• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERHADAP PERFORMA DAN USUS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

iv Judul : Pengaruh Pemberian Campuran Tepung Ubi Jalar Merah dengan Ragi Tape

sebagai Sinbiotik terhadap Performa dan Usus Ayam Broiler Nama : Faniti Paramesuwari

NIM : D24051479

Menyetujui,

Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,

Dr. Ir. Asep Sudarman, M.Rur.Sc Dr.Ir.Sumiati, M.Sc NIP. 19640424 198903 1 001 NIP. 19611017 198603 2 001

Mengetahui : Ketua Departemen

Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,

Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc. Agr. NIP 19670506 199103 1 001

v RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara yang dilahirkan di Bandung pada 27 Juni 1987 dari pasangan Bapak H. Tony Martono, MBA dan Ibu Wenty Nursanti. Pendidikan formal diawali dari Sekolah Dasar Islam Yayasan PB.Soedirman Jakarta Timur (1999), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 102 Jakarta (2002), dan Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 64 Jakarta (2005).

Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2005 melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Setelah melewati tahap Tingkat Persiapan Bersama, tahun 2006 terdaftar sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Selama mengikuti pendidikan di IPB penulis mengikuti beberapa seminar dan berpartisipasi dalam kepanitiaan acara yang diselenggarakan di IPB. Pada tahun 2008 penulis mengikuti program magang dari HIMASITER di Perusahaan Peternakan Sapi Perah KFA yang merupakan salah satu anggota Koperasi Peternakan Sapi Perah di daerah Pondok Ranggon, Ciracas, Jakarta Timur.

vi KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuhu

Alhamdulillahirabbil’aalamiin, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan ridho-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Pemberian Campuran Tepung Ubi Jalar Merah dengan Ragi Tape sebagai Sinbiotik terhadap Performa dan Usus Ayam Broiler”. Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil penelitian pada bulan Juli sampai Agustus 2010 yang bertempat di laboratorium Nutrisi Ternak Unggas Lapang Blok C, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Penggunaan antibiotik sudah umum digunakan oleh peternak dalam berternak meskipun dapat meninggalkan residu pada hasil produk daging dan susu. Probiotik dan prebiotik sebagai alternatif pengganti antibiotik sudah diupayakan karena mampu mempertahankan kesehatan dan meningkatkan efisiensi penggunaan pakan. Pemberian probiotik dikombinasikan dengan prebiotik dapat meningkatkan efektivitas dalam memperbaiki kondisi mikroorganisme di saluran pencernaan terutama meningkatkan jumlah dan kinerja mikroba baik. Sumber prebiotik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung ubi jalar dan ragi tape sebagai sumber probiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh berbagai taraf pemberian tepung ubi jalar dan ragi tape sebagai sinbiotik dalam pakan komersial terhadap performa dan usus ayam broiler.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan dan besar harapan semoga skripsi ini bermanfaat sebagai sumber informasi alternatif pakan sumber sinbiotik dalam upaya meningkatkan produksi pangan sumber protein berupa daging ayam di Indonesia dan memberi sumbangan bagi ilmu pengetahuan.

Bogor, 2012

vii DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN ... i ABSTRACT ... ii LEMBAR PERNYATAAN ... iii LEMBAR PENGESAHAN ... iv RIWAYAT HIDUP ... v KATA PENGANTAR ... vi DAFTAR ISI ... vii DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 2 TINJAUAN PUSTAKA Sinbiotik ... 3 Probiotik ... 3 Prebiotik ... 4 Ubi Jalar Merah ... 5

Ragi Tape ... 7 Ayam Broiler ... 8

Konsumsi Air Minum ... 9 Konsumsi Pakan ... 10

Pertambahan Bobot Badan ... 10 Konversi Pakan ... 11 Mortalitas ... 11 Organ Pencernaan ... 11 Usus Halus ... 12 Colon ... 13 Sekum ... 13 MATERI DAN METODE

Lokasi dan Waktu ... 14 Materi ... 14

Ternak ... 14 Kandang dan Alat ... 14

Pakan ... 15 Prosedur ... 17

viii

Pembuatan Ransum ... 17 Pemeliharaan Ayam ... 18 Pengukuran Organ Pencernaan ... 19 Rancangan ... 19

