• Tidak ada hasil yang ditemukan

INFORMASI PENTING LAINNYA (lanjutan) OTHER SIGNIFICANT INFORMATION (continued)

Dalam dokumen 2014 Q4 Financial Report (Halaman 121-123)

DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES (continued)

42. INFORMASI PENTING LAINNYA (lanjutan) OTHER SIGNIFICANT INFORMATION (continued)

a. Royalti dan Iuran tetap (lanjutan) a. Royalty and Dead rent (continued) Royalti yang dibayarkan kepada Pemerintah

dihitung berdasarkan kalori yang terkandung di dalam batubara dengan tarif 5% dan 7%, kuantitas yang terjual dikalikan dengan basis harga dan tarif royalti tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 17 tahun 2010 mengenai tata cara penetapan harga patokan penjualan mineral dan batubara, basis harga adalah yang lebih tinggi antara harga patokan batubara atau harga jual batubara.

Royalty paid to the Government was calculated based on the calories contained in the coal with rates of 5% and 7%, the quantity sold was multiplied by the base price and the royalty rate. Based on the regulation from the Ministry of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia No. 17 year 2010 regarding procedures for stipulating benchmark prices of mineral and coal sales, the base price is the higher of the coal benchmark price or coal sales price.

Iuran tetap yang ditagih dihitung dengan dasar tarif AS$4/hektar dikalikan dengan luasan konsesi yang dimiliki ABN, IM dan TMU.

Dead rent charged was calculated at a rate of US$4/hectare multiplied by the total concession area owned by ABN, IM and TMU.

b. Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara Untuk Kepentingan Dalam Negeri

b. Priority to Fulfill Domestic Requirement on Mineral and Coal

Dalam bulan Desember 2009, KESDM

mengeluarkan Permen 34/ 2009 yang antara lain

mewajibkan perusahaan pertambangan

batubara (“Badan usaha”) untuk menjual sebagian hasil produksinya kepada Pemakai batubara dalam negeri (“Domestic Market

Obligation” atau “DMO”). Badan usaha yang

tidak dapat mematuhi ketentuan tersebut, akan dikenakan sanksi berupa peringatan tertulis paling banyak 3 kali dan pemotongan produksi batubara paling banyak 50% dari produksi tahun berikutnya.

In December 2009, the KESDM issued Permen 34/2009, which requires coal mining companies (“Entities”) to sell a portion of their productions to domestic coal users (“Domestic Market Obligation” or “DMO”). Entites which do not fulfill such requirement will be given written notice maximum 3 times of and reduction of the production in the next year up to 50%.

Sesuai dengan ketentuan dalam

Permen 34/2009 tersebut, badan usaha yang penjualan dalam negeri melebihi kewajiban

DMO-nya dapat mengalihkan kelebihan

penjualan DMO-nya kepada badan usaha yang tidak dapat memenuhi kewajiban DMO-nya.

Under the provision of the Permen 34/2009, entities - that have domestic sales in excess of their DMO requirement, may transfer the excess to entities which cannot fulfill their DMO requirement.

Kelebihan DMO yang dialihkan tersebut dianggap sebagai pemenuhan kewajiban DMO suatu badan usaha, dengan syarat pengalihan tersebut mendapat persetujuan dari Menteri.

The transferring of excess DMO will be deemed as the fulfillment of an entity’s DMO, provided such transfer were approved by the Ministry.

Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM

No. 2901.K/30/MEM/2013 tanggal 30 Juli 2013,

Perusahaan harus memenuhi kewajiban

762.292MT. Pada tanggal 23 Juni 2014, Kementrian ESDM Republik Indonesia melalui surat edaran dengan No. 118/36/DJB/2014, mengumumkan bahwa kebutuhan batubara dalam negeri pada tahun 2014 sudah terpenuhi. Sehingga, perusahaan tidak lagi mempunyai kewajiban DMO di tahun 2014.

