• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Infrastruktur

demokrasi, perekonomian daerah, pengelolaan potensi daerah, keamanan dan ketertiban, dan hubungan yang serasi antar daerah dan pusat.

2.2Infrastruktur

Infrastruktur mengacu pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, air, bangunan, dan fasilitas publik yang lain yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia secara ekonomi dan sosial. Infrastruktur merupakan elemen struktural ekonomi yang memfasilitasi arus barang dan jasa antara pembeli dan penjual (The MIT Dictionary of Modern Economics, 1992). Infrastruktur juga merupakan pelayanan utama dari suatu negara yang membantu kegiatan ekonomi dan kegiatan masyarakat dapat berlangsung yaitu dengan menyediakan transportasi dan juga fasilitas pendukung lainnya(TheRoudletge Dictionary of Economics, 2002). Selain itu infrastruktur sebagai fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-pelayanan lainnya untuk memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan sosial. Infrastruktur sama saja dengan prasarana, yaitu segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (Kodoatie, 2005). Menurut World Bank Report (1994) infrastruktur dibagi dalam tiga jenis, yaitu:

1. Infrastruktur ekonomi, merupakan infrastruktur fisik yang diperlukan untuk menunjang aktivitas ekonomi, meliputi public utilities (tenaga, telekomunikasi, air, sanitasi, gas), public work (jalan, bendungan, kanal,

30 irigasi dan drainase) dan sektor transportasi (jalan, rel, pelabuhan, lapangan terbang dan sebagainya).

2. Infrastruktur sosial, meliputi pendidikan, kesehatan, perumahan dan rekreasi. 3. Infrastruktur administrasi, meliputi penegakan hukum, kontrol administrasi

dan koordinasi.

Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur, menjelaskan beberapa jenis infrasturktur yang penyediaannya diatur pemerintah, yaitu: infrastruktur transportasi, infrastruktur jalan, infrastruktur pengairan, infrastruktur air minum dan sanitasi, infrastruktur telematika, infrastruktur ketenagalistrikan, dan infrastruktur pengangkutan minyak dan gas bumi. Penggolongan infrastruktur tersebut diatas dapat dikategorikan sebagai infrastruktur dasar, karena sifatnya yang dibutuhkan oleh masyarakat luas sehingga perlu diatur oleh pemerintah. Ketersediaan infrastruktur meningkatkan akses masyarakat terhadap sumberdaya sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang menuju pada perkembangan ekonomi suatu kawasan atau wilayah. Ketersediaan infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan, bandara, sistem penyediaan tenaga listrik, irigasi, sistem penyediaan air bersih, sanitasi, dan sebagainya yang merupakan social overhead capital, memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan tingkat perkembangan wilayah, yang antara lain dicirikan oleh laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari kenyataan bahwa daerah yang mempunyai kelengkapan sistem infrastruktur yang lebih baik, mempunyai tingkat laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik

31 pula, dibandingkan dengan daerah yang mempunyai kelengkapan infrastruktur yang terbatas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penyediaan infrastruktur merupakan faktor kunci dalam mendukung pembangunan nasional (Bappenas, 2003).

2.2.1 Infrastruktur Jalan

Dalam UU No. 38 tahun 2004 disebutkan bahwa jalan sebagai sarana transportasi merupakan unsur penting dalam merangsang maupun mengantisipasi pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Pada masyarakat agraris, jalan digunakan untuk memasarkan hasil pertanian. Sedangkan World Bank (2007) menyatakan insentif bagi petani (harga dan input) menjadi sia-sia jika terdapat halangan fisik dan biaya ekonomi yang tinggi untuk transportasi barang.

Pembangunan prasarana jalan turut akan meningkatkan pertumbuhan wilayah-wilayah baru dengan meningkatnya volume lalu lintas. Sebaiknya prasarana jalan yang buruk dan rusak akan menghambat alokasi sumber daya, pengembangan industri, pendistribusian faktor produksi, barang dan jasa, yang pada akhirnya akan memengaruhi pendapatan. Infrastruktur jalan sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial dan hanya jalan dalam kondisi baik yang bisa memfasilitasi mobilitas tersebut, maka penelitian ini untuk indikator infrastruktur menggunakan panjang jalam dalam kondisi baik . Hal ini untuk menggambarkan seberapa besar kinerja pemerintah dari sisi infrastruktur untuk memfasilitasi mobilisasi barang/jasa guna peningkatan kesejahteraan masyarakat.

