• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inklusi bagaimana masing-masing pihak atau kelompok itu ditampilkan lewat pemberitaan.

I.8 DEFENISI OPERASIONAL

2. Inklusi bagaimana masing-masing pihak atau kelompok itu ditampilkan lewat pemberitaan.

dengan menghadirkan kelompok atau wacana lain yang dipandang lebih dominan atau lebih bagus.

b. Objektivasi-Abstraksi, yaitu bagaimana aktor sosial ditampilkan dengan memberi petunjuk yang konkret dan aktor sosial ditampilkan dengan memberi petunjuk yang abstrak.

c. Nominasi-Kategorisasi, yaitu bagaimana aktor tersebut ditampilkan apa adanya - yang ditampilkan adalah kategori yang menunjukkan ciri penting dari seseorang.

d. Nominasi-Identifikasi, yaitu bagaimana aktor ditampilkan apa adanya dengan memberi anak kalimat sebagai penjelas.

e. Determinasi-Indeterminasi, yaitu bagaimana aktor disebutkan secara jelas atau aktor disebutkan secara anonim.

f. Asimilasi-Individualisasi, yaitu adanya kategori aktor sosial yang spesifik yang disebut dalam berita- komunitas atau kelompok sosial di mana seseorang itu berada.

g. Assosiasi-Disosiasi, apakah aktor ditampilkan sendiri atau aktor ditampilkan menghubungkan dengan kelompok lain yang lebih besar.

II.5. Berita

Berita lebih mudah diketahui daripada didefinisikan. Seorang jurnalis, apakah ia koresponden, reporter atau redaktur, telah terlatih dalam “mencium’ berita melalui indera keenamnya atau intuisi mereka. Prof Mitchel V. Charnley

mendefinisikan berita sebagai laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal-hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar orang. Sementara Henshall dan Ingram mengartikan berita adalah susunan kejadian setiap hari, sehingga masyarakat menerimanya dalam bnetuk yang tersusun dan dikemas rapi menjadi cerita, pada hari yang sama di radio atau televisi dan keesokan harinya di berbagai surat kabar (Hadiyanto, 2001: 80).

1. Nilai berita

Suatu peristiwa dikatakan mempunyai nilai berita jika mengandung: a. Keluarbiasaan (unusualness). Berita adalah sesuatu yang luar biasa.

Nilai berita peristiwa luar biasa, paling tidak dapat dilihat dari lima aspek; lokasi, waktu, jumlah korban, daya kejut peristiwa, dan dampak yang ditimbulkan peristiwa tersebut.

b. Kebaruan (newness). Berita adalah semua apa yang terbaru. Semua hal yang baru, apa pun namanya, pasti memiliki nilai berita.

c. Akibat (impact). Berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas. Dampak suatu pemberitaan bergantung pada beberapa hal: seberapa banyak khalayak terpengaruh, pemberitaan itu langsung mengena kepada khalayak atau tidak, dan segera tidaknya efek berita itu menyentuh khalayak media surat kabar, radio, atau televisi yang melaporkannya.

d. Aktual (timeliness). Berita adalah apa yang terjadi hari ini, apa yang masih belum diketahui tentang apa yang akan terjadi hari ini,

atau adanya opini berupa pandangan dan penilaian yang berbeda dengan opini sebelumnya sehingga opini itu mengandung informasi penting dan berarti.

e. Kedekatan (proximity). Kedekatan mengandung dua arti. Pertama, kedekatan geografis menunjuk kepada suatu peristiwa atau berita yang terjadi di sekitar tempat tinggal kita. Kedua, kedekatan psikologis yang lebih banyak ditentukan oleh tingkat keterkaitan pikiran, perasaan, atau kejiwaan seseorang dengan suatu objek peristiwa atau berita.

f. Informasi (information). Hanya informasi yang memiliki nilai berita, atau memberi banyak manfaat kepada publik yang patut mendapat perhatian media.

