• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inovasi dalam Lembaga Pendidikan di Mesir

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. Inovasi dalam Lembaga Pendidikan di Mesir

Pembaharuan pendidikan di Mesir tidaklah terjadi dalam kevakuman kebudayaan dan peradaban masyarakatnya.Akan tetapi karena adanya kontak yang terjadi antara masyarakat Mesir dengan peradaban Barat Modern selama pendudukan Napoleon dari Perancis yang menyadarkan mereka atas kemundurannya.

a. Sekolah Modern

Muhammad Ali Pasya, pemimpin Mesir ketika itu yakin percaya bahwa untuk membangun negri Mesir dalam berbagai bidang sangat diperlukan ilmu-ilmu modern dan sains sebagainya yang dikenal di Barat. Untuk itulah ia memodernisasikan lembaga pendidikan Islam dengan mendirikan sekolah-sekolah dan memasukan ilmu-ilmu modern dan sains kedalam kurikulumnya. Sekolah-sekolah inilah yang kemudian dikenal sebagai sekolah modern di Mesir pada khususnya dan dunia Islam pada umumnya.

Saat itu Mesir masih mempunyai sistem pendidikan tradisional yaitu

kuttab, masjid, madrasah dan jami’ al-Azhar. Sementara itu ia melihat jika ia memasukan kurikulum modern kedalam lembaga pendidikan tradisional tersebut maka sangat sulit, oleh karena itulah ia mengambil jalan alternatif dengan cara mendirikan sekolah modern disamping madrasah-madrasah tradisional yang telah ada pada masa itu tetap berjalan.

Adapun nama-nama sekolah modern yang didirikan Muhammad Ali Pasya:10

No Nama Sekolah Tahun Berdiri Tempat Tingkat

1 Sekolah Militer 1815 Kairo Menengah

2 Sekolah Teknik 1816 Kairo Menengah

3 Sekolah Kedokteran 1827 Kairo Menengah

4 Sekolah Apoteker 1829 Kairo Menengah

5 Sekolah Pertambangan 1834 Kairo Menengah

6 Sekolah Pertanian 1836 Kairo Menengah

7 Sekolah Penerjemah 1836 Kairo Menengah

8 Sekolah Dasar 1833 Kairo Dasar

9 Sekolah Menengah Umum 1825 Kasr Al-„ayni Menengah

10 Politeknik 1820 Kairo Tinggi

11 Sekolah Accounting 1826 Kairo Menengah

12 Sekolah Sipil 1829 Kairo Menengah

13 Sekolah Irigasi 1831 Kairo Menengah

14 Sekolah Industri 1831 Kairo Menengah

15 Sekolah Administrasi 1834 Kairo Menengah

16 Sekolah Pertanian 1834 Kairo Menengah

17 Sekolah Perwira A. Laut - Alexandria Menengah

18 Akademi Industri Bahari - Alexandria Tinggi

19 Sekolah Tinggi Kedokteran 1823 Kairo Tinggi

Jika kita perhatikan sistem pendidikannya, maka semua sekolah-sekolah yang didirikan oleh Muhammad Ali Pasya adalah memiliki ciri sekolah modern. Maka pada pemerintahannya ada dua jenis pendidikan yang menurutnya keduanya memiliki fungsi dan peran berbeda dalam

10

Ahmad Syalabi, Mausu’at al-Tarikh wa al-Hadarat al-Islamiyat, Jilid V, (tp.:Maktabat al-Nahdhat al-Mishriyat, 1973), h.356.

menunjang kemajuan dan perkembangan Mesir saat itu. Sekolah tradisional adalah sekolah yang hanya mempelajari ilmu agama yang alumninya tidak menguasai ilmu umum. Sedangkan sekolah modern akan mengeluarkan alumni yang menguasai ilmu umum yang dapat

menstimulus perkembangan pembaharuan Mesir.11

Bila dilihat pada jenisnya, maka hampir semua sekolah menengah modern tersebut di atas merupakan sekolah kejuaraan yang meliputi kejuaraan militer, teknik, pertanian, ekonomi, kedokteran dan administrasi yang bertujuan untuk mendidik tenaga-tenaga ahli Mesir dalam bidangnya masing-masing yang pada gilirannya nanti akan mengeluarkan alumni-alumni yang dapat menggantikan tenaga-tenaga kerja asing yang dipakai selama ini. Hal itu berarti pendidikan di sekolah ini sudah mementingkan kepada kebutuhan masyarakat dan masa depan pelajar-pelajar sendiri.

