• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instalasi Central Steril Supply Department ( CSSD )

Central Sterilization Supply Department (CSSD) atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unit/departemen dari rumah sakit yang menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan dan sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang dibutuhkan rumah sakit dalam merawat/ melakukan tindakan kepada pasien dalam kondisi steril. Instalasi CSSD dipimpin oleh seorang apoteker sebagai kepala instalasi yang bertanggung jawab langsung kepada direktur RSUD dr. Pirngadi Kota Medan.

Latar belakang berdirinya CSSD di rumah sakit adalah: a. besarnya angka kematian akibat infeksi nosokomial,

b. kuman mudah menyebar, mengkontaminasi benda dan menginfeksi manusia di lingkungan rumah sakit, dan

c. merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan rumah sakit akan peran dan fungsi CSSD sangat penting.

Tujuan dibentuknya CSSD di rumah sakit adalah:

a. mengurangi infeksi nosokomial dengan menyediakan peralatan yang telah mengalami penyortiran, pencucian dan sterilisasi yang sempurna, b. memutuskan mata rantai penyebaran kuman di lingkungan rumah

sakit, dan

c. menyediakan dan menjamin kualitas sterilisasi produk yang dihasilkan. Fungsi CSSD di rumah sakit adalah:

a. menyediakan peralatan dan bahan steril untuk tindakan medis dan penunjang medis,

b. tempat dilakukan proses desinfeksi, sterilisasi alat dan bahan habis pakai steril,

c. mendistribusikan alat dan bahan habis pakai steril, dan

d. mendokumentasikan semua kegiatan harian (jumlah instrumen atau jumlah bahan habis pakai yang disterilkan).

Sistem pelayanan yang dilakukan dibagi atas 2 kelompok yaitu: 1. Sistem titipan

Menerima alat kesehatan yang belum steril dari ruangan untuk disterilkan di CSSD, kemudian menyerahkannya kembali kepada

2. Sistem distribusi

Memproses penyediaan kebutuhan alat atau perlengkapan bedah dimulai dari pencucian, pengeringan, pengepakan, sterilisasi, penyimpanan dan pendistribusian. Melayani kebutuhan alat bedah steril untuk ruangan IBS (Instalasi Bedah Sentral), KBE (Kamar Bedah Emergensi), kamar bedah THT, kamar bedah mata dan kamar bedah kulit.

Kegiatan sterilisasi yang dilakukan di CSSD dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:

a. alat kotor disortir dan dicek kelengkapannya kemudian dicuci dengan larutan Aniosyme lalu disikat dengan air mengalir untuk membuang darah yang melekat pada alat,

b. direndam dengan larutan first aid selama 30 menit, c. dicuci dengan air bersih dan disikat sampai bersih,

d. direndam di ultrasonik dengan larutan saflon selama 30 menit, e. dibilas di alat ultrasonik dengan air panas,

f. dikeringkan di alat ultrasonic,

g. alat dikeluarkan dan disusun sesuai tindakan operasi, h. diberi tanda (indikator paper),

i. sterilkan pada suhu 132oC selama 15 menit, dan j. didistribusikan ke bagian yang membutuhkan.

Bahan-bahan Linen contohnya baju operasi, laken, doek operasi, masker, topi, kasa, dan lain-lain. Sterilisasi bahan linen ada beberapa tahap yaitu:

a. Bahan linen yang telah digunakan di kamar bedah dikirim ke ruang dekontaminasi yaitu tempat menerima barang kotor di CSSD, b. linen kotor di laundry,

c. di set dan packing,

d. diberi tanda (indikator paper),

e. sterilkan dengan autoclave pada suhu 132oC selama 15 menit, f. paket linen yang steril

g. didistribusikan ke bagian yang membutuhkan

Sterilisasi bahan karet contohnya handschoon,catheter, dan lain-lain dilakukian dengan beberapa tahap yaitu:

a. Bahan karet yang telah digunakan di kamar bedah dikirim ke ruang dekontaminasi yaitu tempat menerima barang kotor di CSSD,

b. dicuci dengan larutan Aniosyme lalu dibersihkan dengan air mengalir untuk membuang darah yang melekat,

c. dikeringkan di alat ultrasonic, d. ditaburkan talkum

e. diberi tanda (indikator paper),

f. sterilkan pada suhu 132oC selama 15 menit, dan g. didistribusikan ke bagian yang membutuhkan.

BAB IV PEMBAHASAN

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan adalah Rumah Sakit milik pemerintah berbentuk Badan Layanan Umum Daerah berdasarkan salinan Keputusan Walikota Medan No. 900/1847.K. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit kelas B pendidikan yang mempunyai fasilitas dan kemampuan medis spesialis dasar, spesialis luas dan beberapa subspesialis. Kepegawaiannya meliputi tenaga medis, tenaga penunjang medis, dan tenaga nonmedis.

RSUD dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang direktur yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 3 wakil direktur yaitu wakil direktur bidang administrasi umum, wakil direktur bidang pelayanan medis dan keperawatan dan wakil direktur bidang sumber daya manusia dan pendidikan.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) RSUD dr. Pirngadi Kota Medan adalah instalasi yang telah menerapkan sistem swakelola sesuai SK. Walikota No. 440/080k/2004. IFRS memiliki empat sub instalasi yaitu: administrasi, distribusi perlengkapan dan farmasi klinis. Setiap bagian mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang saling berkaitan satu sama lain.