32 2.2.2 Infrastruktur Listrik

Listrik merupakan energi terpentingdalam perkembangan kehidupan manusia modern. Listrik digunakan untuk berbagaikegiatan baik di kota-kota besar maupundi wilayah pedesaan. Kebutuhan akanenergi listrik dari waktu ke waktu semakinmeningkat seiring dengan pertumbuhansosial masyarakat. Tercukupinya pasokanakan listrik merupakan prasyarat bagiterselenggaranya kegiatan ekonomi karenalistrik merupakan kebutuhan pokok dalamkehidupan sehari-hari karena hampirseluruh aktivitas masyarakat tergantungpada tenaga listrik. Keterlambatanpengembangan energi listrik dapatberakibat fatal meliputi kehilangankapasitas produksi industri, penurunannilai ekspor serta keengganan investormelakukan investasi(Widayati, 2010).

Dengan semakin majunya suatu wilayah, kebutuhan akan listrik menjadituntutan primer yang harus dipenuhi, tidak hanya untuk rumah tangga namun jugauntuk kegiatan ekonomi terutama industri. Dalam kehidupan masyarakat yangsemakin modern, semakin banyak peralatan rumah tangga, peralatan kantor sertaaktivitas-aktivitas masyarakat yang mengandalkan sumber energi dari listrik.Peningkatan kegiatan ekonomi dalam produksi dan investasi juga membutuhkanlistrik yang memadai. Oleh karena itu permintaan listrik meningkat dari tahun ketahun baik dari segi kuantitasnya maupun kualitasnya (Wahyuni, 2009).

Tenaga listrik memegang peranan penting dalam upaya mendukung pembangunan nasional secara luas baik ekonomi, sosial maupun budaya. Pembangunan dan pendistribusian infrastruktur listrik sangat tergantung pada

33 tersedianya prasarana jalan karena pemasangan jaringan listrik biasanya ditempatkan pada bahu jalan untuk memudahkan pemasangan, pengoperasian, dan pemeliharaan jaringan.

2.2.3 Infrastruktur Air Bersih

Penyediaan air bersih dan sarananya merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan kehidupan manusia. Oleh karenanya air bersih mutlak harus tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai. Pada hakikatnya, alam telah menyediakan air yang dibutuhkan, namun desakan pertumbuhan penduduk yang tidak merata serta aktivitasnya telah menimbulkan berbagai dampak perubahan tatanan dan keseimbangan lingkungan (Purnomo, 2009). Penggunaan air terbesar berdasarkan sektor kegiatan dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar yaitu kebutuhan domestik, irigasi pertanian dan industri. Kebutuhan domestik untuk masyarakat akan meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk baik di perkotaan maupun pedesaan. Air untuk keperluan irigasi pertanian juga terus meningkat dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang terus bertambah. Demikian juga dalam bidang industri, yang kian mengalami peningkatan karena struktur perekonomian yang mengarah pada industrialisasi.

Air harus dipandang sebagai barang ekonomi sehingga untuk mendapatkannya memerlukan pengorbanan baik waktu maupun biaya. Sebagaimana barang ekonomi lainnya, air mempunyai nilai bagi penggunanya, yaitu jumlah maksimum yang bersedia dibayarkan untuk penggunaan sumber daya tersebut, dimana pengguna akan menggunakan air selama manfaat dari

34 tambahan setiap kubik air yang digunakan melebihi biaya yang dikeluarkan (Briscoe dalam Oktavianus, 2003).

