• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Berpikir

Dalam dokumen SKRIPSI. Disusun Oleh: HARRY CHRYSTIAN PURBA (Halaman 60-200)

BAB II KERANGKA TEORI

2.8 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir (Erlina, 2011:33) adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka berpikir ini akan memuat hubungan/pengaruh/komperatif antara variabel yang terlibat dalam penelitian berdasarkan grand theory, teori pendukung, dalil atau konsep dasar penelitian serta menjelaskan secara jelas keterkaitan antara variabel yang terjalin disamping itu juga dapat dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan serta alur logika hubungan antara variabel yang terjalin sehingga akan sangat relevan dengan masalah yang diteliti. Maka dalam kerangka berpikir penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu: variabel bebas Persepsi manfaat (X1), Persepsi Kemudahan Penggunaan (X2), Pengetahuan Konsumen (X3), Promosi (X4) dan variabel terikat yaitu Penggunaan Cryptocurrency Sebagai Instrumen Investasi (Y1).

Berdasarkan teori yang dikemukakan diatas, maka kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Sumber : Penulis (2021).

(X1) Persepsi Manfaat

(X2)

Persepsi Kemudahan Penggunaan

(X3)

Pengetahuan Konsumen

(X4) Promosi

(Y1) Penggunaan Cryptocurrency Sebagai Instrumen Investasi

47 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksplanatory research atau penelitian penjelasan. eksplanatory research merupakan penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Penelitian eksplanatori digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh antara variabel persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, pengetahuan konsumen dan promosi terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini lokasi penelitian dilakukan di kota-kota di Indonesia.

Penelitian ini menggunakan penelitian survei dengan menyebarkan kuesioner berbentuk google form dan disebarkan melalui social media dan media intenet lainnya yang dapat menjangkau responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2021

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Dalam penelitian ini populasinya adalah masyarakat di Indonesia sebagai konsumen PT Indodax Nasional Indonesia

3.3.2 Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Machin dan Campbell (Ahmad, 2017:54). Langkah pertama untuk memperoleh sampel, terlebih dahulu dihitung total ukuran sampel yang akan diambil melalui langkah berikut:

Pada iterasi pertama digunakan rumus

𝑛 =(𝑍1−𝑎+ 𝑍1−𝛽)2 (𝑈𝑃)2 + 3 keterangan :

Z1 = konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal Z1 = konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal

 = kekeliruan tipe I, yaitu menerima hipotesis yang seharusnya ditolak

 = kekeliruan tipe II, yaitu menolak hipotesis yang seharusnya diterima

 = perkiraan harga koefisien korelasi ln = log-e = = 2.718281828459 𝑈𝑝 = 1

2𝑙𝑛1 + 𝜌 1 − 𝜌

Pada iterasi kedua digunakan rumus

n=(Z1-a+Z1-β)2 (Uρ)2 +3 dalam hal ini:

𝑈𝑝 = 1

2𝑙𝑛(1 + 𝜌)2

(1 − 𝜌)2+ 𝜌 2(𝑛 − 1)

Jika pada iterasi pertama dan kedua ukuran sampel yang diperoleh harga sampai dengan bilangan satuannya sama, maka iterasi dihentikan. Nilai n tersebut

merupakan ukuran sampel yang harus diambil untuk penelitian. Dengan mengambil

 = 5% dan  = 5% serta dugaan korelasi terkecil sebesar  = 0,30, dengan menggunakan rumus di atas dapat dihitung ukuran sampel sebagai berikut:

Dari daftar distribusi normal diperoleh nilai 𝑍1−𝑎  Z10,05  Z0,95 = 1,645

𝑛 =(𝑍1−𝑎+ 𝑍1−𝛽)2

(𝑈𝑃)2 + 3 =(1,645 + 1,645)2

(0,310835)2 + 3 = 115.029 ≈ 115

Hasil iterasi kedua dan ketiga menunjukkan satuan angka yang sama yaitu 115 (hasil pembulatan ke bawah), sehingga ditentukan batas minimal ukuran sampel yang diambil adalah 115.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam menentukan sampel, peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yang berarti untuk menjadi sampel suatu anggota populasi haruslah memenuhi syarat atau kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun kriteria sampel yang telah ditetapkan peneliti, antara lain:

1. Konsumen PT Indodax Nasional Indonesia 2. Berusia minimal 17 tahun.

Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil sampel dari konsumen PT Indodax Nasional Indonesia di 10 kota Indonesia meliputi Medan, Pekanbaru, Semarang, Jakarta, Pontianak, Samarinda, Manado, Makassar, Denpasar atau Sorong. Peneliti menetapkan bahwa jumlah sampel tidak diketahui karena tidak pernah dilakukan pengukuran mengenai jumlah konsumen PT Indodax Nasional Indonesia karena itu peneliti berasumsi bahwa jumlah populasi sangat banyak.