Dalam mengelola perbekalan farmasi, Instalasi Farmasi Rumah Sakit menggunakan sistem swakelola dana bergulir (revolving fund system), artinya pemerintah memberikan modal awal sebagai pinjaman, selanjutnya instalasi farmasi akan mengelola dana tersebut untuk pengembangan Instalasi Farmasi. Pengelolaan perbekalan farmasi yang tidak dapat ditentukan jumlah satuannya seperti penggunaan plester, antiseptik, kapas dan alat/bahan habis pakai dibuat

dalam sistem unit cost. Sistem ini diberlakukan pada pasien rawat inap, rawat jalan, tindakan medis, operasi dan lain-lain. Besarnya biaya unit cost yang ditentukan untuk tiap-tiap tindakan berbeda, sesuai dengan surat keputusan dari Direktur.

Hasil penghitungan unit cost setiap bulan akan dimasukkan ke dalam neraca rugi/laba bulanan. Selanjutnya dari neraca rugi/laba bulanan akan dibuat neraca tahunan sehingga dapat diketahui besarnya keuntungan atau kerugian yang diperoleh. Apabila dari hasil penghitungan rugi/laba tersebut diketahui instalasi farmasi telah mendapat keuntungan, maka sistem operasional yang sedang dijalankan dalam periode ini akan dipertahankan untuk periode selanjutnya. Tetapi jika mengalami kerugian maka akan dilakukan evaluasi dan revisi pada bagian yang mengalami kerugian. Revisi biaya unit cost perbekalan farmasi dilakukan untuk mengantisipasi kerugian, misalnya karena kenaikan harga perbekalan farmasi atau adanya pemakaian perbekalan farmasi yang berlebihan.

Perbekalan farmasi di RSUD dr. Pringadi Kota Medan sudah didistribusikan dengan baik. Untuk pasien rawat jalan Jamkesmas, Medan Sehat, dan Pempropsu dilakukan dengan kartu kendali yang disimpan di apotek. Kartu ini akan memudahkan petugas untuk memonitor penggunaan obat terutama untuk pasien yang membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu yang lama. Misalnya pasien TBC dan penyakit degeneratif. Untuk pasien rawat jalan umum obat diberikan menggunaan individual prescription dimana obat sesuai dengan jumlah yang tertera dalam resep yang diberikan dokter.

Pada pasien rawat inap Askes, Jamkesmas, Medan Sehat dan Pempropsu pendistribusian perbekalan kesehatan dilakukan dengan sistem One Day Dose

Dispensing (ODDD) dan dikendalikan dengan menggunakan CPO (Catatan Pemberian Obat) dan Kartu Obat. Hal ini memungkinkan pemberian obat dengan dosis dan jumlah yang tepat sehingga lebih efektif bagi pasien. Untuk pasien umum tidak menggunakan CPO hanya menggunakan kartu obat. Selain itu tersedia juga Floor Stock (ada di lemari-lemari emergency di ruangan) yang dapat mempermudah kebutuhan pasien dalam mendapatkan obat.

Pembagian pelayanan pasien atas beberapa unit pelayanan farmasi dimaksudkan untuk memudahkan pelayanan kepada pasien, sistem ini dikenal dengan istilah sistem desentralisasi. Untuk pelayanan perbekalan farmasi di instalasi gawat darurat terletak di luar unit IGD, Namun hal ini dapat diatasi oleh pihak rumah sakit dengan menempatkan lemari observasi di unit IGD yang dikelola oleh petugas farmasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan kefarmasian pada pasien.

Kegiatan administrasi di Instalasi Farmasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan telah dilaksanakan dengan baik, yaitu pengelolaan pembukuan dan pelaksanaan fungsi kontrol obat-obatan melalui sistem cross-check (pemeriksaan silang) pada setiap sub instalasi farmasi dengan membuat laporan rangkap tiga. Satu lembar sebagai arsip di administrasi, arsip di bagian penerimaan dan pembelian.

Pengelolaan administrasi di Instalasi Farmasi sudah melibatkan sistem komputerisasi (SIRS) yang terhubung ke setiap bagian sehingga lebih memudahkan petugas dalam hal proses penagihan dan pembayaran langsung pasien, pengecekan perbekalan farmasi dan lain-lain.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit merupakan satu-satunya unit di rumah sakit yang menyediakan dan mendistribusikan perbekalan farmasi serta menyajikan

informasi obat pada pasien rawat jalan dan rawat inap yang dikenal dengan sistem satu pintu. Dengan demikian, kegiatan pelayanan apotek ini berada di bawah pengawasan IFRS.

Pelaksanaan farmasi klinis di RSU dr. Pirngadi Kota Medan yang telah dilaksanakan meliputi pemberian informasi dan konseling obat, pengkajian kerasionalan pemberian obat, penanganan obat sitotoksik, pengkajian penggunaan obat, dan analisa efektivitas biaya serta Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) yang merupakan bagian dari Pelayanan Informasi Obat (PIO) juga dilaksanakan. Namun pelaksanaan farmasi klinis lainnya seperti pencampuran obat suntik secara aseptis, penentuan kadar obat dalam darah, penyiapan total parenteral nutrisi (TPN), masih belum dilaksanakan karena keterbatasan sumber daya manusia dan peralatan.

Sejak tahun 2005, CSSD telah terpisah dari Instalasi Farmasi menjadi Instalasi CSSD. Instalasi CSSD telah melakukan upaya sterilisasi alat-alat untuk operasi yang disesuaikan dengan tindakan operasi yang dilakukan. Alat-alat kesehatan habis pakai dan bahan-bahan keperluan sterilisasi dipesan dengan menggunakan surat pesanan yang disetujui oleh RSUD dr. Pirngadi Kota Medan kepada PBF. Sedangkan untuk alat-alat inventaris disediakan oleh pihak rumah sakit. Penggantian alat-alat yang rusak dan alat baru akan terus dilakukan untuk memaksimalkan pelayanan.

BAB V

Dokumen terkait