Perlakuan ... 19 Rancangan Percobaan ... 20

Peubah ... 20 HASIL DAN PEMBAHASAN

Suhu Kandang ... 23 Performa ... 24

Konsumsi Minum ... 25 Konsumsi Pakan ... 26

Pertambahan Bobot Badan ... 28 Bobot Badan Akhir ... 29

Konversi Pakan ... 30 Mortalitas ... 31 Organ Pencernaan ... 31 Duodenum ... 32 Jejunum ... 34 Ileum ... 36 Colon ... 37 Sekum ... 38 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 40 Saran ... 40 UCAPAN TERIMA KASIH ... 41 DAFTAR PUSTAKA ... 42 LAMPIRAN ... 45

ix DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Kandungan Nutrien Ubi Jalar (%BK) ... 6 2. Komposisi Ragi (%BK) ... 8 3. Standar Performa Broiler strain CP-707 ... 9 4. Kandungan Nutrien Pakan Komersil (As Fed) ... 15 5. Kandungan Zat Makanan Pakan Broiler Starter (umur 7-21 hari) ... 16 6. Kandungan Zat Makanan Pakan Broiler Finisher (umur 22-34 hari) ... 16 7. Ransum Perlakuan Selama Penelitian ... 19 8. Hasil Performa Ayam Broiler Periode Starter umur 7-21 Hari ... 24 9. Hasil Performa Ayam Broiler Periode Finisher umur 22-34 Hari ... 25 10.Persentase Bobot dan Panjang Relatif Usus Halus Duodenum ... .

Umur 34 Hari ... 32 11. Persentase Bobot, Panjang Relatif dan Tebal Usus Halus Jejunum ...

Umur 34 Hari ... 35 12.Persentase Bobot dan Panjang Relatif Usus Halus Ileum ...

Umur 34 Hari ... 36 13. Persentase Bobot Colon Umur 34 Hari ... 37 14.Persentase Bobot dan Panjang Relatif Sekum Umur 34 Hari ... 38

x DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Mikroflora dan probiotik berinteraksi dengan menjadi tuan rumah... dalam metabolisme dan ketahanan serta pencegahan kolonisasi dari ... mikroorganisme patogen ... 4 2. Morfologi Ubi Jalar ... 6 3. Organ Pencernaan Ayam ... 12 4. Kandang Penelitian Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Unggas,...

Departemen Ilmu Nutrisi Pakan, Fakultas Peternakan ... Institut Pertanian Bogor ... 14 5. Ragi Tape ... 17 6. Ubi Jalar Merah ... 17 7. Alat Pengukur Suhu dan Kelembaban ... 23 8. Grafik Interaksi Pemberian Tepung Ubi Jalar dengan Ragi Tape...

terhadap Konsumsi Pakan Periode Finisher ... 27 9. Grafik Interaksi Pemberian Tepung Ubi Jalar dengan Ragi Tape...

terhadap Panjang Duodenum Ayam Umur 34 Hari ... 34 10.Label Pakan Periode Starter ... 47 11.Label Pakan Periode Finisher... 47 12.Tempat Pakan ... 59 13.Tempat Air Minum ... 59 14.Timbangan ... 59 15.Gelas Ukur (ml) ... 59 16.Jangka Sorong (mm) ... 59

xi DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Komposisi Nutrien Vita-Chicks dalam kg ... 46 2. Label Pakan Komersil Periode Starter dan Periode Finisher ... 47 3. ANOVA Konsumsi Air Minum Ayam Broiler Periode Starter ... 48 4. ANOVA Konsumsi Pakan Ayam Broiler Periode Starter ... 48 5. ANOVA Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler Periode Starter .... 49 6. ANOVA Bobot Badan Akhir Ayam Broiler Periode Starter ... 50 7. ANOVA Konversi Pakan Ayam Broiler Periode Starter ... 51 8. ANOVA Konsumsi Air Minum Ayam Broiler Periode Finisher ... 51 9. ANOVA Konsumsi Pakan Ayam Broiler Periode Finisher ... 52 10.ANOVA Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler Periode Finisher .. 52 11.ANOVA Bobot Badan Akhir Ayam Broiler Periode Finisher ... 53 12.ANOVA Konversi Pakan Ayam Broiler Periode Finisher ... 53 13.ANOVA Bobot Duodenum Ayam Broiler Umur 34 Hari ... 54 14.ANOVA Panjang Duodenum Ayam Broiler Umur 34 Hari ... 55 15.ANOVA Bobot Jejunum Ayam Broiler Umur 34 Hari ... 55 16.ANOVA Panjang Jejunum Ayam Broiler Umur 34 Hari ... 56 17.ANOVA Tebal Jejunum Ayam Broiler Umur 34 Hari ... 57 18.ANOVA Bobot Ileum Ayam Broiler Umur 34 Hari ... 57 19.ANOVA Panjang Ileum Ayam Broiler Umur 34 Hari ... 58 20.ANOVA Bobot Colon Ayam Broiler Umur 34 Hari ... 58 21.ANOVA Bobot Sekum Ayam Broiler Umur 34 Hari ... 58 22.ANOVA Panjang Sekum Ayam Broiler Umur 34 Hari ... 59 23.Alat-alat yang digunakan ... 59