Based on letter No. 2901.K/30/MEM/2013 dated July 30, 2013, the Company should fulfill an obligation of 762,292MT. On June 23, 2014, the Ministry of Energy and Natural Resources of the Republic of Indonesia through its letter No. 118/36/DJB/2014 announced the fullfilment of 2014 domestic market necessity. As a result of this announcement, the Company has no DMO liability in 2014.

42. INFORMASI PENTING LAINNYA (lanjutan) 42. OTHER SIGNIFICANT INFORMATION (continued)

b. Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara Untuk Kepentingan Dalam Negeri (lanjutan)

b. Priority to Fulfill Domestic Requirement on Mineral and Coal (continued)

Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM

No. 2934.K/30/MEM/2012 tanggal 8 Oktober 2012, persentase minimal penjualan batubara dalam negeri untuk tahun 2013 adalah sebesar 20,30% dari perkiraan produksi batubara pada tahun 2013, sehingga kewajiban DMO ABN untuk tahun 2013 adalah sebesar 688.053 ton. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, ABN sudah merealisasikan DMO tersebut dengan melakukan pengalihan DMO setara dengan 121.940 ton batubara. Dengan demikian, pada tanggal 31 Desember 2013, Kelompok Usaha mengakui akrual atas pengalihan DMO dengan nilai AS$622.724 yang akan dilakukan ABN dari badan usaha lain (Catatan 16).

Based on Minister of MEMR Decree

No. 2934.K/30/MEM/2012 dated October 8, 2012, the minimum DMO requirement is 20.30% of the estimated coal production for 2013, whereby the DMO obligation for ABN in 2013 is 688,053 ton. Until December 31, 2013, ABN has realized its DMO by transferring DMO equivalent to 121,940 tons. Accordingly, as of December 31, 2013, the Group has recognized an accrual for DMO transfer amounting to US$622,724 by ABN from other entities (Note 16).

c. Permasalahan Hukum c. Legal case

Pada tanggal 28 Agustus 2014, Lendy Mursalim, ZF mendaftarkan gugatan di Pengadilan Negeri Tenggarong (“PN Tenggarong”) dengan nomor

perkara 23/Pdt.G/2014/PN.Trg. Gugatan

tersebut melawan H. Suroso (Ketua RT 23 Kelurahan Sanga-Sanga Dalam, Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara) sebagai tergugat I karena dianggap telah melakukan perbuatan melawan hukum dan melanggar janji dengan membatalkan surat kuasa kepada Lendy Mursalim ZF dan ABN sebagai tergugat II karena dianggap telah melakukan perbuatan melawan hukum terhadap masyarakat RT 23 Kelurahan Sanga-Sanga Dalam, Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara akibat kegiatan blasting yang dilakukan oleh ABN. Dalam gugatan ini, Lendy Mursalim, ZF menuntut ganti rugi kepada tergugat I dan II masing-masing sebesar Rp11.250.000.000 dan Rp17.500.000.000. Per tanggal 31 Desember 2014, ABN masih mengikuti proses persidangan dan belum menerima amar putusan atas perkara tersebut (Catatan 44).

On August 28, 2014, Lendy Mursalim, ZF filed a lawsuit at District Court of Tenggarong (“PN

Tenggarong”) under case number

23/Pdt.G/2014/PN.Trg. This lawsuit is against H. Suroso (Ketua RT 23 Kelurahan Sanga-Sanga Dalam, Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara) as defendant I for allegation of tort and breach of contract due to termination/cancellation of power of attorney to Lendy Mursalim ZF and ABN as defendant II for allegation of tort to community of RT 23 Kelurahan Sanga-Sanga Dalam, Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara as the result of blasting activity conducted by ABN. In this lawsuit, Lendy Mursalim, ZF asked for a compensation to defendant I and II amounting to

Rp11,250,000,000 and Rp17,500,000,000,

respectively. As of December 31, 2014, ABN is going through the trial and has not received the verdict of such case (Note 44).

Dalam dokumen 2014 Q4 Financial Report (Halaman 121-123)