• Tidak ada hasil yang ditemukan

INFORMASI SEGMEN

Dalam dokumen PT. SUMI INDO KABEL Tbk (Halaman 47-52)

Perusahaan menentukan segmen usaha menurut jenis produk sebagai segmen utama/inti. Seluruh aset produktif Perusahaan berada di Indonesia.

Informasi mengenai segmen usaha Perusahaan adalah sebagai berikut : Informasi menurut jenis produk

Kabel Lain-Lain Jumlah

Penjualan 36,204,158 1,260,811 37,464,969

Beban pokok penjualan 34,425,469 1,154,237 35,579,706

Laba bruto 1,778,689 106,574 1,885,263

Informasi menurut jenis produk

Kabel Lain-Lain Jumlah

Beban yang tidak dapat dialokasi 575,333

Laba usaha 575,333

Pendapatan keuangan, neto (9,283)

Laba sebelum beban pajak 566,050

Beban pajak, neto 152,154

Laba periode berjalan 413,896

Aset tetap, neto 18,290,413 - 18,290,413

Aset yang tidak dapat dialokasi 60,015,872

Total aset 78,306,285

Liabilitas yang tidak dapat dialokasi 17,749,790

Beban penyusutan 539,951

Pengeluaran modal untuk pembelian

aset tetap 473,977

30 JUNI 2014

Kabel Lain-Lain Jumlah

Penjualan 33,087,735 1,103,319 34,191,054

Beban pokok penjualan 30,864,878 934,896 31,799,774

Laba bruto 2,222,857 168,423 2,391,280

Beban yang tidak dapat dialokasi (3,933,817)

Kabel Lain-Lain Jumlah

Beban yang tidak dapat dialokasi (1,514,551)

Laba usaha 876,730

Pendapatan keuangan, neto 5,021

Laba sebelum beban pajak 881,751

Beban pajak, neto 249,790

Laba tahun berjalan 631,961

Kabel Lain-Lain Jumlah

Aset tetap, neto 18,151,542 - 18,151,542

Aset yang tidak dapat dialokasi 53,915,039

Total aset 72,066,581

Liabilitas yang tidak dapat dialokasi 11,923,982

Beban penyusutan 427,362

Pengeluaran modal untuk pembelian

aset tetap 1,655,848

30 Juni 2013

31 Maret 2014

Informasi menurut jenis geografi

Penjualan neto Apr-Jun'14 Apr-Jun'13

Ekspor 25,085,638 23,084,305

Lokal 12,379,331 11,106,749

Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013.

30 Juni 2014 31 Maret 2014 30 Juni 2014 31 Maret 2014 Aset Keuangan

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Kas dan setara kas 11,460,932 9,082,556 11,460,932 9,082,556

Piutang usaha 24,156,437 22,641,196 24,156,437 22,641,196

Piutang lain-lain 44,198 39,657 44,198 39,657 Aset keuangan tidak lancar lainnya -

lain-lain 8,219 8,570 8,219 8,570 Aset keuangan tidak lancar lainnya -

penyertaan saham 1,210,124 1,210,124 1,210,124 1,210,124

Total 36,879,910 32,982,103 36,879,910 32,982,103

Liabilitas Keuangan

Liabilitas yang dicatat sebesar nilai wajar atau biaya perolehan diamortisasi

Utang usaha 11,493,663 6,292,451 11,493,663 6,292,451 Utang lain-lain 518,141 192,663 518,141 192,663 Beban akrual 1,259,536 1,320,916 1,259,536 1,320,916 Liabilitas imbalan kerja jangka pendek - 106,173 - 106,173 Utang dividen 7,165 7,165 7,165 7,165

Total 13,278,505 7,919,368 13,278,505 7,919,368

Nilai tercatat Nilai wajar estimasi

Instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan dicatat sebesar nilai wajar atau biaya perolehan diamortisasi. Jumlah tercatat tersebut mendekati nilai wajarnya atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Penjelasan lebih lanjut terdapat dalam paragraf-paragraf berikut : a. Instrumen keuangan dengan jumlah tercatat yang mendekati nilai wajarnya

Manajemen telah menentukan bahwa nilai tercatat (berdasarkan nilai nominal) atas kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain, aset keuangan tidak lancar lainnya-lain-lain, utang usaha dan utang lain-lain, beban akrual, liability imbalan kerja jangka pendek dan utang dividen telah mendekati nilai wajarnya karena bersifat jangka pendek.

b. Instrumen keuangan yang dicatat dengan nilai selain nilai wajarnya

Aset keuangan tidak lancar lainnya adalah penyertaan pada saham yang tidak mempunyai kuotasi yang mewakili kepemilikan ekuitas kurang dari 20%, dicatat sebesar biaya perolehannya karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal.

