PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS
MATERI
GARDEN
MELALUI METODE BERNYANYI
PADA SISWA KELAS II DI MI MIFTAHUL HUDA
DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2014/ 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
DIAS RIBIYANTI
11510066
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari:
Nama : Dias Ribiyanti
NIM : 11510066
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR
BAHASA INGGRIS MELALUI METODE BERNYANYI
PADA SISWA KELAS II DI MI MIFTAHUL HUDA DESA
LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2014/ 2015.
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 02 Februari 2015
Pembimbing
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Wibsite :www.stainsalatiga.ac.id Email : administrasi@stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI METODE BERNYANYI PADA SISWA KELAS II DI MI MIFTAHUL HUDA
DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015
Disusun oleh :
DIAS RIBIYANTI
NIM : 11510066
Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah PGMI, SekolahTinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 2015, dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 kependidikan Islam.
Salatiga, Pebruari 2015
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dias Ribiyanti
NIM : 11510066
Jurusan : Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar merupakan hasil
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Salatiga, 02 Februari 2015
Yang menyatakan,
Dias Ribiyanti
MOTTO
دجو
دج
نم
PERSEMBAHAN
tulisan ini kupersembahkan
Untuk Suamiku Tercinta
Yang setiap saat selalu memberiku semangat, memberiku embun
kebahagiaan, memberikan tawa dalam hidupku,
Dan memberikanku cinta
Untuk Ibunda dan ayahanda tersayang
Yang kasih sayangnya tak berhenti mengalir untukku setiap hari
Tanpa kalian aku takan menjadi seperti sekarang ini.
Untuk kakak-kakakku terkasih
Mbak yatmi trimakasih atas nasehat-nasehatnya
Mas try trimakasih selalu meminjamiku si HITAM untuk kuliah
Mas aris trimakasih pernah memberiku kesempatan untuk mendapat
pengalaman baru
Untuk my big familly
Trimakasih semua atas suportnya
untuk sahabat-sahabatku
bersama kalian kuisi hari-hariku dengan penuh canda dan tawa
terimakasih sahabat
Dan untuk semua....
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI METODE
BERNYANYI PADA SISWA KELAS II DI MI MIFTAHUL HUDA DESA
LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014/
2015” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan dan
bimbingan dalam pembuatan tugas akhir skripsi ini, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan tugas akhir skripsi ini tepat waktu. Dengan kerendahan hati,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarnya kepada
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi,M.Pd.,selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Pembantu ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
3. Bapak Suwardi, M.Pd, Selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.
4. Bapak Dr. Muh. Saerozi, M.Ag selaku dosen Pembimbing Akademik.
5. Ibu Peni Susapti, M.Si Selaku Ketua Program Studi PGMI.
6. Pembimbing skripsi, Ibu Miftachur Rif’ah, M.Ag yang selain membimbing beliau juga memberikan semangat dan inspirasi.
7. Segenap dosen dan karyawan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
8. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan khususnya keluarga besar PGMI
B angkatan 2010.
9. Serta keluarga besar yang selalu menjadi menjadi penerang dan semangat
dalam hidupku.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
dibutuhkan guna menyempurnakan laporan tugas akhir ini. Semoga laporan tugas
akhir ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Wassalamu’alaikumWr. Wb
Salatiga, 02 Februari 2015
Penulis
ABSTRAK
Ribiyanti, Dias, 2015. Peningkatan hasil belajar bahasa Inggris melalui metode bernyanyi pada siswa kelas II MI Miftahul Huda desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2014/ 2015. Skripsi jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Pembimbing: Miftachur Rif’ah, M.Ag.
Kata Kunci: Hasil belajar, metode bernyanyi, bahasa Inggris.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan menjawab permasalahan “apakah penerapan metode bernyanyi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris pada siswa kelas II MI Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2014/2015?”
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melaui tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi pre tes dan post test, lembar pengamatan dan dokumentasi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN BERLOGO ………... ii
HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... v
MOTTO... vi
F. Definisi Operasional………... 6
G. Metode Penelitian………...……… 7
H. Sistematika Penulisan………..………... 13
BAB II: KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar……….……….……….. 15
2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar…………. 16
3. Penilaian Hasil Belajar...……… 17
4. Instrumen Dalam Penilaian Hasil Belajar... 20
B. Metode Bernyanyi……….. 22
1. Metode...……….... 22
2. Bernyanyi ...………... 27
3. Metode Bernyanyi...……….. 32
C. Bahasa Inggris di MI………..…….. 33
1. Tujuan Pelajaran Bahasa Inggris di MI……….. 33
2. Ruang Lingkup Bahasa Inggris MI...………. 34
BAB III: PELAKSANAAN DAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 36
B. Objek Penelitian... 40
C. Diskripsi Pelaksanaan... 42
BAB IV: LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……….... 55
B. Pembahasan ... 66
BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan………...………….... 72
B. Saran ………..…………... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 76
DAFTAR TABEL
Tabel I. Daftar Siswa MI Miftahul Huda Lopait………. ... 39
Tabel II. Daftar Nama Guru Mi Miftahul Huda Lopait……… 39
Tabel III. Daftar Siswa kelas II Mi Miftahul Huda Lopait ……….... 40
Tabel IV. Nilai Bahasa Inggris Siswa Kelas II ……….... 55
Tabel V. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 57
Tabel VI. Data Pengamatan Guru Siklus I ...……..……… 59
Tabel VII. Hasil Belajar Siswa Siklus II………... 60
Tabel VIII. Data Pengamatan Guru Siklus II………... 62
Tabel IX. Hasil Belajar Siswa Siklus III ……….………. 64
Tabel X. Data Pengamatan Guru Siklus III………... 65
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto Kegiatan Siklus I, II, dan III ... 78
Lampiran 2. RPP Siklus I, II, dan III ... 80
Lampiran 3. Lembar soal siswa Siklus I, II dan III ... ... 100
Lampiran 4. Lembar Pengamatan siswa ... 112
Lampiran 5. Lembar pengamatan guru ... 113
Lampiran 6 Lembar Konsultasi Skripsi ... 114
Lampiran 7. Nota Pembimbing ... 116
Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian ... 117
Lampiran 9. Surat Keterangan Penelitian ... 118
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Ibtidaiyah sangat penting
diberikan, meskipun Bahasa Inggis adalah pelajaran mulok. Selain sebagai
persiapan dari proses globalisasi tetapi juga sebagai bekal siswa MI untuk
melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Berbagai kurikulum dan
metode telah dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menguasai bahasa Inggris. Pelajaran bahasa Inggris sangatlah penting sebagai
bekal kehidupan siswa untuk masa depannya. Bahkan sekarang ini pelajaran
bahasa Inggris sudah mulai diajarkan pada pendidikan anak usia dini atau TK.
Hal tersebut dilakukan agar anak mempunyai pengetahuan bahasa Inggris untuk
bekal pendidikannya.
