RINGKASAN
MAR’AH. Pengaruh Giberelin (GA3) dan Nitrogen terhadap Pertumbuhan
Planlet Nenas (Ananas comosus (L.) Merr) Kultivar Smooth Cayenne Hasil Kultur Jaringan (Dibimbing oleh SOBIR).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh giberelin dan nitrogen terhadap pertumbuhan planlet nenas kultivar Smooth Cayenne hasil kultur jaringan yang dilakukan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Pasir Kuda Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB pada Bulan Februari sampai Juni 2011.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT), dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah giberelin dengan tiga taraf konsentrasi yaitu 0, 12.5, 50 ppm. Faktor kedua adalah nitrogen dengan tiga taraf konsentrasi yaitu 0, 10, 20 g/L. Sumber tanaman yang digunakan adalah planlet nenas hasil kultur jaringan umur 2 bulan aklimatisasi dan didasarkan pada tinggi planlet. Ukuran kecil (tinggi planlet ≤ 7 cm), ukuran sedang (tinggi 7 – 14 cm) dan ukuran besar (tinggi planlet ≥ 14 cm).
Penanaman dilakukan di bak tanam ukuran 8.5 m x 1 m dengan media tanam arang sekam menggunakan jarak tanam 5 cm x 5 cm dan kedalaman kurang lebih 5 cm. Aplikasi giberelin dan nitrogen dilakukan pukul 19.30 WIB dengan menggunakan sistem kocor yaitu 5 ml per planlet.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan giberelin 50 ppm dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi planlet dan lebar daun terbesar sedangkan giberelin 12.5 ppm meningkatkan panjang daun dan diameter tajuk. Konsentrasi giberelin 12.5 ppm dan 50 ppm dapat mempercepat pertumbuhan jumlah daun. Perlakuan nitrogen 20 g/L dapat mempercepat pertumbuhan tinggi planlet, panjang daun dan diameter tajuk planlet, sedangkan nitrogen 10 g/L dapat meningkatkan lebar daun dan jumlah daun. Interaksi antara perlakuan giberelin dan nitrogen hanya berpengaruh pada lebar daun dan jumlah daun saat 4 MST.
Dari penelitian ini disimpulkan pemberian nitrogen 10 g/L, tinggi planlet dapat mencapai 30 cm di fase pembibitan pada berbagai ukuran berdasarkan tinggi planlet.
The aim of this research is to study the effects of giberellin and nitrogen treatments on the growth of the Smooth Cayenne cultivar pineapple plantlets. This research was conducted in the greenhouse facility of Center for Tropical Fruit Studies (CETROFS) located on Pasirkuda, Bogor on February to Juni 2011. The research used the Randomized Complete Block Design with two factors and three replications. The first factor is giberellin treatments with three levels of concentration, which are 0, 12.5, and 50 ppm. The second factor is nitrogen tratments with three levels of concentration, which are 0, 10, dan 20 g/L. The results showed that giberellin treatments only effects the leaf length and the plantlet diameter on 19 weeks after treatment, and also the leaf width and the number of leaves on 8, 10, 12, 19 weeks after treatment. The treatment of giberellin with the concentration of 50 ppm gives the highest results for the variables of plantlet heights and leaf width, whereas the treatment of giberellin with the concentration of 12.5 ppm increased the leaf length and the plantlet diameter. The treatments with 12.5 and 50 ppm giberellin accelerated the number of leaf growth. Nitrogen treatments affect all of the observed variables (plantlet heights, leaf length, leaf width, plantlet diameter and the number of leaves), but on week 19 after treatments, the treatments
didn’t effect the leaf width and the number of leaves. The treatment of 20 g/L nitrogen
accelerated the growth of the plantlet height, leaf length, and plantlet diameter, whereas the 10 g/L nitrogen treatment increased the leaf width and the number of leaves. The interaction between the giberellin and nitrogen treatments only effected the leaf width and the number of leaves on 4 weeks after treatment.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Nenas (Ananas comosus (L) Merr) merupakan tanaman buah tropika yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi dan banyak diminati oleh masyarakat dunia. Dalam perdagangan global nenas berada dalam kelompok tiga besar bersama- sama setelah pisang dan mangga. Indonesia merupakan produsen nenas nomor 8 di dunia, sementara dari sisi ekspor menempati peringkat 3 untuk nenas olahan dan peringkat 20 untuk nenas segar. Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan produksi nenas karena kesesuaian agroklimat yang sesuai dan ketersediaan lahan yang memadai, sehingga dapat memberikan kontribusi pada devisa.
