• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA A.Hasil Belajar

4. Instrumen Dalam Penilaian Hasil Belajar

Arifin (2009: 123) dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran menyebutkan ada dua jenis instrumen yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, yaitu instrumen tes objektif dan non-objektif.

a. Instrumen Penilaian secara Objektif 1)Pilihan Ganda

Soal tes bentuk pilihan ganda dapat dipakai untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. Pilihan ganda merupakan jenis instrumen yang paling sering digunakan dalam evaluasi pendidikan. Bentuk soal terdiri dari item (pokok soal) dan opsi (pilihan jawaban). Soal terdiri dari pertanyaan yang tidak lengkap, kemungkinan jawaban atas pertanyaan itu disebut pilihan. Dalam pilihan terdapat jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh (diktator).

2)Benar-Salah

Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Contoh soal benar-salah seperti Gedung Monumen Nasional berada di Jakarta.

3)Menjodohkan

Bentuk instrumen ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan materinya bisa banyak namun tingkat berfikir yang terlibat cenderung rendah karena sudah terdapat pilihan jawaban tanpa mengecoh seperti yang ada pada pilihan ganda. Guru membuat konsep atau pernyataan dengan jumlah soal dan pilihan jawaban sama banyak.

1)Jawaban Singkat atau Isian Singkat

Soal tes jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan, namun ada juga yang berbentuk melengkapi atau isian. Tes bentuk jawaban singkat dibuat dengan menyediakan tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban. 2)Uraian Objektif

Dalam uraian objektif pertanyaan yang biasa digunakan adalah urutkan, simpulkan, tafsirkan dan sebagainya. Langkah untuk membuat tes uraian objektif ini adalah guru membuat soal berdasarkan indikator pada kisi-kisi. Adapun contoh soal uraian objektif adalah sebutkan lima sila dalam pancasila secara urut!

3)Uraian Bebas

Instrumen uraian bebas menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan (menguraikan dan memadukan) gagasan-gagasan pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya sangat memungkinkan adanya unsur subjektifitas.

B. Metode Bernyanyi 1. Metode

Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.(Pupuh Fathurrohman, 2007: 15). Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru, dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menguasai metode mengajar merupakan keharusan. Sebab seorang guru tidak akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode secara tepat.

Sedangkan slameto (1988: 84) menjelaskan bahwa metode adalah cara atau jalan yang hurus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Kedudukan Metode Dalam Pembelajaran

salah satu hal yang sangat mendasar untuk dipahami guru adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang sama pentingnya dengan komponen-komponen lain dalam keseluruhan komponen pendidikan.

Menurut syaiful B. Djamarah (2007: 55) metode memiliki kedudukan dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut:

 Sebagai alat motifasi dalam kegiatan belajar mengajar(KBM).

 Menyiasati perbedaan individual anak didik.

 Untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar, diharapkanmakin efektif pula pencapaian tujuan dari pembelajaran. Oleh

sebab itu, fungsi-fungsi metode mengajar tidak dapat diabaikan, karena metode mengajar tersebut turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar belajar mengajar.

c. Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode

Pada dasarnya, tidak ada satupun metode mengajar yang dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang study. Karena setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Karena itu guru tidak boleh sembarang dalam memilih serta menggunakan metode.

Pupuh Fathurrohman menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode antara lain:

1) Tujuan yang hendak dicapai

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Setiap guru hendaknya memperhatikan tujuan pembelaaran. Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat mempengaruhi penentuan metode, sebab metode tunduk pada tujuan bukan sebaliknya.

2) Materi pelajaran

Materi palajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik.

3) Peserta didik

Peserta didik sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik minat, kebiasaan, motifasi, situasi sosial, lingkungan keluarga dan harapan terhadap masa depannya.

Perbedaan peserta didik dari aspek psikologis seperti sifat pendiam, super aktif, tertutup, terbuka, periang. Semua perbedaan tadi akan berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran

4) Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar merupakan setting lingkungan pembelajaran yang dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi. Oleh karena itu, pada waktu tertentu guru melakukan proses pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka.

5) Fasilitas

Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Oleh karena itu, ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu pemilihan metode yang tepat, seperti tidak adanya laboratorium untuk praktek, jelas kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau demonstrasi. Jadi, fasilitas ini sangatlah penting guna berjalannya proses pembelajaran yang efektif.