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang diikuti dengan kesadaran akan gizi menyebabkan permintaan produk hewani menjadi tinggi salah satunya adalah daging ayam broiler. Hal ini didukung oleh data Bappenas tahun 2009 bahwa konsumsi produk hewani asal ayam dari tahun 2005-2009 di Indonesia meningkat 8,63%, memicu peternakan ayam broiler berkembang pesat. Pakan merupakan faktor yang perlu diperhatikan karena kualitas pakan dan ketersediaan yang seimbang secara langsung dapat mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan ternak sehingga mempengaruhi produktivitas ternak. Usaha pencegahan penyakit oleh peternak biasanya menggunakan antibiotik dicampurkan ke pakan, namun penggunaannya dalam ransum ternak menjadi kontroversi karena menimbulkan residu pada produk akhir peternakan yang dapat membahayakan konsumen, maka perlu alternatif feed supplement yang aman untuk mengatasi permasalahan tersebut berupa probiotik dan prebiotik.

Probiotik dan prebiotik adalah alternatif sumber feed supplement yang aman karena berasal dari sumber alami. Probiotik dan prebiotik bermanfaat dalam memperbaiki efisiensi pemanfaatan pakan, produksi dan kesehatan ternak. Kombinasi penggunaan probiotik dan prebiotik disebut sinbiotik. Probiotik merupakan mikroba hidup yang diberikan sebagai suplemen makanan yang menguntungkan bagi kesehatan dan memperbaiki mikroflora usus. Prebiotik adalah makanan yang dapat bertahan sampai di saluran pencernaan sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme baik. Prebiotik yang paling potensial adalah oligosakarida yang merupakan bagian dari karbohidrat.

Sumber probiotik yang dapat digunakan dalam pakan ternak dapat berupa ragi seperti ragi tape. Ragi tape dipilih sebagai sumber probiotik karena mengandung kapang, khamir, dan bakteri yang dapat menghidrolisis pati sehingga membuat keseimbangan mikroorganisme pada saluran pencernaan dan membantu penyerapan zat-zat makanan (Fuller, 1992; Fardiaz, 1992) dan ragi tape mudah didapat karena tersedia di pasar tradisional.

2 Ubi jalar dipilih karena kandungan karbohidrat dan serat sebagai sumber prebiotik. Ubi jalar saat dipanen mempunyai berat kering 16%-40% dan 75%-90% adalah karbohidrat. Komponen utama karbohidrat yaitu pati (60%-70% amilopektin dan 30%-40% amilosa), dan serat pangan (sellulosa, hemisellulosa dan pentosa) serta beberapa jenis gula bersifat larut. Jenis oligosakarida ubi jalar adalah rafinosa sebagai oligosakarida tidak tercerna yang dapat menurunkan timbulnya penyakit kanker usus, hati dan saluran pencernaan (Palmer, 1982). Pemberian ubi jalar yang diolah menjadi tepung dengan penambahan ragi tape dalam ransum sebagai sumber sinbiotik diharapkan dapat memperbaiki performa unggas.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh berbagai taraf pemberian tepung ubi jalar merah dengan ragi tape sebagai sinbiotik dalam pakan

3 TINJAUAN PUSTAKA

Sinbiotik

Sinbiotik merupakan salah satu pengembangan pakan konvensional dengan konsep penggabungan probiotik dan prebiotik, yang menjadi jenis makanan berfungsi sebagai makanan pembawa probiotik (Winarno, 2003). Mekanisme kerja prebiotik dan probiotik dalam meningkatkan daya tahan usus (Pusponegoro, 2007) :

1. Meningkatkan sistem kekebalan saluran cerna dengan mengubah lingkungan saluran usus baik pH maupun kadar oksigen.

2. Berkompetisi dengan bakteri patogen dalam pemanfaatan nutrisi (karbohidrat, asam lemak rantai pendek)

3. Merangsang pengeluaran cairan usus yang berguna dalam pencernaan 4. Memproduksi zat antibakteri atau bakteriosin, dan

5. Berkompetisi dengan bakteri patogen untuk menempel di lapisan usus sehingga mengurangi kesempatan bakteri patogen berkembang biak.

