• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V UJI COBA SISTEM

5.2. Uji Coba Web Admin

5.2.1 Input Data

Pada administrator telah dilengkapi form inputan yang digunakan oleh admin untuk memasukkan data yang dibutuhkan dan akan disimpan kedalam database sistem.

Gambar 5.7 input data

Setelah data diinputkan dan disimpan maka data akan tersimpan di database dan selanjutnya jika ingin melihat data yang sudah diinputkan maka dapat dilihat pada menu lihat data. Pada saat menginputkan data ada bagian masukkan peta atau browse peta dimana nantinya akan membuka jendela baru yang akan terhubung ke folder penyimpanan peta.

Pada administrator selain dapat menginputkan data juga dapat menampilkan data yang telah diinputkan sebelumnya. Jadi administrator dapat menampilkan data yang telah disimpan di dalam database.

Gamabar 5.9 tampilan data

Pada tampilan data ini akan ditampilkan semua data yang telah diinputkan sebelumnya. Data tampilan berbentuk tabel sehingga mempermudah admin dalam melihat data yang telah diinputkan.

Selain itu juga dalam admin terdapat hapus dan edit, dimana fungsi kedunaya untuk membantu admin dalam mengelola data yang ada.

5.2.3 Hapus data

Pada admin ini terdapat hapus data yang digunakan untuk menghapus data yang dianggpa salah atau tidak perlu lagi.

Gambar 5.10 simbol Delete

Pada hapus data ini admin dapat menghapus data yang salah dan tidak perlu akan dihapus dengan menggunakan simbol ini. Sebelum data tersebut dihapus maka akan terdapat error handling sebuah pertanyaan tentang data tersebut apakah yakin dihapus atau tidak.

Gambar 5.11 Error Handling Delete

Setelah dipilih pilihan “OK” maka data tersebut akan terhapus secara otomatis. Data yang sudah dihapus otomatis pada database data tersebut juga terhapus.

Data-data yang diinputkan sebelumnya ditampilkan pada administrator dan dapat dilihat pada tabel lihat data yang ada pada admin. Sehingga admin dapat mengelola data tersebut untuk diproses selanjutnya. Berikut adalah tampilan admin sebelum datanya mengalami penghapusan data.

Gambar 5.12 Tampilan Sebelum di Delete

Gambar 5.10 adalah tampilan data yang belum di hapus slah satu datanya. Jika di hapus maka data akan hilang pada tabel demikian juga data yang telah tersimpan pada databse.

Gamabar 5.13 Tampilan Setelah di Delete

Gambar 5.11 adalah tampilan data yang telah di hapus beberapa datanya. Sehingga nampak pada Gambar 5.11 datanya berkurang karena telah dilakukan proses hapus.

Pada admin juga dapat melakukan edit data dimana admin dapat merubah salah satu data yang salah tanpa harus menghapus data tersebut dan menginputkan data lagi.

Gambar 5.14 Simbol Edit

Gambar 5.12 adalah simbol untuk edit data pada admin, sehingga admin dapat mengelola data yang memiliki kesalahan dalam inputan data. Jika memilih simbol ini maka admin akan menuju ke form edit data.

Gambar 5.15 Edit Data

Pada Gambar 5.13 data yang akan diedit akan masuk kedalam form edit yang nantinya tombol simpan akan berubah menjadi tombol edit, maka data yang sebelumnya diinputkan akan berubah setelah diedit.

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan simpulan sebagai berikut :

1. Sistem peringatan dini kekeringan dan pola tanam, yang terdiri dari: i. Sistem informasi geografi kekeringan berbasis web

ii. Informasi pola tanam serta tanaman yang sesuai dengan cuaca maupun iklim yang terjadi sesuai dengan prediksi kekeringan yang terjadi. iii. Informasi yang didapat oleh petani bisa secara on line

iv. Selain itu informasi ini dapat diakses melalui Handphone sehingga lebih mudah dalam mendapat informasi.

v. Peringatan juga dikirim secara berkala via SMS kepada salah satu perwakilan Tani secara berkala per 3 bulan sehingga informasi tentang kondisi kekeringan dan cara pola tanam yang cocok dapat diketahui lebih awal.

2. Dari sisi produksi pertanian , dengan adanya sistem peringatan dini ini dapat membantu petani untuk meningkatkan hasil produksi pertanian karena petani dapat mengetahui lebih awal pola tanam dan tanaman yang harus di tanam. 3. Dengan adanya informasi via SMS melalui SMS Gateway yang nantinya

secara otomatis terkirim per 3 bulan kepada perwakilan petani sehingga informasi dapat tersampaikan lebih cepat sehingga para petani yang berada di wilayah yang terkena kondisi kekeringan dapat bersiaga lebih awal dan dapat

pertanian di daerahnya.