Tidak semua siswa dapat dengan mudah memahami dan menguasai
pelajaran bahasa Inggris. Banyak siswa yang menganggap pelajaran Bahasa
Inggris adalah pelajaran yang susah. Hal tersebut dikarenakan salah satunya yaitu
anak tidak mempunyai motivasi untuk belajar bahasa Inggris. Maka dari itu
pembelajaran seharusnya berlagsung dengan menyenangkan agar anak tertarik
dan semangat untuk mempelajari bahasa Inggris.
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris masih sangat
dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di bawah
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 60 untuk mata pelajaran bahasa
Inggris. Rata-rata nilai siswa dalam pelajaran bahasa inggris masih dibawah 60,
yang mendapatkan nilai di atas ketuntasa hanya sebagian saja. Secara keseluruhan
nilai siswa belum memenuhi KKM, hal ini mmenunjukan bahwa masih banyak
siswa yang belum menguasai materi. Hal ini dikarenakan siswa kelas II di MI
Miftahul Huda menganggap pelajaran bahasa inggris adalah pelajaran yang sulit.
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, menemukan beberapa hal yang
menyebabkan hasil belajar siswa dalam bahasa Inggris sangat rendah.
Diantaranya yaitu pertama, siswa menganggap bahasa inggris adalah pelajaran
yang sulit. Kedua, siswa terkadang lupa cara pengucapan suatu kata yang berbeda
dengan tulisannya. Ketiga, susunan kalimat yang berbeda dengan susunan kalimat
dalam bahasa Indonesia. keempat, bahasa Inggris terasa asing ditelinga
anak-anak.
Upaya untuk menciptakan pembelajaran bahasa Inggris yang
menyenangkan, Salah satunya yaitu pembelajaran melalui metode bernyanyi.
Bernyanyi dapat menciptakan suasana pembelajaran menjadi hidup. Siswa akan
merasa senang dan nyaman ketika belajar di kelas dengan suasana yang
menyenangkan. Bernyanyi dapat dilakukan oleh siapa saja jadi tidak membebani
otak anak. Menyanyi selain untuk membuat hati senang juga termasuk bentuk
kecerdasan anak pada otak kanan yaitu seni. Melalui bernyanyi dapat mengurangi
kognitif anak saja. Anak akan belajar dengan hati yang senang apabila proses
pembelajaran tersebut berlangsung dengan menarik. Maka akan mudah bagi anak
untuk menerima suatu pembelajaran dengan mudah.
Bernyanyi atau seni vokal memiliki banyak manfaat, menurut (Mubarok,
2008:1) manfaat bernyanyi antara lain: (1) Memperluas kebudayaan dengan
memberikan yang mendalam melalui alam pikiran dan perasaan orang lain, (2)
Memperkaya daya imajinasi anak, (3) Mempunyai olah nafas yang bagus, (4)
Memperkuat daya ingatan dan konsentrasi, (5) Memberikan kebahagiaan untuk
diri sendiri dan orang lain.
Selama ini pembelajaran bahasa Inggris di MI Miftahul Huda masih
berjalan monoton. Guru masih mendominan pembelajaran di kelas dalam
penyampaian materipun guru masih menggunakan metode ceramah. Hal tersebut
membuat nilai belajar siswa pada pelajaran bahasa Inggriss masih banyak yang
belum memenuhi ketuntasan. Dengan rendahnya nilai pada pelajaran bahasa
Inggris ini sekolah belum mempunyai prestasi yang berhubungan dengan
pelajaran bahasa Inggris. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk
menerapkan metode bernyanyi pada pelajaran Bahasa Inggris di kelas II. Alasan
mengapa menggunakan metode bernyanyi karena dengan bernyanyi dapat tercipta
suatu pembelajaran yang menyenangkan untuk anak.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul: “ PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS
KELAS II DI MI MIFTAHUL HUDA DESA LOPAIT KECAMATAN
TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014/ 2015”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut: “Apakah metode bernyanyi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada pelajaran Bahasa Inggris Materi Garden kelas II di MI Miftahul Huda
Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2014/ 2015?”. C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa
Inggris kelas II di Mi Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang tahun 2014/ 2015
D. Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis adalah suatu jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2002: 64).
Dengan demikian hipotesis penelitian yang akan dilaksanakan adalah:
“Penggunaan metode bernyanyi dapat meningkatkan hasil belajar bahasa
Inggris pada siswa kelas II Mi Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang Tahun 2014/ 2015”.
Berdasarkan hipotesis di atas, maka indikator keberhasilannya dapat
Indikator Keberhasilan Sub Indikator Keberhasilan
Peningkatan hasil belajar
bahasa Inggris menggunakan
metode bernyanyi.
- siswa mampu memperoleh hasil belajar
sesuai ketuntasan yang ditentukan.
E. Kegunaan Penelitian
Dengan hasil penelitian ini diharapkan kedepannya dapat memberikan
manfaat yang berarti, diantaranya yaitu:
1. Manfaat teoritis
a. Memberikan masukan dan wawasan kepada guru dalam proses
pembelajaran dan pengembangan metode.
b. Memberikan solusi sebagai perbaikan mutu pendidikan terutama dalam
peningkatan hasil belajar siswa.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Siswa
Meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran yang
menyenangkan.
b. Bagi Guru
Memberikan masukan dan solusi dalam pembelajaran bahasa Inggris
c. Bagi Sekolahan
Memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan
pembelajaran, karena dengan hasil penelitian ini dapat menjadi
pertimbangan bagi sekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman antara yang dimaksud peneliti dengan
persepsi yang ditangkap oleh pembaca, maka peneliti memberikan definisi
operasional sebagai berikut:
1. Peningkatan
Menurut Poerwadarminta (2006: 1281) peningkatan adalah proses,
cara, perbuatan, meningkatkan usaha. Maksudnya adalah usaha sesorang
untuk memperoleh nilai yang lebih dari sebelumnya, dengan berbagai cara
sesuai dengan peraturan yang ada.
2. Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut
aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan)
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Dalam hal ini hasil belajar siswa dilihat
dari keaktifan dan hasil balajar siswa atau nilai siswa.
3. Metode
Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru, dengan
penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Menguasai metode mengajar merupakan keharusan. Sebab seorang guru tidak
akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode secara
tepat.
4. Bernyanyi
Menurut Jamalus (1988: 46) kegiatan bernyanyi adalah merupakan
kegiatan dimana kita mengeluarkan suara secara beraturan dan berirama baik
diiringi oleh iringan musik ataupun tanpa iringan musik. Bernyanyi berbeda
dengan berbicara bernyanyi memerlukan teknik-teknik tertentu sedangkan
berbicara tanpa perlu menggunakan teknik tertentu. Bagi anak kegiatan
bernyanyi adalah kegiatan yang menyenangkan bagi mereka,
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian
tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research)
menurut Arikunto (2006) adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan
di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut,
maka ada tiga pengertian dapat diterangkan.