Karena dalam penyelenggaraannya, sekolah-sekolah modern tersebut masih belum sempurna, di sana-sini masih terdapat kekurangan, terutama dalam hal penyebarannya, jumlahnya yang belum berimbang dengan jumlah murid dan jenjang pendidikannya, maka pada tahun 1834 dibentuklah sebuah komisi pendidikan. Komisi ini bertugas menyusun kembali teknis pelaksanaan pendidikan dengan mengusulkan antara lain:12

1

1) Penambahan pembangunan Sekolah Dasar sebanyak lima puluh buah lagi di Kairo dan propinsi-propinsi.

2) Penambahan Sekolah Menengah Umum, semacam SMA di

Indonesia, yang berfungsi menghubungkan antara Sekolah Dasar dengan Sekolah Tinggi, di Iskandariah

3) Menetapkan jenjang sekolah menjadi tingkat dasar, menengah dan tingkat tinggi.

11

Abd Mukti, Pembaharuan Lembaga Pendidikan di Mesir, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2008), h. 78.

12

Abdul Mukti, Tesis: Pembaharuan Muhammad Ali Pasya dalam Lembaga Pendidikan di Mesir, (Jakarta: 1993), hal. 61

Tetapi sayangnya laporan komisi ini tidak sampai ke tangan Muhammad Ali Pasya, sehingga tidak banyak yang dapat dilakukan olehnya dalam memperbaiki sistem pendidikan sampai ke akhir masa pemerintahannya. Barulah setelah reorganisasi pendidikan yang dilakukan oleh Khedewi Ismail, sistem pendidikan baru ini memperlihatkan pengaruhnya yang besar. Kemudian dilanjutkan oleh Sultan Ahmad Fuad dan Raja Faruq.

Mengenai jenjang pendidikan, jumlah sekolah dan jenisnya sebagaimana yang telah diprogramkan oleh Komisi Survey pendidikan itu dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

No Jenjang Pendidikan Jenis Sekolah Jumlah

1. Tingkat Dasar Umum 50 buah

2. Tingkat Menengah a. Umum

b. Kejuruan

2 buah 14 buah

3. Tingkat Tinggi Kejuruan 3 buah

Kita perhatikan bahwa Muhammad Ali Pasya pada masanya sudah melakukan penjenjangan pendidikan itu menunjukan banyaknya pengetahuan yang diajarkan disana dan kita lihat banyaknya perbedaan usia masyarakat yang menuntut ilmu, tingkat kecerdasan, dan satu yang menarik pada masa itu sudah dapat kita lihat banyak siswa yang kompetensinya dapat dikembangkan berdasarkan kemampuannya karena tersedianya jurusan dan program studi.

Pada dasarnya Kolonel Save, asal Perancis, disebutkan setelah masuk Islam berganti nama Sulaiman Pasya. Sulaiman diangkat menjadi pimpinan sekolah Militer sejak dibuka pada tahun 1815 dan jabatan ini dipegangnya sampai pada tahun 1834 karena pada tahun itu Sulaiman diberi jabatan baru sebagai Inspektur Jendral Sekolah Dalam Diwan al-jihadiyya.13

13

Muhammad Ali Pasya juga mendatangkan tenaga ahli yang berasal dari Perancis yaitu Clot Bey menjabat sebagai Direktur Sekolah Tinggi Kedokeran tahun 1827 sampai tahun 1849 selama 22 tahun. Ketergantungannya terhadap tenaga ahli asing berkurang secara berangsur-angsur dengan pulangnya mahasiswa Mesir yang belajar di Eropa.

Salah satu diantara yang pulang dari Eropa adalah al-Tahthawi, pulang ke Mesir tahun 1831. Setelah sekolah penerjemahan dibuka dipercayakanlah al-Tahthawi untuk menjabat sebagai direktur.14

Dalam hal manajemen sekolah-sekolah modern tersebut awalnya dibawah pengawasan Departemen Pertahanan (Departement of Army), untuk melancarkan menejerial maka Departemen tersebut membentuk sebuah lembaga Diwan al-jihadiyya. Setelah tugas pengawasan sekolah dipisahkan dari Departemen Pertahanan, maka efek dari kebijakan tersebut yaitu sekolah-sekolah tersebut berada di bawah tanggung jawab Diwan al-jihadiyya, selanjutnya agar memudahkan koordinasi yang efektif dan efisien antar sekolah-sekolah tersebut maka dibentuklah sebuah komisi yang bernama Council Supervisior de Instruction Publique atau Majlis Syura al-Makatib pada tahun 1830.