6) Guru

Setiap orang memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan dan pengalaman mengajar yang berbeda-beda. Kompetensi mengajar

biasanya dipengaruhi oleh pula oleh latar belakang pendidikan. Guru yang berlatar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih terampil dalam memilih metode dan tepat dalam menerapkannya. Sedangkan guru yang latar belakangnya kurang relevan, sekalipun tepat dalam menentukan metode, namun sering mengalami hambatan dalam penerapannya. Jadi, untuk menjadi seorang guru pada intinya harus memiliki jiwa yang profesional. Dengan meliliki jiwa keprofesionalan dalam menyampaikan pelajaran atau dalam proses pembelajaran itu akan berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

d. Ciri-ciri metode yang baik

Setiap guru yang akan mengajar senantiasa dihapdapkan pada pilihan metode. Banyak metode yang bisa dipilih guru dalam kegiatan mengajar, namun tidak semua metode bisa dikategorikan sebagai metode yang baik, dan tidak pula semua metode dikatakan jelek. Kebaikan suatu metode terletak pada ketetapan memilih sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Ciri dari sebuah metode yang baik untuk pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat

2) Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa dan materi.

3) Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan mengantarkan siswa pada kemampuan praktis.

4) Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya justru mengembangkan materi.

5) Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya. 6) Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam

keseluruhan proses pembelajaran. e. Prinsip-prinsip penentuan metode

Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutekno (2007: 56) menjelaskan bahwa metode apaun yang dipilih dalam kegiatan belajar mengajar hendaklah memperhatikan beberapa prinsip yang mendasari urgensi metode dalam proses belajar mengajar, yakni :

1) Prinsip motivasi dan tujuan belajar

Motivasi memiliki kekuatan sangat dahsyat dalam proses pembelajaran. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa, tau laksana mobil tanpa bahan bakar.

2) Prinsip kematangan dan perbedaan individual

Belajar memiliki masa kepekaan masing-masing dan tiap anak memiliki tempo kepekaan yang tidak sama.

f. Efektivitas penggunaan metode

Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menjadi kendala dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.

Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dangan percuma hanya karena pengguanaan metode semata-mata berdasarkan kehendak guru dan bukan atas dasar kebutuhan siswa atau karakter situasi kelas.

Dalam menetapkan metode mengajar, bukan tujuan yang menyesuaikan dengan metode atau karakter anak, tetapi metode hendaknya menjadi variabel dependen yang dapt berubah dan berkembang sesuai kebutuhan. Karena itu, efektivitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pembelajaran sebagai persiapan tertulis.

2. Bernyanyi

a. Pengertian bernyanyi

Menurut Jamalus (1988: 46) kegiatan bernyanyi adalah merupakan kegiatan dimana kita mengeluarkan suara secara beraturan dan berirama baik diiringi oleh iringan musik ataupun tanpa iringan musik. Bernyanyi berbeda dengan berbicara bernyanyi memerlukan teknik-teknik tertentu sedangkan berbicara tanpa perlu menggunakan teknik tertentu. Bagi anak kegiatan bernyanyi adalah kegiatan yang menyenangkan bagi mereka, dan pengalaman bernyanyi ini memberikan kepuasan kepadanya. Bernyanyi juga merupakan alat bagi anak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

Manfaat bernyanyi akan terasa pada anak-anak dalam melafalkan bunyi-bunyian dengan baik, sehingga paling sedikit mereka sanggup menyanyikan dengan lafal yang tepat. Menurut Mubarok (2008: 68) manfaat dari bernyanyi diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Memperluas kebudayaan dengan memberikan pengertian yang mendalam melalui alam pikiran dan perasaan orang lain.

2) Memperkaya daya imajinasi anak.

3) Mempunyai olah nafas yang bagus, sebagai akibat kebiasaan menarik nafas dalam.

4) Memperkuat daya ingatan dan konsentrasi.

5) Memberikan kebahagiaan pada diri sendiri dan orang lain. c. Metode-metode latihan dalam bernyanyi

Menurut Mufti Mubarok (2008: 69) metode-metode yang perlu diperhatikan dalam latihan bernyanyi adalah sebagai berikut:

1) Latihan pelemasan

Tujuan latihan pelemasan ini tidak lain adalah melemaskan otot-otot yang kaku, sehingga dapat menguasai seluruh anggota badan dari kepala sampai kaki. Latihan ini dapat dilakukan dengan berlari, berdiri, duduk ataupunberbaring.

Dan lagi, pada saat menyanyi seyogyanya seluruh anggota badan dalam keadaan rileks dan terkontrol dengan baik dengan

demikian seluruh anggota badan, tenaga, perasaan, dan pikiran kita dapat dipusatkan pada alat-alat suara dan pernafasannya.