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan
penting bagi peneliti.
2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru.
Pengertian PTK adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap
kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersamaan.
Berdasar pengertian tentang PTK di atas, dapat di garis bawahi beberapa
hal penting mengenai PTK, yakni:
1) PTK adalah bentuk inquiry atau penyelidikan yang dilakukan melalui
refleksi diri.
2) PTK dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang teliti, seperti
guru, peserta didik, atau kepala sekolah.
3) PTK dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan .
4) Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan
dari praktik-praktik belajar mengajar, memperbaiki pemahaman dari
praktik belajar mengajar, serta memperbaiki situasi atau lembaga praktik
tersebut dilakukan.
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di Mi Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang.
b. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II di MI Miftahul Huda Desa
Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2014/2015.
c. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada tahun ajaran 2014/ 2015
yaitu mulai bulan november 2014 sampai selesai.
3. Langkah-langkah
Tahapan-tahapan dalam melaksanakan PTK adalah: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini penelitian menyiapkan beberapa hal yang dapat
mendukung proses perbaikan pembelajaran, diantaranya yaitu:
1) Menyiapkan materi sesuai dengan kurikulum yang dijadikan sebagai
bahan penelitian,
2) Menemukan masalah dalam materi, yang dijadikan sebagai bahan
untuk melaksanakan metode bernyanyi.
3) Menyiapkan perangkat pembelajaran.
4) Menyiapkan lembar observasi dengan metode bernyanyi
b. Pelaksanaan (Acting)
Tahap ini, penelitian membuat rencana pembelajaran sesuai
dengan skenario pembelajaran.
c. Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan untuk metode
bernyanyi. Demi untuk menjaga keabsahan data yang akan diperoleh,
dalam melakukan peneliti dibantu oleh teman sejawat.
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan
dan dianalisis berdasarkan presentase. Dari observasi tersebut guru
melakukan refleksi diri tentang kegiatan yang telah dilakukan, untuk
selanjutnya dari hasil refleksi itu peneliti akan mengetahui adanya
keberhasilan atau kegagalan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh
guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus
berikutnya.
Komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan)
dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut
disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan acting dan
observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya,
kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, ketika tindakan
Untuk lebih lebih tepatnya, berikut skema siklus penelitian PTK
MenurutArikunto
Gambar 1.1 skema Siklus PTK.
4. Instrumen penelitian
Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah: Siklus I
Acting Refleksi
Planing
Observasi
Planing
Acting Refleksi
Observasi
Siklus II
a. Pedoman atau lembar pengamatan (observasi bagi siswa digunakan untuk
mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses
pembelajaran bahasa Inggris melalui metode bernyanyi.
b. Soal tes/evaluasi teks/soal, digunakan sebagai materi kegiatan siswa
untuk mengukur hasil belajar siswa.
c. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan gambaran kegiatan
dalam proses pembelajaran melalui metode bernyanyi.
d. Pedoman wawancara, digunakan untuk mendapatkan keterangan yang
relevan mengenai data yang diperlukan.
5. Pengumpulan data
Dalam penelitian ini cara peneliti mengumpulkan data yaitu
menggunakan metode sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah "Suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pengamatan secara sistematis",
(Arikunto, 1990: 27). Metode ini peneliti gunakan untuk mengetahui
sejauh mana keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan diterapkannya
metode bernyanyi.
b. Soal Tes/ Evaluasi Test
Tes formatif yang peneliti gunakan berupa tes tertulis berkaitan
Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur hasil belajar siswa sekaligus
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran..
c. Dokumentasi
Mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen yang berupa
catatan, transkrip nilai, dokumen hasil kerja siswa, presensi siswa, dan
dokumen lain yang mendukung. Dokumentasi ini peneliti gunakan untuk
mengetahui dan menggali informasi tentang pemahaman siswa yang
implementasinya pada perolehan nilai sebagai hasil belajar.
d. Interview/ Wawancara
Metode wawancara ini peneliti gunakan untuk mendapatkan
keterangan yang relevan mengenai data yang diperlukan terutama
berkaitan dengan pemahaman siswa tentang materi terkait.
6. Analisis data
Proses penyusunan, pengaturan, pengolahan data agar dapat digunakan
untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis disebut pengolahan dan
analisis data
Semua data yang telah kita peroleh dan kita kumpulkan pada dasarnya
untuk menguji atau membuktikan kebenaran hipotesis. Benar tidaknya
dugaan itu akan dibuktikan melalui data yang kita peroleh dari lapangan.
Oleh sebab itu pada tahap ini data sebagaimana adanya harus dianalisa,
diolah, dan disusun sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk
H. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini ditulis dalam lima bab yaitu sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian,
definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II: Kajian Pustaka
Berisi hasil belajar, metode bernyanyi dan bahasa inggris.
BAB III: Pelaksanaan dan Penelitian
Berisi gambaran situasi umum Mi Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang. Subjek penelitian dan karakteristik objek
penelitian serta deskripsi persiklus.
BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi deskripsi kondisi awal, hasil penelitian tiap siklus, analisis data dan
pembahasan.
BAB V: Penutup
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Slameto (1991: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) juga
menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar
dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
Hasil belajar siswa meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognifif, aspek
afektif, dan aspek psikomotorik. (1) Aspek kognitif, kemampuan kognitif
yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi. (2) Aspek afektif, kemampuan afektif meliputi penerimaan,
partisipasi, penilaian, dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola
hidup. (3) Aspek psikomotorik, kemampuan psikomotorik meliputi: persepsi,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, gerakan
penyesuaian dan kreativitas (Hamalik, 2003: 160). Dalam penelitian ini aspek
yang dinilai yaitu kemampuan kognitif anak.
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita
yang diukur oleh IQ (Immutional Quetion). IQ yang tinggi dapat meramalkan
kesuksesan hasil belajar. Namun demikian pada beberapa kasus, IQ yang
tinggi ternyata tidak menjamin kesuksuksesan seseorang dalam belajar dan
hidup bermasyarakat. IQ bukanlah satu-satunya faktor penentu
kesuksesan hasil belajar seseorang.
Menurut Suryabrata, 2004 (dalam Sriyanti, 2009: 23), secara umum
terdapat dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar. Faktor internal tediri dari faktor fisiologis dan faktor
psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri
individu. Faktor ini antara lain tingkat kesehatan dan kebugaran fisik
individu.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri
individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan,
motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan, dan lain
sebagainya.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri
individu yang sedang belajar. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor
nonsosial dan faktor sosial.
1) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi fisik
berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.
Pengaruhnya bisa bersifat positif (mendukung), namun bisa
juga negatif (menghambat).Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar
individu yang berupa manusia. Faktor ini antara lain yang berasal dari
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Faktor eksternal dan internal mempengaruhi keberhasilan belajar.
3. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar.
Menurut Yamin (2005: 146) penilaian keberhasilan belajar siswa dapat
dilakukan dengan:
a. Pertanyaan Lisan di Kelas
Dalam teknik ini guru memberikan pertanyaan yang dilemparkan
kepada siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk berfikir kemudian
menjawab pertanyaan tersebut. Jika seorang siswa salah, maka pertanyaan
dilemparkan ke siswa lain, dan berhenti pada siswa yang menjawab
benar.
Materi yang ditanyakan berupa pemahaman konsep, prinsip atau
teori. Dengan pertanyaan lisan siswa dapat diberi kesempatan
mengeluarkan gagasannya.
b. Kuis
Kuis adalah pertanyaan yang diajukan kepada siswa dalam waktu
yang terbatas (kurang dari 15 menit). Pertanyaan dalam teknik penilaian
pelaksanaan kuis pada umumnya dilakukan diawal pembelajaran. Kuis
digunakan untuk mendapatkan gambaran materi sebelumnya, yaitu apakah
siswa sudah menguasai materi sebelumnya atau belum. Jika sebagian
siswa ada yang belum menguasai, guru bisa menjelaskan kembali secara
singkat.
c. Ulangan Harian
Ulangan harian merupakan ulangan periodik yang dapat dilakukan
oleh guru setiap 1 atau 2 materi pokok selesai diajarkan. Dalam ulangan
harian guru bisa membuat soal dalam bentuk objektif maupun
non-objektif. Ulangan dalam bentuk objektif dapat berupa pilihan ganda,
benar-salah, atau menjodohkan. Sedangkan ulangan dalam bentuk
non-objektif dapat berupa jawaban singkat dan uraian.
d. Ulangan Semester
Ulangan semester merupakan ujian yang dilakukan pada akhir
semester. Cakupan materi dalam ulangan ini lebih luas dari ulangan
harian. Adapun bentuk soal dalam ujian semester ini bisa berupa pilihan
ganda atau uraian.
e. Tugas Individu
Tugas individu adalah tugas yang diberikan pada setiap siswa untuk
diberikan setiap minggu dengan bentuk tugas untuk kerja lapangan atau
soal tertulis. Tugas individu dalam bentuk kerja bisa berupa tugas
membuat sesuatu atau tugas observasi lapangan. Sementara untuk tugas
individu dalam bentuk soal tertulis, dapat berupa soal uraian objektif
maupun non-objektif.
f. Tugas Kelompok
Tugas kelompok adalah tugas yang diberikan untuk menilai
kemampuan kerja kelompok. Pola dasar tugas ini hampir mirip dengan
tugas individu, bedanya dalam tugas ini pekerjaan dilakukan bersama
dengan siswa lainnya dalam kelompok-kelompok tertentu, yaitu guru bisa
membuat kelompok dan memberi tugas kepada mereka untuk dikerjakan
bersama-sama.
Dalam menilai hasil belajar siswa guru menggunakan penilaian tugas
individu pada siswa. Penilaian ini berupa bentuk soal tertulis.
4. Instrumen Dalam Penilaian Hasil Belajar
Arifin (2009: 123) dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran menyebutkan
ada dua jenis instrumen yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajar
siswa, yaitu instrumen tes objektif dan non-objektif.
a. Instrumen Penilaian secara Objektif
Soal tes bentuk pilihan ganda dapat dipakai untuk mengukur
hasil belajar yang lebih kompleks berkenaan dengan aspek ingatan,
pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. Pilihan ganda
merupakan jenis instrumen yang paling sering digunakan dalam
evaluasi pendidikan. Bentuk soal terdiri dari item (pokok soal) dan
opsi (pilihan jawaban). Soal terdiri dari pertanyaan yang tidak
lengkap, kemungkinan jawaban atas pertanyaan itu disebut pilihan.
Dalam pilihan terdapat jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan
pengecoh (diktator).
2)Benar-Salah
Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang
mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah.
Contoh soal benar-salah seperti Gedung Monumen Nasional berada
di Jakarta.
3)Menjodohkan
Bentuk instrumen ini cocok untuk mengetahui fakta dan
konsep. Cakupan materinya bisa banyak namun tingkat berfikir yang
terlibat cenderung rendah karena sudah terdapat pilihan jawaban
tanpa mengecoh seperti yang ada pada pilihan ganda. Guru membuat
konsep atau pernyataan dengan jumlah soal dan pilihan jawaban
sama banyak.
1)Jawaban Singkat atau Isian Singkat
Soal tes jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk
pertanyaan, namun ada juga yang berbentuk melengkapi atau isian.
Tes bentuk jawaban singkat dibuat dengan menyediakan tempat
kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban.
2)Uraian Objektif
Dalam uraian objektif pertanyaan yang biasa digunakan adalah
urutkan, simpulkan, tafsirkan dan sebagainya. Langkah untuk
membuat tes uraian objektif ini adalah guru membuat soal
berdasarkan indikator pada kisi-kisi. Adapun contoh soal uraian
objektif adalah sebutkan lima sila dalam pancasila secara urut!
3)Uraian Bebas
Instrumen uraian bebas menuntut siswa untuk mengingat dan
mengorganisasikan (menguraikan dan memadukan) gagasan-gagasan
pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam
bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya sangat
memungkinkan adanya unsur subjektifitas.
B. Metode Bernyanyi
1. Metode
Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.(Pupuh Fathurrohman, 2007: 15). Dalam
kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru, dengan
penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Menguasai metode mengajar merupakan keharusan. Sebab seorang guru
tidak akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode
secara tepat.
Sedangkan slameto (1988: 84) menjelaskan bahwa metode adalah cara
atau jalan yang hurus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Kedudukan Metode Dalam Pembelajaran
salah satu hal yang sangat mendasar untuk dipahami guru adalah
bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen
bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang sama pentingnya
dengan komponen-komponen lain dalam keseluruhan komponen
pendidikan.
Menurut syaiful B. Djamarah (2007: 55) metode memiliki kedudukan
dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut:
Sebagai alat motifasi dalam kegiatan belajar mengajar(KBM).
Menyiasati perbedaan individual anak didik.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar,
sebab itu, fungsi-fungsi metode mengajar tidak dapat diabaikan, karena
metode mengajar tersebut turut menentukan berhasil tidaknya suatu
proses belajar belajar mengajar.
c. Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
Pada dasarnya, tidak ada satupun metode mengajar yang dapat
dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada
dalam setiap bidang study. Karena setiap metode memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Karena itu guru tidak boleh sembarang dalam
memilih serta menggunakan metode.
Pupuh Fathurrohman menjelaskan beberapa faktor yang
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode antara lain:
1) Tujuan yang hendak dicapai
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar
mengajar. Setiap guru hendaknya memperhatikan tujuan pembelaaran.
Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat mempengaruhi
penentuan metode, sebab metode tunduk pada tujuan bukan
sebaliknya.
2) Materi pelajaran
Materi palajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan
3) Peserta didik
Peserta didik sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, baik minat, kebiasaan, motifasi, situasi sosial,
lingkungan keluarga dan harapan terhadap masa depannya.
Perbedaan peserta didik dari aspek psikologis seperti sifat pendiam,
super aktif, tertutup, terbuka, periang. Semua perbedaan tadi akan
berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran
4) Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar merupakan setting lingkungan
pembelajaran yang dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi.
Oleh karena itu, pada waktu tertentu guru melakukan proses
pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka.
5) Fasilitas
Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
mengajar. Oleh karena itu, ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu
pemilihan metode yang tepat, seperti tidak adanya laboratorium untuk
praktek, jelas kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau
demonstrasi. Jadi, fasilitas ini sangatlah penting guna berjalannya
proses pembelajaran yang efektif.
6) Guru
Setiap orang memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan
biasanya dipengaruhi oleh pula oleh latar belakang pendidikan. Guru
yang berlatar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih terampil
dalam memilih metode dan tepat dalam menerapkannya. Sedangkan
guru yang latar belakangnya kurang relevan, sekalipun tepat dalam
menentukan metode, namun sering mengalami hambatan dalam
penerapannya. Jadi, untuk menjadi seorang guru pada intinya harus
memiliki jiwa yang profesional. Dengan meliliki jiwa keprofesionalan
dalam menyampaikan pelajaran atau dalam proses pembelajaran itu
akan berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
d. Ciri-ciri metode yang baik
Setiap guru yang akan mengajar senantiasa dihapdapkan pada pilihan
metode. Banyak metode yang bisa dipilih guru dalam kegiatan mengajar,
namun tidak semua metode bisa dikategorikan sebagai metode yang baik,
dan tidak pula semua metode dikatakan jelek. Kebaikan suatu metode
terletak pada ketetapan memilih sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
Ciri dari sebuah metode yang baik untuk pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1) Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat
2) Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa
3) Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan
mengantarkan siswa pada kemampuan praktis.
4) Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya justru mengembangkan
materi.
5) Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya.
6) Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam
keseluruhan proses pembelajaran.
e. Prinsip-prinsip penentuan metode
Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutekno (2007: 56) menjelaskan
bahwa metode apaun yang dipilih dalam kegiatan belajar mengajar
hendaklah memperhatikan beberapa prinsip yang mendasari urgensi
metode dalam proses belajar mengajar, yakni :
1) Prinsip motivasi dan tujuan belajar
Motivasi memiliki kekuatan sangat dahsyat dalam proses
pembelajaran. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa, tau
laksana mobil tanpa bahan bakar.
2) Prinsip kematangan dan perbedaan individual
Belajar memiliki masa kepekaan masing-masing dan tiap anak
memiliki tempo kepekaan yang tidak sama.
f. Efektivitas penggunaan metode
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran
Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dangan percuma hanya
karena pengguanaan metode semata-mata berdasarkan kehendak guru dan
bukan atas dasar kebutuhan siswa atau karakter situasi kelas.
Dalam menetapkan metode mengajar, bukan tujuan yang
menyesuaikan dengan metode atau karakter anak, tetapi metode
hendaknya menjadi variabel dependen yang dapt berubah dan
berkembang sesuai kebutuhan. Karena itu, efektivitas penggunaan metode
dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen
pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pembelajaran sebagai
persiapan tertulis.
2. Bernyanyi
a. Pengertian bernyanyi
Menurut Jamalus (1988: 46) kegiatan bernyanyi adalah merupakan
kegiatan dimana kita mengeluarkan suara secara beraturan dan berirama
baik diiringi oleh iringan musik ataupun tanpa iringan musik. Bernyanyi
berbeda dengan berbicara bernyanyi memerlukan teknik-teknik tertentu
sedangkan berbicara tanpa perlu menggunakan teknik tertentu. Bagi anak
kegiatan bernyanyi adalah kegiatan yang menyenangkan bagi mereka,
dan pengalaman bernyanyi ini memberikan kepuasan kepadanya.
Bernyanyi juga merupakan alat bagi anak untuk mengungkapkan pikiran
dan perasaannya.
Manfaat bernyanyi akan terasa pada anak-anak dalam melafalkan
bunyi-bunyian dengan baik, sehingga paling sedikit mereka sanggup
menyanyikan dengan lafal yang tepat. Menurut Mubarok (2008: 68)
manfaat dari bernyanyi diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Memperluas kebudayaan dengan memberikan pengertian yang
mendalam melalui alam pikiran dan perasaan orang lain.
2) Memperkaya daya imajinasi anak.
3) Mempunyai olah nafas yang bagus, sebagai akibat kebiasaan menarik
nafas dalam.
4) Memperkuat daya ingatan dan konsentrasi.
5) Memberikan kebahagiaan pada diri sendiri dan orang lain.
c. Metode-metode latihan dalam bernyanyi
Menurut Mufti Mubarok (2008: 69) metode-metode yang perlu
diperhatikan dalam latihan bernyanyi adalah sebagai berikut:
1) Latihan pelemasan
Tujuan latihan pelemasan ini tidak lain adalah melemaskan
otot-otot yang kaku, sehingga dapat menguasai seluruh anggota badan
dari kepala sampai kaki. Latihan ini dapat dilakukan dengan berlari,
berdiri, duduk ataupunberbaring.
Dan lagi, pada saat menyanyi seyogyanya seluruh anggota
demikian seluruh anggota badan, tenaga, perasaan, dan pikiran kita
dapat dipusatkan pada alat-alat suara dan pernafasannya.
2) Latihan pengucapan
Keindahan, kemerduan dan kemurnian suara adalah amat
tergantung kepada bentuk mulut. Sedangkan bentuk mulut ditentukan
oleh bentuk, posisi dan simpel tidaknya alat-alat pengucapan kita.
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan adalah bahwa
waktu menyanyi kita segan untuk membuka mulut. Rahang bawah
terlalu keatas dan kaku. Lebih-lebih pada nada-nada tinggi sehingga
suara tidak lepas. Selain itu, posisi posisi dan kesupelan lidah uga
perlu mendapat latihan.
Beberapa teknik latihan pengucapan meliputi: (a) Latihan
rahang bawah, (b) Latihan bibir, (c) Latihan lidah, yaitu terdiri dari:
latihan ketetapan pengucapan, latihan kelincahan, latihan penguasaan
otot-otot lidah, (d) Latihan langit-langit.