Probiotik

Probiotik adalah sekelompok mikroba hidup yang menguntungkan dan digunakan untuk mempengaruhi induk semang melalui perbaikan mikroorganisme di saluran pencernaan (Fuller, 1992). Probiotik adalah makanan tambahan berupa mikroba yang berpengaruh menguntungkan bagi host dengan memperbaiki keseimbangan mikroba usus melalui meningkatkan jenis mikroba usus (Gibson dan Roberfroid, 1995). Mikroba pada produk probiotik berfungsi meningkatkan kesehatan, maka digolongkan sebagai makanan kesehatan dan makanan fungsional (Hoover, 2000). Menurut Holer (1992), strain mikroba probiotik harus mempunyai kriteria sebagai berikut :

1. Mampu memfermentasi gugus gula oligosakarida dalam waktu relatif cepat, 2. Mampu menggandakan diri,

3. Tahan suasana asam sehingga dapat bertahan di dalam saluran pencernaan, 4. Menghasilkan produk akhir yang dapat diterima oleh induk semang, 5. Mempunyai stabilitas tinggi selama proses fermentasi.

Keberhasilan penambahan probiotik pada ransum dipengaruhi interaksi mikroorganisme dalam usus (Fuller, 1992). Selfert dan Gessler (1997)

4 mengemukakan bahwa penggunaan probiotik pada unggas bertujuan memperbaiki saluran pencernaan dengan menekan pembentukan racun dan metabolisme yang merangsang reaksi enzim yang dapat menetralisir senyawa beracun, merangsang produksi enzim yang digunakan mencerna pakan dan produksi vitamin. Mekanisme kerja probiotik dalam saluran pencernaan usus (Gambar 1).

Gambar 1. Mikroflora dan probiotik berinteraksi dengan menjadi tuan rumah dalam metabolisme dan ketahanan serta pencegahan kolonisasi dari mikroorganisme patogen

Sumber : Guarner et al. (2008)

Prebiotik

Prebiotik adalah nondigestible food ingredient yang berpengaruh baik terhadap host dengan memicu aktifitas, pertumbuhan, atau keduanya terhadap satu jenis atau lebih mikroba di kolon (Winarno, 2003). Gibson dan Roberfroid (1995) menyatakan bahwa prebiotik adalah bahan makanan yang tidak dapat dicerna dan menguntungkan inangnya dan menstimulasi secara selektif pertumbuhan dan atau aktivitas dari satu atau sejumlah bakteri di kolon sehingga dapat meningkatkan kesehatan. Nutrisi yang dibutuhkan mikroba kolon adalah polisakarida, pektin, selulosa, hemiselulosa dan oligosakarida bersifat tidak tercerna oleh host, tetapi mampu dimanfaatkan mikroba (Schmidl dan Labuza, 2000).

bakteri patogen

berkompetisi pemanfaatan nutrisi dan sel penerima (receptor)