g. Konflik (conflict). Konflik atau pertentangan merupakan sumber berita yang tak pernah kering dan tak kan pernah habis.

h. Orang penting (prominence). Berita adalah tentang orang-orang penting, orang-orang ternama, pesohor, selebriti, figur publik. Teori jurnalistik menegaskan, nama menciptakan berita.

i. Ketertarikan manusiawi (human interest). Cerita human interest, lebih banyak mengaduk-aduk perasaan daripada mengundang pemikiran. Apa saja yang dinilai mengundang minat insani, menimbulkan ketertarikan manusiawi, mengembangkan hasrat dan

naluri ingin tahu dapat digolongkan ke dalam cerita human interest.

j. Kejutan (suprising). Nilai berita kejutan, ditentukan oleh subjek pelaku, situasi saat itu, peristiwa sebelumnya, bidang perhatian, pengetahuan, serta pengalaman orang-orang atau masyarakat di sekitarnya.

k. Seks (sex). Seks adalah berita. Sepanjang sejarah peradaban manusia, segala hal yang berkaitan dengan perempuan pasti menarik dan menjadi sumber berita. Seks memang identik dengan perempuan. Di berbagai belahan dunia, perempuan dengan segala aktivitasnya selalu layak muat, layak siar, layak tayang. Segala macam tentang perempuan, tentang seks, selalu banyak peminatnya. (Sumadiria, 2005: 80-89).

2. Sumber Berita.

Adapun empat hal yang menjadi sumber berita yaitu:

a. Observasi langsung dan tidak langsung dari situasi berita. Wartawan yang mengamati langsung suatu peristiwa dapat membuat cerita itu menjadi hidup. Sedangkan observasi tidak langsung akan melengkapi keterbatasan observasi langsung yakni dengan prosedur pra-peristiwa dan pasca-peristiwa.

b. Proses wawancara. Kunci wawancara yang baik adalah mendengarkan dengan baik dan jika sumber tahu bahwa wartawan mempunyai rasa empati maka mereka akan bicara.

c. Pencarian atau pnelitian bahan-bahan melalui dokumen publik. Caranya dengan mencari catatan, dokumentasi, buku dan sebagainya yang ada hubungannya dengan peristiwa yang akan diliput.

d. Partisipasi dalam berita (Ishwara, 2005: 67).

3. Isi Berita

Ada beberapa kategori yang menunjukkan bahwa isi berita itu disebut layak berita yaitu:

a. Berita harus akurat. Kehati-hatian dimulai dari kecermatannya terhadap ejaan nama, angka, tanggal dan usia serta disiplin diri untuk senantiasa melakukan periksa ulang atas keterangan dan fakta yang diteminya. Tidak hanya itu, akurasi juga berarti benar dalam memberikan kesan umum, benar dalam sudut pandang pemberitaan yang dicapai oleh penyajian detil-detil fakta dan oleh tekanan yang diberikan pada fakta-faktanya.

b. Berita harus lengkap, adil dan berimbang. Yang dimaksud dengan bersikap adil dan berimbang adalah bahwa seorang wartawan harus melaporkan apa yang sesungguhnya terjadi. Unsur adil dan berimbang mungkin sama sulitnya untuk dicapai seperti juga keakuratan dalam menyajikan fakta. Seorang wartawan harus senantiasa berusaha

menempatkan setiap fakta atau kumpulan fakta-fakta menurut proporsinya yang wajar, untuk mengaitkannya secara berarti dengan unsur-unsur lain, dan untuk membangun segi pentingnya dengan berita secara keseluruhan.

c. Berita harus objektif. Dalam pengertian objektif ini, termasuk pula keharusan wartawan menulis dalam konteks peristiwa secara keseluruhan, tidak dipotong-potong oleh kecenderungan subjektif. Dengan sikap objektif, berita yang dibuat akan objektif, artinya berita yang dibuat itu selaras dengan kenyataan, tidak berat sebelah, bebas dari prasangka. Akan tetapi poin ini adalah kebingungan terbesar dalam jurnalisme. Makna asli dari pemikiran ini sering disalahpahami dan sebagian besar bahkan hilang (Kovach dan Rossenstiel, 2004:88).