1. Sumber Data

Data primer diperoleh dari jawaban responden melalui hasil kuesioner yang akan disebarkan kepada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia di 10 kota Indonesia meliputi Medan, Pekanbaru, Semarang, Jakarta, Pontianak, Samarinda, Manado, Makassar, Denpasar atau Sorong dengan total sebanyak 115 responden.

2. Metode Pengumpulan data

Dalam penelitian ini kuesioner akan dibagikan dalam bentuk format google form dan disebarkan kepada para responden melalui social media dan media internet lainnya. Responden hanya perlu mengklik alamat link yang telah diberikan oleh peneliti untuk menjawab kuesioner tersebut.

3. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat yang dapat digunakan dalam mengumpulkan data yang ada di lapangan. Kuesioner tersebut telah berisikan beberapa butir pernyataan yang ditujukan kepada responden untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian yang akan diolah oleh peneliti.

3.5 Hipotesis Penelitian

Sebagai jawaban sementara dari hasil penulisan dengan permasalahannya yang telah dirumuskan, maka hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut:

1. Ha1: Terdapat pengaruh persepsi manfaat terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia.

2. H01: Tidak terdapat pengaruh persepsi manfaat terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia.

3. Ha2: Terdapat pengaruh persepsi kemudahan penggunaan terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia.

4. H02: Tidak terdapat pengaruh persepsi kemudahan penggunaan terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia.

5. Ha3: Terdapat pengaruh pengetahuan konsumen terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia.

6. H03: Tidak terdapat pengaruh pengetahuan konsumen terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia.

7. Ha4: Terdapat pengaruh promosi terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia.

8. H04: Tidak terdapat pengaruh promosi terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia.

9. Ha5: Terdapat pengaruh persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, pengetahuan konsumen dan promosi terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia.

10. H05: Tidak terdapat pengaruh persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, pengetahuan konsumen dan promosi terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia.

3.6 Definisi Konsep

Definisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Persepsi Manfaat (X1)

Menurut Jogiyanto (Ahmad dan Pambudi, 2014:4) yang dimaksud manfaat yang dirasakan atau Perceived Usefulness adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan suatu teknologi tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaannya.

2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (X2)

Tjini dan Baridwan (2011:6) Persepsi kemudahan (perceived ease of use) merupakan kepercayaan seseorang dimana dalam menggunakan suatu teknologi dapat dengan mudah digunakan dan dipahami.

3. Pengetahuan Konsumen (X3)

Menurut Firmansyah (2018:64) Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.

4. Promosi (X4)

Menurut Hermawan (Fitriana dan Utami, 2017:8), promosi adalah salah satu komponen prioritas dari ketiga kegiatan pemasaran yang memberitahukan kepada konsumen bahwa perusahaan meluncurkan produk baru yang menggoda konsumen untuk melakukan kegiatan pembelian.

5. Penggunaan Cryptocurrency Sebagai Instrumen Investasi (Y)

Menurut Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Peraturan BAPPEBTI Nomor 5 tahun 2019 halaman 4) cryptocurrency/aset kripto adalah komoditi tidak berwujud yang berbentuk digital aset, menggunakan

kriptografi, jaringan peer-to-peer, dan buku besar yang terdistribusi, untuk mengatur penciptaan unit baru, memverifikasi transaksi, dan mengamankan transaksi tanpa campur tangan pihak lain.

