TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3 Insektisida Organofosfat
Insektisida organofosfat atau lebih dikenal senyawa OP pada saat inii hampir mencapai lebih dari 50% dari yang terdaftar. OP adalah insektisida penghambat cholinesterase dan bekerja melalui perut, racun kontak, sistematik atau fumigasi.Spektrum dari insektisida ini bermacam-macam seperti Parathion dan TEPP berspektrum luas, sedangkan Malathion dan Ronel merupakan insektisida selektif. Senyawa OP berupa aril atau alifatik (Baehaki, 1993).
Insektisida organofosfat dikembangkan di jerman pada masa Perang Dunia II sebagai pengganti insektisida nikotin yang saat itu merupakan insektisida pertama untuk pengendalian kumbang kentang colorado (leptinotarsa decemlineata). Penemuan sifat insektisida dari kelompok organofosfat berkaitan erat dengan penelitian jenis-jenis gas syaraf seperti sarin, soman, dan tabun (Sudarsono,2015).
Organofosfat adalah nama umum ester dari asam fosfat. Insektisida organofosfat adalah insektisida yang mengandung unsur fosfat, dihasilkan dari asam fosforik, dikenal sebagai insektisida yang paling toksik diantara jenis insektisida organik sintetik lainnya dan juga yang paling sering menyebabkan keracunan pada manusia. Indikator yang digunakan untuk menilai efek peracunan insektisida adalah nilai LD50 (Lethal Dose) 50% yang menunjukkan banyaknya binatang-uji. Dalam aplikasinya, nilai LD50 dapat dibagi menjadi : LD50 akut oral (termakan) dan LD50 akut dermal (terserap kulit). Nilai LD50 yang tinggi (diatas 1000) menunjukkan pestisida bersangkutan tidak begitu berbahaya bagi manusia. Namun sebaliknya, nilai LD50 yang rendah (dibawah 100) menunjukkan bahwa insektisida tersebut sangat beracun terhadap mamalia. Nilai LD50 akut oral
(termakan) dan LD50
Tabel 2.2 Toksisitas Insektisida Organofosfat Terhadap (mg/kg of body weight) Secara Oral Maupun Dermal
akut dermal (terserap kulit) insektisida organophosfat dapat dilihat pada Tabel 2.2
Nama Umum Rat oral LD 50
(mg/kg of body weight) Rabbit dermal LD 50 (mg/kg of body weight) Acephate 1,030 - 1,447 >10,250 Azinphos-methyl 4 150 – 200 (rat) Chlorpyrifos 96 – 270 2,000 Diazinon 1,250 2,020 Dimethoate 235 400 Disulfoton 2 – 12 3.6 – 15.9 Ethoprop 61.5 2.4 Fenamiphos 10,6 – 24,8 71.5 – 75.7 Malathion 5,500 >2,000 Methamidophos 13 (female only) 25 – 44 122 Methidathion 200 Methyl parathion 6 45 Naled 191 360 Oxydemeton-methyl 50 1,350
Phorate 2 – 4 20 – 30 (guinea pig) Phosmet 147 – 316 >4,640
Organofosfat dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan tergantung dari kombinasi unsur oksigen, karbon, sulfur, dan nitrogen. Namun, dalam perkembangannya dan untuk lebih menyederhanakannya, insektisida organofosfat dikelompokkan hanya menjadi 3 grup yaitu :
1. Derivat alifatik 2. Derivat fenil
3. Derivat heterosiklik (Hasibuhuan,2015)
2.1.3.1 Profenofos
Profenofos merupakan insektisida yang berspektrum luas sehingga dapat mengendalikan berbagai jenis hama. Profenofos merupakan insektisida yang berdaya racun sedang dengan nilai LD50 oral akut 358-502 mg/kg. Profenofos bersifat insektisida dan akarisida. Insektisida profenofos telah dikembangkan secara luas dan dipasarkan dengan berbagai merk dagang seperti : Prahar, Romifos, Sanofos, Polycron, Selecron, cga 15324, Fornofos, Curacon. Rumus kimia insektisida profenofos tertera pada gambar berikut (Hasibuhuan,2015).
Gambar 1. Rumus struktur Profenofos
Insektisida profenofos ini diaplikasikan pada tanaman kapas, mangga, manggis, kubis, sayuran buah seperti tomat dan cabai, dan kacang. Di Indonesia, profenofos pada umunya diaplikasikan pada cabai dan tomat. Profenofos pada
cabai merah di Indonesia diaplikasikan dengan konsentrasi penyemprotan 0,025-0,15 kg ai/hL dengan waktu aplikasi sesuai kebutuhan (Irie,2007).
Sifat-sifat kimia senyawa profenofos dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut : Tabel 2.3 Sifat Fisika dan Kimia Senyawa Profenofos
Kriteria Hasil
Kemurnian Minimum 91,4%
Bentuk Cair
Warna Coklat terang
Bau Bau lemak,seperti bawang yang dimasak
Kelarutan dalam pelarut organik pada suhu 25o
n-heksan : larut sempurna C n-oktanol : larut sempurna
toluena : larut sempurna etanol : larut sempurna
diklorometana : larut sempur na etil asetat : larut sempurna aseton : larut sempurna metanol : larut sempurna
Sumber : Irie (2007)
2.1.3.2 Khlorpirifos
Bahan aktif khlorpirifos diperdagangkan sebagai Drusban� dan
Gambar 2. Rumus struktur Khlorpirifos
Khlorpirifos berupa kristal putih dikembangkan oleh Dow Chemical Company 1996. Insektisida ini dipergunakan untuk mengendalikan Atherigona exigua, spodoptera mauritia, Agromyza phaseoli, Agrotis sp, dan lain lain.
