• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEPUNG DAUN KATUK DAN MURBEI DALAM PAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RINGKASAN

ANGGUN MARSIZ JAYANTI. D24070113. 2011. Pengaruh Konsumsi Protein dan Mineral Besi (Fe) terhadap Profil Darah Puyuh yang Diberi Tepung Daun Katuk dan Murbei dalam Pakan. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Prof. Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS. Pembimbing Anggota : Ir. Widya Hermana, M.Si.

Salah satu kendala yang dihadapi dalam mencapai produktivitas unggas secara optimal yaitu kurang seimbangnya kandungan nutrien pakan. Penggunaan tanaman lokal berupa daun katuk (Sauropus androgynus) dan murbei (Morus alba) dalam bentuk tepung dapat dijadikan sebagai alternatif pakan puyuh karena mengandung protein dan Fe yang cukup tinggi. Evaluasi pemanfaatan tepung daun katuk dan murbei dapat ditinjau dari aspek fisiologis, yakni melalui gambaran profil darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun katuk dan murbei terhadap profil darah dan status mineral besi (Fe) pada serum puyuh petelur.

Ternak yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 600 ekor puyuh betina yang berumur dua minggu. Penelitian ini terdiri atas empat perlakuan dan lima ulangan, dengan masing-masing ulangan terdiri atas 30 ekor puyuh. Perlakuan yang diberikan antara lain R0 (ransum kontrol tanpa mengandung tepung daun katuk dan murbei), R1 (ransum mengandung 10% tepung daun katuk), R2 (ransum mengandung 10% tepung daun murbei) dan R3 (ransum mengandung 5% tepung daun katuk dan 5% tepung daun murbei). Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri atas beberapa tahap, diantaranya tahap persiapan, pemeliharaan, sampling darah dan analisa. Sampling darah dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada puyuh umur 9 minggu (grower) dan umur 15 minggu (layer). Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap Pola Tersarang, dengan perlakuan pakan tersarang pada status faal puyuh (grower dan layer). Peubah yang diamati pada penelitian ini antara lain konsumsi protein, konsumsi Fe, profil darah dan kandungan Fe serum puyuh. Peubah tersebut diamati pada periode grower dan layer. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analysis ofvariance (ANOVA) dan jika terdapat perbedaan nyata, diuji lanjut menggunakan uji LSD.

Pemberian tepung daun katuk dan murbei tidak memberikan pengaruh nyata terhadap konsumsi protein dan profil darah berupa eritrosit, hemoglobin dan leukosit, dan rasio H/L. Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa pemberian 5% tepung daun katuk dan 5% tepung daun murbei memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap peningkatan konsumsi ransum dan protein. Periode grower juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap MCV dan sangat nyata terhadap persentase hematokrit serta MCHC. Kandungan Fe serum puyuh petelur yang tertinggi terdapat pada perlakuan ransum yang mengandung 10% tepung daun katuk. Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian 10% tepung daun katuk dalam ransum memiliki kandungan Fe lebih tinggi dibandingkan perlakuan lain dan dapat terekspresi pada pakan maupun serum puyuh.

ABSTRACT

The Effect of Protein Consumption and Iron (Fe) on Hematological Profile of Quail Based on Ration Containing Sauropusandrogynus

and Mulberry Leaves Meal

A. M. Jayanti, D. A. Astuti and W. Hermana

Sauropusandrogynus and mulberry leaves meal can be used for feed of quail. The aim of the study was to estimate the influence of protein and Fe intakes which given fed containing Sauropus androgynus and mulberry leaves meal in diffrerent level, to haematological blood parameters and iron (Fe) status at serum in grower and layer quail. This research was done using 600 Japanese quails that received 4 different feed treatments; R0 (control diet without leaves), R1 (diet containing 10% Sauropus androgynus leaves meal), R2 (diet with 10% mulberry leaves meal) and R3 (diet with 5% Sauropus androgynus leaves meal + 5% mulberry leaves meal). Haematological blood parameters were measured, such as erythrocyte number, haemoglobin level, packed cell volume (PCV) and leucocyte number, ration of heterofil and lymphosite, MCV and MCHC. Protein and Fe consumption were also evaluated. The experimental of this study was completely randomized design with nested design. Blood samples were taken on 9th week of grower phase and 15th week of layer phase. Result showed that ration containing 5% of Sauropus androgynus and 5% of mulberry meals increased significantly to the ration and protein intake (P<0.01). The grower phase of quail was increased significantly to precentage of PCV, MCV and MCHC. The highest serum concentration of Fe was in quail fed by ration containing 10% Sauropus androgynus leaves meal. The ration protein intake, erythrocyte number, haemoglobin, leucocyte number, ration of heterofil and lymphosite were same in all treatments.