mikroflora normal probiotik

fungsi usus : mencerna Produksi zat antimikroba,

asam laktat, bacteriosin, H2O2

LPS peptidoglycan

meningkatkan koloni host

5 Prebiotik umumnya adalah karbohidrat yang tidak tecerna dan terserap, berbentuk oligosakarida (oligofructose) dan dietary fiber. Salah satu jenis kelompok oligosakarida sumber prebiotik adalah kelompok gula sederhana seperti rafinosa, stakiosa, dan verbakosa (Saputera, 2004). Oligosakarida berupa rafinosa pada ubi jalar dapat digunakan sebagai prebiotik, karena di kolon ataupun usus rafinosa tidak diserap sehingga mikroba berperan dalam mencerna gugus gula rafinosa. Oligosakarida adalah media terbaik untuk perkembangan dan pertumbuhan bakteri Bifidobacteria yang menguntungkan dalam usus besar (kolon), sehingga oligosakarida disebut sebagai prebiotik (Tomomatsu, 1994). Adapun tujuan pemberian probiotik adalah untuk memperbaiki keseimbangan populasi mikroba didalam saluran pencernaan, dimana mikroba-mikroba yang menguntungkan populasinya akan meningkat dan menekan pertumbuhan mikroba yang merugikan yang sebagian besar adalah mikroba penyebab penyakit (mikroba patogen). Pemakaian probiotik ini tidak mempunyai pengaruh yang negatif baik kepada ternak maupun manusia yang mengkonsumsi hasil ternak (Budiansyah, 2004).

Ubi Jalar

Ubi jalar (Ipomoea batatas) berasal dari Amerika Tengah merupakan tanaman tropis yang tumbuh subur diketinggian 1.000-2.200 m dpl dan di suhu optimum 210C -270C, kelembaban udara 50%-60% dan curah hujan 750-1500 mm/tahun serta pH tanah 5,5-6,5 (Widodo, 2006). Ubi jalar adalah salah satu tanaman berpotensi besar di Indonesia karena areal panen lahan sawah maupun tegalan meningkat setiap tahun dengan produksi nasional rata-rata 10 ton/ha. Kendala umur simpan diperpanjang dengan mengolah menjadi tepung, tetapi penggunaan dan produk olahan masih terbatas pada bidang riset (Widodo, 2006).

Jenis ubi jalar diantaranya ubi jalar putih, ubi jalar merah dan ubi jalar ungu. Ubi jalar putih memiliki 2.900 mg (9.657 SI) beta karoten, sedangkan ubi jalar warna merah jingga 9.900 mg (32.967 SI) beta- karoten. Makin pekat warna merah, makin tinggi kadar betakaroten dan kaya akan senyawa lutein dan zeaxanthin, pasangan antioksidan karotenoid dan vitamin C sebesar 23 mg/100 g, dan Ca sebesar 30 mg/100g (Aini, 2004). Betakaroten ialah bahan pembentuk vitamin A dalam tubuh. Lutein dan zeaxanthin merupakan senyawa aktif berperan penting menghalangi proses perusakan sel. (Aini, 2004).

Si (Ip tu be M D K Fa G Sp Pa ja ad m ja m se gl ol te te istematika Ipomoea b umbuh-tumb erikut (W Morfologi ub ivisi : Kelas : amili : Genus : pesies : ada saat di alar 16%-40 dalah kar merupakan k alar. Selain mengandung elulosa,hem lukosa). Pa ligosakarida epung ubi ja Tabel 1. K Rafin ercerna. Ol Komp Ab Lem Ser BE Pro Gu Sumber : H * tanaman batatas) d buhan ada Widodo, bi jalar (Gam Spermato Dikotiled Convolvu Ipomoea Ipomoea ipanen bera 0% dan seki rbohidrat. kandungan n itu, ub vitamin, miselulosa) s ati terdiri d a pada ubi alar (Tabel 1 Kandungan N nosa masih t ligosakarida posisi bu (%) mak (%) rat Kasar (% ETN (%) otein Kasar ula artadi (1980) Anwar et al. (1 ubi ja dalam dun alah sebag 2006) d mbar 2) : ophyta don ulaceae batatas at kering u itar 75%-90 Karbohid utama dari bi jalar j mineral, serta bebera dari 60%-7 jalar adala 1). Nutrien Ubi terkandung a dianggap %) (%) 1993) alar nia gai dan ubi 0% drat ubi juga fitokimia apa jenis gul 70% amilop ah rafinosa i Jalar (%B di ubi jalar p penting no intern umbi ub batan bung bunga d buah a (antioksid la larut (ma pektin dan (Palmer, 19 K) r yang telah bagi makh N 4 2 6 8 4 5 ode node bi jalar ng ga ditangkai h akar Gambar 2 dan) dan altosa, sukro 30%-40% 982). Inform h dimasak d hluk hidup Nilai 4,1 2,0 6,1 82,9 4,9 5,23* 2. Morfologi Sumber : Hu serat (pe osa, fruktos % amilosa. masi kandu dan bersifat p karena batan bagian caban cabang bata daun i Ubi Jalar uaman (2010) 6 ektin, a dan Jenis ungan tidak dapat ng n atas ng akar ang )

7 mencegah timbulnya bakteri merugikan dalam usus. Penggunaan umbi ubi jalar mentah terdapat faktor pembatas berupa anti tripsin yang menghambat pertumbuhan dan pembentukan tripsin dalam tubuh ternak, namun dapat dihilangkan atau dikurangi dengan pengeringan umbi mentah (Widodo, 2006).

