• Tidak ada hasil yang ditemukan

Informan Penelitian

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

D. Informan Penelitian

Informan merupakan sasaran objek peneliti yang akan menjadi sumber informasi dalam pengumpulan data-data primer melalui proses observasi dan wawancara lapangan. Sumber informan merupakan informasi dari masyarakat lingkungan sekitar lokasi industri rumah ttangga dan pengelola industri rumah tangga itu sendiri serta dari pihak Pemerintah. Dalam hal ini yang dimaksud adalah :

... Unit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Staf dinas Perindustrian

Teknik penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam melakukan suatu penelitian. Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara bebas terpimpin, artinya peneliti mengadakan pertemuan langsung dengan informan, dan wawancara bebas artinya peneliti bebas mengajukan pertanyaan kepada informan sesuai dengan jenis pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.

2. Dokumentasi adalah pemanfaatan informasi melalui dokumen-dokumen tertentu yang dianggap mendukung. Adapun manfaat penggunaan dokumen dalam hal ini adalah :

3. Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di lapangan yang berkaitan dengan dampak aktivitas industri rumah tangga di Kelurahan Takalar Lama Kecamatan Mappakasunggu Kabupaten Takalar.

a) Dokumen membantu pemverikasian ejaan dan judul atau nama yang benar dari organisasi yang telah disinggung dalam wawancara.

b) Dokumen dapat menambah rincian spesifik lainnya guna mendukung informasi dari sumber-sumber lain jika bukti dokumenter bertentangan dan bukannya mendukung, peneliti mempunyai alasan untuk meneliti lebih jauh topik yang bersangkutan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah langkah selanjutnya untuk mengelola data dimana data yang diperoleh dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam penyusunan hasil penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisa interaktif. Dalam model ini terdapat komponen pokok, menurut Miles dan Huberman dalam (Sugiono :2012) keempat komponen tersebut yaitu :

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

b. Reduksi Data

Reduksi data merupakan komponen pertama analisis data yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan peneliti dapat dilakukan.

...

c. Sajian Data

Sajian data merupakan suatu rangkaian informasi yang memungkinkan kesimpulan secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis makna peristiwanya dapat di pahami.

d. Penarikan Simpulan

Dalam awal pengumpulan data, peneliti sudah harus mengerti apa arti dari hal-hal yang ditemui dengan mencatat peraturan-peraturan sebab akibat dan berbagai proporsi sehingga penarikan simpulan dapat dipertanggung jawabkan.

G. Pengabsahan Data

Karena penelitian ini bersifat kualitatif, agar keabsahan data tetap terjaga perlu dilakukan startegi. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara triangulasi. Triangulasi adalah metode campuran, diamana metode kualitatif dan kuantitatif digunakan bersama-sama dalam penelitian ini.

H. Jadwal Penelitian

Adapun pelaksanaan penelitian yang direncanakan menyangkup dua tahap, yaitu : 1. Persiapan

Tahap ini peneliti mengurus perizinan, penyusunan instrument penelitian selama dua minggu.

2. Pelaksanaan

Tahap ini peneliti mengumpulkan data, mengola data, menganalisis data yang diperoleh kemudian penarikan kesimpulan selama dua bulan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Letak dan luas desa/kelurahan

Kelurahan Takalar Lama terletak di sebelah selatan atau berbatasan dengan Kecamatan Mangarabombang, yaitu berada di sekitaran pesisir pantai (berada di pantai barat selat makassar) Kelurahan Takalar Lama berada pada ˂50 di atas permukaan air laut.

Adapun luas Kelurahan Takalar Lama yaitu, Luas 7,21 Km2. Persen terhadap kecamatan, 15,93. Jarak ke kecamatan yaitu (0 km) karena berada di pusat kecamatan, dan jarak ke kabupaten yaitu (6 Km). Banyaknya lingkungan yang ada di kelurahan Takalar yaitu 7 lingkungan yakni : Lingkungan Masalleng, Lingkungan Cilallang, Lingkungan Pattitangngang, Lingkungan Takalar, Lingkungan Kampung Beru, dan Lingkungan Kunjung Mae. Batas-batas wilayah kelurahan Takalar Lama sebagai berikut :

1. Sebelah Utara Berbatasan Dengan Desa Patani.

2. Sebelah Timur Berbatasan Dengan Desa Banggae, Kec. Mangarabombang.

3. Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Selat Makassar.

4. Sebelah Barat Berbatasan Dengan Selat Makassar.

...