Instrumen investasi adalah sebuah tempat atau media bagi seseorang atau pelaku usaha untuk melindungi aset yang dimiliki Menurut (Anindya, Fajria Utami. 2021 https://www.wartaekonomi.co.id/read330315/apa-itu-instrumen investasi?. Diakses pada 29 April 2021). Dengan ini dapat dipahami bahwa penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi adalah aksi menanamkan modal dengan cara membeli cryptocurrency yang berupa digital asset dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa depan

3.7 Definisi Operasional

Variabel diukur dalam rangka memudahkan pelaksanakan penelitian dilapangan, sehingga memerlukan operasionalisasi dari masing-masing konsep yang digunakan dalam menggambarkan perilaku yang dapat diamati dengan kata-kata yang dapat diuji dan diketahui kebenarannya. Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang terhubung, yaitu variabel bebas, Persepsi Manfaat sebagai (X1), Persepsi Kemudahan Penggunaan (X2), Pengetahuan Konsumen (X3), Promosi (X4) dan variabel terikat yaitu Penggunaan Cryptocurrency Sebagai Instrumen Investasi (Y).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Skala

Ukur

Lanjutan Tabel 3.1 Defenisi Operasional

Promosi (X4) Promosi adalah proses untuk menginformasikan

3. Sales Promotions Likert 4. Public Relation

5. Direct Marketing

Menurut Firmansyah (2018:201)

Lanjutan Tabel 3.1 Defenisi Operasional

3.8 Teknik Pengumpulan Data 1. Pengumpulan Data Primer

Pada penelitian ini penulis menggunakan kuesioner melalui google form yang akan dibagikan kepada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia di 10 kota Indonesia meliputi Medan, Pekanbaru, Semarang, Jakarta, Pontianak, Samarinda, Manado, Makassar, Denpasar atau Sorong

2. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui studi kepustakaan dan data-data yang didapat melalui internet.

3.9 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk keperluan analisis kuantitatif ini, maka setiap variabel diberi skala 1 (satu) sampai 5 (lima) yang terlihat di bawah ini:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Netral (N) 4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

Setelah jawaban dari responden diberi nilai, selanjutnya dicari rata – rata dari setiap jawaban responden. Dari rata – rata tersebut maka dibuat kelas interval yang dibagi menjadi 5 yaitu dari skala 1 (terendah) sampai skala 5 (tertinggi) yang dihitung dengan rumus:

Panjang Kelas=Nilai Tertinggi-Nilai Terendah Banyak Kelas Interval

Panjang Kelas=5-1

5 = 0,8

Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat dikelompokkan tanggapan responden berdasarkan kategori – kategori sebagai berikut:

1,00 – 1,79 = Sangat Tidak Baik 1,80 – 2,59 = Tidak Baik

2,60 – 3,39 = Cukup Baik 3,40 – 4,19 = Baik

4,20 – 5,00 = Sangat Baik

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Uji Instrumen

Uji instrumen dilakukan untuk menguji pernyataan dalam kuesioner atau angket yang telah dibuat sebelumnya oleh penulis dalam meneliti pengaruh persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, pengetahuan konsumen dan promosi terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi. Uji instrumen dilakukan untuk mengetahui kelayakan instrumen tersebut sehingga dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Uji instrumen dilakukan melalui uji validitas dan uji reliabilitas.

3.10.1.1 Uji Validitas

Validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari instrumen untuk mengukur secara aktual apa yang seharusnya dikur dan tidak ada kesalahan dalam penarikan kesimpulan dari data. Instrumen dikatakan valid (sahih) apabila instrumen tersebut bisa mengukur apa yang hendak diukur. Nilai rtabel pada ɑ = 0,05 dengan derajat bebas df = n-2 = 113 pada uji dua arah adalah sebesar 0,1832 (didapat dari r tabel). Korelasi produk momen (Moment Product Correlation/

Pearson Correlation) merupakan metode yang sering digunakan untuk memberikan penilaian validitas kuesioner dengan cara membandingkan skor tiap butir pernyataan dengan skor total.

rxy = 𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)

√(𝑛 ∑ 𝑦2− ∑ 𝑥)2√(𝑛 ∑ 𝑦2 − ∑ 𝑦)2 Keterangan:

rxy = Koefisien Korelasi (rhitung)

∑x = Skor Variabel Independen

∑y = Skor Variabel Dependen

∑xy = Hasil Kali Skor Butir Dengan Skor Total n = Jumlah Responden

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program Software Statistic.

Menurut Rusman (2015:37,40) pengujian validitas dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Apabila rhitung > rtabel maka instrumen valid, begitupula sebaliknya.

