• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MATERI GARDEN MELALUI METODE BERNYANYI PADA SISWA KELAS II DI MI MIFTAHUL HUDA DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MATERI GARDEN MELALUI METODE BERNYANYI PADA SISWA KELAS II DI MI MIFTAHUL HUDA DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS

MATERI

GARDEN

MELALUI METODE BERNYANYI

PADA SISWA KELAS II DI MI MIFTAHUL HUDA

DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2014/ 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

DIAS RIBIYANTI

11510066

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)
(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari:

Nama : Dias Ribiyanti

NIM : 11510066

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR

BAHASA INGGRIS MELALUI METODE BERNYANYI

PADA SISWA KELAS II DI MI MIFTAHUL HUDA DESA

LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2014/ 2015.

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 02 Februari 2015

Pembimbing

(4)

KEMENTERIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721

Wibsite :www.stainsalatiga.ac.id Email : administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI METODE BERNYANYI PADA SISWA KELAS II DI MI MIFTAHUL HUDA

DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

Disusun oleh :

DIAS RIBIYANTI

NIM : 11510066

Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah PGMI, SekolahTinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 2015, dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 kependidikan Islam.

Salatiga, Pebruari 2015

Ketua STAIN Salatiga

Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd.

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dias Ribiyanti

NIM : 11510066

Jurusan : Tarbiyah

Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar merupakan hasil

karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah.

Salatiga, 02 Februari 2015

Yang menyatakan,

Dias Ribiyanti

(6)

MOTTO

دجو

دج

نم

(7)

PERSEMBAHAN

tulisan ini kupersembahkan

Untuk Suamiku Tercinta

Yang setiap saat selalu memberiku semangat, memberiku embun

kebahagiaan, memberikan tawa dalam hidupku,

Dan memberikanku cinta

Untuk Ibunda dan ayahanda tersayang

Yang kasih sayangnya tak berhenti mengalir untukku setiap hari

Tanpa kalian aku takan menjadi seperti sekarang ini.

Untuk kakak-kakakku terkasih

Mbak yatmi trimakasih atas nasehat-nasehatnya

Mas try trimakasih selalu meminjamiku si HITAM untuk kuliah

Mas aris trimakasih pernah memberiku kesempatan untuk mendapat

pengalaman baru

Untuk my big familly

Trimakasih semua atas suportnya

untuk sahabat-sahabatku

bersama kalian kuisi hari-hariku dengan penuh canda dan tawa

terimakasih sahabat

Dan untuk semua....

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,

rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI METODE

BERNYANYI PADA SISWA KELAS II DI MI MIFTAHUL HUDA DESA

LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014/

2015 dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan dan

bimbingan dalam pembuatan tugas akhir skripsi ini, sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan tugas akhir skripsi ini tepat waktu. Dengan kerendahan hati,

pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarnya kepada

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi,M.Pd.,selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Pembantu ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

3. Bapak Suwardi, M.Pd, Selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.

4. Bapak Dr. Muh. Saerozi, M.Ag selaku dosen Pembimbing Akademik.

5. Ibu Peni Susapti, M.Si Selaku Ketua Program Studi PGMI.

6. Pembimbing skripsi, Ibu Miftachur Rif’ah, M.Ag yang selain membimbing beliau juga memberikan semangat dan inspirasi.

7. Segenap dosen dan karyawan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

(9)

8. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan khususnya keluarga besar PGMI

B angkatan 2010.

9. Serta keluarga besar yang selalu menjadi menjadi penerang dan semangat

dalam hidupku.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat

dibutuhkan guna menyempurnakan laporan tugas akhir ini. Semoga laporan tugas

akhir ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Wassalamu’alaikumWr. Wb

Salatiga, 02 Februari 2015

Penulis

(10)

ABSTRAK

Ribiyanti, Dias, 2015. Peningkatan hasil belajar bahasa Inggris melalui metode bernyanyi pada siswa kelas II MI Miftahul Huda desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2014/ 2015. Skripsi jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Pembimbing: Miftachur Rif’ah, M.Ag.

Kata Kunci: Hasil belajar, metode bernyanyi, bahasa Inggris.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan menjawab permasalahan “apakah penerapan metode bernyanyi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris pada siswa kelas II MI Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2014/2015?”

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melaui tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi pre tes dan post test, lembar pengamatan dan dokumentasi.

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN BERLOGO ………... ii

HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... v

MOTTO... vi

F. Definisi Operasional………... 6

G. Metode Penelitian………...……… 7

H. Sistematika Penulisan………..………... 13

BAB II: KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar……….……….……….. 15

(12)

2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar…………. 16

3. Penilaian Hasil Belajar...……… 17

4. Instrumen Dalam Penilaian Hasil Belajar... 20

B. Metode Bernyanyi……….. 22

1. Metode...……….... 22

2. Bernyanyi ...………... 27

3. Metode Bernyanyi...……….. 32

C. Bahasa Inggris di MI………..…….. 33

1. Tujuan Pelajaran Bahasa Inggris di MI……….. 33

2. Ruang Lingkup Bahasa Inggris MI...………. 34

BAB III: PELAKSANAAN DAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 36

B. Objek Penelitian... 40

C. Diskripsi Pelaksanaan... 42

BAB IV: LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……….... 55

B. Pembahasan ... 66

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan………...………….... 72

B. Saran ………..…………... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 76

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel I. Daftar Siswa MI Miftahul Huda Lopait………. ... 39

Tabel II. Daftar Nama Guru Mi Miftahul Huda Lopait……… 39

Tabel III. Daftar Siswa kelas II Mi Miftahul Huda Lopait ……….... 40

Tabel IV. Nilai Bahasa Inggris Siswa Kelas II ……….... 55

Tabel V. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 57

Tabel VI. Data Pengamatan Guru Siklus I ...……..……… 59

Tabel VII. Hasil Belajar Siswa Siklus II………... 60

Tabel VIII. Data Pengamatan Guru Siklus II………... 62

Tabel IX. Hasil Belajar Siswa Siklus III ……….………. 64

Tabel X. Data Pengamatan Guru Siklus III………... 65

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Kegiatan Siklus I, II, dan III ... 78

Lampiran 2. RPP Siklus I, II, dan III ... 80

Lampiran 3. Lembar soal siswa Siklus I, II dan III ... ... 100

Lampiran 4. Lembar Pengamatan siswa ... 112

Lampiran 5. Lembar pengamatan guru ... 113

Lampiran 6 Lembar Konsultasi Skripsi ... 114

Lampiran 7. Nota Pembimbing ... 116

Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian ... 117

Lampiran 9. Surat Keterangan Penelitian ... 118

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Ibtidaiyah sangat penting

diberikan, meskipun Bahasa Inggis adalah pelajaran mulok. Selain sebagai

persiapan dari proses globalisasi tetapi juga sebagai bekal siswa MI untuk

melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Berbagai kurikulum dan

metode telah dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menguasai bahasa Inggris. Pelajaran bahasa Inggris sangatlah penting sebagai

bekal kehidupan siswa untuk masa depannya. Bahkan sekarang ini pelajaran

bahasa Inggris sudah mulai diajarkan pada pendidikan anak usia dini atau TK.

Hal tersebut dilakukan agar anak mempunyai pengetahuan bahasa Inggris untuk

bekal pendidikannya.

