• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi Baru Lahir

2.2. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah tindakan segera setelah bayi lahir, bayi diletakkan menempel di dada atau perut ibu, dibiarkan merayap mencari puting, kemudian menyusu sampai puas. Proses ini berlangsung minimal satu jam pertama sejak bayi lahir (Depkes RI,2008).

2.2.1. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini

Menurut Depkes RI (2008), manfaat IMD antara lain : A. Bagi Bayi

1. Ketika baru lahir, bayi tidak perlu dibedong. Suhu kulit dada ibu yang melahirkan akan menyesuaikan dengan suhu tubuh bayi.

2. Ibu dan bayi akan menjadi lebih tenang sehingga pernapasan dan detak jantung bayi akan menjadi lebih stabil dan membuat bayi tidak rewel.

3. Saat merayap di dada ibu, bayi menjilat-jilat kulit ibu dan menelan bakteri nonpathogen dari kulit ibu. Bakteri baik ini akan bekembang biak membentuk koloni

bakteri di kulit dan usus bayi sehingga bayi menjadi lebih kebal dari bakteri pathogen yang berasal dari lingkungan barunya.

4. Kontak kulit ke kulit meningkatkan bonding (ikatan kasih sayang) antara ibu dan bayi. Kontak kulit dalam 1-3 jam pertama ini sangat penting karena setelah itu, biasanya bayi tertidur.

5. Bayi memperoleh kolostrum yang penting untuk kelangsungan hidupnya. Kolostrum ini akan membantu tubuh bayi membentuk daya tahan terhadap infeksi sekaligus penting untuk pertumbuhan usus dimana kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi dan mematangkan dinding usus bayi.

6. Bayi yang mengalami IMD memperoleh ASI sejak awal kelahirannya dan ini akan mengurangi risiko bayi menderita alergi.

7. Dengan IMD, produksi ASI akan lancar sehingga bayi dapat memperoleh ASI eksklusif dan tetap menyusu sampai berusia 2 tahun.

B. Bagi Ibu

1. Proses IMD membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan. 2. Proses IMD merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang membuat ibu merasa tenang, rileks, mencintai bayi dan bahagia. Oksitosin juga menyebabkan terjadinya refleks pengeluaran ASI dan kontraksi rahim yang mencegah perdarahan usai persalinan.

C. Bagi Keluarga

1. Ibu dan ayah merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya pertama kali dalam kondisi ini. Ketika ayah mengazankan atau mendoakan bayi, ketiganya akan merasakan pengalaman batin yang amat indah.

2.2.2. Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif

Pilar utama dalam proses menyusui adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD). IMD didefinisikan sebagai proses membiarkan bayi menyusu sendiri setelah bayi lahir. Bayi diletakkan di dada ibunya dan bayi itu sendiri dengan segala upayanya mencari puting untuk segera menyusu. Jangka waktunya adalah sesegera mungkin setelah bayi lahir.

IMD sangat penting tidak hanya untuk bayi, namun juga bagi ibu. Dengan demikian, sekitar 22% angka kematian bayi setelah lahir pada 1 bulan pertama dapat ditekan. Bayi disusui selama 1 jam atau lebih di dada ibunya segera setelah lahir. Hal tersebut juga penting dalam menjaga produktivitas ASI. Isapan bayi penting dalam meningkatkan kadar hormon prolaktin, yaitu hormon yang merangsang kelenjar susu untuk memproduksi ASI. Isapan itu akan meningkatkan produksi ASI 2 kali lipat. Itulah bedanya isapan dengan perasan (Nurheti,2010).

Berdasarkan hasil penelitian Amalia dan Ni (2010) tentang hubungan pelaksanaan inisiasi menyusu dini dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif, menunjukkan bahwa terdapat hubungan pelaksanaan inisiasi menyusu dini dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Dari 20 responden yang melaksanakan IMD, 85% memberikan ASI eksklusif, dan 15% tidak memberikan ASI eksklusif.

Masalah-masalah dalam praktik Inisiasi Menyusu Dini menurut Yesie (2010) adalah :

1. Kurangnya kepedulian terhadap pentingnya Inisiasi Menyusu Dini.

2. Kurangnya konseling oleh tenaga kesehatan tentang Inisiasi Menyusu Dini.

3. Adanya pendapat bahwa suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonorrhea harus segera diberikan setelah lahir, padahal sebenarnya tindakan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri.

