• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instansi-Instansi Selain TNI-AL Yang Memiliki Kewenangan Pengamanan di ALKI

HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA KEPULAUAN TERHADAP PENGAMANAN ALUR LAUT KEPULAUAN BERDASARKAN UNCLOS

B. Masalah ALKI Pasca Merdekanya Timor Timur

II.2.4 Instansi-Instansi Selain TNI-AL Yang Memiliki Kewenangan Pengamanan di ALKI

Dalam rangka menegakkan hukum di wilayah laut yang merupakan yurisdiksi nasionalnya, suatu negara dapat memberikan kewenangan kepada kapal-kapal pemerintah untuk melakukan

penegakan hukum. Kewenangan kapal-kapal pemerintah ini dijamin oleh UNCLOS 1982, yaitu sebagaimana dicerminkan dalam pasal 29 mengenai definisi kapal perang,158 Pasal 73 mengenai penegakan peraturan negara pantai di wilayah ZEE,159 Pasal 107 mengenai penyitaan kapal perompak,160 Pasal 110 mengenai hak untuk melakukan pemeriksaan,161 Pasal 111 mengenai hak untuk melakukan hot pursuit,162 dan Pasal 224 mengenai kewenangan atas pemaksaan penaatan.163

Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa instansi yang memiliki kewenangan dalam melakukan pengamanan dan penegakan hukum di laut. antara lain: TNI-AL, Polri, Departemen Keuangan, Departemen Perhubungan, Departemen Kelautan Dan

Perikanan, Departemen Hukum dan HAM, Kementerian

Lingkungan Hidup, Departemen Kehutanan, Departemen

158

Ketentuan dalam pasal ini menyebutkan bahwa: …"warship" means a ship belonging

to the armed forces of a State bearing the external marks distinguishing such ships of its nationality, under the command of an officer duly commissioned by the government of the State and whose name appears in the appropriate service list or its equivalent, and manned by a crew which is under regular armed forces discipline.

159Ketentuan dalam Pasal 73 ayat (1) menyebutkan bahwa: The coastal State may, in the

exercise of its sovereign rights to explore, exploit, conserve and manage the living resources in the exclusive economic zone, take such measures, including boarding, inspection, arrest and judicial proceedings, as may be necessary to ensure compliance with the laws and regulations adopted by it in conformity with this Convention.

160

Ketentuan dalam pasal ini menyebutkan bahwa: A seizure on account of piracy may be

carried out only by warships or military aircraft, or other ships or aircraft clearly marked and identifiable as being on government service and authorized to that effect.

161

Ketentuan dalam Pasal 110 ayat (1) menyebutkan bahwa: Except where acts of

interference derive from powers conferred by treaty, a warship which encounters on the high seas a foreign ship … is not justified in boarding it unless there is reasonable ground for suspecting that: (a) the ship is engaged in piracy; (b) the ship is engaged in the slave trade; (c) the ship is engaged in unauthorized broadcasting and the flag State of the warship has jurisdiction under article 109; (d) the ship is without nationality…

162Ketentuan dalam Pasal 111 ayat (5) menyebutkan bahwa: The right of hot pursuit may

be exercised only by warships or military aircraft, or other ships or aircraft clearly marked and identifiable as being on government service and authorized to that effect.

163Ketentuan dalam pasal ini menyebutkan bahwa: The powers of enforcement against

foreign vessels under this Part may only be exercised by officials or by warships, military aircraft, or other ships or aircraft clearly marked and identifiable as being on government service and authorized to that effect.

Kesehatan, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Kewenangan dari instansi-instansi sebagaimana disebutkan diatur oleh Undang-Undang yang berkaitan dengan lingkup tugas dari masing-masing departemen atau instansi yang bersangkutan (seperti misalnya UU Lingkungan Hidup, UU Perikanan, UU Kepabeanan, dll) serta beberapa UU yang mengatur permasalahan laut secara general, seperti UU Perairan Indonesia, UU ZEEI, dan TZMKO.164 Kewenangan dari tiap-tiap instansi dan dasar hukumnya dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 1

Dasar Kewenangan Penegakan Hukum di Laut dan Instansi-Instansi Terkait

NO Kegiatan Penegakam Hukum dan Keamanan Laut

Landasan Hukum

Instansi Terkait

1 Pengawasan dan penegakan

peraturan-peraturan perundang-undangan di wilayah ZEE.