2. Jumlah Penduduk/Mata Pencaharian.

Dalam wilayah Kelurahan Takalar Lama saat ini jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 893 KK dengan jumlah penduduk 4.011 jiwa, yang sebagian besar dan memiliki pekerjaan pokok Petani 15%. Sebagai kelurahan pantai memiliki nelayan 32%, Pegawai Negeri Sipil (PNS) 13%, lain-lain 35% pekerjaan diluar pekerjaan di atas.

Tabel. pekerjaan pokok Kepala Keluarga (KK) kelurahan Takalar adalah :

Jenis pekerjaan pokok

Jumlah KK

Persentase (%)

Petani 72 15%

Nelayan 154 32%

PNS 65 13%

Peternak 24 5%

Lain- lain 168 35%

Sumber : Sensus perangkat kesejahteraan masyarakat Kelurahan Takalar Lama Untuk pekerjaan sampingan saat ini tercatat sebanyak 35% kepala keluarga di kelurahan Takalar Lama memiliki pekerjaan sampingan pada sektor usaha jual beli, perdagangan, jasa, dan usaha kecil-kecilan.

3. Struktur Pemerintahan

Pelaksanaan pembangunan sesuai dengan norma dan peraturan daerah kabupaten dengan mengupayakan situasi dan kondisi keamanan dan ketertiban.

4. Kelembagaan Masyarakat

Struktur kelembagaan masyarakat dengan pemantapan koordinasi antara unsur aparatur sehingga dapat memberikan makna bagi kehidupan masyarakat kelurahan Takalar yang lebih baik dan mandiri.

Adapun kelembagaan yang ada di kelurahan Takalar Lama yaitu, LKMD sebanyak 1, kelembagaan Pemuda sebanyak 3, dan lembaga BPD sebanyak 1.

5. Identifikasi Potensi Sumber Daya dan Manusia 1. Potensi Sumberdaya alam

Kelurahan Takalar Lama merupakan salah satu kelurahan dari beberapa desa yang ada di kecamatan mappakasunggu. Dengan luas wilayah yang cukup besar NIP : 19690107 200701 1 102

URUSAN UMUM

...

dominan adalah Nelayan, sehingga produksi ikan, kepiting, udang ataupun rumput laut sangat cocok untuk selalu dijaga dan tentunya untuk dikembangkan. Disisi lain di kelurahan ini juga mempunyai objek wisata yang terletak di pinggiran pantai kelurahan ini sehingga cukup menarik untuk dikunjungi. Selain itu areal persawahan juga yang ada di kelurahan ini sehingga produkisi beras di kelurahan ini cukup baik.

2. Potensi Sumberdaya Manusia

Jumlah penduduk yang cukup padat dikelurahan ini yang mencapai 4.011 jiwa sangat mendukung perubahan yang cukup signifikan di kelurahan ini. Dilihat dari pekerjaan pokok masyarakat yaitu PNS sebanyak 13%, terbagi atas beberapa dokter, guru paramedis (perawat dan bidan) dan dukun bayi.

3. Sarana dan Prasarana

Pembangunan Kelurahan Takalar Lama untuk 5 (lima) tahun kedepan sesungguhnya sangat dibutuhkan adanya dukungan sarana dan prasarana untuk mendukung dari segala sektor kehidupan masyarakat kelurahan Takalar Lama baik sekarang maupun yang akan datang, yakini Mesjid, Sekolah, Balai pertemuan, dan sanggar yang dimiliki.

4. Identifikasi Masalah

Adapun yang menjadi kendala ataupun penghambat dalam mewujudkan kelurahan Takalar Lama untuk memaksimalkan tujuannya yaitu minimnya fasilitas yang disediakan oleh pemerintah setempat terhadap kebutuhan masyarakat itu sendiri, perlunya rehabilisasi terhadap fasilitas umum seperti, gedung pertemuan atau Sanggar yang ada di kelurahan Takalar Lama.

B. Peranan Pemerintah Dalam Pengembangan Industri Rumah Tangga, Pembuatan Gerabah Tanah Liat Di Kelurahan Takalar Lama Kecamatan Mappakasunggu Kabupaten Takalar.

Gerabah adalah elemen penting dalam kehidupan bangsa Indonesia dahulu, karena gerabah tidak hanya memerankan sebagai wadah dari kehidupan sehari-hari melainkan juga bisa berarti barang berharga baik untuk perdagangan gerabah sebagai salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang merupakan salah satu alat yang terbuat dari tanah liat, telah dikenal oleh masyarakat sejak ribuan tahun yang lalu.

