• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG IZIN PENEBANGAN

C. Izin Penebangan Pohon

2. Instansi yang Memberi Izin Penebangan Pohon

Kemudian Instansi yang berhak memberikan izin penebangan pohon di Kota Medan adalah Dinas Pertamanan Bidang Pertamanan.25

Instansi Pemberi Pertimbangan:

a) Aduan laporan masyarakat (RT/ RW/ Kelurahan) terhadap pohon yang keropos dan membahayakan umum.

b) Permohonan dari instansi yang berkepentingan dengan alasan-alasannya.

Teknis pemrosesan:

Yang bersangkutan/ berkepentingan menyampaikan surat permohonan kepada Walikota melalui Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman.

Bentuk Izinnya berupa Surat izin Penebangan Pohon, kemudian jangka waktu penyelesaian izin yaitu 6 (enam) hari tergantung lengkapnya persyaratan.

Jangka waktu berlakunya izin adalah satu surat izin berlaku 1 kali kegiatan sesuai yang dimohon.

Dalam hal ini dibahas mengenai Peraturan Daerah tentang Penertiban Penebangan Pohon, umumnya yaitu:26

a) Setiap orang / badan yang akan melakukan penebangan pohon yang berada diluar kawasan hutan harus mendapat ijin dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk; 24 Ibid 25 Ibid 26

b) Penebangan pohon diluar kawasan hutan wajib memperhatikan prinsip-prinsip konservasi;

c) Penebangan tersebut diatas harus dilaksanakan secara selektif dengan diikuti usaha-usaha konservatif sesuai petunjuk teknis instansi yang berwenang;

d) Ijin dapat diberikan kepada perorangan atau badan, berlaku 1(satu) kali; e) Sebagai tanda legalitas, hasil tebangan yang memiliki ijin wajib ditandai

dengan “Tok Kayu Rakyat”.27

Hal yang harus diperhatikan dalam prosedur penebangan pohon yaitu: 1. Permohonan Penebangan28

Permohonan disampaikan oleh pemohon secara tertulis yang dilengkapi dengan:

- Nama dan jenis pohon

- Ukuran pohon (diameter dan tinggi)

- Lokasi pohon (wilayah kota, kecamatan, kelurahan, nama jalan, peta lokasi yang menggambarkan titik pohon yang diusulkan

- Permohonan dapat disampaikan kepada Dinas Pertamanan 2. Dinas Pertamanan29

Menerima permohonan penebangan pohon yang disampaikan oleh pemohon maupun permohonan yang disampaikan Suku Dinas Pertamanan, kemudian

27 Ibid

28

Sumber Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Jakarta.go.id.prosedur pelayanan penebangan

pohon.news,

29

Kepala Dinas Pertamanan dan Pemahaman memerintahkan TP4 untuk melakukan Pembahasan Awal permohonan dimaksud.

3. Suku Dinas Pertamanan30

- Menerima permohonan penebangan pohon yang disampaikan oleh pemohon maupun permohonan yang disampaikan melalui Seksi Dinas Pertamanan Kecamatan.

- Menerima permohonan penebangan pohon yag disampaikan oleh pemohon maupun permohonan yang disampaikan melalui Seksi Dinas Pertamanan Kecamatan.

- Setelah menerima permohonan penebangan pohon, Suku Dinas harus melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Men survey pohon dimaksud baik jenis, umur, ukuran dan lokasi. b) Melakukan analisis untuk menyimpulkan tentang pohon dimaksud. c) Memberikan rekomendasi beserta surat permohonan penebangan

pohon dari pemohon kepada Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan

d) Membuat surat pengantar kepada Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman

Dan kemudian kepala seksi pertamanan kecamatan dapat menerima surat permohonan penebangan dan melakukan survey ke lapangan untuk mendata pohon yang diusulkan ditebang beserta lokasinya

Hal selanjutnya yaitu mengenai Surat Izin:

30

4. Penertiban Surat Izin31

- Surat izin ditandatangani oleh Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman setelah mempelajari Berita Acara rapat TP4.

- Surat izin memuat dengan jelas hal-hal sebagai berikut: a) Jenis, jumlah, dimensi dan lokasi pohon

b) Jenis, bentuk, waktu pelaksanaan kompensasi

c) Besarnya kompensasi yang harus dibayarkan dan waktu pelaksanaannya.

5. Penyampaian Surat Izin32

Surat izin penebangan disampaikan kepada pemohon setelah ditandatangani oleh Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman dengan tembusan juga disampaikan kepada yang bersangkutan, pada hari yang sama. 6. Laporan Rencana Pelaksanaan33

Sebelum pelaksanaan penebangan pemohon harus melaporkan rencana pelaksanaan tersebut kepada pengelola wilayah/ daerah yang bersangkutan, untuk mendapat petunjuk teknis dan diberikan Surat Tugas Pengawasan sebagai unsur pengawas yang mendampingi selama pengawasan.

7. Hal Pembahasan di TP434

Pembahasan tersebut akan dilakukan setalah menerima surat rekomendasi dari Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman. Setelah itu akan dilakukan

31

Sumber Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Op.cit

32

Ibid

33

Ibid

34

pembahasan mengenai konsep awal penempatan dan pemilihan jenis pohon yang akan ditebang. Kemudian pembahasan rancangan survey yang akan dilakukan serta persiapan-persiapan survey lainnya.

8. Survey Lapangan dan Penilaian Fisik35

Disini dibahas bagaimana cara melakukan analisis terhadap kondisi pohon dan lokasi (analisis kelayakan pohon untuk ditebang serta lingkungan fisik di sekitarnya). Kemudian akan dilakukan pertimbangan berbagai perizinan yang telah dikeluarkan terlebih dahulu, setelah itu membuat Berita Acara survey dan penilaian yang ditandatangani oleh unsur-unsur terkait (PNS), dan disetujui oleh Kepala Dinas dan Kepala Sub Dinas terkait serta diketahui oleh Ketua TP4.

Setelah selesai maka Berita Acara dibuat berdasarkan hasil rapat pembahasan oleh TP4, dimana apabila pemohon penebangan disetujui harus diberikan alasan yang jelas. Begitu juga apabila permohonan penebangan pohon ditolak harus diberikan alasan yang jelas, serta bentuk-bentuk dan jenis kompensasi yang disyaratkan untuk dipenuhi serta waktu pelaksana kompensasi.

Sedangkan di Tegal, Pemerintah Kota Tegal akan meminta ganti rugi 50 pohon ukuran sedang untuk tiap satu pohon berusia puluhan tahun yang ditebang tanpa izin.

Urusan penebangan pohon ini juga diatur dalam Perda No06 Tahun 1999 Tentang Penebangan Pohon. Pada perda itu diatur pohon yang bagaimana yang bisa ditebang dan lainnya. Kalau sesuai bicara sanksi sesuai peraturan

perundang-35

undangan disebutkan membayar denda Rp1 juta jika melakukan penebangan pohon tanpa izin.

Di Kota Medan belum terdapat sanksi yang tegas mengenai hukuman bagi orang yang melakukan penebangan pohon tanpa izin, tetapi di Banyuwangi-Jawa Timur Bupati lantas memaparkan aturan penebangan pohon, yang tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Kebersihan dan Keindahan Kota/Desa. Ada ketentuan, merusak berbagai jenis tanaman aset daerah di fasilitas umum dikenai sanksi kurungan penjara selama-lamanya tiga bulan atau denda Rp 50.000. Perkecualian bila ada alasan tertentu yang dibenarkan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) serta bupati, pohon aset pemerintah itu boleh juga ditebang asal mengikuti prosedur yang berlaku.

Dokumen terkait