Disamping itu perlu mendapat perhatian dalam latihan ini
antara lain: (1) Semua otot-otot yang kebetulan tiddak dilatih,
hendaknya tetap pasif dan rileks, (2) otot-otot leher dan muka
hendaknya tetap lemas karena latihandengan memutar kepala ke kiri
dan ke kanan, (3) Selama latihan pernafasan, tidak boleh diganggu,
(4) Lebih baik lagi latihan didepan cermin, (5) Sangat efektif bila
3) Latihan pernafasan
Pernafasan merupakan unsur yang penting dalam bernyanyi,
sebab suara terjadi karena terbentuknya udara (nafas) yang ditiup.
Tanpa nafas tidak akan bisa bersuara. Orang yang dapat mengatur dan
menguasai pernafasan akan sanggup dan menguasai suaranya.
Selama sirkulasi pernafasan berjalan lancar tanpa gangguan
sedikitpun maka kita dapat bersuara dengan baik. Perubahan antara
sirkulasi pernafasan untuk bicara dan sirkulasi untuk pernafasan adalh
sebagai berikut:
a) Sirkulasi pernafasan untuk bicara
Tarik nafas (menghirup udara) langsung bicara – istirahat – tarik nafas – berbicara – tahan nafas (istirahat) – dan seterusnya. b) Sirkulasi untuk bernyanyi
Tarik nafas – tahan nafas sebentar (istirahat) – menyanyi – tarik nafas – tahan nafas (istirahat sebentar) – menyanyi.
Jika kita perhatikan, maka ada perbedaan khusus, antara
sirkulasi nafas untuk berbicara dan menyanyi. Untuk menyanyi perlu
olahan khusus, yakni istirahat beberapa saat disela-sela tarikan nafas,
sedangkan untuk berbicara tidaklah demikian.
Dan setelah kita mengetahui bedanya maka dengan sendirinya
latihan pernafasan yang kita lakukan adalah sesuai dengan sirkulasi
nafas sebentar merupakan keharusan dengan maksud memperkuat
daya rrentang dan daya tahan otot diafragma.
4) Metode latihan
Mula-mula berdiri tegap dengan kedua kaki sedikit
merenggang (terbuka) kira-kira 45 cm. Kedua belah tangan
tergantung disamping. Usahakan dan rasakan seluruh anggota badan
dari kepala sampai ujung kaki dalam keadaan rileks. Dalam keadaan
yang demikian itu, hiruplah nafas pelan-pelan melalui hidung
serayamengangkat tangan ke depan sampai setinggi bahu.
Tariklah nafas sebentar sambil menghilanghkan ketegangan
dibagian leher dengan cara menggerakan kepala kebelakang. Setelah
itu barulah hembuskan kembali melalui mulut disertai suara ssss ...
atau hfff ... cara inilah yang disebut latihan pernafasan. Dan dibawah
ini syarat-syarat melakukan pernafasan diantaranya yaitu:
Sedapat mungkin latihan pernafasan dilakukan pada pagi hari di
mana udara masih segar d bersih.
Usahakan latihan diudara terbuka.
Waktu menghirup nafas ssebaiknya melalui hidung. Dengan
demikian udara yang kita hirup akan terasa hangat dan tersaring.
Cara menghembuskan nafas dan mulut bisa dengan suara
mendesis pada tingkat permulaan, selanjutnya bisa dengan suara
3. Metode Bernyanyi
a. Pengertian Metode Bernyanyi
Saifun Arif Kojeh (2007: 46) mengungkapkan bahwa bernyanyi
adalah suatu metode yang mempunyai 4 faktor pendorong agar lebih
efektif dalam penggunaanya, yaitu konsentrasi, jiwa yang tenang,
pengulangan dan motivasi.
Menyanyi merupakan suatu seni yang dapat menjadi suatu alat
penyampai pesan seseorang dalam berkomunikasi. Menyanyi bagi
anak-anak selain menggembirakan juga dapat mencerdaskan otak kanannya.
b. Kelebihan Metode Bernyanyi
Metode bernyanyi memilik beberapa kelebihan diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) Metode bernyanyi tidak memerlukan biaya yang mahal.
2) Dapat digunakan oleh siapa saja dan bisa diajarkan kesemua siswa.
3) Menyanyi dapat memberikan landasan mental, pengetahuan,
keterampilan dan kreatifitas untuk generasi mendatang.
4) Melalui metode bernyanyi dapat membuat hati menjadi gembira.
c. Kelemahan Metode Bernyanyi
Metode bernyanyi memilik beberapa kelemahan diantaranya adalah
sebagai berikut:
2) Guru harus kreatif sendiri dalam menciptakan sebuah lagu yang sesuai
dengan pembelajaran.
C. Bahasa Inggris di MI
Secara umum, strategi belajar Bahasa Inggris melibatka tiga aspek: Daya
kognitif (kemampuan menyerap, mentimpan, dan mengambil kembali informasi
dari pikiran), metakognitif (kemampuan memonitor proses pikiran), dan faktor
sosial/ afektif (kemampuan bekerja sama dengan orang lain dan mengendalikan
emosi). (Patrisius, 2009: 102).
1. Tujuan mata pelajaran bahasa Inggris di MI
Mata Pelajaran Bahasa Inggris di MI bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara
terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action)
dalam konteks sekolah.
b. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk
meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.
2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Inggris MI
Pendidikan bahasa Inggris di MI dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa yang digunakan untuk menyertai tindakan atau
bersifat “here and now”. Topik pembicaraannya berkisar pada hal-hal yang
ada dalam konteks situasi. mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai muatan
lokal. Kompetensi lulusan MI tersebut selayaknya merupakan kemampuan
yang bermanfaat dalam rangka menyiapkan lulusan untuk belajar bahasa
Inggris di tingkat SMP/MTs. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan
berinteraksi dalam bahasa Inggris untuk menunjang kegiatan kelas dan
sekolah.
Pembelajaran Bahasa Inggris pada jenjang pendidikan MI identik
dengan mengajari seorang bayi bahasa ibu. Dimana secara umum anak-anak
kita di sekolah dasar belum mengenal Bahasa Inggris . Sehingga hal itu akan
berdampak pada pola pengajaran Bahasa Inggris pada tingkat MI yang lebih
bersifat pengenalan. Karena masih dalam taraf pengenalan maka pendalaman
materi hanya dapat berkisar pada tema-tema sederhana yang memungkinkan
dalam jangkauan panca indra siswa dan imajinasi sederhana siswa. Hal
tersebut menyesuaikan dengan tataran kognitif anak MI menurut Piaget
adalah pada tataran operasional konkrit. Demikian juga mempertimbangkan
suasana lingkungan belajar siswa. Jangan sampai materi yang diberikan
secara fakta tidak pernah berinteraksi dan di luar imajinasi siswa. Sehingga
harapan kebermaknaan belajar sangat jauh dari harapan. Bahasa Inggris sama
halnya dengan Bahasa Indonesia adalah merupakan alat komunikasi yang
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di MI mencakup
kemampuan berkomunikasi lisan secara terbatas dalam konteks sekolah, yang
meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Mendengarkan
2. Berbicara
3. Membaca
4. Menulis.
ketrampilan menulis dan membaca diarahkan untuk menunjang
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI Miftahul Huda desa Lopait, Kecamatan
Tuntang, Kabupaten Semarang. Secara garis besar gambaran lokasi penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Sejarah MI Miftahul Huda Lopait
MI Miftahul Huda Lopait berdiri pada tanggal 1 Maret 1960. Yang
mendirikan MI Miftahul Huda Lopait ini adalah pengurus Nahdlotul Ulama
Ranting di bawah naungan yayasan Pendidikan Ma’arif. Alasan didirikannya
madrasah ini adalah untuk membantu pemerintah di bidang pendidikan.
