• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI INOVASI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DALAM PENGGUNAAN APLIKASI PELAPORAN KEPENDUDUKAN KUCATA KI BERBASIS ANDROID DI KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI INOVASI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DALAM PENGGUNAAN APLIKASI PELAPORAN KEPENDUDUKAN KUCATA KI BERBASIS ANDROID DI KOTA MAKASSAR"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN APLIKASI PELAPORAN KEPENDUDUKAN

“KUCATA’KI” BERBASIS ANDROID DI KOTA MAKASSAR

APRIANI

Nomor Stambuk : 105640225715

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)

i

INOVASI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DALAM PENGGUNAAN APLIKASI PELAPORAN KEPENDUDUKAN

“KUCATA’KI” BERBASIS ANDROID DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

APRIANI

Nomor Stambuk : 105640225715

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(3)

ii

(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Apriani

Nomor Stambuk : 105640225715 Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah di tulis/dipublikasikan oleh orang lain atau plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Makassar, 8 Oktober 2019 Yang menyatakan

Apriani

(5)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Apriani

Nomor Stambuk : 105640225715 Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah di tulis/dipublikasikan oleh orang lain atau plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Makassar, 8 Oktober 2019 Yang menyatakan

Apriani

(6)

v ABSTRAK

APRIANI, 2019. Inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam Penggunaan Aplikasi Pelaporan Kependudukan “Kucata’ki” Berbasis Android di Kota Makassar. Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Muhammadiyah. Pembimbing I Dr. H. Lukman Hakim, M.Si dan Pembimbing II Handam, S.IP., M.Si.

Tujuan Penelitian ini membahas tentang Inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam Penggunaan Aplikasi Pelaporan Kependudukan

“Kucata’ki” Berbasis Android di Kota Makassar serta Penggunaan Aplikasi dalam Inovasi Pelaporan Kependudukan “Kucata’ki” Berbasis Android di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipi Kota Makassar.

Aplikasi “Kucata’ki” adalah pelayanan administrasi kependudukan yang memanfaatkan teknologi dalam pelayanannya untuk dapat mengefisienkan waktu pengurusan dokumen kependudukan. Penelitian ini melibatkan 6 (enam) informan.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota Makassar dalam penggunaan aplikasi “kucata’ki” dapat memberikan kemudahan pelayanan bagi masyarakat kota Makassar dalam pengurusan dokumen kependudukan secara online, khususnya dalam pelaporan kelahiran dan kematian. Adapun penggunaan aplikasi “kucata’ki” berbasis android yaitu sistem sudah dibuat sederhana sehingga mempermudah petugas yang bertanggungjawab untuk menggunakan aplikasi “kucata’ki”.

Kata Kunci : Inovasi, Aplikasi, Kependudukan, Android

(7)

vi

KATA PENGANTAR

“ Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh “

Segala kerendahan hati penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, hidayah dan magfirah-Nya sehingga meski harus melewati perjuangan yang cukup panjang dan cukup melelahkan namun penulis skripsi yang berjudul “Inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam Penggunaan Aplikasi Pelaporan Kependudukan

“Kucata’ki” Berbasis Android di Kota Makassar” dapat di selesaikan.

Skripsi ini adalah tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana (SI) Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Bentuk karya ilmiah penulis menyadari bahwa banyak menghadapi hambatan dan tantangan selama dalam penelitian dan penulisan skripsi ini apalagi waktu, tenaga, biaya serta kemampuan penulis yang terbatas. Namun berkat bantuan, arahan serta petunjuk dari Bapak Dr. H. Lukman Hakim, M.Si sebagai pembimbing I dan Bapak Handam, S.IP., M.Si sebagai pembimbing II, yang dengan tulus membimbing penulis, melakukan koreksi dan perbaikan-perbaikan yang amat berharga sejak dari awal sampai selesainya skripsi ini. Gagasan- gagasan beliau merupakan Kenikmatan intelektual yang tak ternilai harganya.

Teriring Do’a semoga Allah tuhan Yang Maha Esa menggolongkan upaya-upaya beliau sebagai amal kebaikan.

(8)

vii

Selanjutnya pada kesempatan ini, tak lupa penulis mengucapkan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, S.E, M.M selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr. H. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang telah membina Fakultas ini dengan sebaik-baiknya.

3. Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.Si selaku ketua jurusan Ilmu Pemerintahan, yang telah membina Jurusan ini dengan sebaik-baiknya.

4. Bapak Dr. H. Lukman Hakim, M.Si sebagai pembimbing I, yang telah membimbing penulis dan sekaligus memberi bekal ilmu pengetahuan selama penulisan Skripsi ini.

5. Bapak Handam, S.IP., M.Si selaku pembimbing II yang telah membimbing penulis sampai rampungnya Skripsi ini.

6. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Staf Tata Usaha Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan dan pelayanan kepada penulis selama menempuh pedidikan di lembaga ini.

7. Para pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kelurahan Banta- Bantaeng, Puskesmas Kassi Kassi yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Kepada Orang Tua Tercinta Bapak Suparlan, Ibu Nurhaeni, yang tidak henti- hentinya memberikan dukungan serta doa kepada penulis dalam penyelesaian

(9)

viii

studi. Terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang tak henti–hentinya untuk penulis.

9. Untuk kakak pertama saya Reski Sunarso dan kakak kedua saya Sunaryo yang telah membantu saya berupa moral serta moril.

10. Untuk sahabat tercinta Rio Riang Rivalda, Raihanah Indah Kusuma, S.IP yang telah memberikan bantuan tenaga, masukan, motivasi dan semangat yang tak henti-hentiya yang selalu mendampingi saya selama proses penelitian. Terima kasih banyak atas kebersamaan dan dukungan yang selama ini diberikan untuk mendampingi dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Untuk teman-teman 2015 program Studi Ilmu Pemerintahan terima kasih karena sudah menjadi keluarga selama mengikuti perkuliahan, memberi kenangan yang indah dan selalu saling memberi dukungan kepada sesama, terkhusus untuk Big Family kelas E.

Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca guna menambah khasanah Ilmu Pengetahuan terutama yang berkaitan dengan Ilmu Pemerintahan.