d. Berita harus ringkas dan jelas. Berita yang disajikan haruslah dapat dicerna dengan cepat. Ini artinya suatu tulisan yang ringkas, jelas, dan sederhana. Tulisan berita harus tidak banyak menggunakan kata-kata, harus langsung, dam padu. Penulisan berita yang efektif memberikan efek mengalir, ia memiliki warna alami tanpa berelok-elok atau tanpa kepandaian bertutur yang berlebihan. Ia ringkas, terarah, tepat, dan menggugah.

e. Berita harus hangat. Peristiwa-peristiwa bersifat tidak kekal, dan apa yang nampak benar hari ini belum tentu benar esok hari. Karena konsumen berita menginginkan informasi segar, informasi hangat, kebanyak berita berisi laporan peristiwa-peristiwa “hari ini” dalam

harian sore, atau paling lama, “tadi malam” atau “kemarin” dalam harian pagi (Kusumaningrat, 2005:48-57).

4. Jenis Berita

a. Straight news report adalah laporan langsung mengenai suatu

peristiwa.

b. Depth news report merupakan laporan yang menghimpun informasi

dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa tersebut.

c. Comprehensive news merupakan laporan tentang fakta yang bersifat

menyeluruh ditinjau berbagai aspek.

d. Interpretative report biasanya memfokuskan sebuah isu, masalah, atau

peristiwa-peristiwa kontroversial dengan fokus laporan berupa fakta.

e. Feature story menyajikan suatu pengalaman khalayak yang lebih

bergantung pada gaya penulisan dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan.

f. Depth reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam,

tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual.

g. Investigative reporting biasanya memusatkan pada sejumlah masalah

memperoleh fakta yang tersembunyi demi tujuan. Pelaksanannya sering ilegal atau tidak etis.

h. Editorial writing adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan

sidang pendapat umum. Editorial adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita yang penting dan mempebgaruhi pendapat umum (Sumadiria, 2005: 69-71).

Dalam penyajian berita, ada lima faktor yang mempengaruhi kebijakan redaksi:

1. Faktor individual. Faktor ini berhubungan dengan latar belakang profesional dari pengelola media, bagaimana aspek-aspek personal pengelola media mempengaruhi pemberitaan yang akan ditampilkan kepada khalayak.

2. Rutinitas media. Rutinitas media sangat erat kaitannya dengan mekanisme dan proses penenuan berita karena setiap media mempunyai pandangan tertentu dengan apa yang disebut berita, ciri- ciri dan juga kelayakannya.

3. Organisasi. Level organisasi berkaitan dengan struktur organisasi yang secara hipotetik mempengaruhi pemberitaan. Pengelola media bukan orang tunggal di dalam organisasi berita melainkan mereka merupakan bagian kecil didalam organisasi media di mana masing-masing komponen memiliki kepentingan.

4. Level ideologi. Ideologi disini diartikan kerangka berpikir atau kerangka referensi terentu yang dipakai individu untuk melihat realitas dan bagaimana mereka menghadapinya (Sudibyo, 2001:7-13).

5. Ekstramedia. Level ini berhubungan dengan faktor lain diluar media. Ada beberapa faktor yang termasuk dalam lingkungan luar media yaitu:

Pertama, Sumber berita. Sumber berita bukanlah dipandang sebagai pihak yang netral dalam memberikan informasi, dia juga memiliki banyak kepentingan mempengaruhi isi media. Kedua, Sumber penghasilan media. Media harus survive, dan untuk bertahan hidup kadangkala media harus berkompromi dengan sumber daya yang menghidupi mereka. Ketiga, pihak eksternal seperti pemerintah dan lingkungan bisnis, pengaruh ini sangat ditentukan oleh corak dari masing-masing lingkungan eksternal media.

III.1. Deskripsi lokasi penelitian