MI Miftahul Huda Lopait ini awalnya adalah madrasah diniyah tempat
menimba ilmu atau juga disebut sebagai tempat ngaji masyarakat Lopait. MI
Miftahul Huda Lopait adalah berstatus lembaga pendidikan tingkat dasar
swastayang sudah disahkan oleh pemerintah dengan nomor piagam SK No.
LK/3C/161/Pem MI/ 1978.
Tokoh-tokoh pendiri MI Miftahul Huda Lopait adalah sebagai berikut:
a. Bp. Asyhari sebagai Ketua
b. Bp. Wagi sebagai Sekretaris
c. Bp. Munjaid sebagai Bendahara
e. Bp. Masykuri sebagai Perancang
f. Abdul Hakam sebagai Kepala Sekolah pertama
2. Identitas
Nama Sekolah : MI Miftahul Huda Lopait
NPSN : 60712900
NSM : 111233220073
Alamat :Dusun Lopait, Desa Lopait, Kecamatan
Tuntang, Kabupaten Semarang
Kode Pos : 50773
Telepon : (0298) 3405681
Status Sekolah : Swasta
Tahun Berdiri : 1960
Bangunan Sekolah : Milik Sendiri
3. Tujuan, Visi dan Misi Sekolah
a. Tujuan
- Peserta didik dapat melaksanakan syariat agama Islam dalam
kehidupan sehari-hari.
- Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik pada setiap akhir
semester, dapat mencapai standar ketuntasan belajar minimal 95%dari
yang telah ditetapkan.
- Setiap tahun dapat meluluskan peserta didik 100% dengan nilai UN
- Dapat mengikuti dan menjadi juara I/ II/ III dalam berbagai lomba
yang diadakan baik tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi dan
nasional.
- Memiliki tenaga pendidik yang profesional.
- Menjadi lembaga pendssidik yang kredibel.
b. Visi
- Menjadikan madrasah kebanggaan umah.melahirkan generasi Islam
yang unggul dalam budi pekerti dan mampu bersaing dalam prestasi.
c. Misi
- Mengantarkan peserta didik menjadi insan kamil yang mantap
akidahnya, tekun beribadah, berakhlak karimah, berilmu pengetahuan.
- Menanamkan dasr-dasar syariat Islam yang kuat pada peserta
didik.
- Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam pencapaian dalam
mempelajari Al-qur’an dan menjalankan ajaran agama Islam.
- Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian
prestasi akademik dan non akademik.
- Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan
sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.
- Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,
transparan dan aktual.
Jumlah siswa di MI Miftahul Huda Lopait tahun 2014/2015 adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Daftar Jumlah Siswa MI Miftahul Huda Lopait Tahun 2014/2015
Adapun jumlah guru MI Miftahul Huda adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
S.Pd.I
perempuan. Adapun nama-nama siswa yang menjadi objek dalam penelitian ini
dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.3
5 Aurel Dimas S.
6 Azhar Arin Tonang
7 Citra Putri Renata
8 Diva Riyan R.
9 Eva Laurensa
10 Fadly Firmansyah
11 Gusti Nadya Nova
12 Ikhsan
13 Khoirul Ubaidilah
14 Lutfiah Azzahra
15 M. Zidni Alim
16 Mahayu Resti A.
17 Miqdad Al Bana
18 Nabil Khoiruh F.
19 Nadya Wulandari
20 Nafisa Zahra S.
21 Nayla Arianda
22 Riska Oktavia
23 Ruseno Arjanggi
24 Salma Ratif
25 Seril Nidira
26 Vinno Candra
C. Diskripsi Pelaksanaan
1. Diskripsi Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu
yang berkaitan dengan kegiatan penelitian yang terdiri dari:
1) Mempersiapkan RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran)
Di dalam RPP ini memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.
2) Menyiapkan perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam kegiatan siklus I diantaranya yaitu
media yang berupa karton bergambar kebun, lembar tes formatif
yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I,
lembar observasi siswa untuk mengamati proses kegiatan
pembelajaran dan kemampuan siswa. Lembar observasi guru untuk
mengetahui perkembangan guru dalam pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan kegiatan belajar mengajar pada siklus 1
dilaksanakan pada hari selasa tanggal 13 januari 2015. Pembelajaran
mengacu pada apa yang tertulis dalam RPP. Metode yang digunakan
dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah metode bernyanyi. Adapun
langkah-langkah kegiatan pada siklus 1 ini dapat diuraikan seperti
1) Kegiatan awal (10 menit)
Guru mengucapkan salam
Guru melakukan presensi
Guru bertanya “ how are you student?” Guru memotivasi siswa dengan
Menghubungkan materi dengan pengalaman siswa
Guru menjelaskan cakupan materi
2) Kegiatan inti (40 menit)
Guru memasang karton bergambar dipapan tulis (eksplorasi)
Guru menjelaskan berbagai benda yang ada dikebun melalui
karton berwana (eksplorasi)
Guru mengajak siswa bernyanyi tentang kebun dalam bahasa
inggris (elaborasi)
Binatang yang ada dikebun
(Nada: naik-naik kepuncak gunung)
Ayo kawan kita menghafal
Kosa kata binatang
Chicken ayam butterfly kupu-kupu bee itu lebah
Capung itu dragonfly ant semut bird itu burung
Siswa menyebutkan macam-macam benda yang ditunjuk oleh
Guru menyuruh salah satu siswa maju kedepan (eksplorasi)
guru menunjuk beberapa gambar kemudian anak menyebutkan
dengan bahasa inggris dengan menggunakan lagu “what is this”
(elaborasi)
“What is this”
What (tepuk tangan satu kali)
Is (tepuk paha satu kali)
This (mengacungkan 2 ibu jari ) sebanyak 3 x
This yang terakhir guru menunjuk gambar di dalam
karton kemudian siswa menjawab dalam bahasa
Indonesia atau sebaliknya
Guru mengklarifikasi jawaban siswa (Konfirmasi)
Guru memberikan reward kepada siswa yang dapat menjawab
semua pertanyaan dengan benar (konfirmasi)
3) Kegiatan Akhir (20 menit)
Guru memberikan lembar soal kepada siswa
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
pembelajaran.
guru mengakhiri pembelajaran.
c. Pengamatan
Pada tahap pengamatan ini peneliti mengamati langsung proses
sejawat untuk mengamati jalannya pembelajaran. Pengamatan ini
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah
dicapai guru dalam proses pembelajaran. Aspek pengamatan dalam
penelitian ini mencakup aspek pengamatan pada guru dan siswa.
Aspek penilaian terhadap guru meliputi:
1) Kemampuan membuka pelajaran.
2) Kemampuan dalam menyampaikan materi kepada siswa
3) Peguasaan kelas
4) Ketetapan menggunakan metode dan kesesuaian metode dengan
materi.
5) Evaluasi.
6) Menyimpulkan pembelajaran.
Aspek penilaian terhadap siswa meliputi:
1) Bertanya, aspek ini dilihat dari keaktifan siswa dalam merespon
pembelajaran melalui berbagai pertanyaan.
2)Menjawab, aspek ini diamati melalui kemampuan siswa dalam
menjawab pertanyaan dari guru.
3) Perhatian, aspek ini dapat diketahui dengan mengamati perhatian
siswa dalam memperhatikan pembelajaran.
Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat
proses pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris melalui metode
bernyanyi untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
2. Diskripsi Siklus II
a. Perencanaan
Pada siklus II ini peneliti berupaya untuk meningkatkan keaktifan
siswa dalam pembelajaran serta nilai belajar siswa.
Dalam tahap siklus II ini mencakup kegiatan sebagai berikut ini:
1) Mempersiapkan RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran)
Di dalam RPP ini memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran yang
disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
2) Menyiapkan perangkat
Pada siklus II ini peneliti mempersiapkan perangkat diantaranya yaitu
media yang berupa gambar benda-benda di kebun, lembar tes formatif
yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus II,
lembar observasi siswa untuk mengamati proses peningkatan kegiatan
pembelajaran dan kemampuan siswa. Lembar observasi guru untuk
mengetahui perkembangan guru dalam pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 17
pengamatan dilakukan oleh rekan guru sejawat. Kegiatan dalam siklus II
ini adalah sebagi berikut:
1. Kegiatan awal (10 menit)
Guru mengucapkan salam dengan lagu “ assalamualaikum how are
you”
Assalamualaikum
assalamualaikum how are you( i’m fine )
assalamualaikum how are you ( i’m fine )
Assalamualaikum 3x how are you ( i’m fine )
Guru melakukan presensi
Guru bertanya “ how are you student?” Guru memotivasi siswa
Menghubungkan materi dengan pengalaman siswa
Guru menjelaskan cakupan materi
2. Kegiatan inti (40 menit)
Guru memasang gambar dipapan tulis (eksplorasi)
Guru menjelaskan tentang gambar yang dipasang di papan tulis
(eksplorasi)
Guru menyebutkan gambar yang ada dipapan tulis diikuti semua
Guru mengajak siswa bernyanyi bersama-sama “kebun kita” (elaborasi)
Kebun kita
(nada: lir-ilir)
Yo semua belajar menghafal kosa kata
Dalam bahasa inggris
Agar kita jadi pintar
Bee lebah ant semut butterfly kupu-kupu
Chicken ayam dragonfly capung ayo dihafalkan
Flower bunga tree pohon leaf daun rumput itu graas
Itulah nama benda yang ada di kebun kita
Yoo belajar sambil nyanyi
Guru menunjuk beberapa siswa secara bergantian untuk maju
kedepan menyebutkan gambar yang ditunjuk oleh guru (elaborasi)
Guru mengklarifikasi jawaban siswa (Konfirmasi)
Guru memberikan reward kepada siswa yang dapat menjawab
semua pertanyaan dengan benar (konfirmasi).
3. Kegiatan Akhir (20 menit)
Guru memberikan lembar soal kepada siswa.
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran.
guru mengakhiri pembelajaran.
Pada tahap pengamatan siklus II ini peneliti dibantu dengan rekan
sejawat untuk mengamati jalannya pembelajaran. Pengamatan ini
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah
dicapai guru dalam proses pembelajaran. Aspek pengamatan dalam
penelitian siklus II ini sama dengan siklus I yaitu mencakup aspek
pengamatan pada guru dan siswa.
Aspek penilaian terhadap guru meliputi:
1) Kemampuan membuka pelajaran.
2) Kemampuan dalam menyampaikan materi kepada siswa
3) Peguasaan kelas
4) Ketetapan menggunakan metode dan kesesuaian metode dengan
materi.
5) Evaluasi.
6) Menyimpulkan pembelajaran.
Aspek penilaian terhadap siswa meliputi:
1) Bertanya, aspek ini dilihat dari keaktifan siswa dalam merespon
pembelajaran melalui berbagai pertanyaan.
2) Menjawab, aspek ini diamati melalui kemampuan siswa dalam
menjawab pertanyaan dari guru.
3) Perhatian, aspek ini dapat diketahui dengan mengamati perhatian
siswa dalam memperhatikan pembelajaran.
Pada tahap refleksi ini peneliti mengolah nilai yang ada pada lembar
obsevasi guna mengetahui kekurangan-kekurangan pada saat penelitian.
Agar peneliti dapat memperbaiki pada siklus berikutnya.
3. Diskripsi Siklus III
a. Perencanaan
Pada siklus III ini peneliti berupaya untuk meningkatkan keaktifan
siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan nilai belajar siswa.
Dalam tahap siklus III ini mencakup kegiatan sebagai berikut ini:
1) Mempersiapkan RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran)
Di dalam RPP ini memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran yang
disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
2) Menyiapkan perangkat
Pada siklus III ini peneliti mempersiapkan perangkat diantaranya
yaitu, lembar tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui hasil
belajar siswa pada siklus III, lembar observasi siswa untuk mengamati
proses peningkatan kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa.
Lembar observasi guru untuk mengetahui perkembangan guru dalam
pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III dilaksanakan
pada hari selasa tanggal 20 Januari 2015. Pembelajaran mengacu pada apa
yang tertulis dalam RPP dengan menggunakan metode bernyanyi.
Adapun kegiatan dalam siklus III adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan awal (10 menit)
Guru mengucapkan salam
Guru menyapa siswa dengan lagu “good morning” “good morning”
good morning good morning and how are you (i’m fine)
good morning good morning and how are you (i’m fine)
good morning my friends good mornimg my teacher
good morning good morning and how are you (i’m fine)
Guru melakukan presensi
Guru bertanya “ how are you student?” Guru memotivasi siswa
Menghubungkan materi dengan pengalaman siswa
Guru menjelaskan cakupan materi
2) Kegiatan inti (40 menit)
Guru mengajak siswa bernyanyi (elaborasi)
Ayo belajar bahasa inggris
(Ingat ingat itu remember)