Tidak semua siswa dapat dengan mudah memahami dan menguasai

pelajaran bahasa Inggris. Banyak siswa yang menganggap pelajaran Bahasa

Inggris adalah pelajaran yang susah. Hal tersebut dikarenakan salah satunya yaitu

anak tidak mempunyai motivasi untuk belajar bahasa Inggris. Maka dari itu

pembelajaran seharusnya berlagsung dengan menyenangkan agar anak tertarik

dan semangat untuk mempelajari bahasa Inggris.

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris masih sangat

(16)

dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di bawah

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 60 untuk mata pelajaran bahasa

Inggris. Rata-rata nilai siswa dalam pelajaran bahasa inggris masih dibawah 60,

yang mendapatkan nilai di atas ketuntasa hanya sebagian saja. Secara keseluruhan

nilai siswa belum memenuhi KKM, hal ini mmenunjukan bahwa masih banyak

siswa yang belum menguasai materi. Hal ini dikarenakan siswa kelas II di MI

Miftahul Huda menganggap pelajaran bahasa inggris adalah pelajaran yang sulit.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, menemukan beberapa hal yang

menyebabkan hasil belajar siswa dalam bahasa Inggris sangat rendah.

Diantaranya yaitu pertama, siswa menganggap bahasa inggris adalah pelajaran

yang sulit. Kedua, siswa terkadang lupa cara pengucapan suatu kata yang berbeda

dengan tulisannya. Ketiga, susunan kalimat yang berbeda dengan susunan kalimat

dalam bahasa Indonesia. keempat, bahasa Inggris terasa asing ditelinga

anak-anak.

Upaya untuk menciptakan pembelajaran bahasa Inggris yang

menyenangkan, Salah satunya yaitu pembelajaran melalui metode bernyanyi.

Bernyanyi dapat menciptakan suasana pembelajaran menjadi hidup. Siswa akan

merasa senang dan nyaman ketika belajar di kelas dengan suasana yang

menyenangkan. Bernyanyi dapat dilakukan oleh siapa saja jadi tidak membebani

otak anak. Menyanyi selain untuk membuat hati senang juga termasuk bentuk

kecerdasan anak pada otak kanan yaitu seni. Melalui bernyanyi dapat mengurangi

(17)

kognitif anak saja. Anak akan belajar dengan hati yang senang apabila proses

pembelajaran tersebut berlangsung dengan menarik. Maka akan mudah bagi anak

untuk menerima suatu pembelajaran dengan mudah.

Bernyanyi atau seni vokal memiliki banyak manfaat, menurut (Mubarok,

2008:1) manfaat bernyanyi antara lain: (1) Memperluas kebudayaan dengan

memberikan yang mendalam melalui alam pikiran dan perasaan orang lain, (2)

Memperkaya daya imajinasi anak, (3) Mempunyai olah nafas yang bagus, (4)

Memperkuat daya ingatan dan konsentrasi, (5) Memberikan kebahagiaan untuk

diri sendiri dan orang lain.

Selama ini pembelajaran bahasa Inggris di MI Miftahul Huda masih

berjalan monoton. Guru masih mendominan pembelajaran di kelas dalam

penyampaian materipun guru masih menggunakan metode ceramah. Hal tersebut

membuat nilai belajar siswa pada pelajaran bahasa Inggriss masih banyak yang

belum memenuhi ketuntasan. Dengan rendahnya nilai pada pelajaran bahasa

Inggris ini sekolah belum mempunyai prestasi yang berhubungan dengan

pelajaran bahasa Inggris. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk

menerapkan metode bernyanyi pada pelajaran Bahasa Inggris di kelas II. Alasan

mengapa menggunakan metode bernyanyi karena dengan bernyanyi dapat tercipta

suatu pembelajaran yang menyenangkan untuk anak.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan judul: “ PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS

(18)

KELAS II DI MI MIFTAHUL HUDA DESA LOPAIT KECAMATAN

TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014/ 2015”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut: “Apakah metode bernyanyi dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada pelajaran Bahasa Inggris Materi Garden kelas II di MI Miftahul Huda

Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2014/ 2015?”. C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa

Inggris kelas II di Mi Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang tahun 2014/ 2015

D. Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan

Hipotesis adalah suatu jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2002: 64).

Dengan demikian hipotesis penelitian yang akan dilaksanakan adalah:

“Penggunaan metode bernyanyi dapat meningkatkan hasil belajar bahasa

Inggris pada siswa kelas II Mi Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Tahun 2014/ 2015”.

Berdasarkan hipotesis di atas, maka indikator keberhasilannya dapat

(19)

Indikator Keberhasilan Sub Indikator Keberhasilan

Peningkatan hasil belajar

bahasa Inggris menggunakan

metode bernyanyi.

 - siswa mampu memperoleh hasil belajar

sesuai ketuntasan yang ditentukan.

E. Kegunaan Penelitian

Dengan hasil penelitian ini diharapkan kedepannya dapat memberikan

manfaat yang berarti, diantaranya yaitu:

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan masukan dan wawasan kepada guru dalam proses

pembelajaran dan pengembangan metode.

b. Memberikan solusi sebagai perbaikan mutu pendidikan terutama dalam

peningkatan hasil belajar siswa.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Siswa

Meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran yang

menyenangkan.

b. Bagi Guru

Memberikan masukan dan solusi dalam pembelajaran bahasa Inggris

(20)

c. Bagi Sekolahan

Memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan

pembelajaran, karena dengan hasil penelitian ini dapat menjadi

pertimbangan bagi sekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman antara yang dimaksud peneliti dengan

persepsi yang ditangkap oleh pembaca, maka peneliti memberikan definisi

operasional sebagai berikut:

1. Peningkatan

Menurut Poerwadarminta (2006: 1281) peningkatan adalah proses,

cara, perbuatan, meningkatkan usaha. Maksudnya adalah usaha sesorang

untuk memperoleh nilai yang lebih dari sebelumnya, dengan berbagai cara

sesuai dengan peraturan yang ada.

2. Hasil Belajar

Menurut Susanto (2013: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut

aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan)

sebagai hasil dari kegiatan belajar. Dalam hal ini hasil belajar siswa dilihat

dari keaktifan dan hasil balajar siswa atau nilai siswa.

3. Metode

Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai

(21)

kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru, dengan

penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Menguasai metode mengajar merupakan keharusan. Sebab seorang guru tidak

akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode secara

tepat.

4. Bernyanyi

Menurut Jamalus (1988: 46) kegiatan bernyanyi adalah merupakan

kegiatan dimana kita mengeluarkan suara secara beraturan dan berirama baik

diiringi oleh iringan musik ataupun tanpa iringan musik. Bernyanyi berbeda

dengan berbicara bernyanyi memerlukan teknik-teknik tertentu sedangkan

berbicara tanpa perlu menggunakan teknik tertentu. Bagi anak kegiatan

bernyanyi adalah kegiatan yang menyenangkan bagi mereka,

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian

tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research)

menurut Arikunto (2006) adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan

di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut,

maka ada tiga pengertian dapat diterangkan.

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

(22)

bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan

penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang guru.

Pengertian PTK adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap

kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

secara bersamaan.

