LEGENDASamal ang
5.5. Input dan Output Usaha Tani.
5.5.1. Input dan Output Usahatani Kakao a Input Usahatani kakao
1. Bibit
Jumlah bibit yang digunakan petani rata-rata di wilayah penelitian adalah 1000 bibit per-hektar. Jarak tanam yang digunakan adalah 3m x 3 m, dengan harga bibit Rp.750/pohon.
2. Pohon naungan
Susanto (1998) mengungkapkan bahwa penaung kakao sangat diperlukan dalam mengatur intensitas penyinaran matahari, suhu, kelembaban udara, menahan angin, menambah unsur hara dan bahan organik, menekan tumbuhan gulma, dan memperbaiki struktur tanah. Intensitas sinar matahari untuk tanaman muda yang berumur 12 – 18 bulan sekitar 30% - 60%. Untuk tanaman yang produktif, intensitas penyinaran adalah 50% - 75%.
Di daerah penelitian jenis pohon naungan yang digunakan adalah Lamtoro
(Leucaena glauca). jumlah pohon naungan per hektar rata-rata di wilayah
penelitian adalah 250 pohon, dengan harga pohon naungan Rp. 200/pohon 3. Penggunaan pupuk
Susanto (1998) mengungkapkan bahwa dosis unsur hara untuk tanaman perlu mempertimbangkan beberapa hal, antara lain faktor tanaman dan lingkungannya. Dalam hal tanaman yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah umur dan produksi tanaman. Sedangkan dalam hal faktor lingkungan perlu dipertimbangkan ada tidaknya penaung, curah hujan, sifat fisika dan kimia tanah. Berdasarkan hasil wawancara dengan 60 responden petani kakao, penggunaan pupuk dilakukan sejak masa persiapan, penanaman bibit hingga tanaman berproduksi.
Jenis-jenis pupuk yang digunakan petani di wilayah penelitian adalah pupuk anorganik yakni Pupuk N (urea), Pupuk P (SP-36), Pupuk K (KCL), Pupuk ZA, Pupuk Cair PC, dan pupuk organik yakni pupuk kandang. Rata-rata jumlah pupuk yang digunakan per tahun per hektar petani disajikan pada Tabel 28 :
Tabel 28. Rata-rata Penggunaan Pupuk pada Tanaman Kakao di Wilayah Penelitian selama 20 tahun Umur Tanaman.
Umur tanaman Pupuk N (Urea)
Pupuk P (SP-36)
Pupuk K
(KCl) Pupuk ZA Pupuk PC Pupuk Kandang
Tahun Kg/ha Kg/ha Kg/ha Kg/ha Liter/ha Ton/ha
Rp. 1.200 Rp. 1.650 Rp. 2.000 Rp. 1.300 Rp. 100.000 Rp. 25.000 1. 34.2 12.2 7.9 0.6 0.5 0.1 2. 84.2 46.3 34.7 12.1 0.7 0.1 3. 84.2 46.3 34.7 12.1 0.7 0.1 4. 85.0 47.6 35.9 13.8 0.7 0.1 5. 116.3 67.5 51.3 13.3 1.3 0.2 6. 123.8 69.2 53.8 15.0 1.3 0.2 7. 123.8 69.2 53.8 21.7 1.2 0.2 8. 135.8 72.1 53.8 26.7 1.2 0.2 9. 136.7 72.1 59.6 26.7 1.2 0.2 10. 138.3 72.1 59.6 23.3 1.2 0.2 11. 150.0 72.1 62.1 25.8 1.2 0.3 12. 155.0 77.5 62.5 25.8 1.2 0.3 13. 155.8 77.9 62.5 29.2 1.3 0.3 14. 155.8 79.6 62.5 30.8 1.2 0.2 15. 156.7 79.6 62.5 30.8 1.2 0.2 16. 156.7 79.6 62.5 30.8 1.1 0.2 17. 155.8 79.6 62.5 30.8 1.2 0.3 18. 155.8 79.6 62.5 30.8 1.2 0.3 19. 155.8 79.6 62.5 27.5 1.2 0.3 20. 155.8 79.6 62.5 27.5 1.2 0.3 Rata-rata 130.8 68.0 53.5 22.8 1.1 0.2
Sumber: Hasil wawancara
Hasil wawancara terhadap petani dalam hal penggunaan pupuk di wilayah penelitian rata-rata per tahun dilihat dari jenisnya, adalah :
a. Penggunaan Pupuk N (Urea), dengan harga Rp. 1.200/kg
- Tahun ke 1 jumlah pupuk urea yang digunakan rata-rata sebanyak 34 kg/ha.