Lembaga ini bertugas untuk merencanakan perluasan pendidikan dikalangan masyarakat Mesir, dan juga bertugas menambah pembangunan sekolah-sekolah dasar dan dua buah sekolah menengah umum, yang bertempat di Kairo dan Alexandria dan beberapa sekolah khusus. Lembaga ini mempunyai Inspektur Jendral Sekolah, sejak tahun 1834 ditunjuklah Kolonel Save sebagai Inspektur.

Setelah itu Departemen Diwan al-jihadiyya berubah nama menjadi

Departemen Diwan al-Madariatau disebut Ministere de l’instruction

Publique, yang setelah itu berubah lagi menjadi Kementrian Pendidikan, kementrian ini selain bertugas mengawasi dan melakukan pembangunan sekolah-sekolah baru juga kementrian ini bertugas menata kembali

14

penerbitan majalah al-waqa’i al-Mishriyya. Diwan al-Madaris ini tugasnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian bahasa arab, bagian bahasa Turki, dan bagian Teknik.

Diwan dari informasi diatas, Muhammad Ali Pasya mengadakan pembaharuan yang besar dalam lembaga dan manajemen pendidikan saat itu.

b. Kurikulum

Dalam hal kurikulum Ali Pasya menghendaki adanya pembaharuan dalam bidang kurikulum pendidikan di Mesir saat itu ialah, Ali Pasya ingin menyesuaikan kurikulum tersebut dengan keadaan dan tuntutan zaman serta relevan dan selaras dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai sehingga nantinya tidak jauh tertinggal dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Eropa. Kurikulum tersebut masih asing di lingkungan sekolah-sekolah Mesir dan masyarakatnya, akan tetapi Ali Pasya berhasil mengadopsi ilmu-ilmu modern dari Barat tersebut, salah satu yang melatar belakangi keberhasilan tersebut adalah dikarenakan dirinya sebagai raja.

Adapun ilmu-ilmu modern yang dimasukkan Muhammad Ali Pasya di dalam Kurikulum Pendidikan yaitu:15

No Bidang Disiplin Ilmu Mata Pelajaran

1 Ilmu Pengetahuan Bahasa 1. Bahasa Itali

2. Bahasa Perancis 3. Bahasa Turki 4. Bahasa Persia

2 Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Sejarah

2. Geografi 3. Ekonomi

15

4. Antropologi 5. Administrasi Negara 6. Pendidikan Kemasyarakatan 7. Filsafat 8. Militer 9. Hukum

3 Ilmu Pengetahuan Alam 1. Fisika

2. Farmasi 3. Ilmu Alam 4. Ilmu Kedokteran 5. Ilmu Teknik 6. Arsitek 7. Kimia 4 Matematika 1. Arithmatic 2. Matematika

5 Pengetahuan Keterampilan 1. Keterampilan

2. Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Dengan dibukanya sekolah dasar sejak tahun 1833, dan usaha ini lebih ditingkatkan lagi pada tahun-tahun berikutnya bukan hanya di ibu kota saja tetapi juga di propinsi-propinsi, sehingga pada tahun 1836 jumlahnya sudah mencapai 50 buah, maka sekolah-sekolah modern yang didirikan oleh Muhammad Ali Pasya sampai saat itu sudah mempunyai jenjang-jenjang pendidikan yang terdiri atas tingkat rendah, menengah dan tingkat tinggi. Ketiga tingkat tersebut, masing-masing mempunyai kurikulumnya yaitu sebagai berikut:16

1. Tingkat rendah, tujuannya untuk mempersiapkan calon-calon siswa sekolah menengah. Kurikulumnya terdiri dari mata

16

pelajaran pokok ialah membaca dan menulis, juga diajarkan geografi dan ilmu berhitung. Pelajaran agama juga dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran. Selain itu bahasa Arab diajarkan juga dan sekaligus berfungsi sebagai bahasa pengantar. 2. Kurikulum tingkat menengah, mata pelajaran pokok terdiri dari ilmu berhitung, matematika dan bahasa Itali. Bahasa Arab dan bahasa Turki dijadikan mata pelajaran dan sejak tahun 1820 mulai diajarkan bahasa Perancis. Hukum Islam juga diajarkan pada tingkat ini. Ilmu lainnya dijadikan sebagi mata pelajaran pokok pada setiap sekolah menengah sesuai dengan jurusannya masing-masing.