Berdasar pengertian tentang PTK di atas, dapat di garis bawahi beberapa

hal penting mengenai PTK, yakni:

1) PTK adalah bentuk inquiry atau penyelidikan yang dilakukan melalui

refleksi diri.

2) PTK dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang teliti, seperti

guru, peserta didik, atau kepala sekolah.

3) PTK dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan .

4) Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan

dari praktik-praktik belajar mengajar, memperbaiki pemahaman dari

praktik belajar mengajar, serta memperbaiki situasi atau lembaga praktik

tersebut dilakukan.

(23)

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Mi Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang.

b. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II di MI Miftahul Huda Desa

Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2014/2015.

c. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada tahun ajaran 2014/ 2015

yaitu mulai bulan november 2014 sampai selesai.

3. Langkah-langkah

Tahapan-tahapan dalam melaksanakan PTK adalah: perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini penelitian menyiapkan beberapa hal yang dapat

mendukung proses perbaikan pembelajaran, diantaranya yaitu:

1) Menyiapkan materi sesuai dengan kurikulum yang dijadikan sebagai

bahan penelitian,

2) Menemukan masalah dalam materi, yang dijadikan sebagai bahan

untuk melaksanakan metode bernyanyi.

3) Menyiapkan perangkat pembelajaran.

4) Menyiapkan lembar observasi dengan metode bernyanyi

(24)

b. Pelaksanaan (Acting)

Tahap ini, penelitian membuat rencana pembelajaran sesuai

dengan skenario pembelajaran.

c. Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan untuk metode

bernyanyi. Demi untuk menjaga keabsahan data yang akan diperoleh,

dalam melakukan peneliti dibantu oleh teman sejawat.

d. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan

dan dianalisis berdasarkan presentase. Dari observasi tersebut guru

melakukan refleksi diri tentang kegiatan yang telah dilakukan, untuk

selanjutnya dari hasil refleksi itu peneliti akan mengetahui adanya

keberhasilan atau kegagalan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh

guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus

berikutnya.

Komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan)

dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut

disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan acting dan

observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya,

kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, ketika tindakan

(25)

Untuk lebih lebih tepatnya, berikut skema siklus penelitian PTK

MenurutArikunto

Gambar 1.1 skema Siklus PTK.

4. Instrumen penelitian

Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah: Siklus I

Acting Refleksi

Planing

Observasi

Planing

Acting Refleksi

Observasi

Siklus II

(26)

a. Pedoman atau lembar pengamatan (observasi bagi siswa digunakan untuk

mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses

pembelajaran bahasa Inggris melalui metode bernyanyi.

b. Soal tes/evaluasi teks/soal, digunakan sebagai materi kegiatan siswa

untuk mengukur hasil belajar siswa.

c. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan gambaran kegiatan

dalam proses pembelajaran melalui metode bernyanyi.

d. Pedoman wawancara, digunakan untuk mendapatkan keterangan yang

relevan mengenai data yang diperlukan.

5. Pengumpulan data

Dalam penelitian ini cara peneliti mengumpulkan data yaitu

menggunakan metode sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah "Suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pengamatan secara sistematis",

(Arikunto, 1990: 27). Metode ini peneliti gunakan untuk mengetahui

sejauh mana keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan diterapkannya

metode bernyanyi.

b. Soal Tes/ Evaluasi Test

Tes formatif yang peneliti gunakan berupa tes tertulis berkaitan

(27)

Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur hasil belajar siswa sekaligus

mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran..

c. Dokumentasi

Mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen yang berupa

catatan, transkrip nilai, dokumen hasil kerja siswa, presensi siswa, dan

dokumen lain yang mendukung. Dokumentasi ini peneliti gunakan untuk

mengetahui dan menggali informasi tentang pemahaman siswa yang

implementasinya pada perolehan nilai sebagai hasil belajar.

d. Interview/ Wawancara

Metode wawancara ini peneliti gunakan untuk mendapatkan

keterangan yang relevan mengenai data yang diperlukan terutama

berkaitan dengan pemahaman siswa tentang materi terkait.

6. Analisis data

Proses penyusunan, pengaturan, pengolahan data agar dapat digunakan

untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis disebut pengolahan dan

analisis data

Semua data yang telah kita peroleh dan kita kumpulkan pada dasarnya

untuk menguji atau membuktikan kebenaran hipotesis. Benar tidaknya

dugaan itu akan dibuktikan melalui data yang kita peroleh dari lapangan.

Oleh sebab itu pada tahap ini data sebagaimana adanya harus dianalisa,

diolah, dan disusun sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk

(28)

H. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini ditulis dalam lima bab yaitu sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian,

definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II: Kajian Pustaka

Berisi hasil belajar, metode bernyanyi dan bahasa inggris.

BAB III: Pelaksanaan dan Penelitian

Berisi gambaran situasi umum Mi Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang. Subjek penelitian dan karakteristik objek

penelitian serta deskripsi persiklus.

BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi deskripsi kondisi awal, hasil penelitian tiap siklus, analisis data dan

pembahasan.

BAB V: Penutup

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Slameto (1991: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh hasil pengalaman individu itu sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) juga

menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar

dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses

evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya

(30)

Hasil belajar siswa meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognifif, aspek

afektif, dan aspek psikomotorik. (1) Aspek kognitif, kemampuan kognitif

yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan

evaluasi. (2) Aspek afektif, kemampuan afektif meliputi penerimaan,

partisipasi, penilaian, dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola

hidup. (3) Aspek psikomotorik, kemampuan psikomotorik meliputi: persepsi,

kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, gerakan

penyesuaian dan kreativitas (Hamalik, 2003: 160). Dalam penelitian ini aspek

yang dinilai yaitu kemampuan kognitif anak.

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita

yang diukur oleh IQ (Immutional Quetion). IQ yang tinggi dapat meramalkan

kesuksesan hasil belajar. Namun demikian pada beberapa kasus, IQ yang

tinggi ternyata tidak menjamin kesuksuksesan seseorang dalam belajar dan

hidup bermasyarakat. IQ bukanlah satu-satunya faktor penentu

kesuksesan hasil belajar seseorang.

Menurut Suryabrata, 2004 (dalam Sriyanti, 2009: 23), secara umum

terdapat dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu faktor

internal dan faktor eksternal.

(31)

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu

yang sedang belajar. Faktor internal tediri dari faktor fisiologis dan faktor

psikologis.

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri

individu. Faktor ini antara lain tingkat kesehatan dan kebugaran fisik

individu.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri

individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan,

motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan, dan lain

sebagainya.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri

individu yang sedang belajar. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor

nonsosial dan faktor sosial.

1) Faktor nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang

berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi fisik

berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.

(32)

Pengaruhnya bisa bersifat positif (mendukung), namun bisa

juga negatif (menghambat).Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar

individu yang berupa manusia. Faktor ini antara lain yang berasal dari

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Faktor eksternal dan internal mempengaruhi keberhasilan belajar.

3. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar.

Menurut Yamin (2005: 146) penilaian keberhasilan belajar siswa dapat

dilakukan dengan:

a. Pertanyaan Lisan di Kelas

Dalam teknik ini guru memberikan pertanyaan yang dilemparkan

kepada siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk berfikir kemudian

menjawab pertanyaan tersebut. Jika seorang siswa salah, maka pertanyaan

dilemparkan ke siswa lain, dan berhenti pada siswa yang menjawab

benar.