2) Latihan pengucapan

Keindahan, kemerduan dan kemurnian suara adalah amat tergantung kepada bentuk mulut. Sedangkan bentuk mulut ditentukan oleh bentuk, posisi dan simpel tidaknya alat-alat pengucapan kita.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan adalah bahwa waktu menyanyi kita segan untuk membuka mulut. Rahang bawah terlalu keatas dan kaku. Lebih-lebih pada nada-nada tinggi sehingga suara tidak lepas. Selain itu, posisi posisi dan kesupelan lidah uga perlu mendapat latihan.

Beberapa teknik latihan pengucapan meliputi: (a) Latihan rahang bawah, (b) Latihan bibir, (c) Latihan lidah, yaitu terdiri dari: latihan ketetapan pengucapan, latihan kelincahan, latihan penguasaan otot-otot lidah, (d) Latihan langit-langit.

Disamping itu perlu mendapat perhatian dalam latihan ini antara lain: (1) Semua otot-otot yang kebetulan tiddak dilatih, hendaknya tetap pasif dan rileks, (2) otot-otot leher dan muka hendaknya tetap lemas karena latihandengan memutar kepala ke kiri dan ke kanan, (3) Selama latihan pernafasan, tidak boleh diganggu, (4) Lebih baik lagi latihan didepan cermin, (5) Sangat efektif bila latihan tersebut dilakukan setiap hari.

3) Latihan pernafasan

Pernafasan merupakan unsur yang penting dalam bernyanyi, sebab suara terjadi karena terbentuknya udara (nafas) yang ditiup. Tanpa nafas tidak akan bisa bersuara. Orang yang dapat mengatur dan menguasai pernafasan akan sanggup dan menguasai suaranya.

Selama sirkulasi pernafasan berjalan lancar tanpa gangguan sedikitpun maka kita dapat bersuara dengan baik. Perubahan antara sirkulasi pernafasan untuk bicara dan sirkulasi untuk pernafasan adalh sebagai berikut:

a) Sirkulasi pernafasan untuk bicara

Tarik nafas (menghirup udara) langsung bicara – istirahat – tarik nafas – berbicara – tahan nafas (istirahat) – dan seterusnya. b) Sirkulasi untuk bernyanyi

Tarik nafas – tahan nafas sebentar (istirahat) – menyanyi – tarik nafas – tahan nafas (istirahat sebentar) – menyanyi.

Jika kita perhatikan, maka ada perbedaan khusus, antara sirkulasi nafas untuk berbicara dan menyanyi. Untuk menyanyi perlu olahan khusus, yakni istirahat beberapa saat disela-sela tarikan nafas, sedangkan untuk berbicara tidaklah demikian.

Dan setelah kita mengetahui bedanya maka dengan sendirinya latihan pernafasan yang kita lakukan adalah sesuai dengan sirkulasi pernafasan untuk menyanyi. Maka dalam latihan pernafasan menahan

nafas sebentar merupakan keharusan dengan maksud memperkuat daya rrentang dan daya tahan otot diafragma.

4) Metode latihan

Mula-mula berdiri tegap dengan kedua kaki sedikit merenggang (terbuka) kira-kira 45 cm. Kedua belah tangan tergantung disamping. Usahakan dan rasakan seluruh anggota badan dari kepala sampai ujung kaki dalam keadaan rileks. Dalam keadaan yang demikian itu, hiruplah nafas pelan-pelan melalui hidung serayamengangkat tangan ke depan sampai setinggi bahu.

Tariklah nafas sebentar sambil menghilanghkan ketegangan dibagian leher dengan cara menggerakan kepala kebelakang. Setelah itu barulah hembuskan kembali melalui mulut disertai suara ssss ... atau hfff ... cara inilah yang disebut latihan pernafasan. Dan dibawah ini syarat-syarat melakukan pernafasan diantaranya yaitu:

 Sedapat mungkin latihan pernafasan dilakukan pada pagi hari di mana udara masih segar d bersih.

 Usahakan latihan diudara terbuka.

 Waktu menghirup nafas ssebaiknya melalui hidung. Dengan demikian udara yang kita hirup akan terasa hangat dan tersaring.

 Cara menghembuskan nafas dan mulut bisa dengan suara mendesis pada tingkat permulaan, selanjutnya bisa dengan suara aaaaaa seperti orang menguap.

Dokumen terkait