2. Apabila probabilitas (sig) < 0,05 maka instrumen valid, jika sebaliknya tidak valid.

3.10.1.2 Uji Reliabilitas

Secara umum, realiabilitas dari suatu pengukur menunjukkan bahwa pengukuran yang dilakukan bebas dari kesalahan atau tanpa bias dan pengukuran tersebut konsisten dari waktu ke waktu dengan menggunakan item-item pada instrumen yang sama. Dalam menghitung uji reliabilitas menggunakan rumus sebagai berikut, Ghozali (Barus, 2019:34):

α 𝑘. 𝑟

1 + (𝑘 − 1)𝑟 Keterangan:

ɑ = Koefisien reliabilitas r = Korelasi antar item k = Jumlah Item

Uji reliabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh pertanyaan/pernyataan. Jika nilai alpha > 0,60 disebut maka instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang baik dan terpercaya (reliable) dan sebaliknya jika nilai alpha lebih kecil dari < 0,60 maka instrumen tersebut tidak terpercaya.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

3.10.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah pada suatu model regresi, suatu variabel independen dan variabel dependen ataupun keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak normal dengan tujuan apakah jumlah sampel yang diambil tersebut sudah representative atau belum sehingga kesimpulan penelitian yang diambil dari sejumlah sampel bisa dipertanggung jawabkan. Apabila suatu variabel tidak berdistribusi secara normal, maka hasil uji statistik akan mengalami penurunan. Teknik yang digunakan yaitu dengan analisis Kolmogorov-Smirnov, grafik histogram, dan grafik P P-Plot. Kriteria uji normalitas, yaitu:

a. Apabila nilai Signifikansi (Sig.) < 0,05 berarti distribusi sampel tidak normal.

b. Apabila nilai Signifikansi (Sig.) > 0,05 berarti distribusi sampel adalah normal.

3.10.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya interkolerasi (hubungan yang kuat) antar variabel bebas (independen).

Pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda yang berarti akan memengaruhi variabel terikatnya (dependen). Pendugaan tersebut akan dapat dipertanggung-jawabkan apabila tidak terjadinya interkolerasi (multikolinearitas) di antara variabel-variabel independen.

Adanya hubungan linear antarvariabel independen akan mengakibatkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi interkolerasi diantara variabel independen (tidak adanya multikolinearitas). Untuk menguji multikolinearitas adalah dengan menggunakan metode Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) masing-masing variabel independen.

a. Jika nilai Tolerance lebih besar > 0,10 maka dapat disimpulkan data bebas dari gejala multikolinearitas.

b. Jika nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan data bebas dari gejala multikolinearitas.

3.10.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Apabila asumsi tidak terjadinya heteroskedastisitas ini tidak terpenuhi, maka akan berakibat pada sebuah keraguan atau ketidakakuratan pada suatu hasil analisis regresi yang dilakukan.

3.11 Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda (multiple linear regression) merupakan perluasan dari regresi linear sederhana, dimana terdapat satu respon variabel (dependen) dengan lebih dari satu predictor variabel. dengan kata lain, analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji hubungan antara satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen. Adapun untuk memperoleh hasil dari model regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Y = ɑ + ß1 X1 + ß2 X2 + ß3 X3 + ß4 X4 ……….. ß11X11+ ɛ

Dimana:

Y = Merupakan variabel dependen

X1, X2, X3, X4 = Merupakan variabel independen ɑ = Merupakan intercept/ konstanta

ß1234 = Merupakan slope/ koefisien regresi untuk masing-masing varibel bebas ɛ = Merupakan error term/ variabel error

3.12 Uji Hipotesis

3.12.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial atau pengaruh antar tiap variabel independen terhadap variabel dependen apakah berpengaruh secara signifikan atau tidak. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% atau sebesar 0,05 (two tailed test). Nilai t tabel = t (a/2) ; (n-k-1), dimana a = 0,05, n = jumlah responden, k = jumlah variabel sehingga diperoleh nilai ttabel = 0,05/2 ; 115-5-1 = 0,025 ; 109 = 1.981. (didapat dari T tabel).

Pengambilan keputusan pada Uji T didasarkan oleh:

1.Thitung < Ttabel maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat atau H0 diterima dan Ha ditolak.

2. Thitung > Ttabel maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat atau H0

ditolak dan Ha diterima.