3. Tingkat tinggi, kurikulumnya terdiri dari mata pelajaran matematika dan ilmu-ilmu lainnya sesuai dengan jurusannya masing-masing. Bahasa Arab, Turki, Prancis dan Itali juga diajarkan demikian juga pengetahuan Agama dijadikan salah satu mata pelajaran.

Perlu kita pertegas bahwa didalam Islam tidak ada dikotomi ilmu antara ilmu agama dan ilmu umum, karena keduanya adalah satu kesatuan ilmu yang saling mendukung dan pada masa Khalifah Umar bin Khatab adalah orang yang pertama-tama memperluas isi Kurikulum Pendidikan Islam dengan menambahkan keterampilan berenang, menunggang kuda dan memanah.

Untuk mengajar disekolah yang didirikan Muhammad Ali Pasya mendatangkan tenaga pengajar dari Eropa, akan tetapi tenaga pengajar dari Eropa hanyalah sementara, karena untuk mengaji mereka memerlukan biaya yang cukup mahal dan saat mengajar mereka juga memerlukan penerjemah-penerjemah yang akan menterjemahkan materi yang mereka ajarkan ke dalam bahasa Arab.

Maka untuk mengatasi kesulitan itu, Ali Pasya berusaha untuk mengirim pelajar-pelajar Mesir untuk belajar ke Eropa, tujuan utamanya

adalah Italia, Perancis, Inggris Austria. Pengiriman pelajar-pelajar Mesir ke Eropa dilaksanakan tiga gelombang.

Gelombang pertama, antara tahun 1809-1819, sebanyak 28 orang dikirim ke Italia yang tersebar di kota Leghore, Miglan, Florence, dan Rome untuk mempelajari ilmu teknik, militer, industri kapal dan ilmu percetakan.

Gelombang kedua, antara tahun 1826-1844, sebanyak 319 orang dikirim ke Paris, Perancis, dan juga dikirim beserta mereka seorang tokoh intelektual sekaligus ia seseorang pengarang yang terkenal yaitu al-Tahthawi yang bertugas untuk menjadi imam mahasiswa Mesir yang belajar di sana.

Gelombang ketiga, antara tahun 1844-1863, dikirim sebanyak 89 orang yang dikirim lagi ke Perancis. Dalam tahap ketiga ini turut juga beberapa orang dari keluarga Muhammad ali Pasya.

c. Materi Pelajaran

Materi pelajaran merupakan bahan yang akan diajarkan oleh guru kepada murid-muridnya dan materi pelajaran itu bersumber dari buku-buku pelajaran yang meliputi bermacam-macam mata pelajaran sebagaimana telah diuraikan dalam sebelumnya. Akan tetapi buku pelajaran merupakan salah satu soal penting yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran pada sekolah-sekolah yang dibangun oleh Muhammad Ali Pasya ketika itu.17

Kalau buku-buku pelajaran agama tidakmengalami kesulitan yang berarti karena dapat diperoleh dengan mudah di Mesir sendiri, tidak demikian halnya dengan buku-buku pelajaran umum yang tidak dijumpai di Mesir pada waktu itu, karena dalam sistem pendidikan tradisional, kelihatannya, belum begitu membutuhkan kepada buku-buku pelajaran yang berisikan ilmu-ilmu modern.

17

Maka salah satu usaha untuk mengatasi persoalan buku ialah dengan cara menterjemahkan buku-buku yang dipakai oleh sekolah-sekolah Eropa, terutama sekolah-sekolah Italia dan Prancis kedalam bahasa Arab. Usaha ini dilaksanakan oleh penterjemah-penterjemah yang pandai berbahasa asing yang berkerja di Dewan Muhammad Ali Pasya, pegawai-pegawai departemen dan mahasiswa-mahasiswa yang sedang belajar di Eropa.

Hasil penerjemahan ini masih kurang sempurna, karena dilaksanakan oleh penerjemah-penerjemah yang bukan ahlinya dalam ilmu-ilmu yang terkandung di dalam buku yang diterjemahkan itu, selain itu pelaksanaannya juga berjalan lambat karena kegiatan penerjemah itu merupakan pekerjaan sambilan bagi penerjemah sendiri, sudah barang tentu bahwa cara yang demikian itu membawa hasil yang kurang memuaskan pula.

Penerjemah buku-buku mulai berjalan lancar setelah didirikannya sekolah penerjemah di tahun 1836, karena di sekolah ini terdapat ahli-ahli yang tahu akan vaknya masing-masing, sehingga usaha penerjemahan kali ini mulai membawa hasil yang lebih baik dalam waktu yang lebih singkat.

Dokumen terkait