Dalam penyaluran air bersih oleh PDAM, berbagai tantangan dihadapi didalam penyediaan air bersih seperti jaringan infrastruktur yang terbatas, manajemen dan kemampuan teknis yang rendah dari manajemen PDAM yang ada didalam pengoperasian korporasi air bersih serta terbatasnya kapital investasi. Kuantitas sumber air bersih sangat terbatas disamping kualitas air bersih yang dikonsumsi masyarakat kurang memenuhi standar. Hal ini disebabkan rendahnya kualitas pengolahan di unit produksi, pencemaran di sistim distribusi maupun sumber air yang tercemar dipergunakan untuk proses pengolahan. Untuk mengatasi masalah tersebut, khususnya di bidang penyediaan air bersih, telah ditawarkan 20 paket proyek penyediaan air bersih di berbagai kota di Indonesia yang layak untuk dibiayai oleh sektor swasta. Selain itu, pemerintah sudah melakukan upaya untuk memfasilitasi investasi sektor swasta yaitu memperbaiki peraturan dan ketentuan yang ada agar memberikan insentif dan iklim yang baik untuk berinvestasi. Telah diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 16/2005 mengenai Sistem Penyediaan Air Minum antara lain, mengamanatkan pembentukan Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) yang saat ini telah efektif. Peraturan Pemerintah No.20/1994 mengizinkan investor asing memegang saham sampai 95%. Pemerintah memberikan dukungan dana yang diutamakan untuk daerah rawan air (desa, kawasan kumuh/nelayan, pulau kecil/terpencil) dan membantu perluasan pelayanan bagi PDAM yang tidak sehat. Investasi swasta diarahkan untuk cost recovery, seperti penyediaan air minum dan

35 sanitasi untuk daerah komersial/hunian yang mampu, dan TPA regional/metropolitan (Pengembangan Infrastruktur di Indonesia, 2005).

2.2.4 Infrastruktur Kesehatan

World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah kondisi kesejahteraan fisik, mental dan sosial, dan bukan sekedar bebas penyakit dan kelemahan fisik. Secara ekonomi, masyarakat yang sehat akan menghasilkan tenaga kerja yang sehat dan merupakan input penting untuk pertumbuhan ekonomi. Negara yang mempunyai tingkat kesehatan dan pendidikan yang rendah menghadapi tantangan yang lebih berat untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan dibandingkan dengan negara yang lebih baik tingkat kesehatan dan pendidikannya.

Menurut Yuliati (2011), tingkat kesehatan masyarakat yang berpengaruh pada usia produktifitas tenaga kerja yang nantinya dapat mempengaruhi output barang/jasa, meningkatkan upah dan pada akhirnya dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang sehat akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan penduduk secara keseluruhan. Indikator ini juga digunakan oleh pemerintah sebagai sub indikator pada indikator potensi daerahpada syarat kelulusan calon DOB menjadi DOB.

Pelayanan kesehatan melalui rumah sakit dan puskesmas serta pelayanan kesehatan lainnya diharapkan meningkatkan mutu kesehatan yang menjangkau seluruh masyarakat untuk mewujudkan pembangunan kesehatan yang merata. Pengembangan infrastruktur kesehatan, baik secara kuantitas maupun kualitas,

36 akan mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang merupakan faktor input pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan (Krismanti, 2009). 2.2.5 Infrastruktur Pendidikan

Sektor pendidikan merupakan bagian penting dalam pelayanan publik. DalamRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 disebutkanpermasalahan bidang pendidikan di Indonesia antara lain adalah fasilitas pelayananpendidikan, khususnya untuk jenjang pendidikan menengah pertama dan yang lebihtinggi yang belum tersedia secara merata, serta ketersediaan pendidik yang belummemadai baik secara kuantitas maupun kualitas. Pemekaran daerah memungkinkanpemerintah memperbaiki pemerataan fasilitas pendidikan baik tingkat dasar maupunlanjutan serta memperbaiki ketersediaan tenaga pendidik yang memadai melalui peranpemerintah daerah. Dengan rentang kendali yang lebih pendek dan alokasi fiskal yanglebih merata seyogyanya menjadi modal dasar peningkatan pelayanan bidangpendidikan di setiap daerah, khususnya daerah pemekaran(Bappenas bekerjasama dengan UNDP, 2007).

Ada beberapa alasan mengapa pendidikan itu sangat penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertama, dalam perspektifmikroekonomi, pendidikan meningkatkan modal manusia yang melekat padaangkatan kerja, yang akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Kedua,pendidikan akan meningkatkan kapasitas inovasi dari suatu perekonomian,pengetahuan baru atas teknologi akan mendorong pertumbuhan. Ketiga,pendidikan memfasilitasi dan menyebarkan pengetahuan yang dibutuhkan

37 untukmemahami dan mengimplementasikan informasi baru yang ditemukan oleh orang lain, hal ini mendorong pertumbuhan (Bappenas, 2008).

Dokumen terkait