Namun hingga kini peralatan tersebut masih digunakan oleh sebagian masyarakat baik dikota maupun di pedalaman. Keterampilan membuat gerabah merupakan pengetahuan yang diwarisi seacara turun temurun dari generasi terdahulu kepada generasi berikutnya. Pada mulanya peralatan-peralatan yang digunakan untuk membuat gerabah masih sangat sederhana.

Oleh karena itu agar pengrajin Gerabah tetap ada dan dilestarikan keberadaannya dengan memanfaatkan program pemerintah yang ada yang di anggap mampu menjamin kesejahteraan masyarakat. Seperti yang diungkapkan bagian UPTD Dinas Koperasi UMKM Perindustrian Perdagangan dan ESDM Kabupaten Takalar sebagai berikut :

1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dakam Pembuatan Gerabah

“Analisa SWOT (Strength, Weaknes, Oportunities dan Threat) adalah suatu metode analisa yang dapat digunakan untuk merancang strategi manajemen industri rumah tangga dalam upaya mengembangkan usaha serta memenangkan persaingan di masa depan. Analisa dilakukan dengan memahami hal-hal yang dapat dikendalikan manajemen industri rumah tangga yaitu, kekuatan dan kelemahan (lingkungan internal industri rumah tangga) dan kondisi di luar kemampuan industri rumah tangga, yaitu

...

memanfaatkan peluang yang muncul dan mengnatisipasi adanya ancaman lingkungan dari luar/eksternal industri rumah tangga. (wawancara dengan informan M.A. 20 Juni 2014 ).

Dari penjelasan diatas informan mengemukakan bahwa dalam mempersiapkan diri pada persaingan kedepannya maka pemerintah sendiri telah berupaya dengan menggunakan metode-metode yang dianggap cocok untuk dipakai dalam memeneg usaha kecil gerabah yang ada di Takalar Lama. Dengan cara memanfaatkan kelebihan dan potensi yang dianggap mampu mendongkrak perekonomian masyarakat setempat. Senada yang di ungkapkan oleh salah satu staff Dinas Perindustrian Yang Menangani Unit Usaha Kecil Dan Menengah sebagai berikut:

“Secara umum kondisi pada perusahaan KUB. Masalleng Jaya masih jauh dan masih sangat kurang dalam pemahaman tentang manajemen. dan seberapa penting serta seberapa besar pengaruh peran ilmu ini dalam operasional perusahaan belum dipahami sehingga belum pernah dirasakan manfaatnya, inilah yang mendorong kita dari pihak pemerintah untuk melakukan kebijakan manajemen yaitu melakukan penyuluhan kepada pemilik usaha gerabah”

(wawancara dengan informan N.A. 20 Juni 2014).

Wawancara dengan informan tersebut diatas memberikan gambaran bahwa masih kurangnya pemahaman tentang pentingnya manajemen, serta seberapa penting pengaruh peran ilmu dalam membantu para pengrajin dan pemilik usaha dalam menjalankan operasional perusahaan. Dari pernyataan sumber tersebut diatas dapat pula kita mengkaji bahwa usaha dan peran pemerintah sudah kelihatan dengan cara memberikan pemahaman dan pelatihan kepada mereka pengrajin gerabah. Seperti yang di ungkapkan oleh Lurah Takalar Lama sebagai berikut:

“Kami dari kelurahan hanya mampu memberikan jalan yang seluas-luasnya kepada dinas perindustrian untuk melakukan penyuluhan kepada pengusaha

industri rumah tangga. itupun dengan penyuluh dari Dinas terkait mengundang yang memang ahli dan sesuai dengan bidangnya dari pihak kabupaten agar memberikan arahan-arahan setiap pengusaha untuk menghasilkan produk yang dapat bersaing dengan usaha yang ada di dalam dan luar kabupaten” (wawancara dengan informan. H.N. 20 Juni 2014).

Informan tersebut mengungkapkan bahwa kelurahan sendiri telah melakukan upaya dengan cara memberikan jalan kepada dinas perindustrian untuk melakukan penyuluhan. Karena Lurah Takalar Lama pun tidak mampu berbuat banyak kepada para pengrajin gerabah karena kapasitas dan kemampuan pemahaman tentang manajemen yang masih terbatas sehingga masih membutuhkan bantuan dari pihak luar dalam hal ini dinas.

Berkaitan dengan penjelasan diatas maka wawancara dengan staff kelurahan bagian pembangunan juga memberikan pernyataan berkaitan dengan pemberdayaan yang dilakukan kepada masyarakat pengrajin usaha gerabah sebagai berikut :

“kami dari pihak kelurahan telah memberikan jalan kepada dinas perindustrian untuk melakukan penyuluhan dan pelatihan-pelatihan, jadi dinas perindustrian memperkenalkan produk gerabah dengan cara mengikut sertakan hasil gerabahnya pada setiap ada pameran budaya baik dari lingkup Kabupaten Takalar sampai Tingkat provinsi, ini sedikit akan membantu pemasaran agar tercipta adanya investasi dari pengusaha untuk mengespos dan menampung serta memasarkan produk” (wawancara dengan informan. D.M. 21 Juni 2014).

Salah satu wawancara dengan informan tersebut menjelaskan bahwa salah satu upaya yang dilakukan dalam membantu memberdayakan dan memasarkan produk yaitu mengikut sertakan hasil produk gerabah setiap ada pameran karena dengan cara seperti itu dianggap mampu mengangkat dan memperkenalkan produk

...

keluar daerah sehingga dengan cepat produk mereka dapat dikenal dipasaran yang membuat produk gerabah takalar ini dapat bersaing dengan produk dari kabuapten lain yang ada di Sulawesi. Selain itu, upaya dan kinerja pemerintah dan perangkat daerah dapat dilihat melalui langkah-langkah seperti promosi setiap ada event-event yang bersifat sosial dan merakyat yang dapat di nikmati langsung oleh masyarakat luas, ini tentunya salah satu langkah yang diambil pemerintah dan patut untuk diapresiasi oleh para pemilik usaha gerabah untuk meningkatkan pendapatan serta wadah untuk mendongkrak perekonomian warga pelaku usaha industri rumah tangga.

Selanjutnya wawancara dengan pemilik usaha Masalleng Jaya sebagai berikut : “KUB. Masalleng Jaya sudah memiliki Struktur Organisasi, namun demikian dalam menjalankan aktifitas perusahaan sehari-hari pembagian Tugas seperti dalam struktur Organisasi tersebut belum dapat berjalan secara optimal, belum memiliki/membuat Chart/bagan struktur organisasinya serta Belum ada Visi dan Misi Perusahaan”. (wawancara dengan informan N.B. 21 Juni 2014) Informasi yang didapat dari informan tersebut adalah dari segi struktur organisasi masalleng jaya sendiri yang belum maksimal karena tidak adanya pemahaman-pemahaman dalam manajemen struktur organisasi yang menyebabkan masalleng jaya tidak bisa berjalan optimal karena perbedaan tersebut. Kemudian yang menjadi masalah selanjutnya adalah KUB Masalleng Jaya sendiri belum adanya bagan struktur yang jelas yang mengatur posisi-posisi setiap personil dalam organisasi. Yang berdampak dengan tidak tercapainya Visi dan Misi organisasi yang dapat menimbulkan kerugian akibat dari tidak lakunya hasil produksi serta terjadinya penumpukan produk yang ada di penyimpanan gudang, ini disebabkan karena

pengolahan yang masih menggunakan sistem tradisional . Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh pekerja usaha gerabah sebagai berikut :

“Secara umum proses produksi dilakukan secara manual dengan menggunakan peralatan yang masih sangat sederhana, berbekal pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh secara turun temurun”. (wawancara dengan informan D.T. 22 Juni 2014)

Informasi yang didapat diatas mengemukakan bahwa proses produksi yang masih menerapkan keterampilan dengan sistem tradisional karena merupakan warisan leluhur mereka sehingga tidak mudah untuk diganti dengan peralatan modern yang kebanyakan digunakan oleh perusahaan sekarang. Untuk lebih jelas kita dapat melihat tabel di bawah ini:

Pembuatan Gerabah KUB. Masalleng Jaya

No Kegiatan Waktu Ket

1. Pengambilan tanah

2. Direndam 24 Jam Bak

3. Diuleni/diinjak-injak Sampai kalis

4. Dibawa untuk

10 Disimpan Siap untuk dijual

...

Tabel tersebut memberikan sistem tahap demi tahap dalam proses pembuatan gerabah sampai selesai yang masih menggunakan sistem tradisional.