Manajemen resiko

Liabilitas keuangan pokok Perusahaan terdiri dari utang usaha, utang lain-lain dan beban akrual. Perusahaan juga memiliki berbagai aset keuangan seperti piutang usaha dan kas dan setara kas, yang timbul secara langsung dari kegiatan operasional. Kebijakan Perusahaan tidak melakukan lindung nilai instrumen keuangan.

Resiko utama yang timbul dari instrumen keuangan Perusahaan adalah resiko kredit, resiko mata uang asing, resiko likuiditas, dan resiko harga komoditas. Tujuan manajemen resiko Perusahaan secara keseluruhan adalah untuk secara efektif mengelola resiko-resiko tersebut dan meminimalkan dampak yang tidak diharapkan pada kinerja keuangan Perusahaan. Direksi memeriksa dan menyetujui semua kebijakan untuk mengelola setiap resiko yang dijelaskan secara detail sebagai berikut:

a. Resiko kredit

Resiko kredit yang dihadapi oleh Perusahaan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Untuk meringankan resiko ini, ada kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya dibuat kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Ini merupakan kebijakan Perusahaan dimana semua pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Untuk penjualan ekspor dan lokal, Perusahaan meminta kepada pelanggannya untuk melakukan pembayaran dimuka sebesar dua puluh persen (20%) dari total utang mereka. Perusahaan memberikan jangka waktu kredit sampai dengan 30 hari dan 60 hari untuk pelanggan-pelanggan tertentu dari faktur yang diterbitkan. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih.

Selain piutang usaha dari pihak-pihak berelasi (Catatan 17), Perusahaan tidak memiliki konsentrasi resiko kredit karena piutang usaha berasal dari jumlah pelanggan yang banyak. Sehubungan dengan resiko kredit yang timbul dari kas dan setara kas, Perusahaan berkemungkinan terkena dampak resiko kredit dari pihak “counterparty”. Perusahaan memiliki kebijakan untuk tidak menempatkan investasi pada instrumen yang memiliki resiko kredit yang tinggi dan hanya menempatkan investasi di bank dengan peringkat kredit yang tinggi.

Pada tanggal pelaporan, eksposur maksimum Perusahaan terhadap resiko kredit adalah sebesar nilai tercatat masing-masing kategori aset keuangan yang disajikan pada laporan posisi keuangan. b. Risiko mata uang asing

Risiko nilai tukar adalah risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan kurs mata uang asing. Pergerakan nilai tukar yang berdampak pada Perusahaan kebanyakan berasal dari piutang usaha yang berasal dari penjualan dalam mata uang asing dan utang usaha dari pembelian dalam mata uang asing.

Perusahaan tidak mempunyai kebijakan lindung nilai yang formal atas dampak pergerakan mata uang asing. Bagaimanapun, terkait dengan hal-hal yang telah didiskusikan pada paragraf di atas, fluktuasi dalam nilai tukar Rupiah dan mata uang asing menghasilkan lindung nilai secara alami.

Manajemen resiko (lanjutan) c. Risiko likuiditas

Perusahaan mengawasi dan mempertahankan tingkat kas dan setara kas yang dianggap cukup untuk membiayai operasi Perusahaan dan untuk mengurangi dampak fluktuasi arus kas. Perusahaan juga secara reguler mengevaluasi proyeksi dan aktual arus kas.

Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Maret 2014, seluruh liabilitas keuangan perusahaan akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun setelah tanggal laporan keuangan sebesar AS$13.271.340,-

d. Resiko harga komoditas

Perusahaan terkena dampak resiko harga komoditas terutama diakibatkan oleh pembelian bahan baku yaitu tembaga (copper cathode). Harga bahan baku tersebut secara langsung dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas serta tingkat permintaan dan persediaan di pasar. Selain itu, Perusahaan juga terkena fluktuasi harga jual produk jadi.

Kebijakan Perusahaan untuk meminimalkan resiko yang berasal dari fluktuasi harga komoditas adalah dengan cara mengalihkan resikonya dengan mengalihkan kenaikan harga kepada pelanggannya.

Dalam dokumen PT. SUMI INDO KABEL Tbk (Halaman 47-52)

Dokumen terkait