4. Dengan sistem ini sehingga dapat diketahui prakiraan kondisi beberapa bulan kedepan, selain itu user juga dapat melihat kondisi beberpa tahun yang lalu sebagai informasi pembelajaran atau untuk informasi saja.

6.2. Sar an

Saran untuk pengembang selanjutnya,

1. Dalam sistem ini belum ada indeks yang mendukung untuk keadaan darurat, seperti banjir, badai El-nino.

Arifin Z., G. Kartono, P. Santoso, dan Suyamto. 2001. Analisis peluang dan antisipasi menghadapi kekeringan (El-Nino) Th 2002 di Jawa Timur.

Prosiding Seminar dan Ekspose Hasil Penelitian/Pengkajian BPTP Jawa Timur. Malang, 11-12 September 2001

Badan Litbang Pertanian dan The Ford Foundation. 1989. Pedoman usahatani lahan kering zone agroekosistem vulkanis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Boer, R. 2000. Analisis data iklim untuk pertanian: penentuan waktu tanam optimal dan tingkat kerawanan terhadap bencana. Makalah disajikan pada Pelatihan Klimatologi Pertanian Lingkup Badan Litbang Pertanian. IPB Bogor 28 Agustus-2 Oktober 2000. I PB: Bogor.

Boer, R., Y. Koesmaryono, H. Harjanto. 2005. Dinamika iklim masa kini dan mendatang dan hubungannyan dengan ketersediaan air. Makalah disampaikan dalam seminar Nasional PERHI MPI Mataram. 1 September 2005

BPTPH Jawa Timur. 2004. Laporan kekeringan dan kebanjiran per kabupaten di Jawa Timur. Surabaya.

I PCC. 1996. Technical summary’ Op cit, Note 12. I ntergrovernmental Panel on Climate Change

I PCC. 2000. Emission scenarios. A Special Rerport of Working Group I I I of the I PCC. I ntergovernmental Panel on Climate Change. Cambridge University Press.

Kaimuddin, 2000. Dampak perubahan iklim dan tataguna lahan terhadap keseimbangan air wilayah Sulawesi Selatan: Studi kasus DAS Walanae Hulu dan DAS Saddang. Disertasi Program Pasca Sarj ana, I PB, Bogor.

Kattenberg, A., Giorgi, F., Grassl, H., Meehl, G.A., Mitchell, J.F.B., Stouffer, R.J., Tokioka, T., Weaver, A.J., and Wigley, T.M.L. 1996. Climate models- projections of future climate. Pp: 285-357 in Climate change 1994: radiative forcing of climate change and an evaluation of the IPCC I S92 emission scenarios [ Haoughton, J.T., Meiro Filho, L.G., Callender, B.A., Kattenburg, A and Maskell, K. (eds)] . Cambridge University Press, UK, 572pp.

Oldeman, J. R. 1975. An agro-climatic map of Java. C. R. J. Agr. Bogor. Contr. Centr. Res. I nst. Agric. Bogor, No.16/ 1975.

Reddy, S.A. 1983. Agroclimate classification for the semi-arid tropic, a method for computation classificatory variable. J. Agric. Meteor. 30 : 185-200.

Republika Indonesia, 2007, Rencana Aksi Nasional Dalam Menghadapi Perubahan Iklim, Kementerian Negara Lingkungan Hidup : Jakarta.

Runtunuwu, E. dan Nugroho, W.T. 2007. Peranan satelit dalam memantau kekeringan. I nfo Agroklimat dan Hidrologi 2 (3).

Sri D., 2003. Pengantar Unified Modeling Language (UML). I lmuKomputer.com Suwardji dan Tejowulan S. 2002. Pengembangan pertanian lahan kering

terpadu dengan penerapan konsep ” Master BLEQ” di provinsi NTB. Pusat Pengkajian Lahan Kering dan Rehabilitasi Lahan (P2LKRL). UNRAM. Mataram.

Syahbuddin, H., Manabu D. Yamanaka, and Eleonora Runtunuwu. 2004. I mpact of climate change to dry land water budget in I ndonesia: observation during 1980-2002 and simulation for 2010-2039. Graduate School of Science and Technology. Kobe University. Publication in process.

Wahab, I .M., R. Boer, Antoyo. 2007. Farming system and climate related problems at Pacitan District, East-Java. Makalah disampaikan pada pertemuan tim CAPaBLE : 5-7 Mei 2007. Bogor.

http://edukasi.kompasiana.com/2009/08/10/indonesia-diambang-bencana-akibat- emanasan-global/ (14/11/2011, 02:05) http://ebookbrowse.com/made-report-pdf-d49088646 (15/11/2011) http://www.mobile88.co.id/editorial/detail.asp?title=Teknologi-Nirkabel- Membuka-Pangsa-Pasar-Baru&id=71# (28/11/2011) http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur (01/12/2011) http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Lamongan (01/12/2011) http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Lumajang (01/12/2011) http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tuban (01/12/2011)

Dokumen terkait