Ragi Tape

Ragi tape merupakan bibit (starter) untuk membuat berbagai macam makanan fermentasi dan umumnya bulat pipih berdiameter 4–6 cm dengan ketebalan 0,5 cm (Hidayat et al., 2006). Ragi tape terdiri dari kapang, khamir, dan bakteri sehingga rasa hasil fermentasi dipengaruhi mikroorganisme yang aktif pada ragi tersebut. Ragi yang mengandung mikroflora seperti kapang, khamir, dan bakteri berfungsi sebagai starter fermentasi, kaya akan protein yakni 40%-50% (Susanto dan Saneto, 1994). Menurut Gandjar (1999), proses pembuatan ragi selalu membutuhkan sedikit ragi yang telah jadi sebagai starter awal populasi mikroba. Hal tersebut menjamin ketersediaan ragi tape sebagai probiotik bagi ternak. Peranan kapang dalam proses fermentasi sebagai produsen enzim amylase yaitu enzim yang menghidrolisis pati menjadi glukosa (Fardiaz, 1992).

Ragi tape merupakan populasi campuran beberapa jenis mikroba yaitu genus Aspergillus, genus Saccharomises, genus Candida, genus Hansnula, sedang bakteri berupa Acetobacter. Aspergillus dapat menyederhanakan amilum, sedangkan Saccharomyces, Candida dan Hansnula dapat menghidrolisis gula menjadi alkohol dan bermacam-macam zat organik lainnya. Acetobacter mengubah alkohol menjadi cuka. Ragi bersifat katabolik atau memecah komponen yang kompleks menjadi zat yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dicerna. Secara fisiologis, ragi menghasilkan enzim-enzim yang dapat mengubah substrat menjadi bahan lain dengan mendapat keuntungan berupa energi. Ragi tape sebenarnya berupa mikroba Saccharomyces cerevisiae dan jamur jenis Aspergillus. Ragi tape merupakan inokulan yang mengandung kapang aminolitik dan khamir yang mampu menghidrolisis pati. Kapang tersebut adalah Amilomyces rouxii, sedangkan khamir tersebut adalah Saccharomyces. Pertumbuhan ragi dalam bahan pakan menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan mutu bahan pakan yaitu gizi, daya cerna dan meningkatkan daya simpan. Penggunaan ragi juga sebagai sumber protein dan vitamin bagi konsumsi manusia dan ternak.

8 Ragi tidak mati oleh antibiotik dan beberapa bersifat antimikroba sehingga pertumbuhan bakteri dihambat. Sifat ragi tahan pada lingkungan yang stress dapat menjadikan hidup normal dalam persaingan dengan mikroba lain (Brown (1990) dalam Widodo, 2006). Analisis mikrobiologi menunjukan bahwa semua ragi mempunyai populasi kapang Amylolitik sekitar 104-105. Kapang pada ragi terutama jenis Amylomyces sp, Mucor sp, dan Rhizopus sp, sebagian besar mengandung khamir Fillamentous tinggi yaitu 107-108. Khamir Candida sp dan Endomycopsis sp dan beberapa bakteri Bacillus sp yang mungkin berasal dari tepung beras (Saono, 1982). Komposisi ragi menurut North dan Bell (1990) (Tabel 2).

Ragi dikelompokan berdasarkan sifat metabolisme yaitu fermentatif dan oksidatif. Jenis fermentatif dapat melakukan fermentasi alkohol yaitu memecah glukosa menjadi alkohol dan gas. Sedangkan oksidatif (respirasi) akan menghasilkan karbon dioksida dan air. Keduanya bagi ragi digunakan untuk energi walaupun energi hasil respirasi lebih tinggi dari yang melalui fermentasi (Fardiaz, 1992).