Saat ini pemerintah telah mengupayakan agar produksi KUB Masalleng Jaya cepat dan tepat dalam megupayakan tercapainya Visi dan Misi perusahaan yang bersatu padu dengan program yang diupayakan pemerintah. Seperti sumber yang penulis dapat dari Dinas Perindustrian Kabupaten Takalar memberikan keterangan yang dapat kita lihat pada struktur bagan di bawah ini :

Dinas Koperasi UMKM Perindustrian Perdagangan Dan ESDM Kabupaten Takalar.

(Industri Kecil dan Menengah)

(Unit Pelayanan Teknis Daerah)

Pembinaan Pendampingan Langsung Industri Kecil dan Menengah (IKM).

Keterangan diatas dapat kita simpulkan bahwa dalam melaksanakan program. Unit Pelayanan Teknis Daerah turun langsung ke Lokasi Industri melakukan pembinaan serta mendampingi pelaku usaha agar tetap ada dalam naungan pemerintah agar tercipta keseragaman kehendak antara pemerintah dan pelaku IKM sehingga menguntungkan pelaku usaha. Dari berbagai langkah-langkah yang telah diupayakan pemerintah diatas sebenarnya dapat berhasil akan tetapi terkendala masalah dana ini disebabkan karena pemerintah tidak menyediakan dana kepada setiap pelaku usaha yang membutuhkan dana tersebut. Seperti yang diungkapkan pemilik usaha sebagai berikut:

UPTD IKM

2. Memberikan Modal Usaha

“Iya, program pemerintah yang kami dapat sangat baik akan tetapi kami juga membutuhkan dana tidak jarang kami disini kekurangan dana, sehingga salah satu langkah yang kami ambil agar ketersediaan dana tetap terpenuhi kami selalu meminjam kepada BANK yang ada dengan persyaratan-persyaratan yang menurut kami sangat di rugikan karena untuk mengambil uang di BANK harus ada jaminan maka tidak jarang yang saya jaminkan itu biasanya adalah serifikat tanah atau sertifikat rumah” (wawancara dengan informan. N.B. Tanggal 21 Juni 2014)

Pernyataan informan tersebut diatas memberikan penjelasan bagaimana usaha dan langkah-langkah yang diambil pemilik usaha untuk tetap melangsungkan usaha gerabah miliknya. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menggadaikan barang-barang berharga seperti sertifikat tanah untuk mendapatkan dana tambahan.

Tapi tentunya beban mereka sedikit berkurang dengan adanya program pelatihan-pelatihan yang diberikan pemerintah kepada pelaku usaha. Selanjutnya yang menjadi tugas pemertintah adalah membantu pelaku usaha dengan cara bantuan dana kepada pelaku IKM di Kelurahan Takalar Lama.

“Dari beberapa aspek yang kami lakukan investigasi dari sisi tenaga kerja, kondisi/situasi pada KUB.Masalleng Jaya yaitu tidak ada ketentuan jam kerja, belum ada ketetapan standar kerja,belum menentukan target produksi/kapasitas, memiliki tenaga kerja terampil,penggajian dilakukan berdasarkan jumlah produksi yang dihasilkan. Menggunakan peralatan sangat sederhana, alat putar dan peralatan penunjang lainnya yang sudah tua dan sudah kurang layak untuk dipakai. Pemilihan dan pengukuran material berdasarkan kebutuhan dilakukan berdasarkan kebiasaan dan tidak menggunakan alat ukur. Proses pengolahan masih manual, sehingga lambat dalam proses pengerjaan”. (wawancara dengan informan. M.R. 21 Juni 2014).

Keterangan dari pihak pemerintah sendiri menjelaskan bahwa masih terdapat banyak sekali kekurangan dari cara pengelolaan manajemen usaha Gerabah tersebut

...

seperti kondisi Masalleng Jaya yang belum adanya jadwal ketentuan jam kerja yang ada setiap perusahaan yang memiliki karyawan, serta tidak di dukungnya penentuan target produksi, perekrutan tenaga kerja yang tidak profesional. Serta masih kurang layaknya alat penunjang seperti alat putar dan peralatan penunjang yang sudah tua dan serta pengolahan yang masih sangat manual. Beberapa kekurangan-kekurangan yang terdapat pada proses pengolahan industri tersebut diatas tentunya menjadi tugas dan tujuan pemerintah dalam membuat program pemeberdayaan masyarakat yang khusus untuk peningkatan pendapatan masyarakat yang menjamin kelangsungan hidup mereka dan usahanya.

