• Tidak ada hasil yang ditemukan

28

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Perubahan garis pantai pada wilayah pesisir utara Jakarta berupa penambahan daratan (akresi) sehingga garis pantai menjadi semakin maju. Akibat perubahan garis pantai ini akan menyebabkan genangan akibat pasang atau sering disebut banjir rob (pasang). Penambahan garis pantai merupakan akibat perubahan penutupan lahan pada kelas laut yang diubah menjadi darat. Sehingga, saat terjadi pasang tertinggi dan ketinggian daratan lebih rendah dibandingkan muka laut maka wilayah pesisir akan tergenang. Sesuai dengan hasil survei lapang pada wilayah Muara Angke, Pluit, dan Muara Baru. Pada wilayah- wilayah ini hampir setiap tahun mengalami banjir rob (pasang) yang diakibatkan perubahan penutupan lahan dan pengaruh pasang surut maksimum/tertinggi saat bulan penuh (full moon) dan bulan baru (new moon).

Prediksi genangan yang dihasilkan dari data DEM GDEM 30 m, garis pantai tahun 2008 serta rata-rata kenaikan muka laut/tahun sebagai parameternya menunjukkan terjadi pertambahan genangan pada wilayah pesisir utara Jakarta selama kurun waktu 10 tahun kedepan yaitu pada tahun 2018. Hasil prediksi genangan ini menunjukkan bahwa dengan kenaikan muka laut sebesar 0,58 mm/tahun akan menyebabkan genangan pada wilayah Penjaringan, Pademangan, Tanjung Priuk, Koja, dan Cilincing. Pasang maksimum akan menyebakan kenaikan muka laut bertambah sehingga menyebabkan bertambahnya area jangkauan dan luas genangannya. Penjelasan ini menunjukkan hasil yang sama dengan perubahan garis pantai dari hasil klasifikasi penutupan lahan, yaitu wilayah-wilayah yang terjadi genangan akibat banjir rob (pasang). Jadi genangan banjir rob (pasang) akan terjadi ketika perubahan lahan pada pesisir (perubahan garis pantai) yang disertai kenaikan muka laut saat pasang terjadi. 5.2 Saran

Penelitian ini masih bersifat tahap awal, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kejadian banjir rob (pasang) dengan melihat parameter-parameter yang mempengaruhi kejadian tersebut, seperti faktor angin dan gelombang yang mempengaruhi pasang surut serta tinjauan

lebih lanjut tentang pengaruh kenaikan muka laut.

Selain itu, dengan mengetahui beberapa faktor yang menyebabkan kejadian banjir rob (pasang) dapat memberi informasi cara menanggulanginya.

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2010. Banjir ROB Penjaringan Mulai Surut. http:\\ Liputan6.com. [Last Update : 26 Juli 2010, 10:30]

[Anonim]. 2010. Portal Resmi Pemprov Jakarta.

http:\\jakarta.go.id/jakv1.index.php. [Last Update : 28 Juli 2010, 20:00] [Anonim]. 1999. Supermode, of CNES and

SPOT Image. http:// eoportal.org/directory/press_SPOT 5html. [Last Update: 18 Agustus 2010) [BRKP]. 2009. Model Simulasi Kerentanan

Pesisir. Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia.

Damar, A. 2003. Effect of Encrichment on Nutrient Dinamics, Phytoplankton Dinamics and Productivity in Indonesian Tropical Water : a Comparison between Jakarta Bay, Lampung Bay, and Semangka Bay.[Thesis]. The Faculty of Mathematics and Natural Science, Christian-Albrechts-Universitat Kiel. [DISHIDROS TNI AL]. 2003. Buku

Ramalan Pasang Surut.

[DISHIDROS TNI AL]. 2008. Buku Ramalan Pasang Surut.

Hermanto B. 1986. Pemantauan Garis Pantai dengan Menggunakan Citra Landsat. Oseana. 11(4) :163-170

Hutabarat S dan S M Evans. 1988. Pengantar Oseanografi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. JAXA. 2007. ALOS User Handbook. Earth

Observation Research Center. Tsakuba- city.

Lo C P. 1995. Penginderaan Jauh Terapan. UI Press. Jakarta.