4. Masih kuatnya kepercayaan keluarga bahwa ibu memerlukan istirahat yang cukup setelah melahirkan dan menyusui sulit dilakukan.

5. Adanya kepercayaan masyarakat yang menyatakan bahwa kolostrum yang keluar pada hari pertama tidak baik untuk bayi.

6. Adanya kepercayaan masyarakat yang tidak mengizinkan ibu untuk menyusui dini sebelum payudaranya dibersihkan.

2.2.3. Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450/MENKES/SK/IV/2004, langkah menuju keberhasilan menyusui yaitu :

1. Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.

2. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan keterampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut.

3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui.

4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan, yang dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat operasi caesar, bayi disusui setelah 30 menit ibu sadar.

5. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis. 6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi

baru lahir.

7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari.

8. Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui.

9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI.

10.Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari rumah sakit/rumah bersalin/sarana pelayanan kesehatan.

2.2.4. ASI

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. Banyak hal yang menyebabkan ibu tidak mau menyusui diantaranya kurang memahami keutamaan ASI dibanding makanan pengganti ASI (Anton,2008).

2.2.5. Kandungan ASI

Kandungan ASI menurut Anton (2008) adalah : 1. Karbohidrat

Karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa yang jumlahnya berubah-ubah setiap hari menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi. Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan sel saraf otak dan pemberi energi untuk kerja sel-sel saraf. Selain itu karbohidrat memudahkan penyerapan kalsium mempertahankan faktor bifidus di dalam usus (faktor yang menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat yang baik bagi bakteri yang menguntungkan).

2. Protein

Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan pengganti ASI, tetapi protein ASI sangat cocok karena unsur protein didalamnya hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi.

3. Lemak

Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat jumlahnya. Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi dan hal ini terjadi secara otomatis, menurut perkembangan bayi dan kebutuhan energi yang dibutuhkan. Lemak dalam ASI mudah dicerna karena mengandung enzim lipase.

4. Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan. Zat besi dan kalsium

dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah di serap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu.

5. Vitamin

ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan, kecuali vitamin K. Karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K.

2.2.6. Jenis ASI

Jenis ASI menurut Anton (2008) adalah : 1. Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar mamae sebelum dan segera setelah melahirkan anak. Komposisi kolostrum dari hari ke hari berubah. Kolostrum merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI mature.

2. ASI Peralihan (Masa Transisi)

Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI mature. Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi, dan volumenya meningkat.

3. ASI Mature

ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, komposisinya relatif konstan. Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi. Terdapat anti mikrobakterial faktor, yaitu antibodi terhadap bakteri dan virus.

2.2.7. Produksi ASI

Kandungan kompleks pada ASI relatif mudah dicerna, sangat dibutuhkan bayi, dan tidak tergantikan oleh susu formula mana pun. Kualitas ASI bisa menurun bila status gizi ibu memburuk. Menurut Nadia (2009), untuk meningkatkan kualitas dan produksi ASI, dapat dilakukan berbagai cara, antara lain :

1. Minum jus buah segar setiap hari.

2. Jangan banyak makan camilan yang tidak sehat dan tidak memberi asupan gizi. Lebih baik makan sereal, susu, dan buah.

3. Perbanyak konsumsi sayur dan buah. Sayuran hijau akan meningkatkan zat besi untuk menangkal anemia pada ibu dan bayi. Buah sebagai anti oksidan agar ibu tidak mudah sakit.

4. Makan saja jika merasa lapar. Biarpun jika dihitung-hitung dalam sehari ibu bisa makan lebih dari lima kali sehari.

5. Konsumsilah makanan yang mengandung kalsium dan zat besi seperti ikan dan minum susu khusus ibu menyusui.

6. Pilih makanan yang mengandung lemak esensial (karena penting untuk otak dan imunitas bayi), seperti minyak ikan, telur, dll.

7. Banyak minum air putih.

8. Relaks dan percaya diri produksi ASI berlimpah.

9. Istirahat yang cukup untuk menekan stres yang akan menghambat produksi ASI.

10.Olahraga secara rutin, agar sehat dan hati senang yang akan meningkatkan hormon untuk menunjang produksi ASI.