Materi yang ditanyakan berupa pemahaman konsep, prinsip atau

teori. Dengan pertanyaan lisan siswa dapat diberi kesempatan

mengeluarkan gagasannya.

b. Kuis

Kuis adalah pertanyaan yang diajukan kepada siswa dalam waktu

yang terbatas (kurang dari 15 menit). Pertanyaan dalam teknik penilaian

(33)

pelaksanaan kuis pada umumnya dilakukan diawal pembelajaran. Kuis

digunakan untuk mendapatkan gambaran materi sebelumnya, yaitu apakah

siswa sudah menguasai materi sebelumnya atau belum. Jika sebagian

siswa ada yang belum menguasai, guru bisa menjelaskan kembali secara

singkat.

c. Ulangan Harian

Ulangan harian merupakan ulangan periodik yang dapat dilakukan

oleh guru setiap 1 atau 2 materi pokok selesai diajarkan. Dalam ulangan

harian guru bisa membuat soal dalam bentuk objektif maupun

non-objektif. Ulangan dalam bentuk objektif dapat berupa pilihan ganda,

benar-salah, atau menjodohkan. Sedangkan ulangan dalam bentuk

non-objektif dapat berupa jawaban singkat dan uraian.

d. Ulangan Semester

Ulangan semester merupakan ujian yang dilakukan pada akhir

semester. Cakupan materi dalam ulangan ini lebih luas dari ulangan

harian. Adapun bentuk soal dalam ujian semester ini bisa berupa pilihan

ganda atau uraian.

e. Tugas Individu

Tugas individu adalah tugas yang diberikan pada setiap siswa untuk

(34)

diberikan setiap minggu dengan bentuk tugas untuk kerja lapangan atau

soal tertulis. Tugas individu dalam bentuk kerja bisa berupa tugas

membuat sesuatu atau tugas observasi lapangan. Sementara untuk tugas

individu dalam bentuk soal tertulis, dapat berupa soal uraian objektif

maupun non-objektif.

f. Tugas Kelompok

Tugas kelompok adalah tugas yang diberikan untuk menilai

kemampuan kerja kelompok. Pola dasar tugas ini hampir mirip dengan

tugas individu, bedanya dalam tugas ini pekerjaan dilakukan bersama

dengan siswa lainnya dalam kelompok-kelompok tertentu, yaitu guru bisa

membuat kelompok dan memberi tugas kepada mereka untuk dikerjakan

bersama-sama.

Dalam menilai hasil belajar siswa guru menggunakan penilaian tugas

individu pada siswa. Penilaian ini berupa bentuk soal tertulis.

4. Instrumen Dalam Penilaian Hasil Belajar

Arifin (2009: 123) dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran menyebutkan

ada dua jenis instrumen yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajar

siswa, yaitu instrumen tes objektif dan non-objektif.

a. Instrumen Penilaian secara Objektif

(35)

Soal tes bentuk pilihan ganda dapat dipakai untuk mengukur

hasil belajar yang lebih kompleks berkenaan dengan aspek ingatan,

pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. Pilihan ganda

merupakan jenis instrumen yang paling sering digunakan dalam

evaluasi pendidikan. Bentuk soal terdiri dari item (pokok soal) dan

opsi (pilihan jawaban). Soal terdiri dari pertanyaan yang tidak

lengkap, kemungkinan jawaban atas pertanyaan itu disebut pilihan.

Dalam pilihan terdapat jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan

pengecoh (diktator).

2)Benar-Salah

Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang

mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah.

Contoh soal benar-salah seperti Gedung Monumen Nasional berada

di Jakarta.

3)Menjodohkan

Bentuk instrumen ini cocok untuk mengetahui fakta dan

konsep. Cakupan materinya bisa banyak namun tingkat berfikir yang

terlibat cenderung rendah karena sudah terdapat pilihan jawaban

tanpa mengecoh seperti yang ada pada pilihan ganda. Guru membuat

konsep atau pernyataan dengan jumlah soal dan pilihan jawaban

sama banyak.

(36)

1)Jawaban Singkat atau Isian Singkat

Soal tes jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk

pertanyaan, namun ada juga yang berbentuk melengkapi atau isian.

Tes bentuk jawaban singkat dibuat dengan menyediakan tempat

kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban.

2)Uraian Objektif

Dalam uraian objektif pertanyaan yang biasa digunakan adalah

urutkan, simpulkan, tafsirkan dan sebagainya. Langkah untuk

membuat tes uraian objektif ini adalah guru membuat soal

berdasarkan indikator pada kisi-kisi. Adapun contoh soal uraian

objektif adalah sebutkan lima sila dalam pancasila secara urut!

3)Uraian Bebas

Instrumen uraian bebas menuntut siswa untuk mengingat dan

mengorganisasikan (menguraikan dan memadukan) gagasan-gagasan

pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara

mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam

bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya sangat

memungkinkan adanya unsur subjektifitas.

B. Metode Bernyanyi

1. Metode

(37)

Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.(Pupuh Fathurrohman, 2007: 15). Dalam

kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru, dengan

penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Menguasai metode mengajar merupakan keharusan. Sebab seorang guru

tidak akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode

secara tepat.

Sedangkan slameto (1988: 84) menjelaskan bahwa metode adalah cara

atau jalan yang hurus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Kedudukan Metode Dalam Pembelajaran

salah satu hal yang sangat mendasar untuk dipahami guru adalah

bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen

bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang sama pentingnya

dengan komponen-komponen lain dalam keseluruhan komponen

pendidikan.

Menurut syaiful B. Djamarah (2007: 55) metode memiliki kedudukan

dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut:

 Sebagai alat motifasi dalam kegiatan belajar mengajar(KBM).

 Menyiasati perbedaan individual anak didik.

 Untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar,

(38)

sebab itu, fungsi-fungsi metode mengajar tidak dapat diabaikan, karena

metode mengajar tersebut turut menentukan berhasil tidaknya suatu

proses belajar belajar mengajar.

c. Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode

Pada dasarnya, tidak ada satupun metode mengajar yang dapat

dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada

dalam setiap bidang study. Karena setiap metode memiliki kelebihan dan

kelemahan masing-masing. Karena itu guru tidak boleh sembarang dalam

memilih serta menggunakan metode.

Pupuh Fathurrohman menjelaskan beberapa faktor yang

mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode antara lain:

1) Tujuan yang hendak dicapai

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar

mengajar. Setiap guru hendaknya memperhatikan tujuan pembelaaran.

Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat mempengaruhi

penentuan metode, sebab metode tunduk pada tujuan bukan

sebaliknya.

2) Materi pelajaran

Materi palajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan

(39)

3) Peserta didik

Peserta didik sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang

berbeda-beda, baik minat, kebiasaan, motifasi, situasi sosial,

lingkungan keluarga dan harapan terhadap masa depannya.

Perbedaan peserta didik dari aspek psikologis seperti sifat pendiam,

super aktif, tertutup, terbuka, periang. Semua perbedaan tadi akan

berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran

4) Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar merupakan setting lingkungan

pembelajaran yang dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi.