29

Karl W. Flessa. 2002. Changing The Level Water. University of Arizona.

King C A M. 1974. Coast in Geomorfology in Environmental Management, An Introduction. Cleredon Press. Oxford. Mimura N and Harasawa Ho (Eds.). 2000.

Data Book of Sea-Level Rise 2000, Center for Global Environmental Research. National Institute for Environmental Studises, Environmnetal Agency of Japan. Nurmaulia S L, Prijatna K, Darmawan D,

dan Sarsito D A. 2006. Studi Awal Perubahan Kedudukan Muka Laut (Sea Level Change) di Perairan Indonesia berdasarkan Data Satelit Altimetri TOPEX (1992-2002). [Jurnal]. Bandung: Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung.

Pardjaman D. 1977. Akresi dan Abrasi Pantai Teluk Jakarta disebabkan Kondisi Fisik dan Asosial .Dalam : Teluk Jakarta M. Hutomo, et all : Lembaga Oseanologi Nasional-LIPI, Jakarta : 76 hal.

Pond S and Pickard G L. (1983), Introductory Dynamical Oceanography, Departement of Oceanography, University of Columbia, Vancouver, Canada, second-edition.

Prahasta E. 2008. Remote Sensing Praktis Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra Dijital dengan Perangkat Lunak ER Mapper. Informatika. Bandung. Pratikto W A. 2004. Pedoman Penyusunan

Rencana Pengelolaan Garis Pantai Direktorat Jenderal Pesisisr dan Pulau- Pulau Kecil. Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Rahayu I. 2009. Identifikasi Kejadian Banjir ROB (Pasang) di DAS Sunter pada 9- 13 Januari 2008.[Skripsi]. Geofisika dan Meteorologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Restec. 2008. What is ALOS. http://www.alos-

restec.jp/aboutalos1_e.html. [Last Update: 18 Agustus 2010].

Sarbidi. 2002. Pengaruh ROB pada Pemukiman Pantai (Kasus Semarang). Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman.

Setiapermana D dan A Nontji. 1980. Pengamatan Musiman dan Klorofil Fitoplankton di Teluk Jakarta Selama Periode November 1975 – Juli 1979 dalam Evaluasi Hasil Pemonitoran Kondisi Perairan Teluk Jakarta Tahun 1975-1979. LON-LIPI. Jakarta. Soehoed A R. 2004. Membenahi Tata Air

Jabotabek: Seratus Tahun dan Banjir Kanal hingga Ciliwung Floodway. Jakarta : Djambatan.

Townshend J G R and P Verge. 1998. The Economic, Environmental and Social Impact of Shrimp Farming in Latin America. Coastal Resources Center. University of Rhode Island.

Triadmojo B. 2007. Pelabuhan. Yogyakarta: Beta Offset.

Trisakti B dan Pradana F A. 2007. Pengembangan Aplikasi Data 3D dari Satelit Optik (ALOS dan ASTER). Laporan akhir LAPAN.

Trisakti B, 2005. Orthorektifikasi data Citra Resolusi Tinggi (ASTER dan SPOT menggunakan ASTER DEM. Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV.

Wibisono M S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta: PT. Grasindo.

ANALISIS DAERAH GENANGAN BANJIR ROB (PASANG)

DI PESISIR UTARA JAKARTA MENGGUNAKAN DATA CITRA

SATELIT SPOT DAN ALOS

UTET HILDALIYANI

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

ABSTRACT

UTET HILDALIYANI. Analysis of Tidal Flood Inundation Area in the Northern Coast of Jakarta Using SPOT and ALOS Satellite Imagery Data. Under direction of IDUNG RISDIYANTO and SYAMSUL BAHRI AGUS.

