk perangkat bergerak (mobile devices) yang terdiri dari sistem operasi, middleware, dan aplikasi-aplikasi utama (Juhara, 2016).

Android adalah tool API (Application Programming Interface) yang diperlukan untuk mulai mengembangkan aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java. Android merupakan subset perangkat lunak untuk ponsel yang meliputi sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci yang release oleh Google. Saat ini di sediakan Android SDK (Software Development Kit) sebagai alat bantu dan API untuk mulai mengembangkan

aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pemograman java (Nazruddin, 2011).

E. Kerangka Pikir

Banyaknya masalah pelayanan publik dikalangan masyarakat, maka Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar kini mengambil tindakan yaitu dengan cara membuat inovasi dengan memanfaatkan teknologi masa kini. Inovasi yang dibuat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam aplikasi pelaporan kependudukan berbasis android, maka perlu diketahui apakah inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ini berjalan dengan baik dan jelas.

Sesuai dengan teori yang telah dijelaskan pada tinjauan pustaka sebelumnya maka untuk melengkapi kerangka pikir pada penelitian ini, peneliti berpedoman dan mengambil 2 dari 4 indikator pada teori yang dikemukakan oleh Rogers yang dikutip oleh (Suwarno, 2008), menyatakan inovasi mempunyai beberapa atribut atau sejumlah karakteristik atau ciri-ciri yaitu Relative Advantage (keuntungan relatif), Complexity (kerumitan). Serta peneliti

juga berpedoman dan mengambil 2 dari 4 indikator kemudahan penggunaan aplikasi menurut Venkatesh dan Davis (2000), yaitu Sistem jelas dan mudah dimengerti, Tidak membutuhkan banyak usaha untuk menggunakan sistem tersebut.

Terlaksanakannya seluruh karakteristik dan kemudahan penggunaan aplikasi dalam penerapan inovasi Aplikasi Pelaporan Kependudukan

“kucata’ki” berbasis android tersebut, maka diharapkan dapat membantu

mengatasi permasalahan dalam pelayanan administrasi kependudukan dan mempermudah proses-proses informasi kependudukan yang masih manual, serta mencegah terjadinya penumpukan file dan memperkecil ruang penyimpanan menjadi terorganisasi dalam satu tempat penyimpanan sehingga memudahkan dalam pengoperasinya dan memperkecil kesalahan yang mungkin terjadi. Menjadikan pelaporan kependudukan yang akurat, tepat dan memudahkan masyarakat dalam pengurusan pelayanan administrasi. Untuk lebih jelasnya terdapat skema kerangka pemikiran yang menjadi landasan dalam penelitian ini.

Gambar 2.1 Kerangka pikir

Terciptanya inovasi pelaporan

kependudukan berbasis android untuk mempermudah pelayanan administrasi

kependudukan

Inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Dalam Penggunaan Aplikasi Pelaporan Kependudukan “Kucata’ki” Berbasis Android di

Kota Makassar usaha untuk menggunakan sistem tersebut

F. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah mengenai inovasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dalam penggunaan aplikasi pelaporan kependudukan “kucata’ki”

berbasis android di Kota Makassar dan penggunaan aplikasi “kucata’ki” dalam inovasi pelaporan kependudukan berbasis android di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar.

G. Deskripsi Fokus Penelitian Karakteristik inovasi

Secara umum Rogers yang dikutip oleh Suwarno (2008), menyatakan inovasi mempunyai beberapa atribut atau sejumlah karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:

Relative advantage (keuntungan relatif)

Inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil harus mempunyai keuntungan dan nilai lebih yang mencakup dalam penggunaan suatu aplikasi “kucata’ki” sebagaimana terciptanya dalam membantu masyarakat untuk mempermudah suatu pengurusan pembuatan dokumen kependudukan.

Complexity (kerumitan)

Inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil memiliki tingkat kerumitan yang bersifat baru, karena terciptanya suatu ide akan cara yang lebih baik dan baru dalam pengelolaan data melalui suatu aplikasi

“kucata’ki” maka tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi

masalah penting. Sehingga perbaharuan ini diharapkan dapat memudahkan serta membantu dalam pengurusan masyarakat.

Indikator kemudahan penggunaan aplikasi menurut Venkatesh dan Davis (2000) sebagai berikut:

Sistem jelas dan mudah dimengerti

Sistem aplikasi “kucata’ki” yang dibuat oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil harus sedemikian jelas dan dapat dengan mudah dipahami dalam penggunaannya sehingga dapat membantu pengguna untuk memakainya.

 Tidak membutuhkan banyak usaha untuk menggunakan sistem tersebut Penggunaan aplikasi “kucata’ki” diterapkan semudah mungkin untuk pengguna, tanpa memerlukan banyak usaha dan kesulitan untuk berfikir dalam mengakses serta menjalankan sistem aplikasi “kucata’ki.”

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) bulan terhitung dari tanggal 29 Juni s.d 29 Agustus dan lokasi penelitian dilakukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar, Kelurahan Banta-Bantaeng, Puskesmas Kassi Kassi. Peneliti memilih lokasi ini karena peneliti menganggap bahwa tempat inilah yang sangat tepat untuk mendapatkan informasi karena ketiga lokasi tersebut menerapkan inovasi penggunaan aplikasi pelaporan kependudukan “Kucata’ki” berbasis android sehingga lokasi tersebut memiliki keterkaitan dan informasi mengenai inovasi penggunaan aplikasi “Kucata’ki”.

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Kualitatif dimana dalam penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga memudahkan untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka untuk mengetahui inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam penggunaan aplikasi pelaporan kependudukan berbasis android.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan Studi Kasus.

Hal ini untuk menjawab semua permasalahan yang akan diangkat atau diteliti,

peneliti ingin menggali informasi apa yang akhirnya bisa dipelajari atau ditarik dari sebuah kasus, baik kasus tunggal maupun jamak.

C. Sumber Data

Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu hal yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan. Atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, symbol, kode, dan lain-lain. Data penelitian dikumpulkan baik lewat instrument pengumpulan data, observasi, wawancara maupun lewat data dokumentasi. Sumber data secara garis besar terbagi kedalam dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang dapat berupa catatan hasil wawancara, hasil pengamatan di lapangan, data-data mengenai informan maupun penggunaan instrument pengukuran yang khusus dirancang sesuai dengan tujuannya.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. Ketepatan dan kecermatan informasi mengenai subyek dan variabel penelitian tergantung pada strategi dan alat pengambilan data yang dipergunakan. Hal ini pada akhirnya akan ikut menentukan ketepatan hasil penelitian.

D. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi yang berhubungan dengan inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam penggunaan aplikasi pelaporan kependudukan

“kucata’ki” berbasis android dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Sugiyono (2012), menjelaskan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan adanya tujuan tertentu. Adapun informan penelitian yaitu Kabid.

Pemanfaatan Data dan Inovasi pelayanan, Staff Akta Kelahiran Online, Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan dan Kematian, Staf Kelurahan Banta-Bantaeng, Bidan Puskesmas Kassi Kassi Kota makassar dan Masyarakat.

Daftar Informan

No. Nama Informan Inisial Jabatan

1. Erwin Abbas EA Kabid. Pemanfaatan Data dan Inovasi pelayanan

2. Nuraeni NA Staff Akta Kelahiran Online

3. Betty Jane, S.Sos BJ Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan dan Kematian 4. Nur Dewi Ester, SH ND Staf Kelurahan Banta-Bantaeng 5. Wira Astuty, S.ST WA Bidan Puskesmas Kassi Kassi

6. Angjel AJ Masyarakat

7. Ernayati Hiseng EH Masyarakat

8. Nurhana Kusuma NK Masyarakat

9. Muh Ramli MR Masyarakat

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder peneliti menggunakan beberapa instrumen pengumpulan data yaitu :

1. Wawancara

Wawancara (interview) adalah kegiatan yang dilakukan pada saat konteks yang dianggap tepat guna dalam mendapatkan data yang mempunyai kedalaman dan dapat dilakukan berkali-kali secara frekuentatif sesuai dengan keperluan peneliti tentang kejelasan masalah penelitian yang difokuskannya.

Peneliti mengadakan pertemuan langsung dengan informan untuk mendapatkan

Peneliti mengadakan pertemuan langsung dengan informan untuk mendapatkan

Dokumen terkait