- Tahun ke 2 sampai dengan tahun ke 4 jumlah pupuk urea yang digunakan rata-rata sebanyak 84 kg/ha.
- Tahun ke 5 sampai dengan tahun ke 7 jumlah pupuk urea yang digunakan rata-rata 120 kg/ha.
- Tahun ke 8 sampai dengan tahun ke 10 jumlah pupuk urea yang digunakan rata-rata 137 kg/ha.
- Tahun ke 11 sampai dengan tahun ke 20 jumlah pupuk yang digunakan rata-rata 120 kg/ha.
b. Penggunaan Pupuk P (SP-36), dengan harga Rp. 1.650/kg
- Tahun ke 1 jumlah pupuk P (SP-36) yang digunakan rata-rata sebanyak 12 kg/ha.
- Tahun ke 2 sampai dengan tahun ke 4 jumlah pupuk P (SP-36) yang digunakan rata-rata sebanyak 46 kg/ha.
- Tahun ke 5 sampai dengan tahun ke 7 jumlah pupuk P (SP-36) yang digunakan rata-rata 69 kg/ha.
- Tahun ke 8 sampai dengan tahun ke 11 jumlah pupuk P (SP-36) yang digunakan rata-rata 72 kg/ha.
- Tahun ke 12 sampai dengan tahun ke 20 jumlah pupuk P (SP-36) yang digunakan rata-rata 79 kg/ha.
c. Penggunaan Pupuk K (KCL), dengan harga Rp.2000/kg.
- Tahun ke 1 jumlah pupuk K (KCL) yang digunakan rata-rata sebanyak 8 kg/ha.
- Tahun ke 2 sampai dengan tahun ke 4 jumlah pupuk K (KCL) yang digunakan rata-rata sebanyak 35 kg/ha.
- Tahun ke 5 sampai dengan tahun ke 10 jumlah pupuk K (KCL) yang digunakan rata-rata 55 kg/ha.
- Tahun ke 11 sampai dengan tahun ke 20 jumlah pupuk K (KCL) yang digunakan rata-rata 63 kg/ha.
d. Penggunaan Pupuk ZA, dengan harga Rp.1.300/kg
- Tahun ke 1 jumlah pupuk ZA yang digunakan adalah rata-rata sebanyak 1 kg/ha.
- Tahun ke 2 sampai dengan tahun ke 6 jumlah pupuk ZA yang digunakan rata-rata sebanyak 13 kg/ha.
- Tahun ke 7 sampai dengan tahun ke 13 jumlah pupuk ZA yang digunakan rata-rata 25 kg/ha.
- Tahun ke 14 sampai dengan tahun ke 18 jumlah pupuk ZA yang digunakan rata-rata 31 kg/ha.
- Tahun ke 19 sampai dengan tahun ke 20 jumlah pupuk ZA yang digunakan rata-rata 28 kg/ha.
e. Penggunaan Pupuk PC, dengan harga Rp.100.000/liter.
- Tahun ke 1 sampai dengan tahun ke 4 jumlah pupuk PC yang digunakan rata-rata sebanyak 1 liter/ha.
- Tahun ke 5 sampai dengan tahun ke 20 jumlah pupuk PC yang digunakan rata-rata 1,5 liter/ha.
f. Penggunaan Pupuk Kandang, dengan harga Rp.25.000/ton.
- Tahun ke 1 sampai dengan tahun ke 4 jumlah pupuk PC yang digunakan rata-rata sebanyak 1 ton/ha.
- Tahun ke 5 sampai dengan tahun ke 10 jumlah pupuk PC yang digunakan rata-rata 2 ton/ha.
- Tahun ke 11 sampai dengan tahun ke 20 jumlah pupuk PC yang digunakan rata-rata 3 ton/ha.
4. Penggunaan Pestisida.
Jumlah penggunaan pestisida yang digunakan setiap tahunnya oleh petani secara rata-rata per hektar disajikan pada Tabel 29 :
Tabel 29. Penggunaan Pestisida dan Hari Orang Kerja Petani Kakao di Wilayah Penelitian.