Ayam Broiler

Karakteristik ayam broiler adalah memiliki pertumbuhan yang cepat, banyak penimbunan lemak pada bagian dada dan aktivitas relatif lebih rendah dibandingkan dengan jenis ayam petelur (Pond dan Church, 1995). Amrullah (2004) mengatakan ayam broiler mampu mengolah makanan setelah dikonsumsi dengan cepat. Sifat pertumbuhan yang cepat dicerminkan dari tingkah laku makan yang lahap. Frekuensi makan broiler lebih tinggi dari ayam petelur, apalagi pada masa akhir pemeliharaan. North dan Bell (1990) mengatakan ayam broiler adalah jenis unggas dengan laju Tabel 2. Komposisi Ragi (% BK)

Komposisi Nilai

Energi Metabolis ( kkal/kg) 1.940,08

Protein (%) 45

Lemak (%) 3

Serat Kasar (%) 1,40

Ca (%) 1,30

P (%) 1,25

9 pertumbuhan dan pertumbuhan bobot badan mingguan berbeda serta memiliki besaran konsumsi pakan yang meningkat seiring dengan meningkatnya bobot badan, konsumsi, dan konversi pakan.

Persyaratan mutu Day Old Chick (DOC) menurut SNI (2005), yaitu berat DOC minimal 37 g/ekor dengan kondisi fisik sehat, kaki normal, dapat berdiri tegak, tidak ada kelainan bentuk atau cacat fisik, sekitar pusar dan duburnya kering, warna bulu seragam sesuai dengan warna galur (strain) dan kondis bulu kering dan berkembang, serta jaminan kematian DOC maksimal 2%. Strain adalah sekumpulan unggas dalam suatu varietas yang didalamnya telah dikembangkan sifat-sifat khusus, seperti daya produksi yang tinggi, tahan terhadap penyakit tertentu. Perbedaan strain ayam berpengaruh terhadap kebutuhan nutrisinya (Ensminger et al., 1992). Standar Performa Broilerstrain CP707 (Tabel 3).

Tabel 3. Standar Performa Broilerstrain CP707

Minggu Bobot Badan (g /ekor) Pertambahan Bobot Badan (g / ekor) Konsumsi Ransum FCR Per hari (g /ekor) Kumulatif (g/ekor) 1 175,0 191 21 150,0 0,92 2 486,0 444 69,9 514,0 1,23 3 932,0 637 110,8 1167,0 1,40 4 1467,0 764 150,8 2105,0 1,52 5 2049,0 831 179,0 3283,0 1,65 6 2634,0 836 194,7 4604,0 1,79

Sumber: PT. Charoen Phokphand Jaya Farm (2006)

Konsumsi Air Minum

Konsumsi air minum adalah jumlah air minum yang dikonsumsi ternak selama pemeliharaan. Anggorodi (1995) menyatakan bahwa hewan memperoleh air dari tiga sumber yaitu, air minum, air yang ditelan sebagai komponen bahan pakan dan air yang diperlukan dari metabolisme glukosa, lemak dan protein. Anggorodi (1995) menyatakan bahwa air mempunyai fungsi bagi ternak sebagai pembawa zat-zat makanan dari tempat satu ke tempat lainnya untuk digunakan dalam reaksi bio kimia dalam tubuh. Air mengatur suhu dan tubuh melalui penguapan atau proses lainnya dan sebagai pelemas persendian. Dinyatakan pula bahwa air berfungsi

10 sebagai medium untuk aktivitas metabolisme, media penyebaran yang ideal untuk tranportasi suatu produk sisa metabolisme serta berperan dalam proses pencernaan. Air minum diketahui sebagai subtansi yang memiliki keistimewaan sebagai pengatur panas yang baik untuk keperluan dalam penyebaran panas yang dihasilkan oleh reaksi kimia dan proses metabolisme (Tillman et al., 1989). Shaw et al. (2006) menjelaskan bahwa konsumsi air meningkat seiring dengan meningkatnya konsumsi pakan dan komposisi pakan. Konsumsi air minum pada unggas dipengaruhi oleh faktor keasaman dengan pH toleransi 5-8, suhu air, umur, konsumsi ransum, temperatur lingkungan, dan jenis kelamin.

Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dimakan ternak untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan produksi ternak (Tillman et al., 1989). Menurut North dan Bell (1990), konsumsi pakan ternak berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi bobot badan, strain, tingkat produksi, tingkat cekaman, aktivitas ternak, mortalitas, kandungan energi dalam pakan dan suhu lingkungan sekitar. Konsumsi pakan pada

Dokumen terkait