Makassar, 8 Oktober 2019

Penulis

Apriani

(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman Pengajuan Skripsi... i

Halaman Persetujuan ... ii

Penerimaan Tim ... … iii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... ix

Daftar Gambar ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Penelitian Terdahulu ... 4

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Inovasi ... 8

B. Konsep Aplikasi ... 13

C. Konsep Kependudukan ... 14

D. Konsep Android ... 18

E. Kerangka Pikir ... 19

F. Fokus Penelitian ... 21

G. Deskripsi Fokus Penelitian ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 23

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 23

C. Sumber Data ... 24

D. Informan Penelitian ... 25

(11)

x

E. Teknik Pengumpulan Data ... 26 F. Teknik Analisa Data ... 27 G. Pengapsahan Data... 28 BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Objek Penelitian ... 30 B. Inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam Penggunaan

Aplikasi Pelaporan Kependudukan “Kucata’ki” Berbasis Android

di Kota Makassar ... 47 C. Penggunaan Aplikasi Kucata’ki dalam Inovasi Pelaporan Kependudukan

Berbasis Android di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipi Kota Makassar ... 57 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 69 B. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka pikir ... 20

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar ... 39

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kelurahan Banta-Bantaeng ... 42

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Puskesmas Kassi Kassi ... 45

Gambar 4.4 Penggunaan Aplikasi Kucata’ki ... 63

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di era modern saat ini sangat berdampak luas di berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti pada aspek sosial, politik, ekonomi, pendidikan, keamanan, pemerintahan, pelayanan publik dan lain sebagainya. Jika melihat pada tatanan global masa kini, masyarakat dihadapkan pada tantangan yang bersumber dari perkembangan global sebagai akibat pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini berkaitan dengan tuntutan persaingan era globalisasi yang menjadikan teknologi informasi dan komunikasi sangat berguna untuk membantun masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya dengan lebih efektif dan efisien. Tuntutan persaingan era globalisasi tersebut juga menjadi tantangan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui pelayanan publik.

Pelayanan publik telah menjadi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial di negara modern. Kebutuhan pelayanan publik akan melibatkan dua aktor, yaitu negara sebagai penyedia pelayanan publik dan individu warga negara sebagai penerima yang menikmati pelayanan publik. Oleh sebab itu, pelayanan publik memberikan cerminan hubungan antara sebuah negara dengan warga negaranya. Tuntutan publik pun akhirnya mengharuskan pemerintah untuk melakukan reformasi pelayanan publik menyeluruh. Caranya dengan meningkatkan mutu dan kinerja pelayanan publik serta pemberian

(14)

pelayanan secara menyeluruh. Sehingga dapat memberikan kepuasan terhadap semua pihak tanpa adanya diskriminasi.

Penyelenggaraan pelayanan publik saat ini masih dihadapkan pada kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu penyelenggaraan pelayanan publik saat ini masih bercirikan berbelit-belit dan lamban, seperti yang dijelaskan Sinambela (2014), yaitu “Masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan publik yang berkualitas dari birokrat, meskipun tuntutan tersebut sering tidak sesuai dengan harapan karena secara empiris pelayanan publik yang terjadi selama ini masih bercirikan berbelit-belit, lambat, mahal, dan melelahkan”. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan menghilangkan prosedur pelayanan yang berbelit dan lamban adalah melalui pemangkasan birokrasi atau yang sering disebut dengan reformasi birokrasi atau reformasi pelayanan. Hal ini berarti dibutuhkan sebuah perubahan atau inovasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Kebutuhan akan perubahan dalam bidang pelayanan publik di era digital, penerapan inovasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dirasa mampu meningkatkan pelayanan menjadi lebih cepat dan transparan, sehingga pelayanan publik menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu pelayanan publik berbasis teknologi informasi perlu diterapkan untuk mengurangi resiko terjadinya diskriminasi dalam memberikan pelayanan, ketidakpastian mengenai waktu ataupun biaya pelayanan dan tentunya mengurangi pungutan liar yang sering terjadi.

(15)

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Dalam Bab XXI bertajuk Inovasi Daerah, Pasal 386. Inovasi yang dimaksud dalam Pasal 386 adalah semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Bentuk pembaharuan antara lain penerapan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi dan temuan baru dalam penyelenggaraan pemerintahan. Kebijakan inovasi daerah mengacu pada prinsip : peningkatan efisiensi, perbaikan efektivitas, perbaikan kualitas pelayanan, tidak ada konflik kepentingan, berorientasi kepada kepentingan umum, dilakukan secara terbuka, memenuhi nilai-nilai kepatutan dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri. Inovasi pelayanan publik bagi peningkatan pelayanan sesuai dengan pendapat yang disampaikan Muluk (2008), yaitu: “Inovasi sektor publik dibutuhkan untuk memberikan layanan publik yang lebih mencerminkan ketersediaan bagi pilihan-pilihan publik dan menciptakan keanekaragaman metode pelayanan”.

Salah satu bentuk inovasi pelayanan publik yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yaitu diselenggarakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar pada bidang pelayanan administrasi kependudukan dalam pelaporan kelahiran dan kematian yang merupakan data penting untuk dimiliki oleh seseorang. Aplikasi ini diberi nama “Kucata’ki” yang berarti layanan pencatatan kelahiran dan kematian berbasis online yang difokuskan disetiap Rumah Sakit (RS), Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) dan Puskesmas perawatan. Aplikasi ini juga pelaporan secara

(16)

online dari kantor Kelurahan terkait orang meninggal, melalui pemanfaatan smartphone yang menjadi operator di wilayah masing-masing.

Penerapan pelayanan publik bersistem online atau android ini akan memberi kemudahan dan untuk meningkatkan sistem pelayanan masyarakat lebih cepat dan efisien. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka penelitian ini berfokus pada inovasi Dinas Kependuduk dan Pencatatan Sipil berbasis android di Kota Makassar dan penggunaan aplikasi kucata’ki dalam inovasi pelaporan kependudukan berbasis android di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipi Kota Makassar. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait “Inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam Penggunaan Aplikasi Pelaporan Kependudukan “Kucata’ki”

Berbasis Android di Kota Makassar”.

B. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ferry Ferdian dibuat tahun 2018 yang berjudul “Inovasi Pelayanan Akta Kelahiran Online di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Banda Aceh”.

Penelitian ini menjelaskan mengenai bagaimana inovasi pelayanan pembuatan akta kelahiran online bagi masyarakat, pada proses pembuatan akta kelahiran secara online, syarat dan waktu yang diberikan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Banda Aceh. Hasil penelitiannya adalah mempermudah masyarakat Kota Banda Aceh membuat akta kelahiran, dalam segi waktu dan tempat, masyarakat dapat mendaftarkan akta kelahiran kapan saja dan dimana saja. Namun masyarakat Kota Banda Aceh masih kurang memahami dalam

(17)

proses pembuatan akta kelahiran secara online. Dengan pengembangan strategi inovasi pelayanan akta kelahiran, pihak pemerintahan harus melihat bagaimana prosedur akta kelahiran secara online ini diterapkan kepada masyarakat agar masyarakat lebih memahami mekanisme inovasi pelayanan akta kelahiran secara online.

Yulia Indrawati tahun 2018 dengan judul “Inovasi Program Kartu Keluargaku Data Ulang (Kakekku Datang) dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gresik”.

Penelitian ini menjelaskan bagaimana menggambarkan program inovasi Kartu Keluarga Ku Data Ulang oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Gresik dalam peningkatan kualitas layanan. Menghadapi kerumitan masalah data penduduk di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Gresik dengan berinovasi di bidang layanan administrasi. Hasil penelitiannya adalah bahwa inovasi “Kakekku Datang” Program yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Gresik adalah suatu proses peningkatan layanan kependudukan. Program inovasi

“Kakekku Datang” sudah bisa meningkatkan populasi dan mewujudkan administrasi yang tertib dengan mengurangi data biner dan anomali data di Kabupaten Gresik.