Usia tanaman Tahun
Pestisida Buruh (lelaki) Buruh (wnt)
Liter Hok Hok
Rp.60.000 Rp.17.500 Rp.10.000 1. 0,1 97.2 19.3 2. 0,3 39.4 12.6 3. 0,3 39.4 12.2 4. 0,3 45.8 20.9 5. 0,5 48.0 21.1 6. 0,5 49.8 22.4 7. 0,5 51.2 23.1 8. 0,5 54.5 23.6 9. 0,5 55.7 24.6 10. 0,6 56.5 24.9
Usia tanaman Tahun
Pestisida Buruh (lelaki) Buruh (wnt)
Liter Hok Hok
Rp.60.000 Rp.17.500 Rp.10.000 11. 0,6 58.3 25.4 12. 0,5 59.6 26.1 13. 0,5 60.8 26.8 14. 0,5 61.4 26.9 15. 0,5 63.2 27.2 16. 0,4 64.8 27.7 17. 0,5 65.2 27.8 18. 0,5 65.2 27.8 19. 0,5 65.2 27.8 20. 0,4 65.3 27.9 Rata-rata 0,5 58.3 23.8
Sumber: Hasil wawancara
Pestisida, bertujuan untuk pengendalian hama dan penyakit, rata-rata diberikan petani kakao di wilayah penelitian adalah :
- Tahun ke 1 sebanyak rata-rata 1 kilogram/ha.
- Tahun ke 2 sampai tahun ke 4 rata-rata sebanyak 3 kilogram/ha. - Tahun ke 5 sampai tahun ke 20 rata-rata sebanyak 5 kilogram/ha 5. Penggunaan tenaga kerja (HOK)
Penggunaan tenaga kerja di wilayah penelitian di lahan kebun kakao meliputi tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data rata-rata penggunaan tenaga kerja pria dan wanita selama 20 tahun usia tanaman seperti disajikan pada Tabel 32 di atas, menunjukkan bahwa jumlah hari orang kerja rata-rata setiap tahunnya yakni :
- Tahun ke 1 rata-rata 97 hari kerja pria dan 19 hari kerja wnita. Kegiatan yang dilakukan pada masa itu meliputi pembersihan lahan, persiapan lahan, penanaman pohon pelindung 1 tahun sebleum penanaman bibit kakao, pengaturan jarak tanam hingga persiapan lubang, penanaman bibit kakao, pemupukan dan pemberian pestisida.
- Tahun ke 2 sampai dengan tahun ke 3, rata-rata 39 hari kerja pria dan 13 hari kerja wnita. Kegiatan yang dilakukan adalah pemupukan, penyemprotan pestisida, penyiangan dan pemeliharaan tanaman.
- Tahun ke 4 sampai dengan tahun ke 6 rata-rata 47 hari hari kerja pria dan 21 hari kerja wanita. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemupukan, penyemperotan hama, penyiangan, pemeliharan dan pemetikan dan pengupasan serta pengeringan buah.
- Tahun ke 7 sampai dengan tahun ke 12 rata-rata 56 hari kerja pria dan 24 hari kerja wanita. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemupukan, penyemperotan hama, penyiangan, pemeliharan dan pemetikan dan pengupasan serta pengeringan buah.
- Tahun ke 13 sampai dengan tahun 20 rata-rata 63 hari kerja pria dan 24 hari kerja wanita. pemupukan, penyemperotan hama, penyiangan, pemeliharan dan pemetikan dan pengupasan serta pengeringan buah.
b. Output usahatani Kakao
Jenis output yang diperolehh petani kakao adalah seluruh produksi kakao yang dihasilkan sejak awl produksi (tahun ke 4) hingga akhir produksi (20 tahun usia tanaman kakao). Data rata-rata produksi kakao dari 60 responden yang diperoleh di lapangan sejak tahun pertama produksi hingga akhir produksi selengkapnya disajikan sebagai berikut :
- Tahun ke 4 dan ke 5 (tahun 1 produksi) produksi rata-rata yang dihasilkan adalah 465 kg/hektar/tahun.
- Tahun ke 6 sampai dengan tahun ke 8 produksi rata-rata adalah 1.050 kg/ha/tahun.
- Tahun ke 9 sampai dengan tahun ke 11 produksi rata-rata adalah 1.650 kg/ha/tahun.
- Tahun ke 12 sampai dengan 15 produksi rata-rata adalah 2.250 kg/ha/tahun. - Tahun ke 16 sampai dengan 20 produksi rata-rata adalah 2.600 butir/ha/tahun.
Harga produksi kakao kering adalah Rp.16.500/kg. Data input dan output usaha tani rata-rata responden kakao disajikan pada Lampiran 9.
5.5.2. Input dan Output Usahatani Kelapa