Oleh karena itu, pada waktu tertentu guru melakukan proses

pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka.

5) Fasilitas

Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode

mengajar. Oleh karena itu, ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu

pemilihan metode yang tepat, seperti tidak adanya laboratorium untuk

praktek, jelas kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau

demonstrasi. Jadi, fasilitas ini sangatlah penting guna berjalannya

proses pembelajaran yang efektif.

6) Guru

Setiap orang memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan

(40)

biasanya dipengaruhi oleh pula oleh latar belakang pendidikan. Guru

yang berlatar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih terampil

dalam memilih metode dan tepat dalam menerapkannya. Sedangkan

guru yang latar belakangnya kurang relevan, sekalipun tepat dalam

menentukan metode, namun sering mengalami hambatan dalam

penerapannya. Jadi, untuk menjadi seorang guru pada intinya harus

memiliki jiwa yang profesional. Dengan meliliki jiwa keprofesionalan

dalam menyampaikan pelajaran atau dalam proses pembelajaran itu

akan berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

d. Ciri-ciri metode yang baik

Setiap guru yang akan mengajar senantiasa dihapdapkan pada pilihan

metode. Banyak metode yang bisa dipilih guru dalam kegiatan mengajar,

namun tidak semua metode bisa dikategorikan sebagai metode yang baik,

dan tidak pula semua metode dikatakan jelek. Kebaikan suatu metode

terletak pada ketetapan memilih sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

Ciri dari sebuah metode yang baik untuk pembelajaran adalah sebagai

berikut:

1) Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat

2) Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa

(41)

3) Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan

mengantarkan siswa pada kemampuan praktis.

4) Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya justru mengembangkan

materi.

5) Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya.

6) Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam

keseluruhan proses pembelajaran.

e. Prinsip-prinsip penentuan metode

Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutekno (2007: 56) menjelaskan

bahwa metode apaun yang dipilih dalam kegiatan belajar mengajar

hendaklah memperhatikan beberapa prinsip yang mendasari urgensi

metode dalam proses belajar mengajar, yakni :

1) Prinsip motivasi dan tujuan belajar

Motivasi memiliki kekuatan sangat dahsyat dalam proses

pembelajaran. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa, tau

laksana mobil tanpa bahan bakar.

2) Prinsip kematangan dan perbedaan individual

Belajar memiliki masa kepekaan masing-masing dan tiap anak

memiliki tempo kepekaan yang tidak sama.

f. Efektivitas penggunaan metode

Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran

(42)

Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dangan percuma hanya

karena pengguanaan metode semata-mata berdasarkan kehendak guru dan

bukan atas dasar kebutuhan siswa atau karakter situasi kelas.

Dalam menetapkan metode mengajar, bukan tujuan yang

menyesuaikan dengan metode atau karakter anak, tetapi metode

hendaknya menjadi variabel dependen yang dapt berubah dan

berkembang sesuai kebutuhan. Karena itu, efektivitas penggunaan metode

dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen

pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pembelajaran sebagai

persiapan tertulis.

2. Bernyanyi

a. Pengertian bernyanyi

Menurut Jamalus (1988: 46) kegiatan bernyanyi adalah merupakan

kegiatan dimana kita mengeluarkan suara secara beraturan dan berirama

baik diiringi oleh iringan musik ataupun tanpa iringan musik. Bernyanyi

berbeda dengan berbicara bernyanyi memerlukan teknik-teknik tertentu

sedangkan berbicara tanpa perlu menggunakan teknik tertentu. Bagi anak

kegiatan bernyanyi adalah kegiatan yang menyenangkan bagi mereka,

dan pengalaman bernyanyi ini memberikan kepuasan kepadanya.

Bernyanyi juga merupakan alat bagi anak untuk mengungkapkan pikiran

dan perasaannya.

(43)

Manfaat bernyanyi akan terasa pada anak-anak dalam melafalkan

bunyi-bunyian dengan baik, sehingga paling sedikit mereka sanggup

menyanyikan dengan lafal yang tepat. Menurut Mubarok (2008: 68)

manfaat dari bernyanyi diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Memperluas kebudayaan dengan memberikan pengertian yang

mendalam melalui alam pikiran dan perasaan orang lain.

2) Memperkaya daya imajinasi anak.

3) Mempunyai olah nafas yang bagus, sebagai akibat kebiasaan menarik

nafas dalam.

4) Memperkuat daya ingatan dan konsentrasi.

5) Memberikan kebahagiaan pada diri sendiri dan orang lain.

c. Metode-metode latihan dalam bernyanyi

Menurut Mufti Mubarok (2008: 69) metode-metode yang perlu

diperhatikan dalam latihan bernyanyi adalah sebagai berikut:

1) Latihan pelemasan

Tujuan latihan pelemasan ini tidak lain adalah melemaskan

otot-otot yang kaku, sehingga dapat menguasai seluruh anggota badan

dari kepala sampai kaki. Latihan ini dapat dilakukan dengan berlari,

berdiri, duduk ataupunberbaring.

Dan lagi, pada saat menyanyi seyogyanya seluruh anggota

(44)

demikian seluruh anggota badan, tenaga, perasaan, dan pikiran kita

dapat dipusatkan pada alat-alat suara dan pernafasannya.

2) Latihan pengucapan

Keindahan, kemerduan dan kemurnian suara adalah amat

tergantung kepada bentuk mulut. Sedangkan bentuk mulut ditentukan

oleh bentuk, posisi dan simpel tidaknya alat-alat pengucapan kita.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan adalah bahwa

waktu menyanyi kita segan untuk membuka mulut. Rahang bawah

terlalu keatas dan kaku. Lebih-lebih pada nada-nada tinggi sehingga

suara tidak lepas. Selain itu, posisi posisi dan kesupelan lidah uga

perlu mendapat latihan.

Beberapa teknik latihan pengucapan meliputi: (a) Latihan

rahang bawah, (b) Latihan bibir, (c) Latihan lidah, yaitu terdiri dari:

latihan ketetapan pengucapan, latihan kelincahan, latihan penguasaan

otot-otot lidah, (d) Latihan langit-langit.

Disamping itu perlu mendapat perhatian dalam latihan ini

antara lain: (1) Semua otot-otot yang kebetulan tiddak dilatih,

hendaknya tetap pasif dan rileks, (2) otot-otot leher dan muka

hendaknya tetap lemas karena latihandengan memutar kepala ke kiri

dan ke kanan, (3) Selama latihan pernafasan, tidak boleh diganggu,

(4) Lebih baik lagi latihan didepan cermin, (5) Sangat efektif bila

(45)

3) Latihan pernafasan

Pernafasan merupakan unsur yang penting dalam bernyanyi,

sebab suara terjadi karena terbentuknya udara (nafas) yang ditiup.

Tanpa nafas tidak akan bisa bersuara. Orang yang dapat mengatur dan

menguasai pernafasan akan sanggup dan menguasai suaranya.

Selama sirkulasi pernafasan berjalan lancar tanpa gangguan

sedikitpun maka kita dapat bersuara dengan baik. Perubahan antara

sirkulasi pernafasan untuk bicara dan sirkulasi untuk pernafasan adalh

sebagai berikut:

a) Sirkulasi pernafasan untuk bicara

Tarik nafas (menghirup udara) langsung bicara – istirahat – tarik nafas – berbicara – tahan nafas (istirahat) – dan seterusnya. b) Sirkulasi untuk bernyanyi

Tarik nafas – tahan nafas sebentar (istirahat) – menyanyi – tarik nafas – tahan nafas (istirahat sebentar) – menyanyi.

Jika kita perhatikan, maka ada perbedaan khusus, antara

sirkulasi nafas untuk berbicara dan menyanyi. Untuk menyanyi perlu

olahan khusus, yakni istirahat beberapa saat disela-sela tarikan nafas,

sedangkan untuk berbicara tidaklah demikian.

Dan setelah kita mengetahui bedanya maka dengan sendirinya

latihan pernafasan yang kita lakukan adalah sesuai dengan sirkulasi

(46)

nafas sebentar merupakan keharusan dengan maksud memperkuat

daya rrentang dan daya tahan otot diafragma.

4) Metode latihan

Mula-mula berdiri tegap dengan kedua kaki sedikit

merenggang (terbuka) kira-kira 45 cm. Kedua belah tangan

tergantung disamping. Usahakan dan rasakan seluruh anggota badan

dari kepala sampai ujung kaki dalam keadaan rileks. Dalam keadaan

yang demikian itu, hiruplah nafas pelan-pelan melalui hidung

serayamengangkat tangan ke depan sampai setinggi bahu.

Tariklah nafas sebentar sambil menghilanghkan ketegangan

dibagian leher dengan cara menggerakan kepala kebelakang. Setelah

itu barulah hembuskan kembali melalui mulut disertai suara ssss ...

atau hfff ... cara inilah yang disebut latihan pernafasan. Dan dibawah

ini syarat-syarat melakukan pernafasan diantaranya yaitu:

 Sedapat mungkin latihan pernafasan dilakukan pada pagi hari di

mana udara masih segar d bersih.

 Usahakan latihan diudara terbuka.

 Waktu menghirup nafas ssebaiknya melalui hidung. Dengan

demikian udara yang kita hirup akan terasa hangat dan tersaring.

 Cara menghembuskan nafas dan mulut bisa dengan suara

mendesis pada tingkat permulaan, selanjutnya bisa dengan suara

(47)

3. Metode Bernyanyi

a. Pengertian Metode Bernyanyi

Saifun Arif Kojeh (2007: 46) mengungkapkan bahwa bernyanyi

adalah suatu metode yang mempunyai 4 faktor pendorong agar lebih

efektif dalam penggunaanya, yaitu konsentrasi, jiwa yang tenang,

pengulangan dan motivasi.

Menyanyi merupakan suatu seni yang dapat menjadi suatu alat

penyampai pesan seseorang dalam berkomunikasi. Menyanyi bagi

anak-anak selain menggembirakan juga dapat mencerdaskan otak kanannya.

b. Kelebihan Metode Bernyanyi

Metode bernyanyi memilik beberapa kelebihan diantaranya adalah

sebagai berikut:

1) Metode bernyanyi tidak memerlukan biaya yang mahal.

2) Dapat digunakan oleh siapa saja dan bisa diajarkan kesemua siswa.

3) Menyanyi dapat memberikan landasan mental, pengetahuan,

keterampilan dan kreatifitas untuk generasi mendatang.

4) Melalui metode bernyanyi dapat membuat hati menjadi gembira.

c. Kelemahan Metode Bernyanyi

Metode bernyanyi memilik beberapa kelemahan diantaranya adalah

sebagai berikut:

(48)

2) Guru harus kreatif sendiri dalam menciptakan sebuah lagu yang sesuai

dengan pembelajaran.

C. Bahasa Inggris di MI

Secara umum, strategi belajar Bahasa Inggris melibatka tiga aspek: Daya

kognitif (kemampuan menyerap, mentimpan, dan mengambil kembali informasi

dari pikiran), metakognitif (kemampuan memonitor proses pikiran), dan faktor

sosial/ afektif (kemampuan bekerja sama dengan orang lain dan mengendalikan

emosi). (Patrisius, 2009: 102).

1. Tujuan mata pelajaran bahasa Inggris di MI

Mata Pelajaran Bahasa Inggris di MI bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara

terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action)

dalam konteks sekolah.

b. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk

meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.

2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Inggris MI

Pendidikan bahasa Inggris di MI dimaksudkan untuk mengembangkan

kemampuan berbahasa yang digunakan untuk menyertai tindakan atau

(49)

bersifat “here and now”. Topik pembicaraannya berkisar pada hal-hal yang

ada dalam konteks situasi. mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai muatan

lokal. Kompetensi lulusan MI tersebut selayaknya merupakan kemampuan

yang bermanfaat dalam rangka menyiapkan lulusan untuk belajar bahasa

Inggris di tingkat SMP/MTs. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan

berinteraksi dalam bahasa Inggris untuk menunjang kegiatan kelas dan

sekolah.

Pembelajaran Bahasa Inggris pada jenjang pendidikan MI identik

dengan mengajari seorang bayi bahasa ibu. Dimana secara umum anak-anak

kita di sekolah dasar belum mengenal Bahasa Inggris . Sehingga hal itu akan

berdampak pada pola pengajaran Bahasa Inggris pada tingkat MI yang lebih

bersifat pengenalan. Karena masih dalam taraf pengenalan maka pendalaman

materi hanya dapat berkisar pada tema-tema sederhana yang memungkinkan

dalam jangkauan panca indra siswa dan imajinasi sederhana siswa. Hal

tersebut menyesuaikan dengan tataran kognitif anak MI menurut Piaget

adalah pada tataran operasional konkrit. Demikian juga mempertimbangkan

suasana lingkungan belajar siswa. Jangan sampai materi yang diberikan

secara fakta tidak pernah berinteraksi dan di luar imajinasi siswa. Sehingga

harapan kebermaknaan belajar sangat jauh dari harapan. Bahasa Inggris sama

halnya dengan Bahasa Indonesia adalah merupakan alat komunikasi yang

(50)

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di MI mencakup

kemampuan berkomunikasi lisan secara terbatas dalam konteks sekolah, yang

meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Mendengarkan

2. Berbicara

3. Membaca

4. Menulis.

ketrampilan menulis dan membaca diarahkan untuk menunjang

(51)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Miftahul Huda desa Lopait, Kecamatan

Tuntang, Kabupaten Semarang. Secara garis besar gambaran lokasi penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Sejarah MI Miftahul Huda Lopait

MI Miftahul Huda Lopait berdiri pada tanggal 1 Maret 1960. Yang

mendirikan MI Miftahul Huda Lopait ini adalah pengurus Nahdlotul Ulama

Ranting di bawah naungan yayasan Pendidikan Ma’arif. Alasan didirikannya

madrasah ini adalah untuk membantu pemerintah di bidang pendidikan.

MI Miftahul Huda Lopait ini awalnya adalah madrasah diniyah tempat

menimba ilmu atau juga disebut sebagai tempat ngaji masyarakat Lopait. MI

Miftahul Huda Lopait adalah berstatus lembaga pendidikan tingkat dasar

swastayang sudah disahkan oleh pemerintah dengan nomor piagam SK No.

LK/3C/161/Pem MI/ 1978.

