• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3. Inisiasi Menyusu Dini

Inisiasi Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu ibu) (Dinkes, 2009)

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yaitu pemberian ASI dalam satu jam pertama kelahirannya, ketika dilahirkan bayi memiliki naluri untuk mencari sumber kehidupannya. Yang dibutuhkan hanyalah sentuhan kulit antara bayi dan ibunya dalam satu jam pertama kehidupannya. (Midwiferyroom, 2009)

Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi

commit to user

akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan ‘penyelamatan kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan (Ridwan, 2009)

Menurut Utami Roesli, (2008), dijelaskan bahwa informasi tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan IMD sesaat setelah bayi dilahirkan antara lain : 1) Menumbuhkan rasa percaya bahwa, bayi dapat melakukan ini sendiri. Sebenarnya, ada kodrat alami seorang bayi untuk menyusu dari ibu bahkan saat dia baru lahir. Jadi seseorang tidak perlu terlalu mengkhawatirkan kemampuan bayi. 2) IMD merupakan tahap awal yang sangat baik bila seseorang ingin memberikan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama. Bayi akan menyukai ASI dan ibu tidak akan kekurangan untuk memberikannya. IMD juga mengurangi rasa nyeri saat harus menyusui. 3) Jangan kuatir bayi mengalami kedinginan karena tanpa pakaian apapun harus dibiarkan selama kurang lebih 1 jam untuk mencari puting susu ibu. Karena kulit ibu dapat menghangatkan bayi secara sempurna. Bila bayi merasa kedinginan, suhu tubuh ibu akan meningkat 2 derajat Celcius, sedangkan bila bayi kepanasan, kulit ibu akan menyesuaikan dengan menurunkan suhu sebanyak 1 derajat Celcius. 4) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga mengurangi tingkat kematian bayi yang baru lahir. 5) Gerakan bayi yang merangkak mencari puting susu dapat menekan rahim dan mengelurkan hormon yang membantu menghentikan pendarahan ibu. 6) Bila bayi dalam melakukan

commit to user

IMD menangis, jangan terlalu cepat menyerah untuk memberikan ASI. Bayi menangis belum tentu karena merasa lapar. Biarkan bayi menemukan susu sendiri. 7) Bila persalinan harus melalui proses Cesar, ibu bersalin dapat tetap melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) walaupun kemungkinan berhasilnya sekitar 50% daripada persalinan normal. 8) IMD membantu meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak.

Pada pekan ASI sedunia 2007 juga dirayakan di Indonesia dengan tema Menyusu “Satu Jam Pertama Kehidupan Dilanjutkan dengan Menyusu Eksklusif 6 Bulan, Menyelamatkan Lebih dari Satu Juta Bayi”. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini (early latch on) sebagai tindakan life saving, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global.

Utami Roesli (2008) menjelaskan bahwa IMD sangat bermanfaat bagi bayi dan ibunya, manfaat bagi bayi antara lain untuk kehangatan, kenyamanan dan kualitas perlekatan antara ibu desarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan bayi-bayi yang diletakan dalam boks ternyata bayi-bayi yang kontak kulit dengan kulit ibunya mempunyai suhu tubuh yang lebih hangat dan stabil. Selain itu Ternyata bayi-bayi yang di lakukan inisiasi dini lebih jarang menangis di bandingkan dengan bayi-bayi yang dipisahkan dari ibunya. Dan di banding bayi yang dipisahkan dari ibunya, bayi-bayi yang di lakukan inisiasi dini mempunyai kemampuan perlekatan mulut yang lebih baik pada waktu menyusu.

commit to user

Adapun manfaat IMD bagi ibu antara lain memudahkan pelepasan plasenta yang lebih cepat akan mengurangi resiko terjadinya pendarahan.

Tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini : pertama, dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini; kedua, para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses melahirkan, akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi caesar; ketiga, setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix; keempat, bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti; kelima, bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya; keenam, saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi; ketujuh, bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai; kedelapan, setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata; kesembilan, ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung memungkinkan ibu

commit to user

menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui (Idris, 2009)

Manfaat kontak kulit bayi ke kulit ibu : (a) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena hipotermia; (b) Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energy; (c) Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan; (d) Bayi mendapatkan kolostrum, cairan berharga yang kaya akan antibodi dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan; (e) Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi; (f) Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi; (g) Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil penyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan; (h) Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada

commit to user

puting ibu akan merangsang keluarnya oksitosin yang penting karena : (1) menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu; (2) merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia; (3) merangsang pengaliran ASI dan payudara, sehingga ASI matang (yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar (Windy, 2009)

Standar Operasional Prosedur Inisiasi Menyusu Dini pada partus spontan: (a)Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu di kamar bersalin; (b) Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan obat kimiawi; (c) Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala,kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix mulut dan hidung bayi dibersihkan,tali pusat diikat; (d) Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti bayi dapat diberi topi; (e) Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri; (f) Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu; (g) Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak satu jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu-bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam; (h) Bila dalam 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu kulit melekat pada kulit 30 menit atau 1 jam lagi; (i) Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau selesai menyusu

commit to user

awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vit.K; (j) Rawat gabung bayi: Ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam; (k) Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng (Peduli ASI, 2009)

Standar Operasional Prosedur Inisiasi Menyusu Dini pada operasi caesar: (a) dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu di kamar operasi atau di kamar pemulihan; (b) begitu lahir diletakkan di meja resusitasi untuk dinilai, dikeringkan secepatnya terutama kepala tanpa menghilangkan vernix kecuali tangannya. Dibersihkan mulut dan hidung bayi, tali pusat diikat; (c) Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibawa ke ibu. Diperlihatkan kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu; (d) Tengkurapkan bayi di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit serong/melintang menghindari sayatan operasi. Bayi dan ibu diselimuti. Bayi diberi topi; (e) Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari puting sendiri; (f) Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu paling tidak selama satu jam, bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam; tetap kontak kulit ibu-bayi selama setidaknya 1 jam; (g) bila ibu-bayi menunjukkan kesiapan untuk minum, bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting tapi tidak memasukkan puting ke mulut bayi. Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan puting ibu, beri tambahan waktu melekat pada dada ibu, 30 menit atau 1 jam lagi; (h) bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat didadanya dan dipeluk erat oleh ibu. Kemudian ibu dipindahkan dari meja operasi ke ruang pulih (RR) dengan bayi tetap didadanya; (i) bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar

commit to user

operasi, diusulkan untuk mendampingi ibu dan mendoakan anaknya saat di kamar pulih; (j) Rawat gabung: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng (Selasi, 2009)

Standar Operasional Prosedur Inisiasi Menyusu Dini pada gemelli: (a) dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu di kamar bersalin; (b) bayi pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat; (c) bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi di tengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti bayi dapat diberi topi; (d) anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri; (e) bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, berikan bayi pertama pada ayah. Ayah memeluk bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ayah seperti pada perawatan metoda kanguru. Keduanya ditutupi baju ayah; (1) bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat; (g) bila bayi kedua tidak memerlukan resusitasi, bayi kedua ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Letakkan kembali bayi pertama di dada ibu berdampingan dengan saudaranya, Ibu dan kedua bayinya diselimuti. Bayi-bayi dapat diberi topi; (h) biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak satu jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu-bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam; (i) bila dalam 1 jam

commit to user

menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu 30 menit atau 1 jam lagi kulit melekat pada kulit; (j) rawat gabung bayi : Ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis (Selasi, 2009)

Dokumen terkait