Formulasi yang diperdagangkan yaitu Drusban 20 EC mengandung 200 gr khlorpirifos/l, Drusban 15/5E mengandung 150 gr khlorpirifos dan 50 gr BPMC/l dan Basmidan 200EC mengandung 200 gr khlorpirifos/l.
Sifat-sifat fisik dan kimia senyawa khlorpirifos dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut :
Tabel 2.4 Sifat Fisika dan Kimia Senyawa Klorpirifos
Kriteria Hasil
Kemurnian Minimum 85 % Bentuk Butiran Kristal
Warna Putih hingga kecoklatan
Bau Merkaptan lembut
Kelarutan dalam pelarut organik dan anorganik pada suhu 20o
Acetone >400 g/L C Dichloromethane >400 g/L Ethyl Acetate >400 g/L Methanol 250 g/100mL Toluene >400 g/L n-Hexane >400 g/L Air 1.05 ppm (w/v) Sumber : Irie (2007)
2.1.3.3 Metidation
Metidation merupakan insektisida dan akarisida OP sebagai racun kntak. Insektisida ini dikembangkan untuk mengendalikan Parlatoria proteus, aphis tavaresii, empoasca sp, phaedonia inclusa, setora nitens, coccus viridis, pseudococcus citri dan lain – lainnya. Formulasi yang diperdagangkan di Indonesia yaitu Supracide 40EC mengandung 420 gr metidation/l.
Metidation ini berupa Cairan emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible concentrates) Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di belakang nama dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water soluble concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya di muka singkatan tersebut tercantum angka yang menunjukkan besarnya persentase bahan aktif. Bila angka tersebut lebih dari 90 persen berarti pestisida tersebut tergolong murni. Komposisi pestisida cair biasanya terdiri dari tiga komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan perata. Pestisida golongan ini disebut bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur dengan air dan akan membentuk emulsi.
Metidation ini diperdagangkan sebagai Supracide dengan struktur kimia sebagai berikut :
O
P
S
R= (C
2H
5O)
2Sifat-sifat fisik dan kimia senyawa metidation dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut ini:
Tabel 2.5 Sifat fisika dan kimia Senyawa Metidation Kriteria Hasil
Nama kimia O,O-dimetil-S-(2-metoksi-1,3,4- thiadiazol-5(4H)-onyl-(4)-metil)-ditiopospat
Kemurnian minimum 95 % Bentuk Butiran Kristal bubuk
Warna Putih
Bau Merkaptan lembut
Titik lebur 39-400 C Tekanan uap 1.0 x 10−6
mm Hg pada 200C
Massa jenis 1.495 g/cm3
pada 200C
Kelarutan pada air 240 ppm = 0.024% pada 200
C,tidak larut pada metanol, aseton, benzena
Kestabilan relatif stabil pada pH netral dan unsur yang bersifat Asam lemah, tidak ada perubahan selama 3 hari didalam penyangga pospat atau dalam larutan HCl 0,01 N. Kestabilan pada unsur alkali sangat rendah
Sumber : Irien,2007 2.1.3.4 Fention
Bahan aktif fention diperdagangkan sebagai LebaycidR, Baytex, Entex, Tiguvon, Mercaptophos, Queletox, dan Baycid. Yang memiliki struktur kimia sebagai berikut :
Fention adalah fosfat organik insektisida dan akarisida mempunyai aktivitas residu yang panjang, merupakan racun perut dan racun kontak. Insektisida ini berupa cairan tidak berwarna, bila digunakan menurut anjuran tidak menimbulkan fitotoksik, zat ini dikembangkan oleh Bayer A.G. German tahun 1962. Insektisida fention dapat digunakan untuk mengendalikan Helopeltis sp., plusia chalcites, empoasca sp, ulat sinanangkeup paralebeda plagifera, dan lain – lain. Formulasi yang diperdagangkan yaitu Lebaycid 550EC mengandung 540 gr fention/l dan Lebaycid 1000ULV mengandung 1.011 gr fention/l.
Sifat fisik dan kimia senyawa fention dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut : Tabel 2.6 Sifat fisik dan kimia fention
Kriteria Hasil
Nama kimia O,O-Dimethyl O
-[3-methyl-4-(methylsulfanyl)phenyl] phosphorothioate Rumus Kimia C10H15O3PS
Kemurnian
2
minimum 95-98%
Bentuk Butiran Kristal bubuk
Warna Putih
Bau Merkaptan lembut
1,25 g/cm³
Titik didih 87 °C (189 °F; 360 K) at 0.01 mmHg
Massa jenis 278.33 g/mol
Kelarutan Kelarutan dalam minyak gliserida, metanol, etanol, eter, aseton, dan sebagian besar pelarut organik, hidrokarbon terutama chlorinated