Tokoh-tokoh pendiri MI Miftahul Huda Lopait adalah sebagai berikut:

a. Bp. Asyhari sebagai Ketua

b. Bp. Wagi sebagai Sekretaris

c. Bp. Munjaid sebagai Bendahara

(52)

e. Bp. Masykuri sebagai Perancang

f. Abdul Hakam sebagai Kepala Sekolah pertama

2. Identitas

Nama Sekolah : MI Miftahul Huda Lopait

NPSN : 60712900

NSM : 111233220073

Alamat :Dusun Lopait, Desa Lopait, Kecamatan

Tuntang, Kabupaten Semarang

Kode Pos : 50773

Telepon : (0298) 3405681

Status Sekolah : Swasta

Tahun Berdiri : 1960

Bangunan Sekolah : Milik Sendiri

3. Tujuan, Visi dan Misi Sekolah

a. Tujuan

- Peserta didik dapat melaksanakan syariat agama Islam dalam

kehidupan sehari-hari.

- Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik pada setiap akhir

semester, dapat mencapai standar ketuntasan belajar minimal 95%dari

yang telah ditetapkan.

- Setiap tahun dapat meluluskan peserta didik 100% dengan nilai UN

(53)

- Dapat mengikuti dan menjadi juara I/ II/ III dalam berbagai lomba

yang diadakan baik tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi dan

nasional.

- Memiliki tenaga pendidik yang profesional.

- Menjadi lembaga pendssidik yang kredibel.

b. Visi

- Menjadikan madrasah kebanggaan umah.melahirkan generasi Islam

yang unggul dalam budi pekerti dan mampu bersaing dalam prestasi.

c. Misi

- Mengantarkan peserta didik menjadi insan kamil yang mantap

akidahnya, tekun beribadah, berakhlak karimah, berilmu pengetahuan.

- Menanamkan dasr-dasar syariat Islam yang kuat pada peserta

didik.

- Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam pencapaian dalam

mempelajari Al-qur’an dan menjalankan ajaran agama Islam.

- Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian

prestasi akademik dan non akademik.

- Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan

sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.

- Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,

transparan dan aktual.

(54)

Jumlah siswa di MI Miftahul Huda Lopait tahun 2014/2015 adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Daftar Jumlah Siswa MI Miftahul Huda Lopait Tahun 2014/2015

Adapun jumlah guru MI Miftahul Huda adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

(55)

S.Pd.I

perempuan. Adapun nama-nama siswa yang menjadi objek dalam penelitian ini

dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.3

(56)

5 Aurel Dimas S. 

6 Azhar Arin Tonang 

7 Citra Putri Renata 

8 Diva Riyan R. 

9 Eva Laurensa 

10 Fadly Firmansyah 

11 Gusti Nadya Nova 

12 Ikhsan 

13 Khoirul Ubaidilah 

14 Lutfiah Azzahra 

15 M. Zidni Alim 

16 Mahayu Resti A. 

17 Miqdad Al Bana 

18 Nabil Khoiruh F. 

19 Nadya Wulandari 

20 Nafisa Zahra S. 

21 Nayla Arianda 

22 Riska Oktavia 

23 Ruseno Arjanggi 

24 Salma Ratif 

25 Seril Nidira 

26 Vinno Candra 

(57)

C. Diskripsi Pelaksanaan

1. Diskripsi Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu

yang berkaitan dengan kegiatan penelitian yang terdiri dari:

1) Mempersiapkan RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran)

Di dalam RPP ini memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.

2) Menyiapkan perangkat

Perangkat yang disiapkan dalam kegiatan siklus I diantaranya yaitu

media yang berupa karton bergambar kebun, lembar tes formatif

yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I,

lembar observasi siswa untuk mengamati proses kegiatan

pembelajaran dan kemampuan siswa. Lembar observasi guru untuk

mengetahui perkembangan guru dalam pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan kegiatan belajar mengajar pada siklus 1

dilaksanakan pada hari selasa tanggal 13 januari 2015. Pembelajaran

mengacu pada apa yang tertulis dalam RPP. Metode yang digunakan

dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah metode bernyanyi. Adapun

langkah-langkah kegiatan pada siklus 1 ini dapat diuraikan seperti

(58)

1) Kegiatan awal (10 menit)

 Guru mengucapkan salam

 Guru melakukan presensi

 Guru bertanya “ how are you student?”  Guru memotivasi siswa dengan

 Menghubungkan materi dengan pengalaman siswa

 Guru menjelaskan cakupan materi

2) Kegiatan inti (40 menit)

 Guru memasang karton bergambar dipapan tulis (eksplorasi)

 Guru menjelaskan berbagai benda yang ada dikebun melalui

karton berwana (eksplorasi)

 Guru mengajak siswa bernyanyi tentang kebun dalam bahasa

inggris (elaborasi)

Binatang yang ada dikebun

(Nada: naik-naik kepuncak gunung)

Ayo kawan kita menghafal

Kosa kata binatang

Chicken ayam butterfly kupu-kupu bee itu lebah

Capung itu dragonfly ant semut bird itu burung

 Siswa menyebutkan macam-macam benda yang ditunjuk oleh

(59)

 Guru menyuruh salah satu siswa maju kedepan (eksplorasi)

 guru menunjuk beberapa gambar kemudian anak menyebutkan

dengan bahasa inggris dengan menggunakan lagu “what is this”

(elaborasi)

What is this

What (tepuk tangan satu kali)

Is (tepuk paha satu kali)

This (mengacungkan 2 ibu jari ) sebanyak 3 x

This yang terakhir guru menunjuk gambar di dalam

karton kemudian siswa menjawab dalam bahasa

Indonesia atau sebaliknya

 Guru mengklarifikasi jawaban siswa (Konfirmasi)

 Guru memberikan reward kepada siswa yang dapat menjawab

semua pertanyaan dengan benar (konfirmasi)

3) Kegiatan Akhir (20 menit)

 Guru memberikan lembar soal kepada siswa

 Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi

pembelajaran.

 guru mengakhiri pembelajaran.

c. Pengamatan

Pada tahap pengamatan ini peneliti mengamati langsung proses

(60)

sejawat untuk mengamati jalannya pembelajaran. Pengamatan ini

dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah

dicapai guru dalam proses pembelajaran. Aspek pengamatan dalam

penelitian ini mencakup aspek pengamatan pada guru dan siswa.

Aspek penilaian terhadap guru meliputi:

1) Kemampuan membuka pelajaran.

2) Kemampuan dalam menyampaikan materi kepada siswa

3) Peguasaan kelas

4) Ketetapan menggunakan metode dan kesesuaian metode dengan

materi.

5) Evaluasi.

6) Menyimpulkan pembelajaran.

Aspek penilaian terhadap siswa meliputi:

1) Bertanya, aspek ini dilihat dari keaktifan siswa dalam merespon

pembelajaran melalui berbagai pertanyaan.

2)Menjawab, aspek ini diamati melalui kemampuan siswa dalam

menjawab pertanyaan dari guru.

3) Perhatian, aspek ini dapat diketahui dengan mengamati perhatian

siswa dalam memperhatikan pembelajaran.

(61)

Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat

proses pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris melalui metode

bernyanyi untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

2. Diskripsi Siklus II

a. Perencanaan

Pada siklus II ini peneliti berupaya untuk meningkatkan keaktifan

siswa dalam pembelajaran serta nilai belajar siswa.