Wawancara dengan salah satu staff Dinas Perindustrian di kantor sebagai berikut:

3. Membantu Pemasaran

“Salah satu program pemerintah yaitu strategi manajemen pemasaran artinya disini adalah kami dari pihak pemerintah memberikan wadah dan fasilias kepada masyarakat yang mempunyai industri usaha gerabah agar tetap dapat mempunyai karya produk yang dapat diproduksi masyarakat. Karena selama ini masyarakat tidak mempunyai jaminan serta tempat untuk menjadi pijakan untuk menjadikan batu loncatan agar usaha mereka tetap ada di pasaran”.

(wawancara dengan informan. M.R. 22 Juni 2014).

Penuturan informan diatas dapat dikaji bahwa lagi-lagi disini peran pemerintah dapat dilihat melalui program manajemen pemasaran yang mana pihak pemerintah sendiri memberikan wadah atau fasilitas kepada masyarakat yang mempunyai industri usaha gerabah agar tetap dapat bergerak dibidangnya sehingga pempunyai output yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun hasil produk yang dijamin kualitasnya sehingga konsumen tidak merasa rugi. Karena keterlibatan pemerintah

tersebut mampu memberikan jaminan kepada pemilik usaha sebagai batu loncatan agar usaha mereka tetap produktif dan akan tetap ada sehingga warisan asli nenek moyang mereka sebagai pengrajin industri gerabah tetap akan selalu ada. Keterlibatan pemerintah sekarang ini memang sangat dibutuhkan mengingat sumber daya alam yang melimpah akan tetapi sumber daya yang masih terbatas. Diperlukannya terobosan-terobosan baru dari segi program dan solusi nyata kepada pemilik usaha adalah harapan yang hingga saat ini masih menjadi problem yang menghambat pertumbuhan ekonomi di negara kita khususnya di Sulawesi Selatan Atau Kabupaten Takalar Sendiri.

Selanjutnya wawancara dengan salah satu karyawan yang bekerja pada usaha industri Gerabah sebagai berikut:

“Perusahaan tidak memperhitungkan kerugian akibat penumpukan produk jadi digudang, hal ini disebabkan karena perusahaan tidak memperhitungkan biaya penyimpanan produk digudang. Serta dengan adanya penambahan biaya inspeksi, baik itu inspeksi pada Produk maupun pada pengepakan karena penyimpanan yang cukup lama”. (wawancara dengan informan. D.T.

22 Juni 2014).

Dari penuturan informan tersebut diatas menjelaskan pengelolaan perusahaan yang tidak terstruktur dan berproduksi secara tidak terkontrol artinya selama bisa memproduksi, perusahaan tetap memproduksi tanpa memikirkan kerugiannya.

Mungkin mereka berpikir demikian karena tidak adanya beban untuk menyewa gudang penyimpanan barang jadi. Hal tersebut memicu terjadinya produksi yang menumpuk digudang dan akan menjadi rusak karena tidak beredar dipasaran.

Kemudian hal seperti ini sangat disayangkan karena mengingat upaya pengajin

...

gerabah yang mendapatkan modal dengan susah payah akan tetapi ujung-ujungnya produk yang dihasilkan hanya terbuang sia-sia.

Manajemen yang melibatkan campur tangan pemerintah, peningkatan Sumber Daya Manusia dalam pembuatan Gerabah oleh pemerintah sangat di butuhkan oleh pengrajin tersebut. Kualitas produk yang kurang bagus serta Jenis produk yang terbatas (masih kurang) dan masih monoton perlu untuk di kembangkan agar lebih kreatif sehingga produksinya tidak monton atau hanya itu-itu saja karena di dunia pasaran pasti membutuhkan produksi-produksi yang kreatif atau baru, yang dapat nilai lebih di mata pelanggan sehingga menarik minat masyarakat untuk membeli karya-karya yang ada karena terlihat lebih bagus.

Wawancara dengan Lurah Takalar Lama sebagai berikut:

“Saya melihat dari hasil survey kami bahwa Kemampuan desain masih terbatas/kurang inovatif sehingga produk-poduk yang dihasilkan masih berupa karya dari nenek moyang mereka seperti tungguh masak yang merupakan produk andalan mereka modelnya tidak lebih dari 5 macam

“Saya melihat dari hasil survey kami bahwa Kemampuan desain masih terbatas/kurang inovatif sehingga produk-poduk yang dihasilkan masih berupa karya dari nenek moyang mereka seperti tungguh masak yang merupakan produk andalan mereka modelnya tidak lebih dari 5 macam

Dokumen terkait