Berdasarkan penelitian Dewi, dkk (2012) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI pada ibu nifas, menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi produksi ASI. Faktor makanan yang kurang menyebabkan produksi ASI tidak lancar sebanyak (62,5%). Faktor psikis yang sedang juga menyebabkan produksi ASI berkurang (60,0%). Faktor isapan bayi yang baik menyebabkan produksi ASI lancar (70,0%).

Berdasarkan penelitian Ayu (2012) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelancaran produksi ASI pada ibu menyusui, menunjukkan bahwa faktor frekuensi sering menyusui berpengaruh terhadap produksi ASI lancar (76,5%). Faktor mengkonsumsi makanan bergizi secara baik berpengaruh terhadap kelancaran produksi ASI (74,1%). Faktor melakukan perawatan payudara secara baik berpengaruh terhadap kelancaran ASI (76%).

2.2.8. Frekuensi Pemberian ASI

ASI diberikan kepada bayi segera setelah bayi dilahirkan. Walaupun bayi tidak lapar, saat ini paling tepat untuk mulai menyusu. Pada hari pertama, bayi sering kali mengantuk dan mungkin hanya membutuhkan menyusu 3 kali. Hari kedua sampai kelima saat bayi terbangun, bayi menjadi lebih tertarik untuk menyusu dan mungkin menyusu sebanyak sepuluh kali atau lebih selama 24 jam. Pada hari-hari berikutnya, bayi mungkin menyusu sebanyak delapan kali selama 24 jam (Jane,2003).

Sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain seperti kencing, atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang

sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.

Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tidak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa dijadwal, sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah banyak masalah yang mungkin timbul (Soetjiningsih,1997).

2.2.9 Manfaat Pemberian ASI

1. Manfaat untuk bayi

Manfaat pemberian ASI bagi bayi menurut Widodo (2010) adalah : a. Nilai gizinya, baik dalam jumlah maupun macamnya, sesuai dengan

kebutuhan bayi.

b. Tidak memberatkan kerja pencernaan dan ginjal bayi. c. Mengandung berbagai zat antiinfeksi.

d. Segar dan terhindar dari pencemaran kuman. e. Suhunya ideal

f. Memberi kehangatan hubungan bayi dengan ibunya. 2. Manfaat untuk ibu

Manfaat pemberian ASI bagi ibu menurut Nur (2011) adalah : a. Menguntungkan Secara Ekonomis

Dengan menyusu secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 6 bulan. Dengan demikian, menyusu akan menghemat pengeluaran rumah tangga, dan biaya bisa dialokasikan untuk

memberikan makanan yang lebih bergizi kepada ibu menyusui karena menyusui memerlukan zat gizi lebih.

b. ASI Tidak Pernah Basi

ASI dalam payudara tidak pernah basi dan ia tidak perlu memerah, ataupun membuang ASInya sebelum menyusui.

c. Timbul Rasa Percaya Diri pada Diri Ibu Untuk Menyusui

Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi sehingga meningkatkan produksi hormon, terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.

d. Praktis dan Tidak Merepotkan

Bila bayi diberi ASI, ibu tidak perlu repot mempersiapkan alat-alat dan membuat minuman bayi. ASI selalu tersedia. Ketika bayi ingin menyusu, langsung dapat diberikan.

e. Menyusui Dapat Menunda Kehamilan

Menyusui bisa menjadi cara Keluarga Berencana (KB) yang paling efektif untuk mencegah kehamilan. Dengan menyusui secara eksklusif, dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga menjadi alat kontrasepsi alamiah.

f. Mengurangi Risiko Berat Badan Berlebih

Dengan menyusui, lemak yang ada di tubuh akan diubah menjadi ASI sehingga tidak menyebabkan kegemukan dan cepat mengembalikan bentuk tubuh seperti semula. Menyusui membutuhkan energi sekitar 500 kalori per hari sehingga tidak perlu mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi.

g. Mempercepat Pengecilan Ukuran Rahim Ibu

Isapan bayi saat menyusu mampu membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali kemasa prakehamilan, dan mengurangi risiko pendarahan. Hormon oksitosin juga berfungsi membantu rahim kembali mengecil lebih cepat dibanding ibu yang tidak menyusui.

h. Mengurangi Risiko Terkena Penyakit

Hormon oksitosin akan keluar saat ibu menyusui bayinya. Hormon ini berguna untuk melindungi ibu dan mengurangi risiko terkena penyakit seperti kanker payudara, kanker rahim, dan osteoporosis.

Dokumen terkait