3.Apabila probabilitas (sig.) < 0.05 makaH0 ditolak

4.Apabila probabilitas (sig.) > 0.05 makaH0 diterima.

3.12.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh variabel secara keseluruhan terhadap variabel dependen dan dilakukan untuk menggetahui pengaruh tersebut secara signifikan. Pengambilan keputusan pada uji F didasarkan oleh:

1. Apabila Fhitung > Ftabel maka variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y), maka H0 ditolak. Begitu pula sebaliknya sehingga H0 diterima.

2. Apabila signifikansi (sig.) < 0.05 maka H0 ditolak atau signifikan, sebaliknya H0

diterima.

3.12.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independent atau predictor yang digunakan. Range nilai dari R2 adalah 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik

65 BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Umum Objek Penelitian 4.1.1 Profil Singkat Indodax

Indodax mulai berdiri sejak tahun tahun 2014 awalnya bernama Bitcoin Indonesia (bitcoin.com) dan telah terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). Indodax di bangun oleh Oscar Darmawan dan William Sutanto dengan nama Bitcoin Indonesia. Lalu pada bulan Maret 2018, Bitcoin Indonesia (bitcoin.co.id) mengganti nama menjadi Indodax atau Indonesia Digital Asset Exchange (indodax.com). Indodax bertujuan untuk memberikan pelayanan dan support yang lebih kepada pengguna untuk berinvestasi pada instrumen cryptocurrency. Indodax adalah perusahaan berbasis teknologi yang mempertemukan penjual dan pembeli aset kripto terbesar di Indonesia, memperjualbelikan lebih dari 60 jenis aset crypptocurrency.

Kantor Indodax di Indonesia berkantor pusat di Millennium Centennial Center lt.2 JI.Jend. Sudirman No.Kav 25, RT.4/RW.2, Kuningan, Karet Kuningan, Setia Budi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Sesuai dengan visi dan misi Indodax yaitu menjadi digital asset exchange yang terbesar, terpercaya, dan aman di Indonesia

Gambar 4.1 Logo Indodax

Sumber: Indodax.com (2021)

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Deskripsi Identitas Responden

Responden merupakan konsumen dari Indodax. Identitas responden yang terdapat pada penelitian ini meliputi kota tempat tinggal, jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan per bulan. Identitas responden yang diperoleh oleh peneliti sebagai berikut:

1. Kota Tempat Tinggal

Berdasarkan tempat tinggalnya, responden dalam penelitian ini diambil dari 10 kota, yaitu Medan, Pekanbaru, Semarang, Jakarta, Pontianak, Samarinda, Manado, Makassar, Denpasar atau Sorong. Hasil analisis data untuk kota tempat tinggal responden dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.1

Identitas Responden Berdasarkan Kota Tempat Tinggal No. Kota tempat tinggal Jumlah Persentase (%)

1. Medan 16 13,9%

2. Pekanbaru 7 6,1%

3. Semarang 9 7,8%

4. Jakarta 17 14,8%

5. Pontianak 10 8,7%

6. Samarinda 12 10,4%

7. Manado 11 9,6%

8. Makassar 10 8,7%

9. Denpasar 13 11,3%

10. Sorong 10 8,7%

Total 115 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2021) 2. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelaminnya, responden dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Hasil analisis data untuk jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1. Laki-Laki 76 66,1%

2. Perempuan 39 33,9%

Total 115 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2021)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas konsumen Indodax adalah laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen laki-laki memiliki minat lebih tinggi dalam berinvestasi cryptocurrency di Indodax karena umumnya laki-laki selalu mencari pemasukan dari beberapa sumber.

3. Usia Responden

Data mengenai karakteristik responden berdasarkan usia dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Identitas Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah Persentase (%)

1. 17-19 Tahun 5 4,3%

2. 20-30 Tahun 83 72,2%

3. 31-40 Tahun 23 20%

4. > 40 Tahun 4 3,5%

Total 115 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2021)

Berdasarkan data pada tabel 4.3, dapat dilihat bahwa responden terbanyak berasal dari usia 20 -30 tahun. Hal ini dapat disebabkan karena tingkat pemahaman yang sudah memadai dan didukung oleh kemudahan pemahaman akses informasi terhadap cryptocurrency daripada yang berusia 30 tahun ke atas dan memiliki kemampuan finansial lebih baik daripada yang berusia 20 tahun kebawah, maka cara berinvestasi lebih variatif dilakukan dengan pemahaman dan kesediaan kemampuan finansial untuk berinvestasi di instrumen cryptocurrency.

4. Pendidilkan Terakhir

Data mengenai karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No. Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase (%)

1. SMP - -

2. SMA 43 37,4%

3. Perguruan Tinggi 72 62,6%

Total 115 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2021)

Berdasarkan data pada tabel 4.4, dapat dilihat bahwa 62,6% atau sebanyak 72 responden berasal dari latar belakang pendidikan perguruan tinggi. Mayoritas responden menjawab demikian karena pemahaman terhadap berinvestasi pada instrumen cryptocurrency membutuhkan kecakapan yang didukung dengan tingginya latar belakang pendidikan.

5. Pekerjaan

Data mengenai karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5

Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1. Wiraswasta 40 34,8%

2. TNI/POLRI/PNS 4 3,5%

3. Pegawai Swasta 56 48,7%

4. Lainnya 15 13%

Total 115 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2021)

Berdasarkan data dari tabel 4.5 dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas investor cryptocurrency merupakan masyarakat dengan pekerjaan pegawai swasta, dimana dapat dikatakan investor cryptocurrency terbesar di Indodax merupakan kalangan para pegawai swasta yang sudah memiliki penghasilan tetap yang bisa disisihkan untuk berinvestasi cryptocurrency.

6. Penghasilan Per Bulan

Data mengenai karakteristik responden berdasarkan penghasilan per bulan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ini:

Tabel 4.6

Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan No. Penghasilan Per Bulan Jumlah Persentase (%) 1. Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000 40 34,8%

2. Rp. 3.000.00 – Rp. 5.000.000 4 3,5%

3. Rp. 5.000.000 – Rp. 7.000.000 56 48,7%

4. Rp. 7.000.000 – Rp. 10.000.000 15 13%

5. > Rp. 10.000.000 17 14,8%

Total 115 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2021)

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa 48,7% atau sebanyak 56 orang responden menjawab memiliki penghasilan perbulan Rp. 5.000.000 – Rp.

7.000.000/bulan. Dengan penghasilan yang sudah diatas rata-rata upah minimum di Indonesia sehingga mampu unutk menyisihkan sebagian pendapatan untuk berinvestasi cryptocurrency di Indodax.

4.2.2 Variabel Persepsi Manfaat (X1)

Dalam mengukur variabel persepsi manfaat, peneliti menggunakan 4 indikator yaitu mempermudah transaksi, mempercepat transaksi, memberikan keuntungan tambahan saat menyelesaikan transaksi dan meningkatkan efisiensi dalam melakukan transaksi. Berikut ini akan disajikan tabel-tabel pendistribusian dari pernyataan yang peneliti ajukan kepada 115 responden.

1. Mempermudah transaksi

Mempermudah transaksi menunjukkan kondisi dimana kegiatan jual beli yang dilakukan lebih mudah dari biasanya. Berikut ini disajikan tabel distribusi dari pernyataan mengenai indikator mempermudah transaksi.

Tabel 4.7

Jawaban Responden Tentang Indodax membuat transaksi investasi cryptocurrency saya lebih mudah

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Setuju 83 72,2%

2. Setuju 22 19,1%

3. Netral 6 5,2%

4. Tidak Setuju 1 0,9%

5. Sangat Tidak Setuju 3 2,6%

Total 115 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2021)

Hasil dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa sebanyak 83 responden dengan persentase 72,2% menyatakan sangat setuju bahwa transaksi investasi cryptocurrency di Indodax lebih mudah dilakukan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi manfaat atas penggunaan layanan transaksi investasi cryptocurrency di Indodax lebih mudah dilakukan karena sebelumnya transaksi

Hasil dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa sebanyak 83 responden dengan persentase 72,2% menyatakan sangat setuju bahwa transaksi investasi cryptocurrency di Indodax lebih mudah dilakukan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi manfaat atas penggunaan layanan transaksi investasi cryptocurrency di Indodax lebih mudah dilakukan karena sebelumnya transaksi

Dalam dokumen SKRIPSI. Disusun Oleh: HARRY CHRYSTIAN PURBA (Halaman 60-200)

Dokumen terkait