Dari perolehan devisa, komoditas nenas merupakan penghasil devisa terbesar pada kelompok komoditas buah-buahan dan olahannya. Nenas juga memiliki keunggulan baik dari sisi volume maupun nilai ekspornya. Data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) menunjukkan bahwa nilai ekspor nenas pada tahun 2008 mencapai US$ 204 juta dari volume 270 ribu ton. Volume dan nilai ekspor buah nenas naik signifikan dibanding tahun 2007 (US$ 71 juta dari volume 110 ribu ton) dan 2006 (US$ 125 juta dari volume 219 ribu ton).
Data tersebut menunjukkan bahwa komoditas nenas berperan cukup besar dalam perekonomian nasional. Nilai ekonomi yang tinggi ini tidak terlepas dari berbagai masalah dalam aspek budidaya nenas. Menurut RUSNAS PKBT (2010) menyatakan bahwa salah satu masalah utama dalam pengembangan nenas yaitu penyediaan bibit. Jumlah bibit nenas yang harus disediakan sekitar 50 000 bibit per hektarnya.
Teknik perbanyakan konvensional yang digunakan saat ini memiliki laju multiplikasi yang rendah, sehingga tidak dapat memenuhi penyediaan bibit untuk pengembangan kebun baru. Sumber perbanyakan nenas berasal dari organ vegetatif, meliputi suckers, ratton, hapas, crown slips, crown, stumps, potongan
daun, potongan batang dan planlet kultur jaringan (PKBT, 2008). Penggunaan perbanyakan dalam organ yang berbeda menghasilkan tanaman dengan lama umur produksi yang berbeda pula. Bibit yang berasal dari mahkota buah dapat dipanen pada umur 24 bulan. Tanaman yang berasal dari tunas batang dipanen setelah umur 18 bulan, sedangkan tunas akar setelah berumur 12 bulan. Jenis nenas Smooth Cayenne menghasilkan tunas anakan hanya 2-3 anakan sehingga jika dilakukan pengembangan kebun baru tidak dapat memenuhi jumlah bibit yang diperlukan. Mengingat lamanya waktu perolehan bibit dan pengembangan kebun baru yang memiliki luas puluhan hektar maka perlu dilakukan teknik perbanyakan nenas dalam waktu yang sangat singkat. Salah satunya dengan teknik perbanyakan kultur jaringan.
Kultur jaringan merupakan alternatif perbanyakan bibit nenas yang diharapkan dalam waktu singkat diperoleh bibit yang lebih banyak, seragam pertumbuhannya dan bebas penyakit serta mudah dalam pengangkutan. Perbanyakan kultur jaringan masih memiliki kekurangan yaitu lamanya waktu planlet untuk di tanam di lapang yaitu sekitar 6 sampai 8 bulan, hal ini disebabkan oleh kecilnya mutu fisik planlet hasil kultur jaringan. Salah satu tahap perbanyakan nenas dengan kultur jaringan adalah pembesaran planlet. Tahap pembesaran planlet ini perlu mendapat perhatian agar menghasilkan bibit nenas yang siap tanam di lapang dan memiliki mutu fisik yang sesuai. Salah satu solusi untuk menghasilkan mutu fisik yang baik yaitu adanya pemberian hormon pengatur tumbuh. Pemberian hormon giberelin pada tahap pembesaran planlet merupakan salah satu solusi untuk mempercepat pencapaian standar mutu fisik planlet nenas hasil kutur jaringan.
Annisah (2009) menyatakan bahwa hormon giberelin (GA3) dikenal dapat memberi pengaruh dalam stimulasi pembelahan sel, pemanjangan sel, atau keduanya. Penambahan giberelin eksogen maka terjadi peningkatan kandungan giberelin di tanaman (tajuk) dan akan meningkatkan jumlah sel dan ukuran sel yang bersama-sama dengan hasil fotosintat dapat meningkat di awal penanaman dan akan mempercepat proses pertumbuhan vegetatif tanaman.
Pertumbuhan planlet dapat ditunjang dengan pemberian pupuk nitrogen yang sesuai dengan kebutuhan. Menurut Priddy (2010) nitrogen merupakan nutrisi
yang sangat penting untuk hampir semua pertumbuhan tanaman, tanpa terkecuali tanaman nenas. Nitrogen merupakan penyusun dari semua senyawa protein (Lindawati et al., 2000). Pemberian zat pengatur tumbuh giberelin dan nitrogen pada tahap pembesaran planlet merupakan salah satu cara mempercepat pertumbuhan vegetatif planlet hasil perbanyakan kultur jaringan.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan giberelin (GA3) dan nitrogen serta interaksinya terhadap pertumbuhan planlet nenas (Ananas comosus (L.) Merr) kultivar Smooth Cayenne hasil kultur jaringan.
Hipotesis
Perlakuan giberelin (GA3), nitrogen dan interaksinya berpengaruh terhadap pertumbuhan planlet nenas (Ananas comosus (L.) Merr) kultivar Smooth Cayenne hasil kultur jaringan.