Most of the land area of the northern coast of Jakarta is a result of reclamation of mangrove forest area, thus changing the shoreline and mangrove buffer function vanish. Effect of shoreline phenomena such as tidal flood rob), it makes some parts of the region including the northern coast of Jakarta which has a coastline along the 32 km flood affected by tidal flood (rob). Floods tidal (rob) occur when sea water runoff to the mainland every time the high tides that inundate the region is lower than the average sea level. Effect of population makes land a solid building, make change in land cover wet into dry land by the construction of wet areas resulting from land use changes. Through the results of land use change, coastlines changes and inundation prediction using data of sea level rise can be explained tidal flood (rob). SPOT (2003) and ALOS (2008) satellite imagery can explain land cover changes over the past five years, and the value of sea level rise per year to predict inundation within the next ten years. Because of changes in coastal land, coastline changes that lead to the addition of soil (accretion) and a decrease in surface (abrasion). Addition of soil (accretion) explains the more advanced the shoreline that have an impact on the pool of sea water at high tide when the maximum occurs. Based on field surveys carried out, explaining that changes in the research area of coastal land cause tidal flood (rob). Inundation predictions using DEM-GDEM data 30 m, the level of the value of the coastline and the sea rose to explain the occurrence of inundation in coastal areas north of Jakarta in 2019. The results obtained from several methods to explain the inundation occurred in the same area, so that could explain the relevance of changes in land and sea level rise which resulted in tidal flood (rob) event.

RINGKASAN

UTET HILDALIYANI. Analisis Daerah Genangan Banjir Rob (Pasang) di Pesisir Utara Jakarta menggunakan Data Citra Satelit SPOT dan ALOS. Dibimbing oleh IDUNG RISDIYANTO dan SYAMSUL BAHRI AGUS.

Sebagian besar wilayah daratan pesisir utara Jakarta merupakan hasil reklamasi dari area hutan mangrove, sehingga garis pantai mengalami perubahan dan fungsi buffer mangrove lenyap. Pengaruh perubahan garis pantai menimbulkan banyak fenomena seperti banjir rob (pasang), hal tersebut menjadikan beberapa bagian wilayah termasuk pesisir utara Jakarta yang memiliki garis pantai sepanjang ± 32 km terkena dampak banjir rob (pasang). Banjir rob terjadi ketika limpasan air laut ke daratan setiap kali air laut pasang sehingga menggenangi daerah-daerah yang lebih rendah dari muka laut rata-rata. Pengaruh pertambahan penduduk membuat daratan menjadi padat bangunan, menjadikan perubahan penutupan lahan yang basah menjadi daratan yang kering dengan melakukan pembangunan wilayah basah yang akibatnya terjadi perubahan tata guna lahan. Melalui hasil perubahan tata guna lahan, perubahan garis pantai serta prediksi genangan dengan menggunakan data kenaikan muka laut dapat menjelaskan kejadian banjir rob (pasang). Citra satelit SPOT tahun 2003 dan citra ALOS 2008 dapat menjelaskan perubahan penutupan lahan selama jangka waktu lima tahun, serta nilai kenaikan muka laut per tahun dapat memprediksi genangan dalam kurun waktu sepuluh tahun kedepan. Akibat perubahan lahan pada wilayah pesisir, maka terjadi perubahan garis pantai yang menyebabkan penambahan darat (akresi) dan pengurangan darat (abrasi). Penambahan darat (akresi) menjelaskan garis pantai semakin maju yang berdampak pada genangan air laut saat pasang maksimum terjadi. Berdasarkan survei lapang yang dilakukan, menjelaskan bahwa pada wilayah kajian terjadi perubahan lahan pada pesisir sehingga terjadi genangan banjir rob (pasang). Prediksi genangan menggunakan data DEM-GDEM 30 m, garis pantai serta nilai kenaikan muka laut menjelaskan terjadinya genangan pada wilayah pesisir utara Jakarta pada tahun 2018. Hasil yang diperoleh dari beberapa metode menjelaskan genangan terjadi pada wilayah-wilayah yang sama, sehingga dapat menjelaskan keterkaitan perubahan lahan dan kenaikan muka laut saat pasang yang mengakibatkan kejadian banjir rob. Kata Kunci: banjir rob (pasang), kenaikan muka laut, perubahan lahan, citra satelit, SPOT, ALOS.

ANALISIS DAERAH GENANGAN BANJIR ROB (PASANG)

DI PESISIR UTARA JAKARTA MENGGUNAKAN DATA CITRA

SATELIT SPOT DAN ALOS

UTET HILDALIYANI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains