• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrumen Investasi

BAB II KERANGKA TEORI

2.6 Instrumen Investasi

2.6.1 Pengertian Instrumen Investasi

Menurut (Ewanjaya, Novianto. https://koinworks.com/blog/macam-macam-instrumen-pengalokasian-dana/. Diakses pada 29 April 2021) instrumen investasi merupakan pilihan aset di mana Anda akan menanamkan modal ke

dalamnya. Sedangkan Menurut (Anindya, Fajria Utami. 2021 https://www.wartaekonomi.co.id/read330315/apa-itu-instrumen-investasi?page1.

Diakses pada 29 April 2021) instrumen investasi adalah sebuah tempat atau media bagi seseorang atau pelaku usaha untuk melindungi aset yang dimiliki. Instrumen investasi dapat membantu seseorang untuk mencapai tujuan finansialnya, tergantung dengan jangka waktu investasi tersebut.

.

2.6.2 Keputusan Investasi

Menurut Salim dan Moeljadi (Suroto, 2015:103), keputusan investasi merupakan tindakan untuk menanamkan dana yang dimiliki saat ini ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Sedangkan Menurut Suroto (2015:103), keputusan investasi merupakan keputusan yang menyangkut mengenai menanamkan modal di masa sekarang untuk mendapatkan hasil atau keuntungan di masa yang akan datang.

Menurut Jatmiko (Mahmudi dan Khaerunnisa, 2020:283), keputusan investasi adalah hal yang paling penting dari tiga keputusan utama perusahaan ketika menyangkut penciptaan nilai perusahaan, hal ini di mulai dengan menentukan jumlah total aset yang harus dipegang oleh perusahaan

Menurut Tandelilin (Putri dan Rahyuda, 2017:3416) beberapa alasan seseorang melakukan investasi antara lain:

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa mendatang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir untuk meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat pengaruh inflasi.

3. Dorongan untuk menghemat pajak Adanya kebijakan di beberapa negara yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang tertentu.

Menurut Jones (Sudirman, 2015:48), dasar pengambilan keputusan investor terdiri atas tingkat return yang diharapkan (expected return), risiko, dan hubungan antar return dan tingkat risiko.

1. Return

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi atau tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Tanpa keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi yang dilakukannya, tentunya investor tidak mau melakukan investasi yang tidak ada hasilnya. Setiap investasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh keuntungan yang disebut return, baik secara langsung maupun tidak langsung. Alasan untuk berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi, tingkat keuntungan investasi disebut return. Return yang diharapkan oleh seseorang merupakan konpensasi atas biaya kesempatan (oportunity cost) dan resiko inflasi. Menurut Hartono (Sudirman, 2015:48), para investor termotivasi untuk melakukan investasi salah satunya adalah dengan membeli saham perusahaan dengan harapan untuk mendapatkan kembalian investasi yang sesuai dengan apa yang telah diinvestasikannya.

2. Risiko

Umumnya semakin besar risiko, maka semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Ini dapat diartikan sebagai kemungkinan realized return yang berbeda dengan expected return. Sikap investor terhadap risiko sangat tergantung kepada preferensi investor rasional, maka investor yang lebih berani berinvestasi akan memilih risiko investasi yang lebih tinggi, dan diikuti oleh harapan return yang tinggi pula. Sebaliknya, investor yang enggan menanggung risiko tidak akan mengharapkan return yang tinggi pula. Investor jenis ini dapat disebut riskaverse investors.

3. Hubungan Return dan Tingkat Risiko

Dalam dunia investasi dikenal adanya hubungan kuat antara risk dan return, yaitu jika risiko tinggi, maka return juga akan tinggi begitu pula sebaliknya jika return rendah, maka risiko juga akan rendah. Hubungan antara expected return dan tingkat risiko (risk) merupakan hubungan yang bersifat searah dan linear.

Artinya, semakin besar risiko suatu aset, maka semakin besar pula expected return atas aset tersebut. Risk dan return merupakan kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi dan individu dalam keputusan investasi yaitu baik kerugian ataupun keuntungan dalam suatu periode akuntasi.

2.6.3 Indikator Penggunaan Cryptocurrency Sebagai Instrumen Investasi Menurut Tandelilin (2010:12), proses keputusan investasi terdiri dari tahapan-tahapan yang dapat dijadikan sebagai indikator penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi, digambarkan sebagai berikut:

1. Penentuan Tujuan Investasi

Investor memiliki tujuan investasi yang berbeda-beda tergantung dari apa yang ingin diperoleh, misalnya lembaga dana pensiun yang bertujuan memperoleh dana untuk membayar dana pensiun nasabahnya dimasa yang akan datang berkemungkinan memilih investasi pada portofolio reksadana. Sedangkan untuk lembaga penyimpan dana seperti bank bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dan akan berinvestasi pada sekuritas yang lebih mudah diperdagangkan atau kepada penyalur kredit yang lebih berisiko namun memberikan harapan return yang tinggi.

2. Penentuan Kebijakan Investasi

Penentuan kebijakan investasi merupakan tahapan dimana investor menentukan kebijakan alokasi aset atau dana yang akan diinvestasikan.

Investor juga memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi kebijakan investasi tersebut seperti beban pajak yang harus ditanggung.

3. Pemilihan Strategi Portofolio

Terdapat dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Dengan strategi portofolio aktif, investor dapat memilih saham yang bagus untuk masa depan dengan menggunakan informasi yang tersedia dan teknik-teknik untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Sedangkan strategi portofolio pasif sebailknya, yaitu memilih kegiatan investasi yang seiring dengan kinerja index pasar. Dengan strategi pasif, investor dapat membeli reksa dana.

4. Pemilihan Aset

Pemilihan aset merupakan tahapan dimana investor memerlukan evaluasi terhadap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuan ini adalah

untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien yaitu portofolio yang menawarkan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu maupun rendah. Dengan diversifikasi, investor dapat mengurangi tingkat risiko daripada investasi pada aset individu.

5. Pengukuran dan Evaluasi Kerja Portofolio

Tahapan ini merupakan tahap akhir dalam proses keputusan investasi. Tahapan ini akan terus dilakukan berulang-ulang karena bukan merupakan akhir dari proses investasi. Ketika proses evaluasi dan pengukuran kinerja investasi kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dimulai dari tahap pertama hingga menemukan hasil yang optimal. Aktifitas ini dilakukan dengan membandingkan dengan kinerja portofolio lainnya.

Dokumen terkait