UU No. 5/1983 Tentang ZEEI

TNI-AL

2 Pengawasan dan penegakan

peraturan-peraturan perundang-undangan di bidang perompakan dan pelanggaran wilayah

TZMKO 1939 TNI-AL

3 Pengawasan dan penegakan

peraturan-peraturan perundang-undangan di bidang konservasi SDA

UU No. 5/1990 Tentang KSDA POLRI, Departemen Kehutanan, DKP 4 Pengawasan & penegakan

peraturan-peraturan perundang-undangan di bidang keimigrasian UU No. 9/1992 Tentang Keimigrasian POLRI, Departemen Hukum dan HAM 5 Pengawasan & penegakan peraturan- UU No. 23/1992 POLRI,

164 Berdasarkan wawancara penulis dengan Letkol Yuli Dharmawanto, S.H., M.H., Kasubdiskumlater, Dinas Hukum TNI-AL, Mabes AL, Jakarta, 14 Mei 2009.

peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan. Tentang Kesehatan Departemen Kesehatan 6 Pengawasan & penegakan

peraturan-peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan, ikan dan tumbuhan UU No. 16/1992 Tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan POLRI, Departemen Pertanian, DKP

7 Pengawasan & penegakan peraturan-peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan UU No. 10/1995 Tentang Kepabeanan Departemen Keuangan

8 Pengawasan & penegakan peraturan-peraturan perundang-undangan di bidang pangan. UU No. 7/1996 Tentang Pangan POLRI, Departemen Pertanian. 9 Pengawasan & penegakan

peraturan-peraturan, perundang-undangan di bidang psikotropika dan narkotika

UU No. 5/1997 Tentang Psikotropika, dan UU No. 22/1997 Tentang Narkotika POLRI Departemen Kesehatan

9 Pengawasan & penegakan peraturan-peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.

UU No. 23/1997 Tentang Lingkungan Hidup. TNI-AL, POLRI, Kementerian Negara LH. 10 Pengawasan & penegakan

peraturan-peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan. UU No. 41/1999 Tentang Kehutanan POLRI, Departemen Kehutanan 11 Pengawasan & penegakan

peraturan-peraturan perundang-undangan di bidang minyak dan, gas bumi.

UU No. 22/2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi

POLRI, Departemen ESDM

peraturan perundang-undangan di bidang perikanan.

Tentang Perikanan

POLRI, DKP

13 Pengawasan & penegakan peraturan-peraturan perundang-undangan di bidang pelayaran UU No. 17/2008 Tentang Pelayaran TNI-AL, POLRI, Departemen Perhubungan 14 Pengawasan & penegakan

peraturan-peraturan perundang-undangan di bidang bahan peledak dan senapan api. UU No.12/1951 Tentang Bahan Peledak Dan Senapan Api POLRI

Dari keseluruhan instansi yang disebutkan diatas, secara garis besar, berdasarkan keberadaan satuan tugas patroli laut yang dimiliki oleh instansi tersebut, dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yakni kategori instansi yang memiliki satuan patroli laut dan instansi tanpa satuan tugas patroli di laut. Ini dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 2

Kategorisasi Instansi Terkait Berdasarkan Keberadaan Satgas Patroli

Instansi Dengan Satgas Patroli Laut Instansi Tanpa Satgas Patroli Laut

 TNI Angkatan Laut

 Kepolisian Republik Indonesia - Direktorat Polisi Perairan  Departemen Perhubungan

- Ditjen Perhubungan Laut  Badan SAR Nasional (Basarnas)  Departemen Kelautan dan Perikanan

- Ditjen Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

 Departemen Keuangan: - Ditjen Bea dan Cukai

 Kementerian Lingkungan Hidup  Departemen Pertanian

 Departemen Kehutanan

- Ditjen Pengendalian dan Konservasi Sumberdaya Kehutanan

 Departemen Kesehatan  Departemen Keuangan  Departemen ESDM

 Departemen Hukum dan HAM - Ditjen Imigrasi

Berikut ini dideskripsikan kondisi serta tugas pokok dan fungsi dari masing-masing instansi guna mendapatkan pemahaman yang menyeluruh mengenai instansi-instansi terkait dalam pengamanan wilayah laut Indonesia, khususnya ALKI, dengan pengecualian TNI-AL karena mengenai peran TNI-AL akan dibahas secara khusus di dalam Bab selanjutnya:165