Dalam tahap siklus II ini mencakup kegiatan sebagai berikut ini:

1) Mempersiapkan RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran)

Di dalam RPP ini memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran yang

disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

2) Menyiapkan perangkat

Pada siklus II ini peneliti mempersiapkan perangkat diantaranya yaitu

media yang berupa gambar benda-benda di kebun, lembar tes formatif

yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus II,

lembar observasi siswa untuk mengamati proses peningkatan kegiatan

pembelajaran dan kemampuan siswa. Lembar observasi guru untuk

mengetahui perkembangan guru dalam pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 17

(62)

pengamatan dilakukan oleh rekan guru sejawat. Kegiatan dalam siklus II

ini adalah sebagi berikut:

1. Kegiatan awal (10 menit)

 Guru mengucapkan salam dengan lagu “ assalamualaikum how are

you”

Assalamualaikum

assalamualaikum how are you( i’m fine )

assalamualaikum how are you ( i’m fine )

Assalamualaikum 3x how are you ( i’m fine )

 Guru melakukan presensi

 Guru bertanya “ how are you student?”  Guru memotivasi siswa

 Menghubungkan materi dengan pengalaman siswa

 Guru menjelaskan cakupan materi

2. Kegiatan inti (40 menit)

 Guru memasang gambar dipapan tulis (eksplorasi)

 Guru menjelaskan tentang gambar yang dipasang di papan tulis

(eksplorasi)

 Guru menyebutkan gambar yang ada dipapan tulis diikuti semua

(63)

 Guru mengajak siswa bernyanyi bersama-sama “kebun kita” (elaborasi)

Kebun kita

(nada: lir-ilir)

Yo semua belajar menghafal kosa kata

Dalam bahasa inggris

Agar kita jadi pintar

Bee lebah ant semut butterfly kupu-kupu

Chicken ayam dragonfly capung ayo dihafalkan

Flower bunga tree pohon leaf daun rumput itu graas

Itulah nama benda yang ada di kebun kita

Yoo belajar sambil nyanyi

 Guru menunjuk beberapa siswa secara bergantian untuk maju

kedepan menyebutkan gambar yang ditunjuk oleh guru (elaborasi)

 Guru mengklarifikasi jawaban siswa (Konfirmasi)

 Guru memberikan reward kepada siswa yang dapat menjawab

semua pertanyaan dengan benar (konfirmasi).

3. Kegiatan Akhir (20 menit)

 Guru memberikan lembar soal kepada siswa.

 Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran.

 guru mengakhiri pembelajaran.

(64)

Pada tahap pengamatan siklus II ini peneliti dibantu dengan rekan

sejawat untuk mengamati jalannya pembelajaran. Pengamatan ini

dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah

dicapai guru dalam proses pembelajaran. Aspek pengamatan dalam

penelitian siklus II ini sama dengan siklus I yaitu mencakup aspek

pengamatan pada guru dan siswa.

Aspek penilaian terhadap guru meliputi:

1) Kemampuan membuka pelajaran.

2) Kemampuan dalam menyampaikan materi kepada siswa

3) Peguasaan kelas

4) Ketetapan menggunakan metode dan kesesuaian metode dengan

materi.

5) Evaluasi.

6) Menyimpulkan pembelajaran.

Aspek penilaian terhadap siswa meliputi:

1) Bertanya, aspek ini dilihat dari keaktifan siswa dalam merespon

pembelajaran melalui berbagai pertanyaan.

2) Menjawab, aspek ini diamati melalui kemampuan siswa dalam

menjawab pertanyaan dari guru.

3) Perhatian, aspek ini dapat diketahui dengan mengamati perhatian

siswa dalam memperhatikan pembelajaran.

(65)

Pada tahap refleksi ini peneliti mengolah nilai yang ada pada lembar

obsevasi guna mengetahui kekurangan-kekurangan pada saat penelitian.

Agar peneliti dapat memperbaiki pada siklus berikutnya.

3. Diskripsi Siklus III

a. Perencanaan

Pada siklus III ini peneliti berupaya untuk meningkatkan keaktifan

siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan nilai belajar siswa.

Dalam tahap siklus III ini mencakup kegiatan sebagai berikut ini:

1) Mempersiapkan RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran)

Di dalam RPP ini memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran yang

disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

2) Menyiapkan perangkat

Pada siklus III ini peneliti mempersiapkan perangkat diantaranya

yaitu, lembar tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui hasil

belajar siswa pada siklus III, lembar observasi siswa untuk mengamati

proses peningkatan kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa.

Lembar observasi guru untuk mengetahui perkembangan guru dalam

pembelajaran.

(66)

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III dilaksanakan

pada hari selasa tanggal 20 Januari 2015. Pembelajaran mengacu pada apa

yang tertulis dalam RPP dengan menggunakan metode bernyanyi.

Adapun kegiatan dalam siklus III adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan awal (10 menit)

 Guru mengucapkan salam

 Guru menyapa siswa dengan lagu “good morning“good morning”

good morning good morning and how are you (i’m fine)

good morning good morning and how are you (i’m fine)

good morning my friends good mornimg my teacher

good morning good morning and how are you (i’m fine)

 Guru melakukan presensi

 Guru bertanya “ how are you student?”  Guru memotivasi siswa

 Menghubungkan materi dengan pengalaman siswa

 Guru menjelaskan cakupan materi

2) Kegiatan inti (40 menit)

 Guru mengajak siswa bernyanyi (elaborasi)

Ayo belajar bahasa inggris

(Ingat ingat itu remember)

Gambar

Gambar 1.1 skema Siklus PTK.
Tabel 3.2 Daftar Nama guru MI Miftahul Huda Lopait
Tabel 3.3 Daftar siswa kelas II MI Miftahul Huda Lopait
Tabel 4.1 Nilai Bahasa Inggris Siswa Kelas II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada phase kedua, yaitu pada zaman Majapahit, sinkretisme antara kedua agama tersebut menunjukkan tingkat penyatuan yang semakin kuat karena beberapa alasan

Rambat, dan satu instrumen Tingklik tujuh nada dalam dua oktaf yang terdiri dari lima belas bilah, mempergunakan alat pemukul Tingklik .Karya ini disajikan dalam

Pengaruh Rasio Return On Asset, Return On Equity, Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

SMK merupakan lembaga pendidikan yang mempersiapkan siswanya untuk memiliki skill yang dapat digunakan secara langsung dalam dunia pekerjaan dan didalam dunia pekerjaan

a) meN- : berfungsi membentuk verba yang sering kali menunjukkan tindakan aktif di mana fokus utama dalam kalimat adalah pelaku, bukan tindakan atau obyek

Pada penelitian ini yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengamati langsung terhadap hubungan antara kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan PT Graha Pusri

Hasil penelitian dapat dilihat dari siklus I yaitu nilai rata-rata tanggung jawab berdasarkan hasil angket siswa sebesar 3,2 dengan kriteria baik, prestasi

Ibu Noerlina N, S.Kom, MM, selaku pembimbing penulis yang telah banyak memberikan petunjuk dan saran yang sangat membantu dalam penulisan Skripsi ini.. Staff perpustakaan