Keywords : Japanese quail, Sauropus androgynus leaves meal, mulberry leaves meal, haematological profile

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Puyuh jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan jenis unggas petelur yang tergolong produktif karena dalam kurun waktu 42 hari telah memasuki dewasa kelamin dan dapat memproduksi telur sebanyak 250-300 butir per tahunnya. Terdapat perbedaan ketika puyuh belum memasuki fase bertelur dan saat memasuki fase bertelur. Perbedaan ini dapat ditinjau dari aspek fisiologis puyuh. Metabolisme nutrien yang terkandung dalam pakan akan disesuaikan dengan kebutuhan puyuh, baik untuk pemenuhan hidup pokok ataupun aktivitas ternak lainnya.

Puyuh memiliki spesifikasi tersendiri dalam metabolisme tubuhnya dibandingkan dengan ternak jenis lain. Produktivitas dan performa fisiologis puyuh merupakan fungsi dari faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan berupa pakan memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang performa fisiologis tersebut. Kualitas performa fisiologis puyuh dapat ditinjau dari pengoptimalan fungsi organ-organ tubuh sehingga mampu menunjang pemenuhan kebutuhan hidup pokok dan aktivitas ternak lainnya (produksi, reproduksi, adaptasi terhadap lingkungan, dan lain-lain).

Salah satu kendala dalam pencapaian optimalisasi performa fisiologis ternak yaitu kurang seimbangnya kandungan nutrien ransum yang digunakan sehingga diperlukan pakan alternatif yang memiliki kandungan nutrien lengkap. Pemanfaatan tanaman lokal dapat dijadikan sebagai pakan alternatif dalam menyediakan nutrien untuk puyuh. Dalam hal ini, daun katuk dan murbei merupakan tanaman lokal yang berpotensi sebagai alternatif pakan puyuh dalam bentuk tepung.

Ketersediaan daun katuk dan murbei juga telah dapat menunjang bahwa keberadaannya telah dapat digunakan sebagai pakan. Tanaman katuk pada pemanenan pertama biasanya diperoleh hasil sebesar 4 juta ton/ha dan selanjutnya pada tahun pertama dapat mencapai 21-30 ton/ha setelah 6-7 kali panen (Sudiarto et al., 1997). Boschini (2002) melaporkan produksi daun murbei sebesar 19 ton BK/ha/tahun sedangkan Martin et al. (2002) produksi biomassa murbei dengan interval defoliasi 90 hari akan mencapai 25 ton BK/ha/tahun.

Daun katuk mengandung 39,88% protein kasar (PK); 5,84% lemak kasar (LK); 16,71% serat kasar (SK); 2,29% kalsium (Ca); 0,035% Fe dan 14,79% abu

(Subekti, 2003; Azis dan Muktiningsih, 2006). Daun murbei juga mengandung kandungan nutrien yang lengkap, diantaranya 20,4% PK dan beberapa mineral seperti Mg, P, K, Ca, Al, Fe dan Si (Machii et al., 2000). Kandungan nutrien yang terkandung tersebut merupakan indikator bahwa daun katuk dan murbei memiliki kualitas yang baik sebagai bahan pakan sumber protein dan mineral.

Evaluasi pemanfaatan pakan alternatif ini dapat ditinjau dari aspek fisiologis, salah satunya melalui profil darah baik berupa eritrosit, hemoglobin, hematokrit dan leukosit. Tingginya kandungan protein dan mineral pada ransum akan mendukung nilai profil darah dan sistem homeostasis yang baik pada ternak. Salah satu fungsi protein yaitu berperan sebagai protein darah, albumin dan globulin (sebagai sistem pertahanan tubuh). Disamping itu, mineral Fe merupakan mikro elemen esensial dalam proses pembentukan darah (homeopoiesis).

Sejauh ini penelitian pengaruh penggunaan tepung daun katuk dan murbei terhadap respon kebal unggas masih terbatas. Penggunaan tepung daun katuk dan murbei pada ransum puyuh diharapkan juga dapat berperan dalam mempertahankan profil darah sehingga kondisi fisiologis puyuh tetap sehat dan menghasilkan performa yang baik.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian tepung daun katuk dan murbei terhadap konsumsi protein dan profil darah (eritrosit, hemoglobin, hematokrit, leukosit) pada puyuh petelur.

Dokumen terkait