Eko Kurnia Putri dan Argo Pambudi tahun 2018 yang berjudul “Inovasi Pelayanan Akta Kelahiran melalui Egovernment di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Yogyakarta”. Penelitian ini menjelaskan untuk memahami inovasi dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat inovasi

(18)

palayanan akta kelahiran melalui e-Government. Hasil penelitiannya adalah menunjukkan bahwa inovasi pelayanan akta kelahiran melalui E-Government di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Yogyakarta belum optimal.

Hal yang menunjukkan belum optimalnya inovasi pelayanan publik yaitu: 1) jumlah pengguna akta kelahiran online rendah, 2) inovasi pelayanan yang ditawarkan pemerintah terlalu banyak, 3) belum ada petugas khusus yang melayani akta kelahiran online, 4) pelaksanaan pelayanan akta kelahiran online yang masih parsial, 5) ketidaktahuan masyarakat terkait inovasi pelayanan akta kelahiran online. Dalam inovasi pelayanan akta kelahiran melalui e- Government yang dilakukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Yogyakarta juga dapat berbagai faktor pendukung dan penghambat inovasi pelayanan akta kelahiran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dirumuskan, maka rumusan masalah penelitian yaitu:

1. Bagaimana inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam penggunaan aplikasi pelaporan kependudukan “kucata’ki” berbasis android di Kota Makassar?

2. Bagaimana penggunaan aplikasi “kucata’ki” dalam inovasi pelaporan kependudukan berbasis android di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar?

(19)

D. Tujuan Penelitian

Rumusan masalah yang telah diajukan menjadi dasar bahwa tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam penggunaan aplikasi pelaporan kependudukan “kucata’ki”

berbasis android di Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui penggunaan aplikasi “kucata’ki” dalam inovasi pelaporan kependudukan berbasis android di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yakni : 1. Manfaat Akademik

Manfaat akademik dalam penelitian ini adalah sebagai referensi bagi pihak-pihak yang berkompeten dalam pencarian informasi atau sebagai referensi mengenai inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam penggunaan aplikasi pelaporan kependudukan “kucata’ki” berbasis android yang dapat digunakan untuk mahasiswa yang menggeluti studi keilmuan bidang pemerintahan.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini, diharapkan menjadi bahan masukan bagi pemanfaatan berbagai instansi terkait, khususnya mengenai inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam penggunaan aplikasi pelaporan kependudukan “kucata’ki” berbasis android.

(20)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Inovasi

Inovasi adalah ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil penemuan, inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau memecahkan suatu masalah tertentu (Rusdiana, 2014).

Inovasi menurut Metcalfe dalam (Zuhriyati, 2012), sistem yang menghimpun institusi-institusi berbeda yang berkontribusi, secara bersama maupun individu, dalam pengembangan dan difusi teknologi-teknologi baru dan menyediakan kerangka kerja (framework) di mana pemerintah membentuk dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan untuk mempengaruhi proses inovasi. Kebutuhan inovasi akan perubahan dalam bidang pelayanan publik dibutuhkan adanya pembaharuan yang menggunakan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan suatu pelayanan. Sedangkan Setyaningrum (2009), Inovasi merupakan suatu “obyek” juga memiliki arti sebagai suatu produk atau praktik baru yang tersedia bagi aplikasi, umumnya dalam suatu konteks komersial.

Definisi inovasi menurut Hubeis (2012), sebagai suatu perubahan atau ide besar dalam sekumpulan informasi yang berhubungan antara masukan dan luaran. Dalam ide baru yang terdapat sekumpulan informasi mengenai akan peningkatan pelayanan yang saling berhubungan sebagai bentuk perkembangan inovasi. Menurut Schumpeter dalam (Dewanto dkk, 2014), mendefinisikan

(21)

bahwa inovasi sebagai kombinasi baru dari faktor-faktor produksi yang dibuat oleh pengusaha dan pemikiran inovasi adalah kekuatan pendorong yang penting (critical driving force) dalam pertumbuhan ekonomi.

Albury dalam (M.Tahir, 2018), secara lebih sederhana mendefinisikan inovasi sebagai new ideas that work. Ini berarti bahwa inovasi adalah berhubungan erat dengan ide-ide baru yang bermanfaat. Inovasi dengan sifat kebaruannya harus mempunyai nilai manfaat. Selanjutnya Albury secara rinci menjelaskan bahwa ciri dari inovasi yang berhasil adalah adanya bentuk penciptaan dan pemanfaatan proses baru, produk baru, jasa baru, dan metode penyampaian yang baru, yang menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam hal efesiensi, efektivitas maupun kualitas.

Inovasi menurut Vontana (2009), kesuksesan ekonomi dan sosial berkat diperkenalkannya cara baru atau kombinasi baru dari cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output yang menciptakan perubahan besar dalam hubungan antara nilai guna dan harga yang ditawarkan kepada konsumen atau pengguna, komunitas dan lingkungan.

Rogers (Triana, 2013), menjelaskan bahwa “an idea, practice, or object perceived as new by the individual.” Selain itu inovasi juga tidak terlepas dari

beberapa hal antara lain:

a. Pengetahuan Baru

Inovasi hadir sebagai pengetahuan baru bagi masyarakat dalam sebuah sistem sosial tertentu. Pengetahuan ini merupakan faktor penting penentu perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat.

(22)

b. Cara baru

Inovasi juga dapat berupa sebuah cara baru bagi individu atau sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan atau menjawab masalah tertentu. Cara baru ini merupakan pengganti cara lama yang sebelumnya berlaku.

c. Teknologi Baru

Inovasi sangat identik dengan kemajuan teknologi. Banyak contoh inovasi yang hadir dari hasil kemajuan teknologi. Indikator kemajuan dari sebuah produk teknologi yang inovatif biasanya dapat langsung dikenali dari fitur-fitur yang melekat pada produk tersebut.

d. Penemuan Baru

Hampir semua inovasi merupakan hasil penemuan baru. Sangat jarang ada kasus inovasi hadir sebagai sebuah kebetulan. Inovasi merupakan produk dari sebuah proses yang sepenuhnya bekerja dengan kesadaran dan kesengajaan.

Keunggulan sebuah organisasi terletak pada kemampuan untuk menghasilkan produk dengan kualitas tinggi (quality), harga yang murah (price) dan penyampaian produk yang cepat kepada pengguna. Ancok (2012), memaparkan beberapa jenis inovasi. Beberapa jenis inovasi tersebut dijelaskan sebagai berikut :

a.Inovasi Proses: inovasi proses dilakukan dalam rangka menyederhanakan proses kerja agar efisien atau menemukan proses

(23)

yang baru sehingga meninggalkan proses lama demi membuat loncatan pencapaian kinerja organisasi.

b. Inovasi Strategi: mengubah orientas strategi yang semula lebih berorientasi internal menjadi berorientasi eksternal. Contoh strategi yang dilakukan Jepang pada awalnya tertutup dan sangat fanatik dengan budayanya setelah restorasi meiji Jepang menjadi Negara terbuka yang belajar banyak hal-hal yang baik dari negara-negara lain.

c. Inovasi Produk: inovasi produk perlu dilakukan karena konsumen mengiginkan produk yang multiguna. Selain itu konsumen juga menginginkan produk murah, kuat, sedehana dalam pengoperasian dan penggunaannya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah produk yang dipakai seseorang menjadi bagian dari kepribadiannya sehingga desain produk, tampilan perlu disesuaikan dengan karakteristik pengguna.

d. Inovasi Pelayanan: pelayanan bagian yang sangat penting dari pemasaran sebuah produk dan jasa. Pelayanan menyangkut emosi.

Orang akan meninggalkan produk atau jasa bila pemberi layanan lambat bekerja, tidak ramah, marah-marah, cemberut dan menunggu lama.

Inovasi dan analisis praktek yang sukses menurut Sangkala (2013), menunjukkan bahwa ada lima strategi utama didalam sektor pemerintahan yaitu:

a. Layanan terintegrasi, dimana sektor publik menawarkan peningkatan sejumlah layanan, warga memiliki harapan yang tidak sederhana

(24)

dimana warga meminta layanan yang disediakan disertai dengan kenyamanan.

b. Desentralisasi, pemberian dan monitoring layanan lebih dekat dengan masyarakat dan biasanya membentuk kepastian terhadap tingkat permintaan yang tinggi sehingga meningkatkan kepuasan masyarakat atau pelaku bisnis.

c. Pemanfaatan kerjasama, bermakna sebagai pemerintahan yang inovatif untuk memenuhi peningkatan pemenuhan agar lebih efisien dalam pemberian layanan publik, lebih kolaboratif antar organisasi dan juga terjadi kerjasama antara publik dan swasta.

d. Pelibatan warga negara kewenangan pemerintah yang inovatif harus merealisasikan peran-peran pentingnya dengan mendorong peran warga untuk berpartisipasi dalam mendorong perubahan.

e. Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi.

Inovasi memiliki atribut atau ciri-ciri yang melekat didalam inovasi tersebut, atribut yang dimaksud menurut Rogers yang dikutip oleh (Suwarno, 2008), antara lain sebagai berikut:

1. Relative Advantage atau Keuntungan Relatif, sebuah inovasi harus mempunyai keuntungan dan nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang membedakannya dengan yang lain.

2. Complexity atau Kerumitan, dengan sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang boleh menjadi lebih tinggi

(25)

dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Namun demikian, karena sebuah inovasi menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik, maka tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah penting.

3. Compatibility atau Kesesuaian, inovasi juga mempunyai sifat kompatibel atau sesuai dengan inovasi yang digantinya. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta merta dibuang begitu saja, selain karena alasan faktor biaya yang tidak sedikit, namun juga inovasi yang lama menjadi bagian proses transisi ke inovasi terbaru, juga dapat memudahkan proses adaptasi dan pembelajaran terhadap inovasi itu secara lebih cepat.

4. Triability atau Kemungkinan dicoba, inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi yang lama. Sehingga sebuah produk inovasi harus melewati fase “uji coba”, dimana setiap orang atau pihak mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas dari sebuah inovasi.

B. Konsep Aplikasi

Aplikasi menurut Noviansyah dalam (Satriya, 2013), penggunaan dan penerapan suatu konsep yang menjadi suatu pokok pembahasan. Aplikasi dapat diartikan juga sebagai program komputer yang dibuat untuk menolong manusia dalam melakukan tugas tertentu.

Aplikasi dapat pula digunakan untuk melayani kebutuhan aktivitas masyarakat sebagaimana menurut Pranama (2012), “Aplikasi adalah satu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, pelayanan masyarakat, periklanan, game atau semua

(26)

proses yang hampir dilakukan manusia”. Sedangkan menurut Asropudin (2013), Aplikasi adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, misalnya Ms.World, Ms.Excel.

Program aplikasi sangat dibutuhkan perkembangannya untuk membantu pengguna dalam menjalankan suatu pekerjaan, seperti pendapat Yuhefizar (2012), “Aplikasi merupakan program yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam menjalankan pekerjaan tertentu”. Aplikasi juga dapat sebagai alat terapan yang difungsikan secara khusus dan terpadu dalam kesesuaian kemampuan yang dimilikinya (Sutabri, 2012).

Beberapa indikator kemudahan penggunaan aplikasi menurut Venkatesh dan Davis (2000), sebagai berikut:

a. Sistem jelas dan mudah dimengerti.

b. Tidak membutuhkan banyak usaha untuk menggunakan sistem tersebut.

c. Sistem mudah digunakan.

d. Sistem mudah digunakan sesuai dengan apa yang ingin pengguna kerjakan.

C. Konsep Kependudukan

Lembaga BPS dalam Statistik Indonesia (2013), menjabarkan

“penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap”.

Kependudukan dapat dikatakan sejumlah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah dalam waktu yang tertentu dengan terdaftarnya di wilayah tersebut seperti menurut Said (2012), yang dimaksud dengan penduduk adalah

(27)

“jumlah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu dan merupakan hasil dari proses-proses demografi yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi”.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Peraturan Presiden Mengenai Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil Bab I dijelaskan beberapa konsep kependudukan dan pelaporan kependudukan sebagai berikut:

1. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan, dan pendataan penduduk rentan administrasi kependudukan serta penerbitan dokumen kependudukan berupa kartu identitas atau surat keterangan kependudukan.

2. Pencatatan Sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang dalam register pencatatan sipil pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota atau Unit Pelaksana Teknis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

3. Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

4. Warga Negara Indonesia yang selanjutnya disingkat WNI adalah orang- orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang sebagai WNI.

5. Orang Asing adalah orang yang bukan WNI.

(28)

6. Nomor Induk Kependudukan yang selanjutnya disingkat NIK adalah nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal, dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia.

7. Kartu Keluarga yang selanjutnya disingkat KK adalah kartu identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan, dan hubungan dalam keluarga serta identitas anggota keluarga.

8. Kartu Tanda Penduduk Elektronik yang selanjutnya disingkat KTP-el adalah Kartu Tanda Penduduk yang dilengkapi dengan cip yang merupakan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota atau Unit Pelaksana Teknis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

9. Kartu Identitas Anak yang selanjutnya disingkat KIA adalah identitas resmi anak sebagai bukti diri anak yang berusia kurang dari 17 (tujuh belas) tahun dan belum menikah yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota atau Unit Pelaksana Teknis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

10. Dokumen Perjalanan adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara, perserikatan bangsa-bangsa, atau organisasi internasional lainnya untuk melakukan perjalanan antarnegara yang memuat identitas pemegangnya.

11. Dokumen Perjalanan Republik Indonesia adalah paspor Republik Indonesia dan surat perjalanan laksana paspor Republik Indonesia.

(29)

12. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yang selanjutnya disingkat SIAK adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di tingkat penyelenggara dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota atau Unit Pelaksana Teknis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai satu kesatuan.

13. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri.

14. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut Disdukcapil Kabupaten/Kota adalah perangkat daerah Kabupaten/Kota selaku instansi pelaksana yang membidangi urusan administrasi kependudukan.

15. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota adalah unit pelayanan urusan administrasi kependudukan di tingkat kecamatan atau yang disebut dengan nama lain yang berkedudukan di bawah Disdukcapil Kabupaten/Kota.

16. Perwakilan Republik Indonesia adalah Kedutaan Besar Republik Indonesia, Konsulat Jenderal Republik Indonesia, dan Konsulat Republik Indonesia.

(30)

D. Konsep Android

Android menurut Ableson (2011), android memiliki empat komponen.

Meliputi activity, broadcast receiver, service dan content provider. Komponen aplikasi dapat disebut juga sebagai elemen-elemen aplikasi yang bisa dikembangkan pada platform Android.

Android dapat digunakan sebagai alat pembuat aplikasi yang digunakan oleh bermacam perangkat gerak, seperti menurut Nazaruddin (2012), android merupakan sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam perangkat bergerak.

Android umum digunakan di smartphone dan juga tablet PC. Sama seperti menurut Arifianto (2011), android merupakan perangkat bergerak pada sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis linux.

Perkembangan android dalam sistem operasi berbasis Linux yang dimodifikasi untuk perangkat bergerak (mobile devices) yang terdiri dari sistem operasi, middleware, dan aplikasi-aplikasi utama (Juhara, 2016).

Android adalah tool API (Application Programming Interface) yang diperlukan untuk mulai mengembangkan aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java. Android merupakan subset perangkat lunak untuk ponsel yang meliputi sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci yang release oleh Google. Saat ini di sediakan Android SDK (Software Development Kit) sebagai alat bantu dan API untuk mulai mengembangkan

(31)

aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pemograman java (Nazruddin, 2011).

E. Kerangka Pikir

Banyaknya masalah pelayanan publik dikalangan masyarakat, maka Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar kini mengambil tindakan yaitu dengan cara membuat inovasi dengan memanfaatkan teknologi masa kini. Inovasi yang dibuat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam aplikasi pelaporan kependudukan berbasis android, maka perlu diketahui apakah inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ini berjalan dengan baik dan jelas.

Sesuai dengan teori yang telah dijelaskan pada tinjauan pustaka sebelumnya maka untuk melengkapi kerangka pikir pada penelitian ini, peneliti berpedoman dan mengambil 2 dari 4 indikator pada teori yang dikemukakan oleh Rogers yang dikutip oleh (Suwarno, 2008), menyatakan inovasi mempunyai beberapa atribut atau sejumlah karakteristik atau ciri-ciri yaitu Relative Advantage (keuntungan relatif), Complexity (kerumitan). Serta peneliti

juga berpedoman dan mengambil 2 dari 4 indikator kemudahan penggunaan aplikasi menurut Venkatesh dan Davis (2000), yaitu Sistem jelas dan mudah dimengerti, Tidak membutuhkan banyak usaha untuk menggunakan sistem tersebut.

Terlaksanakannya seluruh karakteristik dan kemudahan penggunaan aplikasi dalam penerapan inovasi Aplikasi Pelaporan Kependudukan

“kucata’ki” berbasis android tersebut, maka diharapkan dapat membantu

(32)

mengatasi permasalahan dalam pelayanan administrasi kependudukan dan mempermudah proses-proses informasi kependudukan yang masih manual, serta mencegah terjadinya penumpukan file dan memperkecil ruang penyimpanan menjadi terorganisasi dalam satu tempat penyimpanan sehingga memudahkan dalam pengoperasinya dan memperkecil kesalahan yang mungkin terjadi. Menjadikan pelaporan kependudukan yang akurat, tepat dan memudahkan masyarakat dalam pengurusan pelayanan administrasi. Untuk lebih jelasnya terdapat skema kerangka pemikiran yang menjadi landasan dalam penelitian ini.

Gambar 2.1 Kerangka pikir

Terciptanya inovasi pelaporan

kependudukan berbasis android untuk mempermudah pelayanan administrasi

kependudukan

Inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Dalam Penggunaan Aplikasi Pelaporan Kependudukan “Kucata’ki” Berbasis Android di

Kota Makassar

Rogers yang dikutip oleh (Suwarno, 2008) Karakteristik inovasi:

Relative advantage (keuntungan relatif)

Complexity (kerumitan)

Venkatesh dan Davis (2000) Indikator kemudahan

penggunaan aplikasi:

Sistem jelas dan mudah dimengerti

Tidak membutuhkan banyak usaha untuk menggunakan sistem tersebut

(33)

F. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah mengenai inovasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dalam penggunaan aplikasi pelaporan kependudukan “kucata’ki”

berbasis android di Kota Makassar dan penggunaan aplikasi “kucata’ki” dalam inovasi pelaporan kependudukan berbasis android di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar.

G. Deskripsi Fokus Penelitian Karakteristik inovasi

Secara umum Rogers yang dikutip oleh Suwarno (2008), menyatakan inovasi mempunyai beberapa atribut atau sejumlah karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:

Relative advantage (keuntungan relatif)

Inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil harus mempunyai keuntungan dan nilai lebih yang mencakup dalam penggunaan suatu aplikasi “kucata’ki” sebagaimana terciptanya dalam membantu masyarakat untuk mempermudah suatu pengurusan pembuatan dokumen kependudukan.

Complexity (kerumitan)

Inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil memiliki tingkat kerumitan yang bersifat baru, karena terciptanya suatu ide akan cara yang lebih baik dan baru dalam pengelolaan data melalui suatu aplikasi

“kucata’ki” maka tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi

(34)

masalah penting. Sehingga perbaharuan ini diharapkan dapat memudahkan serta membantu dalam pengurusan masyarakat.

Indikator kemudahan penggunaan aplikasi menurut Venkatesh dan Davis (2000) sebagai berikut:

Sistem jelas dan mudah dimengerti

Sistem aplikasi “kucata’ki” yang dibuat oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil harus sedemikian jelas dan dapat dengan mudah dipahami dalam penggunaannya sehingga dapat membantu pengguna untuk memakainya.

 Tidak membutuhkan banyak usaha untuk menggunakan sistem tersebut Penggunaan aplikasi “kucata’ki” diterapkan semudah mungkin untuk pengguna, tanpa memerlukan banyak usaha dan kesulitan untuk berfikir dalam mengakses serta menjalankan sistem aplikasi “kucata’ki.”

(35)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) bulan terhitung dari tanggal 29 Juni s.d 29 Agustus dan lokasi penelitian dilakukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar, Kelurahan Banta-Bantaeng, Puskesmas Kassi Kassi. Peneliti memilih lokasi ini karena peneliti menganggap bahwa tempat inilah yang sangat tepat untuk mendapatkan informasi karena ketiga lokasi tersebut menerapkan inovasi penggunaan aplikasi pelaporan kependudukan “Kucata’ki” berbasis android sehingga lokasi tersebut memiliki keterkaitan dan informasi mengenai inovasi penggunaan aplikasi “Kucata’ki”.

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Kualitatif dimana dalam penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga memudahkan untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka untuk mengetahui inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam penggunaan aplikasi pelaporan kependudukan berbasis android.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan Studi Kasus.

Hal ini untuk menjawab semua permasalahan yang akan diangkat atau diteliti,

(36)

peneliti ingin menggali informasi apa yang akhirnya bisa dipelajari atau ditarik dari sebuah kasus, baik kasus tunggal maupun jamak.

C. Sumber Data

Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu hal yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan. Atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, symbol, kode, dan lain-lain. Data penelitian dikumpulkan baik lewat instrument pengumpulan data, observasi, wawancara maupun lewat data dokumentasi. Sumber data secara garis besar terbagi kedalam dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang dapat berupa catatan hasil wawancara, hasil pengamatan di lapangan, data-data mengenai informan maupun penggunaan instrument pengukuran yang khusus dirancang sesuai dengan tujuannya.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. Ketepatan dan kecermatan informasi mengenai subyek dan variabel penelitian tergantung pada strategi dan alat pengambilan data yang dipergunakan. Hal ini pada akhirnya akan ikut menentukan ketepatan hasil penelitian.

(37)

D. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi yang berhubungan dengan inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam penggunaan aplikasi pelaporan kependudukan

“kucata’ki” berbasis android dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Sugiyono (2012), menjelaskan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan adanya tujuan tertentu. Adapun informan penelitian yaitu Kabid.

Pemanfaatan Data dan Inovasi pelayanan, Staff Akta Kelahiran Online, Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan dan Kematian, Staf Kelurahan Banta-Bantaeng, Bidan Puskesmas Kassi Kassi Kota makassar dan Masyarakat.

Daftar Informan

No. Nama Informan Inisial Jabatan

1. Erwin Abbas EA Kabid. Pemanfaatan Data dan Inovasi pelayanan

2. Nuraeni NA Staff Akta Kelahiran Online

3. Betty Jane, S.Sos BJ Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan dan Kematian 4. Nur Dewi Ester, SH ND Staf Kelurahan Banta-Bantaeng 5. Wira Astuty, S.ST WA Bidan Puskesmas Kassi Kassi

6. Angjel AJ Masyarakat

7. Ernayati Hiseng EH Masyarakat

8. Nurhana Kusuma NK Masyarakat

9. Muh Ramli MR Masyarakat

(38)

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder peneliti menggunakan beberapa instrumen pengumpulan data yaitu :

1. Wawancara

Wawancara (interview) adalah kegiatan yang dilakukan pada saat konteks yang dianggap tepat guna dalam mendapatkan data yang mempunyai kedalaman dan dapat dilakukan berkali-kali secara frekuentatif sesuai dengan keperluan peneliti tentang kejelasan masalah penelitian yang difokuskannya.

Peneliti mengadakan pertemuan langsung dengan informan untuk mendapatkan keterangan-keterangan yang berkaitan dengan penerapan inovasi Dinas Kependuduk dan Pencatatan Sipil.

2. Observasi

Observasi yakni pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Kegiatan pengamatan terhadap obyek penelitian ini untuk memperoleh keterangan yang lebih akurat mengenai hal-hal yang diteliti yang terkait dengan inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam penggunaan aplikasi pelaporan kependudukan berbasis android di Kota Makassar.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, foto, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.

(39)

F. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dilakukan secara terus menerus dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen dan sebagainya sampai dengan penarikan kesimpulan. Didalam melakukan analisis data peneliti mengacu kepada beberapa tahapan yang dijelaskan Miles dan Huberman (2007), yang terdiri dari beberapa tahapan antara lain:

1. Pengumpulan informasi melalui wawancara terhadap informan yang compatible terhadap penelitian kemudian observasi langsung ke

lapangan untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar mendapatkan sumber data yang diharapkan.

2. Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerderhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan- catatan di lapangan selama meneliti tujuan diadakan transkrip data (transformasi data) untuk memilih informasi mana yang dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan masalah yang menjadi pusat penelitian di lapangan.

3. Sajian data yaitu kegiatan sekumpulan informasi dalam bentuk naratif, grafik jaringan, tabel dan bagan yang bertujuan memempertajam pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan dalam tabel ataupun uraian penjelasan.

4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusiondrawing/verivication), yang mencari arti pola-pola penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur

(40)

sebab akibat dan proposisi. Penarikan kesimpulan dilakukan secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan di lapangan sehingga data-data dapat diuji validitasnya.

G. Pengabsahan Data

Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan penelitian harus dipastikan ketepatan dan kebenarannya. Oleh karena itu setiap peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas dan yang diperoleh. “validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek peneliti dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sungguh terjadi pada objek penelitian”, sugiyono (2008).

Pengembangan valitidas yang digunakan oleh peneliti adalah teknik triangulasi. Triangulasi dalam menguji kredibilitas sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, cara, dan waktu. Menurut Sugiyono (2008), triangulasi dibagi menjadi tiga, antara lain sebagai berikut:

1. Triangulasi sumber, menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Triangulasi teknik, menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

3. Triangulasi waktu, waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data.

Pengambilan data harus disesuaikan dengan kondisi narasumber. Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi sumber, dengan arti

(41)

peneliti membandingkan informasi yang diperoleh dari satu sumber dengan sumber lain. Menggali satu sumber yang sama dengan teknik yang berbeda dan menentukan waktu yang berbeda (tepat).

(42)

30

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Bab ini menyajikan gambaran umum lokasi penelitian yang mencakup sejarah Kota Makassar, profil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar, Kelurahan Banta-Bantaeng, Puskesmas Kassi Kassi, serta visi dan misi akan dibahas sebagai berikut:

1. Sejarah Singkat Kota Makassar

Makassar dulunya sebagai daerah tingkat II Kota Madya, pada tahun 1971-1999 dikenal sebagai Ujung Pandang sekaligus dikenal sebagai ibukota provinsi Sulawesi Selatan. Nama Ujung pandang Sendiri adalah nama sebuah kampung yang berada di wilayah Kota Makassar. Kampung itu berada di dekat benteng ujung pandang yang ditumbuhi rumput pandan. Perubahan nama kota Makassar menjadi Ujung Pandang pada 31 Agustus 1971 berdasarakan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 1971 di bawah kepemimpinan Walikota Makassar Alm. H.M Daeng Patompo.

Sejak mulai awal perubahan nama Makassar menjadi Ujung Pandang sudah menuai banyak protes dari berbagi kalangan masyarakat, terutama kalangan budayawan, seniman, sejarahwan pemerhati hukum hingga pebisnis.

Aksi protes yang dilakukan tidak juga mendapat respon dari Pemerintah Daerah maupun DPRD setempat untuk mengembalikan nama Makassar pada ibu kota Provinsi Sulsel. Sehingga nasib kota “Daeng” ini nyaris tidak menentu.

(43)

dikembalikan tanpa melalui proses. Maka nama Ujung Pandang kini tinggal kenagan dan selanjutnya semua elemen masyarakat kota mengadakan penelusuran dan pangkajian sejarah Makassar. Nama Makassar berasal dari sebuah kata dalam bahasa “Mangkasarak” yang artinya manampakkan diri atau yang bersifat terbuka.

Kota Makassar merupakan kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur dari aspek pembangunan infrastruktur kota Makassar berada di urutan ke-5 sebagai kota terbesar setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan, kota Makassar juga termasuk kota yang tergolong tipe multi kultur dimana memiliki beragam suku bangsa yang menetap didalamnya diantaranya bugis, Makassar, mandar dan toraja.

Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam provinsi di Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia. Dengan kata lain, wilayah kota Makassar berada koordinat 119 derajat bujur timur dan 5,8 derajat lintang selatan dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut. Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 - 5 derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai Tallo yang bermuara di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77 Km2 daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah

(44)

sebanyak 15 kecamatan dan memiliki 153 kelurahan.

2. Profil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) untuk wilayah Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Disdukcapil Makassar merupakan instansi pelayanan masyarakat di bidang kependudukan dan pencatatan sipil. Hal ini meliputi pendaftaran penduduk, pencatatan dan pengesahan kejadian vital penduduk untuk memperoleh kepastian hukum dan tertib administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

Cakupan pencatatan yang dilaksanakan meliputi pencatatan peristiwa kelahiran, perkawinan, perceraian dan kematian, pengakuan, pengesahan dan pengangkatan anak, kartu keluarga (KK), hingga pembuatan KTP-elektronik atau e-KTP. Dokumen hasil pencatatan sipil ini merupakan dokumen yang berlaku universal bahkan internasional dan seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan tuntutan pelayanan masyarakat, pencatatan sipil Kota Makassar telah menggunakan Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK), sehingga produk pencatatan sipil akan mempunyai dampak positif terkait data yang dihasilkan terutama terkait dengan upaya penertiban arsip pencatatan sipil melalui kegiatan digitalisasi arsip-arsip pencatatan sipil.

Sebagai sebuah organisasi pelayanan kepada masyarakat pada era reformasi dan otonomi daerah, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dituntut dapat memberikan pelayanan secara prima, sehingga layak untuk memenuhi tuntutan akan hal tersebut. Dalam rangka tertib administrasi

(45)

dilaksanakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Untuk menjawab akan program tersebut diperlukan kesiapan user yang akan mengoperasikan komputer untuk database. Dalam mendukung kinerja aparatur penyelenggara kependudukan dan catatan sipil mutlak diperlukan pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) memalui pendidikan dan pelatihan-pelatihan yang menunjang pelaksanaan Sistem Informasi Administtrasi Kependudukan (SIAK) tersebut.

a. Uraian tugas dan fungsi Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil Kota Makasssar

1. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas membantu walikota melaksanakan urusan pemerintahan bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah.

2. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menyelenggarakan fungsi:

 Perumusan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

 Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

 Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan bidang pemerintahan bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

 Pelaksanaan administrasi dinas urusan bidang pemerintahan bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

(46)

 Pembinaan, pengkoordinasian, pengelolaan, pengendalian dan pengawasan program dan kegiatan bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

 Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait tugas dan fungsi.

3. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai uraian tugas:

 Merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang administrasi kependudukan dan pencatatatan sipil.

 Merumuskan dan melaksanakan visi dan misi dinas.

 Merumuskan dan mengendalikan pelaksanaan program dan kegiatan sekretariat dan bidang pelayanan pendaftaran penduduk, bidang pelayanan pencatatan sipil, bidang pengelolaan informasi administrasi kependudukan, bidang pemanfaatan dan inovasi pelayanan.

 Merumuskan rencana strategis (RENSTRA) dan Rencana Kerja (RENJA), Indikator Kinerja Utama (IKU), rencana kerja dan anggaran (RKA/RKPA), dokumen pelaksanaan anggaran (DPA)/DPPA dan Perjanjian Kinerja (PK) dinas.

4. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pelayanaan administrasi kepada semua unit organisasi di lingkungan dinas.

(47)

 Subbagian perencanaan dan pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program kerja, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan dinas.

 Subbagian keuangan mempunyai tugas melakukan administrasi dan akuntansi keuangan.

5. Badan pelayanan pendaftaran penduduk mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan pendaftaran penduduk.

 Seksi identitas penduduk mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi serta pelayanan dan penerbitan dokumen pendaftaran penduduk.

 Seksi pindah datang penduduk mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi serta pelaksanaan pelayanan pindah datang penduduk.

 Seksi pendataan penduduk mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi serta pelaksanaan pendataan penduduk.

(48)

penyiapan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan kebijakan pelayanan pencatatan sipil.

 Seksi kelahiran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi serta pelaksanaan pelayanan pencatatan kelahiran.

 Seksi perkawinan dan perceraian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi serta pelaksanaan pencatatan perkawinan dan penceraian.

 Seksi perubahan status anak, pewarganegaraan dan kematian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi serta pelaksanaan pelayanan pencatatan, pengangkatan anak, pengakuan anak, pengesahan anak, perubahan status kewarganegaraan dan pencatatan kematian.

7. Bidang pengelolaan informasi administrasi kependudukan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan informasi administrasi kependudukan.

 Seksi sistem informasi administrasi kependudukan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan

(49)

sistem informasi administrasi kependudukan.

 Seksi pengelolaan dan penyajian data kependudukan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis pembinaan dan koordinasi.

 Seksi tata kelola dan sumber daya manusia teknologi informasi dan komunikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi.

8. Bidang pemanfaatan data dan inovasi pelayanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan kebijakan ke bidang pemanfaatan data dan dokumen kependudukan, kerjasama administrasi kependudukan dan inovasi pelayanan administrasi kependudukan.

 Seksi kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi.

 Seksi pemanfaatan data dan dokumen kependudukan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis.

 Seksi inovasi pelayanan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

(50)

kependudukan.

b. Visi dan Misi 1) Visi

“Makassar menuju tertib kepemilikan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil tahun 2019”

2) Misi

a. Menyelenggarakan administrasi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil secara terintegrasi melalui SIAK.

b. Meningkatkan pengelolaan dalam database kependudukan secara berkelanjutan.

c. Meningkatkan sumberdaya yang profesional secara berkelanjutan.

d. Menambah dan mengembangkan sarana dan prasarana SIAK secara berkelanjutan.

e. Meningkatkan insentitas kajian kebijakan dan pengendalian administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

f. Meningkatkan insentitas koordinasi dan sinkronisasi dengan instansi terkait dalam pelaksanaan tugas.

(51)

Gambar 4.1: Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar, 2019.

SEKRETARIAT

SUBBAGIAN PERENCANAAN

DAN PELAPORAN

SEKSI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

SUBBSGIAN KEUANGAN

BIDANG PENGELOLAAN INFORMASI ADMINISTRSASI KEPENDUDUKAN

SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

BIDANG PELAYANAN PENDAFTARAN

PENDUDUK

SEKSI PEMANFAATAN

DATA DAN DOKUMAN KEPENDUDUKAN SEKSI PENGOLAHAN

DATA PENYAJIAN DATA KEPENDUDUKAN BIDANG

PELAYANAN PENCATATAN

SIPIL

SEKSI PINDAH DATANG PENDUDUK

SEKSI KELAHIRAN

SEKSI PERUBAHAN

STATUS ANAK,PEWARGA NEGARAAN DAN

KEMATIAN

SEKSI INOVASI PELAYANAN SEKSI TSTS KELOLA

DAN SUMBER DAYA MANUSIA TEKNOLOGI

INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BIDANG PEMANFAATAN DATA DAN INOVASI

PELAYANAN

SEKSI PERKAWINAN

DAN PERCERAIAN

SEKSI PENDATAAN

PENDUDUK SEKSI IDENTITAS PENDUDUK

SEKSI KERJASAMA

DINAS

Lampiran : Peraturan Walikota Makassar Nomor : 94 tahun 2016

Tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja dinas kependudukan dan pencatatan sipil.

UPTD

(52)

program inovasi aplikasi “kucata’ki” berbasis android yaitu bidang seksi inovasi pelayanan yang bertugas dalam penyiapan dan pelaksanaan teknis inovasi pelayanan administrasi kependudukan yang telah mengeluarkan program aplikasi “kucata'ki” yang mencatat pelaporan kelahiran dan kematian dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam pengaksessannya dan dirancang berbasis website dan android.

Bidang pelayanan pencatatan sipil yang terkait dengan program inovasi aplikasi “kucata’ki” berbasis android yaitu bidang yang bertugas untuk melaksanakan penerbitan dokumen kepedudukan pencatatan sipil seperti pembuatan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP), Kartu Keluarga (KK), surat pindah, penerbitan akta kelahiran, akta kematian, akta perkawinan dan perceraian, perubahan status anak. Saat ini bentuk pelayanan pelaporan pencatatan akta kelahiran dan pelaporan kematian dapat secara online. Adanya inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar dalam aplikasi kucata'ki berbasis android yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit (RS), Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) perawatan dan Kantor Kelurahan. Semua kelahiran di Rumah Sakit akan tercatat, begitu pula dengan pelaporan pencatatan kematian dari Kelurahan, akan terhapus jika ada yang meninggal.

3. Profil Kelurahan Banta-Bantaeng

Kelurahan Banta-Bantaeng adalah salah satu daerah yang ada di pertengahan Kota Makassar dari sekian banyak daerah atau kelurahan yang ada

(53)

bagian Kecamatan Rappocini adapun kelurahan-kelurahan yang dibawahi oleh Kecamatan Rappocini terdiri dari sepuluh kelurahan yakni : (1) Karunrung, (2) Gunung Sari, (3) Bonto Makio, (4) Mappala, (5) Tidung, (6) Kassi-kassi, (7) Balla Parang, (8) Rappocini, (9) Buakana, (10) Banta-Bantaeng.

Kesepuluh Kelurahan, Banta-Bantaenglah yang paling strategis karena letaknya yang ada di tengah kota. Maka menjadi sebuah kewajaran apabila daerah ini menjadi salahsatu daerah yang paling mudah di temukan dan menjadi daerah yang paling banyak diminati oleh pemimpin-pemimpin daerah setempat. Kelurahan Banta-Bantaeng memiliki luas wilayah 1.462.031.177 Ha atau 1.46 km2 bisa dikatakan Kelurahan Banta-Bantaeng adalah kelurahan terbesar kedua di Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

a. Visi dan Misi 1) Visi

“Terwujudnya pelayanan prima menuju kelurahan Banta-Bantaeng yang sejahtera dan nyaman untuk semua”

2) Misi

a. Meningkatkan pelayanan publik kinerja pelayanan.

b. Meningkatkan pertumbuhan masyarakat melalui pelatihan UKM.

c. Meningkatkan kualitas lingkungan masyarakat.

(54)

Gambar 4.2: Stuktur Organisasi Kelurahan Banta-Bantaeng

Sumber: Kelurahan Banta-Bantaeng, 2019.

LURAH

BASIR, S.Sos Penata Tk. I Nip. 19630405 198503 0 125

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIS LURAH

RACHMAWATI, S.Kom Penata Muda Tk. I/III.b Nip. 19750423 200801 2 008

KEPALA SEKSI PENGELOLAAN KEBERSIHAN &PERTAMANAN KEPALA SEKSI PEREKONOMIAN,

PEMBANGUNAN, SOSIAL &

PENERAPAN GERAKAN SENTUH HATI

ST. AMINAH, SE Penata / III.c Nip. 19660810 199201 2 002

KEPALA SEKSI PEMERINTAHAN, PENGELOLAAN JARINGAN &

PEMBERDAYAAN RT/RW

ADE YANTI PIKKI,SE Penata Muda Tk. I/III.b Nip. 19820617 200801 2 015

STAF

RAYMUNDUS STEPHANUS DA CUNHA

YUNIARTI DWI PUTRI YR, SH

DIDIT DWI HARIADI STAF

INDRA ADI DARMAN,SE

RATIH UMAYASARI

MUHAMMAD RIZQAN MURSALIM STAF

NUR DEWI ESTER, SH

MUTMAINAH RAMLI

FAHARUDDIN EMBA

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka pikir
Gambar 4.2: Stuktur Organisasi Kelurahan Banta-Bantaeng
Tabel 4.1 : Rumah Sakit dan Puskesmas
Gambar 4.4: Penggunaan Aplikasi “Kucata'ki”

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi reflektor parabola karena sifat geometris dari bentuk paraboloidal: jika sudut datang ke permukaan dalam dari kolektor sama dengan sudut refleksi, maka

Hasil penelitian terbaru pada bagian barat Cekungan Baturetno oleh penulis menyimpulkan bahwa karakter stratigrafi dan sedimentologi endapan Formasi Baturetno tidak

Menurut Salt, (2000) menyatakan bahwa beberapa persyaratan tumbuhan sebagai indikator hiperakumulator logam berat antara lain: (1) toleran terhadap logam berat pada

Telah terjadi tindakan kriminal pada hari Kamis, tanggal 01 Februari 2018 pukul 11.33 WIB saat Jemaat Lansia selesai mengikuti Ibadah Lansia Gabungan dengan modus hipnotis dan

Penaksir yang dibahas merupakan kombinasi penaksir rasio dan penaksir regresi pada sampling acak sederhana menggunakan median dan koefisien skewness, yang merupakan review

Sujan, Weitz dan Kumar (1994, p.62) menjelaskan bahwa untuk mencapai kinerja tenaga penjualan maka pengembangan selling skills akan membantu mereka mampu merencanakan

Selain itu kajian mengenai struktur naratifnya, pada penelitian kali ini dilakukan dari enam aspek, yaitu insiden, alur (plot), tokoh dan penokohan, latar, tema, dan

Penelitian ini menggunakan ekstrak tiga jenis daun sirih yaitu daun sirih hijau (Piper betle L.), daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav), dan daun sirih hutan